Setting
Surah The Traducer [Al-Humaza] in Indonesian
وَيْلٌۭ لِّكُلِّ هُمَزَةٍۢ لُّمَزَةٍ ﴿١﴾
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
[[104 ~ AL-HUMAZAH (PENGUMPAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 9 ayat ~ Dalam surat ini terdapat peringatan keras bagi orang yang terbiasa mencela orang lain, baik secara eksplisit maupun implisit, yang suka menumpuk-numpuk, menghitung-hitung dan membangga- banggakan kekayaan, dan mengira bahwa kekayaannya itu dapat menjamin kelangsungan hidupnya di dunia. Selain itu, dalam surat ini juga terdapat ancaman masuk neraka yang apinya menyala bagi orang-orang yang memiliki karakter seperti itu. Api neraka itu akan menghancur-leburkan tubuh dan hati mereka. Sementara mereka merasakan siksaan itu, semua pintu neraka ditutup. Di dalamnya, mereka dikekang sehingga tidak dapat bergerak dan menyelamatkan diri.]] Siksaan yang keras dan kehancuran akan dirasakan oleh orang yang terbiasa mencela orang lain dengan ucapan atau isyarat, atau selalu menceritakan aib orang lain.
(Kecelakaanlah) lafal Al-Wail ini adalah kalimat kutukan, atau nama sebuah lembah di neraka Jahanam (bagi setiap pengumpat lagi pencela) artinya yang banyak mengumpat dan banyak mencela. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka mengumpat Nabi saw. dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya.
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًۭا وَعَدَّدَهُۥ ﴿٢﴾
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,
Yang mengumpulkan banyak harta dan selalu menghitung-hitungnya kerena begitu cintanya dan karena merasa asyik dengan melakukan pekerjaan itu.
(Yang mengumpulkan) dapat dibaca Jama'a dan Jamma'a (harta dan menghitung-hitungnya) dan menjadikannya sebagai bekal untuk menghadapi bencana dan malapetaka.
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ ﴿٣﴾
dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
Ia mengira bahwa kekayaan itu dapat membuatnya hidup abadi di dunia dan dapat melindunginya dari sesuatu yang tidak disukainya.
(Dia menduga) karena kebodohannya (bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya) dapat menjadikannya hidup kekal dan tidak mati.
كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ ﴿٤﴾
sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
Orang itu hendaknya berhenti dari sangkaan tersebut. Demi Allah, ia pasti akan dilemparkan ke dalam api neraka, yang dapat menghancurkan apa saja yang dilempar ke dalamnya, karena kejelekan perbuatannya
(Sekali-kali tidak!) kalimat ini mengandung makna sanggahan. (Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan) menjadi Jawab Qasam dari lafal yang tidak disebutkan; artinya sesungguhnya dia benar-benar akan dicampakkan (ke dalam Huthamah) dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya pasti hancur berkeping-keping.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ ﴿٥﴾
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
Tahukah kamu hakikat api neraka penghancur (al-huthamah) itu?
(Dan tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui (apa Huthamah itu?)
نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ ﴿٦﴾
(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
Yaitu api Allah yang menyala terus menerus atas perintah-Nya.
(Yaitu api -yang disediakan- Allah yang dinyalakan) yang dinyalakan dengan besarnya.
ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ ﴿٧﴾
yang (membakar) sampai ke hati.
Api yang dapat menembus sampai ke hati
(Yang naik) maksudnya panasnya naik membakar (sampai ke hati) lalu membakarnya; rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati.
إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌۭ ﴿٨﴾
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
Sesungguhnya pintu neraka itu tertutup, sementara mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang di dalamnya sehingga tidak dapat bergerak dan tidak akan dapat menyelamatkan diri.
(Sesungguhnya api itu atas mereka) di dalam ayat ini Dhamir dijamakkan karena memandang dari segi makna (ditutup rapat-rapat) dapat dibaca Mu`shadah dan Muushadah; artinya mereka dibakar dengan api itu dalam keadaan ditutup rapat.
فِى عَمَدٍۢ مُّمَدَّدَةٍۭ ﴿٩﴾
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Sesungguhnya pintu neraka itu tertutup, sementara mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang di dalamnya sehingga tidak dapat bergerak dan tidak akan dapat menyelamatkan diri.
(Pada tiang-tiang) dapat dibaca 'Amadin dan 'Umudin (yang panjang) lafal ini menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada dalam tiang-tiang tersebut.