Setting
Surah Hud [Hud] in Indonesian
الٓر ۚ كِتَٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ ﴿١﴾
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,
[[11 ~ HUD (NABI HUD) Pendahuluan: Makkiyyah, 123 ayat ~ Surat Hûd merupakan salah satu dari kelompok surat Makkiyyah. Surat yang terdiri atas 123 ayat ini dibuka dengan menyebutkan kemuliaan al-Qur'ân, tentang penyembahan kepada Allah semata, tentang janji-janji dan ancaman-ancaman-Nya, serta penjelasan mengenai kekuasaan Allah dan hal ihwal manusia yang mendapatkan karunia atau bencana dari Allah. Kemudian kembali dibicarakan mengenai kedudukan al-Qur'ân sebagai mukjizat yang menantang, tentang orang-orang kafir yang tidak memiliki dasar untuk mempertahankan kekufuran mereka dan tentang ganjaran pahala bagi orang-orang yang beriman. Selanjutnya, dalam surat ini Allah memaparkan beberapa kisah para nabi, termasuk di dalamnya perdebatan yang terjadi antara para nabi dengan kaum-kaum mereka dan bagaimana kemudian orang-orang kafir itu ditimpakan azab, sementara orang-orang Mukmin diselamatkan dari azab itu. Kisah Nabi Nûh a. s., dalam surat ini, dijelaskan dengan lebih rinci dibanding paparan sebelumnya dalam surat Yûnus. Dalam kisah itu dijelaskan tentang watak orang-orang kafir yang selalu mengingkari kebenaran sehingga mereka mendapatkan murka Tuhan. Setelah kisah Nûh a. s., dipaparkan pula kisah Nabi Hûd a. s. dan kaumnya, 'Ad, disertai penjelasan mengenai watak orang-orang kafir dan bagaimana akhirnya mereka tidak dapat menampik bencana yang diturunkan Allah, meskipun dengan kekuatan dan kehebatan yang mereka miliki saat itu. Setelah itu, dengan alur yang hampir sama, dipaparkan juga kisah para Nabi lainnya: Shâlih a. s. dengan kaum Tsamûd, Ibrâhîm a. s, Lûth a. s., dan Syu'ayb a. s. Kemudian, setelah memaparkan kisah-kisah tersebut, Allah menjelaskan hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari kisah-kisah itu. Surat ini kemudian ditutup dengan mengajak orang-orang Mukmin untuk selalu berusaha sambil mengharapkan perkenan Allah. Kemudian Allah menyebutkan mengenai kemahasempurnaan ilmu yang dimiliki-Nya dan kewajiban berserah diri kepada-Nya.]] Alif, Lâm, Râ'. Dengan huruf-huruf fonemis ini surat ini diawali untuk, pertama, mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân--meskipun terdiri atas huruf-huruf yang mereka gunakan dalam percakapan mereka--merupakan suatu mukjizat. Kedua, untuk menarik perhatian agar, saat dibacakan, al-Qur'ân harus disimak, sebagai pertanda bahwa al-Qur'ân adalah kitab suci yang memiliki kedudukan yang sangat luhur: ayat-ayatnya diturunkan dengan jelas, tidak ada kesalahan dan ketersamaran; langgamnya tersusun rapi tanpa cacat, terang dan jelas; dan hukum-hukumnya tertuang secara terperinci. Al-Qur'ân, di samping mulia karena kandungannya, juga menjadi mulia karena ia merupakan kitab suci yang diturunkan dari sisi Allah yang Mahatahu atas segala sesuatu dan kemudian menempatkannya pada posisi yang tepat.
(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya; inilah (suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi) hal ini tampak pada susunan ayat-ayatnya yang memukau dan keindahan makna-maknanya (serta dijelaskan secara rinci) yang kandungannya menjelaskan tentang hukum-hukum, kisah-kisah dan nasihat-nasihat (yang diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana lagi Maha Waspada) yaitu Allah.
أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ ۚ إِنَّنِى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌۭ وَبَشِيرٌۭ ﴿٢﴾
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,
Ajari dan arahkanlah manusia, wahai Nabi, dengan al-Qur'ân. Katakan pada mereka, \"Janganlah kalian menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk memberi peringatan kepada kalian akan azab yang ditimpakan jika kalian mengingkari-Nya. Sebagaimana aku pun diutus untuk menyampaikan kabar gembira akan pahala yang kalian dapatkan bila kalian mengimani dan menaati-Nya.
(agar) supaya (kalian tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku, Muhammad, adalah pemberi peringatan kepada kalian dari-Nya) yaitu dengan azab jika kalian berbuat kekafiran (dan pembawa berita gembira) dengan pahala jika kalian beriman.
وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّۭى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍۢ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍۢ كَبِيرٍ ﴿٣﴾
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.
Tunduklah kalian kepada Allah untuk memohon ampun dari segala dosa yang kalian lakukan. Lalu kembalilah kepada-Nya dengan melakukan ibadah dan amal saleh secara tulus dan ikhlas. Jika kalian melakukan hal itu, niscaya kalian akan mendapatkan curahan nikmat-nikmat yang baik di dunia ini, hingga tiba ajal kalian yang telah ditentukan. Sementara di akhirat kelak, Allah akan membalas setiap pelaku kebaikan dan keutamaan dengan pahala kebajikan dan keutamaannya. Tetapi, jika kalian tidak menghiraukan seruanku ini, berarti kalian telah siap untuk menerima azab. Sesungguhnya aku khawatir kalian akan mendapatkan azab di hari besar nanti, pada saat seluruh umat manusia dikumpulkan di hari yang sangat mengerikan itu.
(Dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Rabb kalian) dari kemusyrikan (dan bertobatlah kalian) kembalilah kalian (kepada-Nya) dengan menjalankan ketaatan (niscaya Dia akan memberi kenikmatan kepada kalian) di dunia (dengan kenikmatan yang baik) dengan kehidupan yang baik dan rezeki yang banyak (sampai pada waktu yang telah ditentukan) yaitu mati (dan Dia akan memberi) kelak di akhirat (kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan) di dalam beramal (keutamaannya) yakni balasannya (Dan jika kalian berpaling) lafal tawallau pada asalnya adalah tatawallau kemudian salah satu dari dua huruf ta dibuang sehingga jadilah tawallau, artinya berpaling (maka sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa siksa di hari kiamat) yaitu hari akhir.
إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ ﴿٤﴾
Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Hanya kepada Allahlah tempat kembali kalian di dunia dan di akhirat. Karena Dia akan membangkitkan kalian dari kubur untuk membalas amal perbuatan kalian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, karena kekuasaan-Nya yang sangat sempurna dan selalu mampu melakukan apa saja.\"
(Kepada Allahlah kembali kalian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain ialah memberi pahala dan menentukan azab.
أَلَآ إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا۟ مِنْهُ ۚ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿٥﴾
Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Sesungguhnya manusia mencoba menutupi dada untuk menyembunyikan apa yang terdetik di hati mereka. Mereka berusaha keras menyembunyikannya dan menyangka bahwa Allah tidak mengetahui apa yang terlintas dalam benak mereka. Maka ketahuilah, kalaupun mereka beranjak ke tempat tidur dengan berselimut di gelap malam sambil menutup-nutupi apa yang ada di dalam hati, Allah Maha Mengetahui semua yang mereka lakukan, baik yang dirahasiakan maupun yang terang-terangan. Allah Mahatahu apa yang terdetik di dalam hati dan apa yang sengaja disembunyikan.
Ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a. diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa malu untuk membuang air besar atau merasa malu berjimak karena kemaluan mereka terlihat dari atas langit. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan perihal orang-orang munafik (Ingatlah sesungguhnya orang-orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripada-Nya) daripada Allah (Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain) menutupi dirinya dengan kain (Allah mengetahui) Maha Tinggi Allah (apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan) sehingga sembunyi mereka tidak ada gunanya lagi (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) artinya Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati.
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّۭ فِى كِتَٰبٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿٦﴾
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Dan hendaklah mereka tahu bahwa kekuasaan, nikmat-nikmat dan ilmu Allah itu mencakup segala sesuatu. Tak satu binatang pun yang melata di bumi ini kecuali Allah--dengan karunia-Nya--telah menjamin rezeki yang layak dan sesuai dengan habitat atau miliunya. Allah juga mengetahui di mana binatang itu menetap dan ke mana ia akan ditempatkan setelah kematiannya. Semua itu tercatat di sisi Allah dalam sebuah kitab yang menjelaskan hal ihwal makhluk-makhluk-Nya.
(Dan tidak ada) huruf min di sini zaidah (suatu binatang melata pun di bumi) yaitu hewan yang melata di atas bumi (melainkan Allahlah yang memberi rezekinya) Dialah yang menanggung rezekinya sebagai karunia daripada-Nya (dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) tempat hidupnya di dunia atau pada tulang sulbi (dan tempat penyimpanannya) sesudah mati atau di dalam rahim. (Semuanya) yang telah disebutkan itu (tertulis dalam kitab yang nyata) kitab yang jelas, yaitu Lohmahfuz.
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍۢ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا ۗ وَلَئِن قُلْتَ إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِنۢ بَعْدِ ٱلْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٧﴾
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): \"Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati\", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: \"Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata\".
Dan Allah telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya selama enam hari. Sebelumnya, yang ada hanyalah dunia air yang di atasnya terletak singgasana ('arsy) Allah. Alam raya ini diciptakan sedemikain rupa untuk menguji kalian, wahai umat manusia, agar tampak siapa yang taat kepada Allah dan melakukan amal saleh dan siapa yang menentang-Nya. Akan tetapi, meskipun dengan adanya kekuasaan penciptaan seperti ini, bila kamu, Muhammad, menegaskan bahwa mereka akan dibangkitkan dari kubur, diciptakan untuk kemudian dimatikan dan lalu dibangkitkan kembali, mereka serta merta membantahmu. Bahkan mereka menganggap apa yang kamu sampaikan ini sebagai suatu ilusi yang tidak ada hakikatnya, sebagaimana sihir yang dapat mempermainkan dan menipu akal.
(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah (\"Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati,\" niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, \"Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata\") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi Muhammad saw. bukannya Alquran.
وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ ٱلْعَذَابَ إِلَىٰٓ أُمَّةٍۢ مَّعْدُودَةٍۢ لَّيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُۥٓ ۗ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٨﴾
Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: \"Apakah yang menghalanginya?\" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.
Dan sungguh jika kebijakan Kami menetapkan untuk menunda penyiksaan mereka di dunia ini sampai tiba waktu yang telah Kami tentukan, yaitu hari kiamat, mereka malah mengejek, \"Apa yang menyebabkan Dia tidak mampu menyiksa kami sekarang? Coba datangkan azab itu sekarang juga, jika ancaman-Nya itu benar!\" Sungguh, mereka seharusnya sadar bahwa azab itu pasti datang, dan mereka tak dapat menghindar dari azab yang akan kami timpakan kepada mereka. Azab itu pun akan meliputi mereka di dunia disebabkan hinaan dan kecerobohan yang mereka lakukan.
(Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai pada) datangnya (suatu waktu) beberapa waktu (yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata) yang dimaksud dari keterangan ini adalah cemoohan (\"Apakah yang menghalanginya?\") apakah gerangan yang mencegah turunnya azab. Sebagai sanggahannya Allah berfirman: (Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan) tidak dapat ditahan lagi (dari mereka dan mereka diliputi) dikepung (oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya) yang dimaksud adalah mereka memperolok-olokkan azab itu sebelumnya.
وَلَئِنْ أَذَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِنَّا رَحْمَةًۭ ثُمَّ نَزَعْنَٰهَا مِنْهُ إِنَّهُۥ لَيَـُٔوسٌۭ كَفُورٌۭ ﴿٩﴾
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.
Sesungguhnya di antara watak manusia adalah bahwa ia selalu dikuasai oleh keadaan yang sedang terjadi pada dirinya. Bilamana mereka Kami berikan sebagian nikmat--karena rahmat Kami--seperti nikmat kesehatan dan keluasan rezeki, kemudian Kami cabut nikmat-nikmat itu sesuai kebijakan Kami, serta merta mereka merasa sangat putus asa untuk mendapatkan nikmat-nikmat itu kembali dan, dalam waktu yang sama, mereka tidak bersyukur atas nikmat-nikmat lain yang masih mereka rasakan.
(Dan jika Kami rasakan kepada manusia) yang kafir (suatu rahmat dari Kami) yaitu berupa kekayaan dan kesehatan (kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya pastilah dia menjadi putus asa) merasa putus asa dari rahmat Allah (lagi tidak berterima kasih) sangat mengingkari-Nya.
وَلَئِنْ أَذَقْنَٰهُ نَعْمَآءَ بَعْدَ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ ٱلسَّيِّـَٔاتُ عَنِّىٓ ۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٌۭ فَخُورٌ ﴿١٠﴾
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: \"Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku\"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,
Tetapi kalau Kami menganugerahkan kepadanya suatu nikmat setelah sebelumnya mengalami suatu kesusahan, ia malah berkata, \"Lenyaplah sudah apa yang menyusahkanku, dan pasti tak akan kembali lagi.\" Hal itu, kemudian, membuatnya bergembira dengan meluap-luap dan terlalu membanggakan diri di hadapan orang lain. Akhirnya, ia pun lupa untuk bersyukur kepada Allah. Demikianlah halnya kebanyakan manusia: selalu terombang-ambing antara keputusasaan dan sifat membanggakan diri.
(Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana) kemiskinan dan kesengsaraan (yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, \"Telah hilang keburukan-keburukan itu) yaitu bencana-bencana tersebut (dariku.\") akan tetapi ia tidak mempunyai perasaan bahwa kebahagiaan itu bakal lenyap darinya dan pula ia tidak mensyukurinya (Sesungguhnya dia sangat gembira) meluap (lagi bangga) terhadap manusia atas apa yang diberikan kepadanya.
إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌۭ وَأَجْرٌۭ كَبِيرٌۭ ﴿١١﴾
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
Dan tak ada yang dapat terbebas dari watak yang tercela ini kecuali orang-orang yang selalu sabar dalam menghadapi pelbagai kesulitan dan tetap melakukan amal saleh di kala senang maupun susah. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan ampunan dari segala dosa dan memperoleh ganjaran yang berlipat ganda atas amal saleh yang mereka kerjakan.
(Kecuali) tetapi (orang-orang yang sabar) terhadap bencana (dan mengerjakan amal-amal saleh) sewaktu diberi kebahagiaan (mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar) yaitu surga.
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ وَضَآئِقٌۢ بِهِۦ صَدْرُكَ أَن يَقُولُوا۟ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ كَنزٌ أَوْ جَآءَ مَعَهُۥ مَلَكٌ ۚ إِنَّمَآ أَنتَ نَذِيرٌۭ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ وَكِيلٌ ﴿١٢﴾
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: \"Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?\" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.
Wahai Nabi, janganlah kamu berusaha untuk mengikuti kemauan dan menyenangkan hati orang-orang musyrik yang tak mau beriman. Sebab, mungkin saja karena didorong oleh keinginan untuk menyenangkan hati mereka dan khawatir mendapatkan bantahan dan ejekan mereka, kamu tidak menyampaikan wahyu yang sulit mereka terima, seperti pencelaan terhadap tuhan-tuhan mereka. Atau, mungkin juga--karena mempertimbangkan kemauan mereka--saat menyampaikan wahyu dadamu menjadi sesak, karena mereka meminta agar Allah menurunkan kepadamu harta kekayaan yang berlimpah sehingga kamu dapat hidup senang bak raja-raja, atau Allah mendatangkan malaikat kepadamu untuk memberitahu secara langsung kebenaran seruanmu. Jangan hiraukan semua itu, wahai Nabi. Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi ancaman dan peringatan bahwa Allah akan menyiksa mereka yang melanggar perintah-Nya. Dan kamu telah melakukan hal itu, maka bebaskanlah dirimu dari tekanan mereka. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah mengawasi dan mengontrol setiap sesuatu. Dia akan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan.
(Maka boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu) sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa (mereka akan mengatakan, \"Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu malaikat?\") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta. (Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia membalas mereka karenanya.
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِعَشْرِ سُوَرٍۢ مِّثْلِهِۦ مُفْتَرَيَٰتٍۢ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ ﴿١٣﴾
Bahkan mereka mengatakan: \"Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu\", Katakanlah: \"(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar\".
Sesungguhnya dalam al-Qur'ân terdapat bukti yang menegaskan kebenaranmu. Jika mereka berkata, \"Sesungguhnya kamulah yang menyusunnya, atau kamu telah mengada-adakan kebohongan kepada Allah,\" maka katakanlah kepada mereka, \"Jika al-Qur'ân merupakan hasil karya manusia, tentu manusia mampu membuat yang serupa dengan al-Qur'ân. Dan karena kalian adalah para pujangga dan ahli sastera, cobalah membuat sepuluh surat yang sebanding dengan al-Qur'ân. Mintalah bantuan jin dan manusia yang dapat menolong kalian, jika anggapan bahwa al-Qur'ân adalah ucapan manusia itu benar.
(Bahkan) akan tetapi apakah (mereka mengatakan, \"Muhammad telah membuat-buatnya\") yakni Alquran itu (Katakanlah, \"Kalau demikian, maka datangkanlah sepuluh surah-surah semisal dengannya) dalam masalah kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya (yang dibuat-buat) karena sesungguhnya kalian sama denganku adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa. Allah swt. menantang mereka untuk pertama kalinya supaya mereka mendatangkan sepuluh surah, kemudian pada tantangan yang berikutnya cukup hanya dengan satu surah saja (dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup memanggilnya selain Allah) selain dari Allah (jika kalian memang orang-orang yang benar.\") di dalam tuduhan kalian yang menyatakan, bahwa Alquran itu hanyalah buat-buatan belaka.
فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكُمْ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَآ أُنزِلَ بِعِلْمِ ٱللَّهِ وَأَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٤﴾
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
Jika kalian dan mereka yang membantu kalian tidak mampu membuat tandingan yang sebanding dengan al-Qur'ân, meskipun sekadar dibuat-buat, maka ketahuilah bahwa al-Qur'ân itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan tak seorang pun yang mengetahui ilmu-Nya itu. Dan ketahui pula bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah. Tak satu pun, selain Allah, yang dapat melakukan pekerjaan-Nya. Dari itu, menyerahlah kalian setelah mendapati bukti yang memuaskan kalian ini, jika kalian memang benar-benar mau mencari kebenaran.\"
(Jika) bila (mereka yang kalian seru tidak menerima seruan/ajakan kalian) yaitu orang-orang yang kalian ajak untuk membantu kalian (maka ketahuilah) khithab atau pembicaraan ditujukan kepada orang-orang musyrik (sesungguhnya Alquran itu diturunkan) berdasarkan (ilmu Allah) dan bukannya buat-buatan yang dilakukan terhadap-Nya (dan bahwasanya) an di sini adalah bentuk takhfif daripada anna (tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri kepada-Nya) sesudah adanya hujah-hujah yang pasti ini. Makna yang dimaksud ialah hendaknya kalian masuk Islam.
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Barangsiapa yang mencari kehidupan dunia, kesenangan dan perhiasannya, Kami akan memberikan hasil usaha mereka sepenuhnya, tanpa dikurangi sedikit pun.
(Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya) seumpamanya ia tetap bersikeras dalam kemusyrikannya. Menurut suatu pendapat ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang berbuat ria atau pamer (niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna) pembalasan dari amal baik yang telah dikerjakannya, seperti sedekah dan bersilaturahmi (di dunia) umpamanya Kami meluaskan lapangan rezeki mereka (dan mereka di dalamnya) yakni di dunia (tidak dirugikan) artinya tidak akan dikurangi sedikit pun balasannya.
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌۭ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Mereka itulah orang-orang yang membatasi diri dengan hanya memikirkan kepentingan dunia. Karenanya, di akhirat kelak mereka tidak akan mendapatkan apa-apa selain siksa api neraka. Sungguh, apa yang mereka lakukan di dunia tidak akan mendatangkan manfaat karena, di samping di akhirat nanti mereka tidak mendapatkan bagian apa-apa, juga karena perbuatan mereka itu sendiri pada hakikatnya tidak berguna. Sebab, perbuatan yang tidak memberikan kebahagiaan abadi sebenarnya sama saja dengan tidak pernah ada.
(Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah) dileburlah (apa yang telah mereka usahakan) itu (di akhirat nanti) sehingga mereka tidak mempunyai pahala lagi (dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.)
أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّهِۦ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌۭ مِّنْهُ وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًۭا وَرَحْمَةً ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ مِنَ ٱلْأَحْزَابِ فَٱلنَّارُ مَوْعِدُهُۥ ۚ فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍۢ مِّنْهُ ۚ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٧﴾
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Apakah orang yang menjalani kehidupan dengan petunjuk Tuhan, dan mencari kebenaran secara ikhlas dengan didukung saksi kebenaran dari Allah yang ada pada zamannya, berupa al-Qur'ân, dan yang ada sebelumnya berupa, kitab suci Mûsâ, yang Allah turunkan sebagai pedoman dan wujud kasih sayang, sederajat dengan orang yang berjalan dalam kesesatan dan kebutaan, yang tidak memikirkan selain kesenangan dan perhiasan dunia? Mereka yang disebut pertama adalah orang-orang yang hatinya dicerahkan oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang mengimani Nabi dan kitab yang diturunkan kepadanya. Adapun yang disebut kedua, mereka adalah orang-orang yang menolak dan menentang kebenaran, dan neraka adalah tempatnya di hari kiamat. Maka janganlah kamu, wahai Nabi, menyangsikan kebenaran al-Qur'ân yang Allah turunkan ini, satu kitab suci yang tidak mengandung kesalahan sedikit pun. Kendati pun demikian, kebanyakan manusia lebih mengikuti hawa nafsu mereka yang menyesatkan sehingga mereka tidak mengimani apa yang mesti mereka imani.
(Apakah orang yang mempunyai bukti) penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari Alquran. Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka surga. (Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya) kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٨﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: \"Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka\". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
Tak ada yang lebih lalim terhadap dirinya dan jauh dari kebenaran daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan lalu menyandangkan kebohongan itu kepada Allah. Sesungguhnya mereka ini akan dihadapkan kepada Tuhan untuk diperhitungkan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. Pada saat itu saksi-saksi dari para malaikat, para Nabi dan lainnya akan berkata, \"Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan kejahatan dan kezaliman yang paling keji terhadap Pencipta mereka! Sesungguhnya laknat Allah akan menimpa mereka disebabkan perbuatan mereka yang zalim.\"
(Dan siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai pendusta (\"Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.\" Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang musyrik.
ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًۭا وَهُم بِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ كَٰفِرُونَ ﴿١٩﴾
(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.
Mereka adalah orang-orang yang memalingkan dan menghalang-halangi manusia dari agama Allah, jalan Dia yang lurus. Mereka juga menuntut agar jalan yang lurus itu disesuaikan dengan keinginan dan hawa nafsu mereka sehingga menjadi bengkok. Mereka mengingkari akhirat beserta pemberian pahala kepada orang Mukmin dan siksa kepada orang kafir yang ada di dalamnya.
(Yaitu orang-orang yang menghalangi manusia dari jalan Allah) dari agama Islam (dan menghendaki supaya jalan itu) (bengkok) tidak lurus (Dan mereka terhadap hari kemudian adalah) lafal hum kedua mengukuhkan makna lafal hum pertama (orang-orang yang tidak percaya).
أُو۟لَٰٓئِكَ لَمْ يَكُونُوا۟ مُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ۘ يُضَٰعَفُ لَهُمُ ٱلْعَذَابُ ۚ مَا كَانُوا۟ يَسْتَطِيعُونَ ٱلسَّمْعَ وَمَا كَانُوا۟ يُبْصِرُونَ ﴿٢٠﴾
Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya).
Orang-orang kafir itu tidak memiliki daya yang dapat membuat Allah tidak mampu untuk mengazab mereka di dunia. Mereka pun tidak mendapatkan penolong yang dapat menghindarkan mereka dari azab- Nya, jika Dia hendak mempercepat azab-Nya itu. Dan sungguh azab di akhirat akan mereka rasakan berkali lipat dibanding azab yang mereka rasakan di dunia. Hal itu karena mereka tidak bersedia mendengarkan al-Qur'ân dan tidak mau mengamati tanda-tanda kebesaran Allah di alam raya. Seolah-olah mereka memang tidak bisa mendengar dan melihat.
(Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi) Allah (di bumi ini dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka selain Allah) selain-Nya (yang menolong mereka) maksudnya para penolong yang dapat mencegah azab Allah terhadap mereka. (Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka) karena mereka menyesatkan orang lain. (Mereka selalu tidak dapat mendengar) kebenaran (dan mereka selalu tidak melihat) kebenaran itu karena kebencian mereka yang sangat terhadap kebenaran itu sehingga digambarkan seolah-olah mereka tidak mampu untuk mendengar dan melihatnya.
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ ﴿٢١﴾
Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.
Orang-orang kafir itu tidak akan mendapatkan keuntungan sedikit pun dengan melakukan ibadah kepada selain Allah, bahkan mereka merugikan diri sendiri. Di akhirat nanti lenyaplah apa yang mereka ada- adakan itu berupa kebohongan-kebohongan, anggapan-anggapan yang tidak benar, dan tuhan-tuhan buatan mereka yang dianggap dapat memberikan kebaikan dan pertolongan kepada mereka. Sesungguhnya hari kiamat merupakan saat diperlihatkannya segala kebenaran, tak ada lagi kepalsuan dan kebohongan.
(Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri) karena mereka menjerumuskan dirinya ke dalam neraka yang abadi (dan lenyaplah) terhapuslah (dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan) terhadap Allah, yaitu tuduhan mereka yang menyekutukan Allah.
لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ هُمُ ٱلْأَخْسَرُونَ ﴿٢٢﴾
Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.
Sungguh, di akhirat kelak mereka adalah sekelompok manusia yang paling merugi!
(Pasti) sungguh (mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi).
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَخْبَتُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّهِمْ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٢٣﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yang melakukan amal saleh, rendah hati dan menerima ketentuan (qadlâ', takdir) Tuhannya, mereka berhak memasuki surga dan kekal di dalamnya.
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri) merasa tenang dan aman, atau kembali (kepada Rabb mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya).
۞ مَثَلُ ٱلْفَرِيقَيْنِ كَٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْأَصَمِّ وَٱلْبَصِيرِ وَٱلسَّمِيعِ ۚ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿٢٤﴾
Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?
Golongan Mukmin dan golongan kafir dapat diibaratkan sebagai dua orang: yang satu buta--berjalan tanpa petunjuk--dan tuli--tidak dapat mendengar ajakan keselamatan--dan yang lain memiliki mata yang tajam, mampu melihat kebaikan dan keselamatan, dan mempunyai pendengaran yang kuat sehingga dapat mendengarkan segala kebaikan. Dua golongan di atas tidaklah sama, baik untuk saat ini (dunia) maupun dikemudian hari (akhirat). Apakah kalian tidak juga mau mempertimbangkan, wahai manusia, perbedaan yang ada di antara kalian--antara golongan Mukmin dan golongan kafir, antara yang hak dan yang batil--sehingga, dengan pertimbangan itu, kalian akan menjauhi kesesatan dan mengikuti jalan yang lurus?
(Perumpamaan) gambaran (kedua golongan itu) yakni orang-orang kafir dan orang-orang mukmin (seperti orang buta dan tuli) ini perumpamaan orang kafir (dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar) ini perumpamaan orang mukmin. (Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya?) Tentu saja tidak. (Maka tidakkah kalian mengambil pelajaran) lafal tadzakkaruuna asalnya tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta asal diidgamkan kepada huruf dzal sehingga jadilah tadzakkaruuna, artinya sama dengan lafal tatta'izhuuna, yaitu mengambil pelajaran.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌ ﴿٢٥﴾
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): \"Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,
Sebagaimana Kami mengutusmu, Muhammad, kepada kaummu untuk menyampaikan peringatan dan kabar gembira, tetapi sekelompok orang dari kaummu mengingkari dan menentangmu, demikian pula halnya Nûh sebelum kamu. Kami telah mengutus Nûh kepada kaumnya dan berkata, \"Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan siksa Allah dan menjelaskan kepada kalian jalan keselamatan.\"
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, ia berkata, \"Sesungguhnya aku) bahwa aku. Menurut suatu qiraat lafal innii dengan memperkirakan adanya makna al-qaul yang artinya, dia berkata (adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kalian) yakni jelas peringatannya.
أَن لَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍۢ ﴿٢٦﴾
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan\".
Nûh kemudian melanjutkan, \"Aku mengharap kalian tidak menyembah selain kepada Allah, karena aku khawatir jika kalian menyembah selain Dia atau mempersekutukan-Nya dengan sesembahan lain, suatu saat nanti kalian akan mendapatkan azab yang menyakitkan.\"
(Agar) supaya (kalian jangan menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kalian) jika kalian menyembah selain-Nya (akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyakitkan.\") azab yang menyakitkan di dunia dan di akhirat.
فَقَالَ ٱلْمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَوْمِهِۦ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرًۭا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِىَ ٱلرَّأْىِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍۭ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَٰذِبِينَ ﴿٢٧﴾
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: \"Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta\".
Para pembesar kaumnya berkata, \"Kami tidak melihatmu kecuali sebagai manusia biasa seperti halnya kami. Tidak ada keistimewaan dan keutamaan pada dirimu sehingga kamu pantas mengajak kami untuk mempercayai bahwa kamu adalah utusan Allah. Kami pun tidak melihat pengikut-pengikutmu melainkan berasal dari tingkatan sosial yang lebih rendah dari kami. Kalian semua tidak lebih terhormat dibanding kami. Bahkan kami yakin bahwa semua yang kalian katakan itu adalah dusta belaka.\"
(Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya,) mereka adalah terdiri dari orang-orang terhormat kaumnya (\"Kami tidak melihat kamu melainkan sebagai manusia biasa seperti kami) tidak ada kelebihan bagimu atas diri kami (dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami) yaitu orang-orang yang rendah di antara kami, seperti tukang tambal pakaian dan tukang sol sepatu (yang lekas percaya saja) dapat dibaca baadiya dan baadia yang artinya, mereka lekas percaya kepadamu tanpa berpikir lebih matang lagi. Lafal ini dinashabkan karena menjadi zharaf yang artinya, mereka terus percaya dengan begitu saja (dan kami tidak melihat kalian memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami) sehingga karena kelebihan itulah kalian berhak untuk diikuti daripada kami (bahkan kami yakin bahwa kalian adalah orang-orang yang dusta\") dalam pengakuan risalah yang kalian bawa. Dalam hal ini mereka mengikut sertakan sebutan Nabi Nuh beserta kaum yang mengikutinya.
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّى وَءَاتَىٰنِى رَحْمَةًۭ مِّنْ عِندِهِۦ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمْ لَهَا كَٰرِهُونَ ﴿٢٨﴾
Berkata Nuh: \"Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?\"
Berkata Nûh, \"Wahai kaumku, beritahu aku bagaimana jika aku benar-benar didukung oleh bukti yang kuat dari Tuhanku dan aku diberi--dengan rahmat-Nya--kenabian dan kerasulan, tapi kalian tidak dapat melihat cahaya kebenaran itu. Kalian telah dibutakan dan ditipu oleh kedudukan dan kekayaan; apakah dapat dibenarkan jika aku memaksa kalian untuk mempercayai bukti itu, sementara kalian merasa terpaksa dan dan tidak suka?
(Berkata Nuh, \"Hai kaumku! Bagaimana pikiranmu) coba katakan kepadaku (jika aku ada mempunyai bukti yang nyata) penjelasan yang nyata (dari Rabbku dan diberi-Nya aku rahmat) kenabian (dari sisi-Nya tetapi rahmat itu disamarkan) disembunyikan (bagi kalian) dan menurut suatu qiraat dibaca fa`amiyat (apa akan kami paksakan kalian menerimanya) artinya apakah kami harus memaksakan kalian untuk menerimanya (padahal kalian tiada menyukainya?\") tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
وَيَٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَلَٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًۭا تَجْهَلُونَ ﴿٢٩﴾
Dan (dia berkata): \"Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui\".
Wahai kaumku, dalam penyampaian risalah Tuhanku ini, aku tidak mengharapkan harta kalian. Aku hanya memohon ganjaran Tuhanku. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang beriman dari majlis dan pergaulanku hanya karena kalian menganggap mereka hina. Jika aku mengusir hanya karena kepapaan mereka, di hari kiamat nanti mereka akan menghadap Tuhan dan mengadukan hal itu. Aku menganggap kalian adalah orang-orang bodoh yang tidak dapat mengukur keutamaan makhluk Allah; apakah ukuran keutamaan seseorang itu dilihat dari kedudukan dan hartanya sebagaimana yang kalian kira, atau dilihat dari kebajikan dan ketundukannya pada kebenaran.
(Dan dia berkata, \"Hai kaumku! Aku tiada meminta kepada kalian sebagai upah bagi seruanku) di dalam menyampaikan risalahku (harta benda) yang kalian berikan kepadaku sebagai imbalannya (tiada lain) (upahku) pahalaku (hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman) seperti apa yang kalian perintahkan supaya aku melakukannya. (Sesungguhnya mereka pasti akan bertemu dengan Rabbnya) melalui hari berbangkit kemudian Allah membalas mereka dan menghukum orang-orang yang menyakiti dan mengusir orang-orang yang beriman (tetapi aku memandang kalian suatu kaum yang tidak mengetahui.\") akibat dari perbuatan kalian yang demikian itu.
وَيَٰقَوْمِ مَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمْ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿٣٠﴾
Dan (dia berkata): \"Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?
Wahai kaumku, tidak ada yang dapat mencegah azab yang akan menimpaku jika aku mengusir mereka yang telah beriman kepada-Nya. Adakah kalian masih tetap mempertahankan kebodohan kalian dan tidak menyadari bahwa mereka itu mempunyai Tuhan yang dapat membalaskan dendam mereka?
(Dan dia berkata, \"Hai kaumku! Siapakah yang akan menolongku) yang dapat membentengi diriku (dari Allah) dari azab-Nya (jika aku mengusir mereka) orang-orang yang beriman kepadaku, tentu saja tidak ada seorang penolong pun. (Maka tidakkah) mengapa tidak (kalian mengambil pelajaran) lafal tadzakkaruuna asalnya adalah tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta asal diidgamkan kepada dzal sehingga jadilah tadzdzakkaruuna, artinya sama dengan tatta`izhuuna, yaitu mengambil pelajaran.
وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّى مَلَكٌۭ وَلَآ أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِىٓ أَعْيُنُكُمْ لَن يُؤْتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيْرًا ۖ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِىٓ أَنفُسِهِمْ ۖ إِنِّىٓ إِذًۭا لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٣١﴾
Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): \"Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib\", dan tidak (pula) aku mengatakan: \"Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat\", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: \"Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka\". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.
Aku tidak mengatakan kepada kalian--karena aku hanyalah seorang Rasul--bahwa aku memiliki rezeki yang dapat aku keluarkan sekehendak hatiku sehingga aku dapat menjadikan pengikut-pengikutku sebagai hartawan. Aku juga tidak mengatakan bahwa aku mengetahui hal-hal yang gaib sehingga aku dapat memberi tahu kalian sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah. Sebagaimana aku juga tidak pernah menganggap diriku sebagai malaikat untuk menjawab keberatan kalian yang menyatakan bahwa aku hanyalah manusia biasa seperti kalian. Demikian pula aku tidak pernah mengatakan bahwa orang-orang yang kalian pandang hina itu tidak diberikan kebaikan oleh Allah untuk sekadar mengamini keinginan kalian. Karena hanya Allahlah yang mengetahui keikhlasan hati mereka. Sesunguhnya jika aku mengatakan kepada mereka, sesuatu yang kalian inginkan, perkataanku hanya sekadar mengikuti kemauan mereka, niscaya aku termasuk golongan orang-orang yang zalim, baik kepada diri mereka sendiri, maupun orang lain.\"
(Dan aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa, 'Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah dan tiada pula) aku (mengetahui yang gaib dan tidak pula aku mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat.') akan tetapi sesungguhnya aku adalah manusia biasa sama dengan kalian (dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina) dipandang remeh (oleh penglihatan kalian, \"Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka.\" Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka) yang terpendam di dalam kalbu mereka (sesungguhnya aku kalau begitu) maksudnya jika aku mengatakan demikian (benar-benar termasuk orang-orang yang lalim).
قَالُوا۟ يَٰنُوحُ قَدْ جَٰدَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَٰلَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿٣٢﴾
Mereka berkata \"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar\".
Mereka berkata, \"Wahai Nûh, sungguh kamu telah mendebat kami agar beriman kepadamu dan debatmu itu sudah terlampau banyak dan membosankan sehingga kami tak bersedia lagi mendengar ucapanmu. Datangkan saja azab yang telah engkau ancamkan kepada kami ini, kalau kamu memang benar.\"
(Mereka berkata, \"Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami) telah memusuhi kami (dan kamu memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami apa yang kamu ancamkan kepada kami) yaitu azab (jika kamu termasuk orang-orang yang benar\") di dalam ancaman yang kamu katakan itu.
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ ﴿٣٣﴾
Nuh menjawab: \"Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.
Nûh pun berkata, \"Perkara ini hanya ada di tangan Allah semata. Dialah yang akan menimpakan pada kalian sesuatu yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan kebijakan-Nya (hikmah). Kalian tidak akan lolos jika azab-Nya datang. Karena Dia tidak dapat ditundukkan oleh sesuatu pun, baik di langit maupun di bumi.
(Nuh menjawab, \"Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepada kalian jika Dia menghendaki) supaya azab itu disegerakan terhadap kalian karena sesungguhnya urusan penurunan azab itu kembali kepada-Nya (dan kalian sekali-kali tidak dapat melepaskan diri) dari azab-Nya.
وَلَا يَنفَعُكُمْ نُصْحِىٓ إِنْ أَرَدتُّ أَنْ أَنصَحَ لَكُمْ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغْوِيَكُمْ ۚ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٣٤﴾
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan\".
Nasihatku tidak akan berguna bagi kalian jika semata-mata karena keinginan baikku kepada kalian, sementara Allah--karena ilmu dan takdir-Nya mengetahui kebobrokan hati kalian sehingga tidak dapat menerima kebenaran--menghendaki kalian sesat. Dialah Tuhanmu Yang Mahasuci, tempat kembali kalian di hari kiamat. Dan Dia akan membalas apa yang telah kalian lakukan.\"
(Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian sekiranya Allah hendak menyesatkan kalian) artinya berkehendak untuk membuat kalian sesat. Jawab syarat tersirat dari makna yang terkandung di dalam kalimat, 'Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku.' (Dia adalah Rabb kalian dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan\"). Selanjutnya Allah swt. berfirman:
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ إِنِ ٱفْتَرَيْتُهُۥ فَعَلَىَّ إِجْرَامِى وَأَنَا۠ بَرِىٓءٌۭ مِّمَّا تُجْرِمُونَ ﴿٣٥﴾
Malahan kaum Nuh itu berkata: \"Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja\". Katakanlah: \"Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat\".
Semua ini merupakan kisah yang benar-benar terjadi. Lalu bagaimana orang-orang musyrik menyikapi kisah ini? Apakah mereka berkata, \"Itu hanya omong kosong belaka,\" Jika mereka menganggap demikian, maka katakanlah wahai Rasul, \"Jika aku hanya mengarang-ngarang sesuatu yang tidak benar mengenai Allah seperti dugaan kalian, sungguh hal itu merupakan tindak kejahatan yang besar, dan biar aku sendiri dan yang menanggung dosanya. Tapi jika ternyata aku benar, maka kalianlah yang melakukan kejahatan, dan aku tidak bertanggung jawab atas akibat-akibat kejahatan kalian itu.\"
(Bahkan) malahan (mereka mengatakan) yang dimaksud adalah orang-orang kafir Mekah (\"Dia cuma membuat-buatnya saja.\") artinya Muhammad hanya membuat-buat Alquran saja (Katakanlah, \"Jika aku membuat-buatnya, maka hanya akulah yang memikul dosanya) azab sebagai akibat dari perbuatan itu (dan aku berlepas diri dari dosa yang kalian lakukan.\") yaitu dosa tuduhan kalian yang mencap diriku sebagai pembuat Alquran.
وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ ﴿٣٦﴾
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.
Dan Allah mewahyukan kepada Nûh, \"Bahwasanya setelah ini tak seorang pun dari kaummu yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, kecuali mereka yang sebelumnya telah beriman. Maka janganlah bersedih, wahai Nûh, akibat pendustaan dan sikap menyakiti yang mereka lakukan terhadap dirimu. Sebab, Kami akan membalas mereka dalam waktu yang tidak lama lagi.\"
(Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu kecuali orang yang telah beriman saja, karena itu janganlah kamu bersedih hati) merasa susah (tentang apa yang selalu mereka kerjakan) yaitu perbuatan syirik. Maka Nabi Nuh mendoakan kebinasaan bagi mereka yang tidak beriman, yaitu yang disitir oleh firman-Nya, \"Wahai Rabbku! Janganlah Engkau biarkan di atas muka bumi ini...\" (Nuh 26) kemudian Allah mengabulkan doanya seraya berfirman:
وَٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ ﴿٣٧﴾
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Lalu Kami perintahkan kepadanya, \"Buatlah sebuah bahtera untuk menyelamatkan kalian dengan pertolongan dan perlindungan Kami. Tidak perlu lagi kamu utarakan kepada-Ku perihal orang-orang yang zalim itu. Aku telah mengabulkan permintaanmu, dan telah Kuperintahkan agar mereka dibinasakan dengan cara ditenggelamkan.\"(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 27, surat al-Mu'minûn.
(Dan buatlah bahtera) perahu (dengan pengawasan Kami) dengan pengawasan dan pemeliharaan Kami (dan petunjuk wahyu Kami) yakni perintah Kami (dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim itu) orang-orang kafir itu, biarkanlah mereka binasa (sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan).
وَيَصْنَعُ ٱلْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌۭ مِّن قَوْمِهِۦ سَخِرُوا۟ مِنْهُ ۚ قَالَ إِن تَسْخَرُوا۟ مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ ﴿٣٨﴾
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: \"Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).
Maka mulailah Nûh membuat bahtera. Setiap kali pemimpin-pemimpin kafir kaumnya lewat--karena ketidaktahuan tujuan dibuatnya bahtera itu--mereka mengejek apa yang sedang dikerjakan Nûh. Nûh hanya berkata, \"Jika kalian kini mengejek kami disebabkan ketidaktahuan kalian akan kebenaran janji Allah, kelak kami yang akan ganti mengejek kalian sebagaimana ejekan kalian.
(Dan mulailah Nuh membuat bahtera) dimaksud menceritakan keadaan masa lampau (Dan setiap kali lewat kepada Nuh segolongan) sebagian (dari kaumnya, mereka mengejeknya) mereka memperolok-olokkannya. (Berkatalah Nuh, \"Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami) jika kami selamat dan kalian tenggelam nanti.
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌۭ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌۭ مُّقِيمٌ ﴿٣٩﴾
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal\".
Kelak kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang hina di dunia, dan di akhirat mendapatkan azab yang kekal dan abadi.\"
(Kelak kalian akan mengetahui siapa) lafal man di sini maushul atau kata sambung, kedudukannya menjadi maf`ul atau objek dari lafal ta`lamuuna (yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa) akan dikenakan (kepadanya azab yang kekal.\")
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ قُلْنَا ٱحْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّۢ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ ۚ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٌۭ ﴿٤٠﴾
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: \"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman\". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
Hingga ketika telah tiba waktu pelaksanaan perintah Kami untuk membinasakan mereka, datanglah air bah yang menggelegak dan berbuih, seperti air yang mendidih dipanggang api. Kami katakan kepada Nûh, \"Angkutlah bersamamu di dalam bahtera pelbagai ragam binatang, masing-masing pejantan dan betinanya. Muatilah dengan seluruh keluargamu, kecuali yang telah Kami putuskan untuk dibinasakan. Muatilah pula bahtera itu dengan kaummu yang beriman, yang hanya segelintir itu.\"
(Hingga) mengisahkan batas pembuatan bahtera (apabila perintah Kami datang) yang membinasakan mereka (dan dapur telah memancarkan air) yang dimaksud adalah dapur pemanggangan roti, hal itu merupakan pertanda bagi Nabi Nuh. (Kami berfirman, \"Muatkanlah ke dalam bahtera itu) ke dalam perahu itu (dari masing-masing binatang sepasang) yaitu jenis jantan dan betina dari semua jenis binatang (yaitu sejodoh) jantan dan betina. Lafal itsnain ini berkedudukan menjadi maf'ul atau objek. Dan disebutkan di dalam kisah Nabi Nuh, bahwasanya Allah swt. mengumpulkan kepada Nabi Nuh semua binatang buas dan semua jenis unggas atau burung. Kemudian Nabi Nuh a.s. memukulkan tangannya kepada setiap jenis binatang itu; maka tangan kanannya mengenai jenis jantan sedangkan tangan kirinya mengenai jenis betina, lalu ia memuatkannya ke dalam perahu (dan keluargamu) yaitu istri dan anak-anaknya (kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya) di antara keluargamu yang sudah dipastikan akan binasa, yaitu anaknya yang bernama Kan'an dan istrinya. Sedangkan Sam, Ham, dan Yafits dibawa oleh Nabi Nuh ke dalam bahtera berikut istri-istri mereka yang berjumlah tiga orang (dan muatkan pula orang-orang yang beriman.\" Dan tidak beriman terhadap Nabi Nuh itu melainkan sedikit). Dikatakan, bahwa jumlah mereka yang beriman itu hanya ada enam orang lelaki dan istri-istri mereka. Menurut pendapat yang lain dikatakan, bahwa jumlah orang-orang yang termuat di dalam bahtera itu ada delapan puluh orang; separuh di antara mereka terdiri dari kaum laki-laki sedangkan separuh yang lainnya terdiri dari kaum wanita.
۞ وَقَالَ ٱرْكَبُوا۟ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ ﴿٤١﴾
Dan Nuh berkata: \"Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya\". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Setelah menyiapkan bahtera, Nûh pun berkata kepada kaumnya yang beriman, \"Naiklah kalian semua ke dalam bahtera sambil berharap dengan menyebut nama Allah, saat layar dipancangkan maupun saat berlabuh; saat naik maupun turun. Aku berharap agar Allah mengampuni keteledoran kalian, sebagaimana aku berdoa agar kalian mendapatkan rahmat-Nya. Sesungguhnya ampunan dan rahmat itu adalah wewenang Allah semata.\"
(Dan ia berkata) yakni Nabi Nuh (\"Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.\") artinya sewaktu berlayar dan sewaktu berlabuh. (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) di mana Dia tidak membinasakan kami.
وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍۢ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍۢ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٤٢﴾
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: \"Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir\".
Setelah semuanya naik, bahtera itu pun berlayar di atas gelombang yang menggunung tinggi. Di saat bahtera mulai bergerak, Nûh, dengan sikap kebapakan, mengingatkan putranya yang tidak mau menerima ajakannya, seraya berkata, \"Wahai anakku, naiklah bersamaku. Janganlah kamu termasuk mereka yang menentang agama Allah!\"
(Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) menggambarkan tentang tinggi dan besarnya gelombang. (Dan Nuh memanggil anaknya) yaitu Kan`an (sedangkan anaknya itu berada di tempat yang jauh) dari bahtera (\"Hai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.\")
قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍۢ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ ﴿٤٣﴾
Anaknya menjawab: \"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!\" Nuh berkata: \"Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang\". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Tetapi putranya tidak mau mendengarkan kata-kata bapaknya yang penuh kasih ini, dan berkata, \"Aku akan mencari tempat untuk berlindung dari air bah ini!\" Maka Nûh, yang mengetahui keputusan Allah terhadap orang-orang yang berbuat maksiat, berkata, \"Wahai putraku, tak ada yang dapat menghalangi ketentuan Allah tentang penenggelaman orang-orang yang zalim itu!\" Akhirnya, putranya yang tidak mendengarkan nasihat bapaknya ini tenggelam ditelan gelombang yang tinggi. Dan dia termasuk orang-orang yang tenggelam, binasa dan menentang Allah.
(Anaknya menjawab, \"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara diriku) yang dapat menyelamatkan diriku (dari air bah ini.\" Nuh berkata, \"Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah) dari siksaan-Nya (selain) kecuali hanya (Zat Yang Maha Penyayang.\") yaitu Allah sendiri, hanya Dialah yang dapat menolong. Selanjutnya Allah berfirman mengisahkan kelanjutannya. (Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.)
وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًۭا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٤٤﴾
Dan difirmankan: \"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,\" dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: \"Binasalah orang-orang yang zalim\".
Setelah orang-orang yang ingkar itu musnah ditelan air, Allah memerintahkan bumi dan langit dengan mengatakan \"Telanlah airmu, wahai bumi; dan hentikan hujanmu, wahai langit!\" Seketika itu air pun menghilang dari permukaan bumi dan langit pun berhenti menurunkan hujan. Dengan demikian, perintah Allah untuk membinasakan mereka pun berakhir. Adapun bahtera Nûh, akhirnya berlabuh di sebuah gunung bernama Jûdî. Allah telah memutuskan untuk menjauhkan orang-orang zalim dari rahmat-Nya. Dikatakanlah, \"Kebinasaan akan terjadi pada kaum yang zalim disebabkan kezaliman yang mereka lakukan.\"
(Dan difirmankan, \"Hai bumi! Telanlah airmu) yang bersumberkan darimu, maka langsung bumi menelan airnya akan tetapi yang turun dari langit masih tetap, sehingga jadilah sungai-sungai dan laut-laut (dan hai hujan berhentilah.\") hentikanlah air hujanmu, maka seketika itu juga hujan berhenti (dan surutlah) berkuranglah (air itu hingga selesailah perintah Allah) kaum Nabi Nuh telah selesai dibinasakan (dan bahtera itu berlabuh) bahtera Nabi Nuh berhenti (di atas bukit Al-Judi) nama sebuah bukit yang terletak di suatu pulau dekat dengan negeri Maushul (dan dikatakan, \"Binasalah) hancurlah (orang-orang yang lalim.\") yaitu orang-orang yang kafir.
وَنَادَىٰ نُوحٌۭ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَ ﴿٤٥﴾
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: \"Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya\".
Hati Nûh merasa terharu dan sedih sekali melihat keadaan putranya. Maka dengan merendah diri dan memelas, ia memohon kepada Allah, \"Wahai Tuhan yang telah menciptakan dan memelihara aku, sesungguhnya putraku adalah darah dagingku, dan dia termasuk salah seorang keluargaku. Bukankah Engkau berjanji untuk menyelamatkan keluargaku? Sesungguhnya janji-Mu itu benar dan pasti akan terjadi. Engkaulah hakim yang Mahaadil, karena Engkau Mahatahu dan Mahabijaksana.\"
(Dan Nuh berseru kepada Rabbnya seraya berkata, \"Ya Rabbku! Sesungguhnya anakku) yaitu Kan'an (termasuk keluargaku) sedangkan Engkau telah menjanjikan kepadaku akan menyelamatkan mereka (dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar) janji yang tidak akan diingkari. (Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.\") paling mengetahui masalah kehakiman dan paling adil.
قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍۢ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ ﴿٤٦﴾
Allah berfirman: \"Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan\".
Allah Swt. berfirman, \"Sesungguhnya putramu tidak termasuk keluargamu. Sebab, dengan kekufuran dan keikutsertaannya bersama orang-orang kafir, hubungan perwalian antara kamu dan putramu menjadi terputus. Dan sungguh putramu itu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Maka jangan paksakan kehendakmu dan meminta sesuatu yang tidak kamu ketahui benar salahnya. Janganlah pula menuruti rasa belas kasihmu. Sesungguhnya Aku akan menunjukkan kebenaran agar kamu tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang bodoh, yang rasa belas kasihnya sering mengesampingkan kebenaran yang ada.\"
(Dan berfirmanlah) Allah swt. (\"Hai Nuh! Sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu) yang dijanjikan akan diselamatkan, atau dia bukan termasuk pemeluk agamamu (sesungguhnya) permintaanmu kepada-Ku yang memohon supaya dia diselamatkan (perbuatan yang tidak baik) karena sesungguhnya dia adalah orang kafir, dan tidak ada keselamatan bagi orang-orang kafir. Menurut qiraat lain dibaca `amila sedangkan lafal ghairu dibaca ghaira dan dhamir kembali kepada anaknya Nabi Nuh, artinya sesungguhnya dia telah mengerjakan perbuatan yang tidak baik (sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku) dapat dibaca tas-alanna dan tas-alan (sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya) yaitu memohon supaya anakmu diselamatkan. (Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan\") yang menyebabkan kamu meminta kepada-Ku apa-apa yang kamu tidak ketahui hakikatnya.
قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌۭ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ ﴿٤٧﴾
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi\".
Nûh berkata, \"Wahai Tuhan yang memelihara aku, aku berlindung kepada-Mu. Aku tidak akan lagi meminta sesuatu yang tidak aku ketahui kebenarannya. Ampunilah segala ucapanku karena didorong rasa belas kasihku. Jika Engkau tak berkenan memberi ampunan dan rahmat-Mu, tentu aku termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.\"
(Nuh berkata, \"Ya Rabbku! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau) daripada perbuatan (memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku) atas apa yang aku telah terlanjur melakukannya (dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi\")
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍۢ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍۢ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌۭ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿٤٨﴾
Difirmankan: \"Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami\".
Difirmankan melalui wahyu, \"Wahai Nûh, turunlah ke bumi dari bahtera keselamatan dengan selamat sejahtera dan keberkahan Allah tercurahkan kepadamu dan orang-orang yang menyertaimu. Mereka yang menyertaimu kelak akan menjadi umat-umat yang berbeda satu sama lainnya. Sebagian dari mereka akan diberkahi dengan keimanan dan kepatuhan, sementara sebagian lainnya akan menjadi umat-umat yang terbuai dengan kesenangan dunia dan tidak tunduk kepada kebenaran. Mereka yang disebut terakhir ini akan mendapatkan azab yang pedih dan menyakitkan di hari kiamat.\"
(Difirmankan, \"Hai Nuh! Turunlah) turunlah dari bahtera (dengan selamat) dengan selamat atau dengan hormat (dari Kami dan penuh keberkahan) penuh kebaikan (atasmu dan atas umat-umat yang mukmin dan orang-orang yang bersamamu\") di dalam bahtera, yang dimaksud adalah anak cucu dan keturunannya, yaitu orang-orang yang beriman (Dan ada pula umat-umat) dibaca rafa` yaitu umamun, makna yang dimaksud adalah umat-umat yang bersamamu (yang Kami beri kesenangan pada mereka) di dunia (kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami) di akhirat kelak; mereka adalah orang-orang kafir.
تِلْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْغَيْبِ نُوحِيهَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هَٰذَا ۖ فَٱصْبِرْ ۖ إِنَّ ٱلْعَٰقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ ﴿٤٩﴾
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Kisah Nûh dan kaumnya yang Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad, termasuk berita gaib yang hanya diketahui oleh Allah. Sebelum diturunkan wahyu, kamu dan kaummu tidak mengetahuinya secara teliti dan terperinci. Maka bersabarlah dalam menghadapi penindasan kaummu sebagaimana kesabaran para nabi sebelum kamu. Sesungguhnya kamu, pada gilirannya, akan mendapatkan kemenangan seperti para nabi terdahulu. Akhir yang baik akan selalu berada di pihak mereka yang menghindari azab Allah, dengan beriman dan mengerjakan amal saleh.
(Itu adalah) ayat-ayat yang mengandung kisah Nabi Nuh (di antara berita-berita penting yang gaib) berita-berita yang belum engkau ketahui (yang Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini) sebelum diturunkannya Alquran ini. (Maka bersabarlah) di dalam menyampaikan risalah dan menghadapi perlakuan kaummu yang menyakitkan itu, sebagaimana Nabi Nuh bersabar (sesungguhnya kesudahan yang baik) yang terpuji (adalah bagi orang-orang yang bertakwa).
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًۭا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ ﴿٥٠﴾
Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: \"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.
Kepada kaum 'Ad pertama, Kami telah mengutus Hûd, saudara dari kabilah mereka. Hûd berkata kepada mereka, \"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang Mahaesa, karena tidak ada yang patut kalian sembah selain Dia. Sesungguhnya anggapan kalian bahwa Allah mempunyai sekutu yang patut disembah dan dijadikan perantara adalah kebohongan belaka.\"(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 65 surat al-A'râf.
(Dan) Kami utuskan (kepada kaum Ad saudara mereka) dari kabilah mereka sendiri (Hud. Ia berkata, \"Hai kaumku! Sembahlah Allah) artinya esakanlah Allah (sekali-kali tidak ada bagi kalian) huruf min di sini zaidah (Tuhan selain Dia, tiada lain) (kalian) yang dimaksud adalah penyembahan kalian terhadap berhala-berhala itu (hanyalah mengada-adakan saja) kalian berdusta terhadap Allah.
يَٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِى فَطَرَنِىٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٥١﴾
Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?\"
Wahai kaumku, aku tidak bermaksud menyampaikan nasihat ini untuk mendapatkan imbalan dari kalian, baik berupa kedudukan, kekuasaan maupun harta. Aku hanya mengharapkan imbalan dari Allah yang telah menciptakan aku. Hendaknya kalian tidak dikuasai oleh kelalaian yang membuat kalian tidak dapat berpikir dan tidak mampu membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang membawa mudarat.
(Hai kaumku! Aku tidak meminta kepada kalian atas hal ini) yakni menganjurkan mentauhidkan Allah (upah. Tiada lain) (upahku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku) yang telah menjadikan aku (Maka tidakkah kalian memikirkannya?\")
وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًۭا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ ﴿٥٢﴾
Dan (dia berkata): \"Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa\".
Wahai kaumku, mohonlah kepada Pencipta kalian agar mengampuni segala dosa. Lalu, kembalilah kalian kepada-Nya. Sesungguhnya jika kalian melakukan hal itu, Dia akan mengaruniakan hujan deras berturut-turut sehingga kalian akan memperoleh kebaikan yang semakin banyak. Dan Dia pun akan menambah kekuatan yang ada pada kalian, yang kalian bangga-banggakan itu! Janganlah kalian berpaling dari seruannya dengan terus melakukan kejahatan yang mengantarkan kalian pada kehancuran.\"
(Dan dia berkata, \"Hai kaumku! Mohonlah ampun kepada Rabb kalian) dari kemusyrikan (lalu bertobatlah kalian) kembalilah kalian (kepada-Nya) dengan menjalankan ketaatan (niscaya Dia menurunkan hujan) air hujan yang sebelumnya mereka kekeringan (kepada kalian dengan derasnya) sangat deras (dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada) bersama dengan (kekuatanmu) yaitu berupa harta benda dan anak-anak (dan janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.\") yakni berbuat kemusyrikan.
قَالُوا۟ يَٰهُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍۢ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِىٓ ءَالِهَتِنَا عَن قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ ﴿٥٣﴾
Kaum 'Ad berkata: \"Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.
Mereka berkata, \"Wahai Hûd, kamu tidak menunjukkan kepada kami bukti yang menguatkan kebenaran seruanmu. Kami juga tidak akan meninggalkan sembahan kami hanya karena ucapanmu. Apakah patut kami meninggalkan tuhan-tuhan kami, sementara kami tidak mempercayaimu?\"
(Kaum Ad berkata, \"Hai Hud! Kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata) yang menunjukkan kebenaran perkataanmu itu (dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu) hanya karena ucapanmu itu (dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu).
إِن نَّقُولُ إِلَّا ٱعْتَرَىٰكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوٓءٍۢ ۗ قَالَ إِنِّىٓ أُشْهِدُ ٱللَّهَ وَٱشْهَدُوٓا۟ أَنِّى بَرِىٓءٌۭ مِّمَّا تُشْرِكُونَ ﴿٥٤﴾
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu\". Huud menjawab: \"Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
Tentang posisimu di hadapan kami, kami tidak mengatakan selain bahwa sebagian tuhan kami telah menimpakan kamu penyakit gila sehingga omonganmu itu melantur. Dengan keimanan yang mantap, Hûd menantang dengan mengatakan, \"Aku bersaksi kepada Allah atas segala ucapanku dan saksikanlah bahwa sesungguhnya aku tidak mengidap penyakit syirik yang ada pada kalian. Kalianlah sebenarnya yang menderita penyakit.
(Tidaklah) tiadalah (kami mengatakan) perihal dirimu (melainkan, akan menimpamu) kamu akan tertimpa (penyakit gila karena sebagian sembahan kami\") karena sesembahan kami itu akan menyerapah kamu hingga menjadi orang gila, sebab kamu mencacinya, setelah itu kamu akan mengigau sendirian. (Hud menjawab, \"Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah) atas diriku sendiri (dan saksikanlah olehmu sekalian, bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan) itu terhadap Allah.
مِن دُونِهِۦ ۖ فَكِيدُونِى جَمِيعًۭا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ ﴿٥٥﴾
dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.
Aku tidak mau tahu kalian, juga tuhan-tuhan yang kalian katakan telah menimpakan penyakit kepada diriku. Tolong menolonglah kalian dan tuhan-tuhan kalian untuk melakukan tipu daya terhadapku kalau kalian mampu, sehingga kalian tidak menangguhkan hukuman untukku walau sesaat.
(Dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu daya terhadapku) lancarkanlah tipu daya untuk membinasakan diriku (oleh kalian semuanya) oleh kalian dan berhala-berhala sesembahan kalian itu (dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku) janganlah kalian menangguh-nangguhkannya.
إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٥٦﴾
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus\".
Sesungguhnya aku hanya bertawakkal kepada Allah, pemilik segala urusanku dan urusan kalian. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menghalangi-Nya untuk mengembalikan tipu daya kalian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka, tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memiliki dan mengatur segala urusannya. Dari itu, tidak ada yang dapat menghalangi-Nya untuk menjagaku dari siksa dan kejahatan kalian. Di dalam kerajaan-Nya, segala perbuatan Tuhanku berjalan secara benar dan adil. Maka Dia selalu menolong orang-orang Mukmin yang melakukan perbaikan dan merendahkan orang-orang kafir yang berbuat kerusakan.
(Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Rabbku dan Rabb kalian. Tidak ada) huruf min di sini adalah zaidah (suatu binatang) makhluk yang melata di bumi (melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya) artinya, Dialah yang menguasai dan yang memaksakannya, maka tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mudarat melainkan seizin-Nya. Dalam ayat ini disebutkan lafal an-naashiyah secara khusus, yang artinya ubun-ubun, karena seseorang yang dipegang ubun-ubunnya berarti sangat hina. Ini menggambarkan hinanya makhluk dibandingkan dengan Allah. (Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus) yaitu jalan kebenaran dan keadilan.
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقَدْ أَبْلَغْتُكُم مَّآ أُرْسِلْتُ بِهِۦٓ إِلَيْكُمْ ۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّى قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُۥ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌۭ ﴿٥٧﴾
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu.
Kalau kalian menolak seruanku, maka sesungguhnya sikap kalian itu tidak akan merugikan aku. Akibat buruknya justru akan menimpa kalian. Aku sungguh telah menyampaikan pesan-pesan suci Tuhan kepada kalian. Tugasku hanyalah sekadar menyampaikan. Allah akan menghancurkan kalian dan mendatangkan kaum yang lain untuk mewarisi negeri dan harta kalian. Dengan sikap seperti itu kalian juga tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhanku Mahakuasa dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tak tampak oleh-Nya. Dan Dia tidak akan pernah lalai untuk menghukum kalian.\"
(Jika kalian berpaling) asalnya ialah tatawallau, kemudian salah satu dari huruf ta dibuang sehingga jadilah tawallau, artinya berpaling (maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepada kalian apa/amanat yang aku diutus untuk menyampaikannya kepada kalian. Dan Rabbku akan mengganti kalian dengan kaum yang lain dari kalian; dan kalian tidak dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikit pun) oleh sebab kemusyrikan kalian. (Sesungguhnya Rabbku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu\") yang mengawasinya.
وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًۭا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍۢ مِّنَّا وَنَجَّيْنَٰهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍۢ ﴿٥٨﴾
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
Ketika datang perintah Kami untuk menghancurkan kaum 'Ad, Kami selamatkan Hûd dan para pengikutnya yang beriman dari siksa yang membinasakan mereka, berupa angin yang sangat dingin dan amat kencang. Mereka juga Kami selamatkan dari siksa yang pedih dan berat di dunia dan akhirat. Semua itu adalah karena kasih sayang Kami yang membuat mereka beriman.
(Dan tatkala datang perintah Kami) azab Kami (Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat) yakni petunjuk (dari Kami; dan Kami selamatkan pula mereka dari azab yang berat) dari siksaan yang keras di akhirat.
وَتِلْكَ عَادٌۭ ۖ جَحَدُوا۟ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا۟ رُسُلَهُۥ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍۢ ﴿٥٩﴾
Dan itulah (kisah) kaum 'Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran).
Itulah kaum 'Ad yang mengingkari bukti-bukti ketuhanan yang jelas, mendurhakai rasul-rasul Allah dengan cara mendurhakai rasul yang diutus kepada mereka (Hûd) dan taat kepada tirani pemimpin dan pembesar mereka yang sangat menentang kebenaran.
(Dan itulah kisah kaum Ad) ini mengisyaratkan kepada peninggalan-peninggalan mereka. Makna yang dimaksud ialah berjalanlah kalian di muka bumi ini dan lihatlah bekas-bekas peninggalan mereka. Kemudian Allah swt. menggambarkan keadaan mereka, untuk itu Dia berfirman: (Mereka mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka dan mendurhakai rasul-rasul Allah) ungkapan di sini memakai bentuk jamak, dimaksud karena orang yang mendurhakai seorang rasul berarti sama saja dengan mendurhakai semua rasul. Karena pada apa yang didatangkan oleh para rasul itu hakikatnya bersumberkan dari asal yang sama, yaitu dari ajaran tauhid (dan mereka menuruti) artinya orang-orang yang rendah (perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang kebenaran) yakni selalu menentang perkara yang hak, yang dimaksud adalah para pemimpinnya.
وَأُتْبِعُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةًۭ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَآ إِنَّ عَادًۭا كَفَرُوا۟ رَبَّهُمْ ۗ أَلَا بُعْدًۭا لِّعَادٍۢ قَوْمِ هُودٍۢ ﴿٦٠﴾
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud itu.
Oleh karena itu mereka berhak menerima laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia di dunia yang diikuti dengan laknat di hari kiamat. Orang yang mengetahui kisah kaum 'Ad ini hendaknya berhati-hati. Kaum 'Ad mengingkari nikmat yang diberikan oleh Pencipta mereka dan tidak mensyukurinya dengan beriman hanya kepada-Nya. Dengan demikian mereka pantas untuk tidak mendapat kasih sayang Allah dan pantas untuk dibinasakan. Ingat, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad karena mendustai Hûd.
(Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini) dari manusia (dan begitu pula di hari kiamat) mereka akan dikutuk di hadapan makhluk semuanya. (Ingatlah sesungguhnya kaum Ad itu kafir) mereka ingkar (terhadap Rabb mereka. Ingatlah, sesungguhnya amat jauh) dari rahmat Allah (bagi kaum Ad yaitu kaumnya Hud).
۞ وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًۭا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌۭ مُّجِيبٌۭ ﴿٦١﴾
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: \"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)\".
Kami telah mengutus kepada kaum Tsamûd seseorang yang memiliki hubungan kerabat dan persaudaraan dengan mereka, yaitu Shâlih. Dia berkata kepada mereka, \"Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut kalian sembah kecuali Dia. Allah telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian mampu memakmurkan, mengembangkan dan mengeksploitasi kekayaan alamnya. Maka memohonlah kepada-Nya agar Dia mengampuni dosa-dosa kalian yang telah lalu. Bertobatlah kepada- Nya setiap kali kalian berbuat dosa dengan menyesali perbuatan maksiat yang telah kalian lakukan dan selalu taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba- Nya yang memohon ampunan.\"(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 73 surat Al-A'râf.
(Dan) Kami utus (kepada Tsamud saudara mereka) yang satu kabilah (Saleh. Saleh berkata, \"Hai kaumku! Sembahlah Allah) artinya esakanlah Dia (sekali-kali tidak ada bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian) Dialah yang mula-mula menciptakan kalian (dari bumi) yaitu dengan menciptakan bapak moyang kalian, Adam, dari tanah (dan menjadikan kalian pemakmurnya) Dia menjadikan kalian sebagai para penghuni bumi (karena itu mohonlah ampunan-Nya) dari kemusyrikan (kemudian bertobatlah) kembali kalian (kepada-Nya) dengan menjalankan ketaatan. (Sesungguhnya Rabbku amat dekat) kepada makhluk-Nya melalui pengetahuan-Nya (lagi memperkenankan.\") doa orang yang meminta kepada-Nya.
قَالُوا۟ يَٰصَٰلِحُ قَدْ كُنتَ فِينَا مَرْجُوًّۭا قَبْلَ هَٰذَآ ۖ أَتَنْهَىٰنَآ أَن نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِى شَكٍّۢ مِّمَّا تَدْعُونَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍۢ ﴿٦٢﴾
Kaum Tsamud berkata: \"Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami\".
Mereka berkata, \"Hai Shâlih, dulu sebelum kamu menyerukan hal seperti ini, kamu sangat kami harapkan, kami cintai dan kami hormati. Sekarang, apakah kamu akan meminta kami untuk meninggalkan peribadatan yang selalu dilakukan oleh leluhur kami? Sesungguhnya kami meragukan seruanmu untuk menyembah hanya kepada Allah. Ini sangat mengundang keraguan dan prasangka buruk kami terhadap kamu dan seruan yang kamu bawa.\"
(Kaum Tsamud berkata, \"Hai Saleh! Sesungguhnya engkau adalah seorang di antara kami yang kami harapkan) kami mengharapkan semoga engkau menjadi penghulu dan pemimpin kami (sebelum ini) sebelum apa yang kamu lakukan itu (apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami) yaitu berhala-berhala (dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami) yaitu agama tauhid (lagi sangat gelisah.\") maksudnya yang diserukannya itu amat meresahkan.
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّى وَءَاتَىٰنِى مِنْهُ رَحْمَةًۭ فَمَن يَنصُرُنِى مِنَ ٱللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُۥ ۖ فَمَا تَزِيدُونَنِى غَيْرَ تَخْسِيرٍۢ ﴿٦٣﴾
Shaleh berkata: \"Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian.
Shâlih berkata, \"Apa pendapat kalian jika aku jelas-jelas benar dalam seruanku dengan didukung bukti- bukti penguat dari Tuhanku, dan Dia telah memberikan kasih sayang kepadaku dan kalian berupa kenabian dan kerasulan, lalu bagaimana mungkin aku menyalahi dan melanggar perintah-Nya dengan tidak menyampaikan pesan-pesan-Nya karena memenuhi permintaan kalian? Siapa yang akan menolongku untuk menolak siksa Allah jika aku mendurhakai-Nya? Kalian tidak akan mampu menolongku dan menghindarkan siksa-Nya untukku. Kalian hanya akan menghilangkan rahmat-Nya dariku dan menambahkan kerugian untukku jika aku mengikuti kalian dan mendurhakai Tuhanku dan Tuhan kalian.
(Saleh berkata, \"Hai kaumku! Bagaimana pikiran kalian jika aku mempunyai bukti) bukti yang jelas (dari Rabbku dan diberi-Nya aku rahmat daripada-Nya?) kenabian (Maka siapakah yang akan menolong aku) yang dapat memelihara diriku (dari Allah) maksudnya dari azab-Nya (jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kalian tidak menambah apa pun kepadaku) dengan perintah kalian yang menyuruhku untuk melakukan hal tersebut (selain daripada kerugian.\") penyesatan.
وَيَٰقَوْمِ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةًۭ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍۢ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌۭ قَرِيبٌۭ ﴿٦٤﴾
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat\".
Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah yang dijadikan untuk kalian sebagai bukti kebenaranku dalam seruan yang aku sampaikan kepada kalian. Karena unta betina itu lain daripada yang lain, maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, sebab ia milik Allah dan bumi juga milik-Nya. Jangan sekali-kali kalian ganggu unta betina itu. Kalau kalian lakukan, maka siksa dari Allah yang amat dekat akan menimpa kalian.\"
(\"Hai kaumku! Inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat yang menunjukkan kebenaran untuk kalian) lafal aayatan berkedudukan menjadi hal atau kata keterangan sedangkan yang menjadi amilnya adalah isim isyarah atau lafal haadzihii tadi (sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apa pun) seperti menyembelihnya (yang akan menyebabkan kalian ditimpa azab yang dekat.\") jika kalian menyembelihnya.
فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا۟ فِى دَارِكُمْ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍۢ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍۢ ﴿٦٥﴾
Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: \"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan\".
Mereka tidak mengindahkan nasihatnya dan tidak memenuhi seruannya. Bahkan mereka semakin sombong dan meremehkannya dengan mengancam akan menyembelih unta betina itu. Lalu Shâlih berkata kepada mereka, \"Nikmatilah hidup di negeri kalian selama tiga hari, setelah itu akan datang siksa Allah. Itulah janji Allah yang benar, tidak pernah terlambat dan tidak bohong.
(Maka mereka menyembelihnya) unta betina itu disembelih oleh seseorang yang kuat atas perintah mereka (maka ia berkata) Nabi Saleh (\"Bersuka-rialah kalian) bersenang-senanglah kalian (di rumah kalian selama tiga hari) kemudian kalian akan binasa (itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.\") janji yang tidak diingkari lagi.
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَٰلِحًۭا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍۢ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ ﴿٦٦﴾
Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Ketika datang siksaan itu, Kami selamatkan Shâlih dan para pengikutnya yang beriman dari kehancuran dengan rahmat khusus dari Kami. Kami selamatkan mereka dari kenistaan saat kaum Tsamûd Kami hancurkan. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Muhammad, Mahakuat lagi Mahaperkasa. Maka yakinlah akan kekuatan, kejayaan, bantuan dan pertolongan-Nya.
(Maka tatkala datang perintah Kami) yang memerintahkan supaya mereka dibinasakan (Kami selamatkan Saleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia) jumlah mereka ada empat ribu orang (dengan rahmat dari Kami dan) Kami selamatkan pula mereka (dari kehinaan di hari itu) kalau dibaca yaumi-idzin dianggap sebagai isim yang mu`rab dan kalau dibaca yaumaidzin dianggap sebagai isim yang mabni karena diidhafatkan kepada isim yang mabni pula; demikianlah menurut pendapat kebanyakan ahli nahwu. (Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa) Maha Menang.
وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ ﴿٦٧﴾
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
Satu suara keras yang disertai goncangan dan petir menimpa mereka karena mereka menzalimi diri dengan kekafiran dan permusuhan. Kemudian mereka binasa, mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan wajah tertelungkup, tanpa gerak sedikit pun.
(Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang lalim itu lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka) dalam keadaan bersimpuh pada lutut mereka padahal mereka telah mati semuanya.
كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا۟ فِيهَآ ۗ أَلَآ إِنَّ ثَمُودَا۟ كَفَرُوا۟ رَبَّهُمْ ۗ أَلَا بُعْدًۭا لِّثَمُودَ ﴿٦٨﴾
seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.
Selesailah ihwal mereka dan hilanglah jejak mereka dari negeri itu, seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di situ. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran, bahwa kaum Tsamûd telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, Sang Pencipta mereka. Oleh karena itu, mereka dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah.
(Seolah-olah) lafal ka-an adalah takhfif daripada ka-anna sedangkan isimnya tidak disebutkan, kepanjangannya adalah ka-annahum, artinya seolah-olah mereka (belum pernah berdiam) belum pernah tinggal (di tempat itu) di dalam rumah mereka. (Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud) lafal tsamuud dapat ditanwinkan sehingga menjadi tsamuudan dan dapat pula dibaca tanpa memakai tanwin sehingga menjadi tsamuuda. Makna yang dimaksud ialah kabilahnya.
وَلَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرَٰهِيمَ بِٱلْبُشْرَىٰ قَالُوا۟ سَلَٰمًۭا ۖ قَالَ سَلَٰمٌۭ ۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَآءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍۢ ﴿٦٩﴾
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: \"Selamat\". Ibrahim menjawab: \"Selamatlah,\" maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
Sesungguhnya Kami telah mengutus malaikat kepada Ibrâhîm untuk memberikan kabar gembira kepadanya dan istrinya tentang kelahiran seorang anak. Mereka memberikan hormat kepadanya dengan ucapan salam. Ibrâhîm menjawab penghormatan mereka dengan salam pula. Ia lalu cepat menyajikan jamuan berupa daging anak sapi yang dipanggang untuk dimakan.
(Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dengan membaca kabar gembira) yaitu akan diberi anak bernama Ishak dan menyusul Yakub anak Ishak sesudah itu. (mereka mengucapkan, \"Selamat.\") lafal salaaman menjadi mashdar (Ibrahim menjawab, \"Selamatlah.\") atas kalian (Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang) daging panggang anak sapi.
فَلَمَّا رَءَآ أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةًۭ ۚ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ إِنَّآ أُرْسِلْنَآ إِلَىٰ قَوْمِ لُوطٍۢ ﴿٧٠﴾
Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: \"Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth\".
Ketika melihat tangan mereka tidak menyentuh jamuan itu sedikit pun, seperti tamu-tamu pada umumnya, Ibrâhîm merasa bahwa mereka bukan tamu, tetapi malaikat. Ia menyembunyikan rasa takut kalau-kalau kedatangan mereka itu karena sesuatu yang dianggap salah oleh Allah atau untuk menyiksa kaumnya. Para malaikat itu berkata, setelah mengetahui rasa takut dalam diri Ibrâhîm, \"Sesungguhnya kami diutus untuk membinasakan kaum Lûth.\"
(Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka) merasa heran dengan kelakuan mereka itu (dan mulai timbul) memendam rasa di dalam hati (rasa takut terhadap mereka) ketakutan. (Malaikat itu berkata, \"Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah malaikat-malaikat yang diutus kepada kaum Luth.\") untuk membinasakan mereka.
وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌۭ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ ﴿٧١﴾
Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.
Saat itu istrinya berdiri ikut mendengarkan pembicaraan mereka di sebuah tempat tak jauh dari mereka. Ia kemudian tersenyum karena gembira mendengar Lûth, kemenakan suaminya, akan selamat. Melalui malaikat, Kami sampaikan kabar gembira bahwa ia, dari suaminya, akan melahirkan seorang putra yang bernama Ishâq. Anak itu nantinya akan hidup. Setelah itu, dari Ishâq, dia akan memperoleh seorang cucu yang bernama Ya'qûb.
(Dan istrinya) yakni istri Nabi Ibrahim, yaitu Siti Sarah (berdiri) melayani mereka (lalu dia tersenyum) merasa gembira dengan akan dibinasakannya kaum Luth (maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishak dan menyusul sesudah) (Ishak Yakub) yaitu anak Nabi Ishak yang sempat melihat Nabi Ibrahim.
قَالَتْ يَٰوَيْلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٌۭ وَهَٰذَا بَعْلِى شَيْخًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ عَجِيبٌۭ ﴿٧٢﴾
Isterinya berkata: \"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh\".
Istri Ibrâhîm berteriak heran, \"Aneh! Mungkinkah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan tua dan suamiku kalian lihat juga sudah tua, sehingga tidak akan mungkin punya anak? Demi Allah, sungguh luar biasa apa yang aku dengar ini! Sebab bagaimana mungkin dua orang yang sudah tua seperti aku dan suamiku dapat menghasilkan anak?\"
(Istrinya berkata, \"Sungguh mengherankan) lafal wailataa ini merupakan kalimat yang biasa diucapkan di kala seseorang melihat perkara yang besar. Huruf ya yang ada padanya merupakan pergantian dari huruf alif (apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua) aku berumur sembilan puluh sembilan tahun (dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula) Nabi Ibrahim pada saat itu berumur seratus atau seratus dua puluh tahun. Lafal syaikhan dinashabkan karena menjadi hal, sedangkan amilnya adalah isim isyarah yaitu lafal haadzaa tadi. (Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang aneh\") kedua pasangan yang sama-sama telah tua dapat mempunyai anak.
قَالُوٓا۟ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۖ رَحْمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيْكُمْ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ ۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌۭ مَّجِيدٌۭ ﴿٧٣﴾
Para malaikat itu berkata: \"Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah\".
Malaikat berkata kepadanya, \"Apakah kamu merasa heran akan mendapatkan anak meskipun kalian berdua telah berusia tua, padahal itu semua terjadi atas perintah Allah yang tidak dapat dihalangai oleh sesuatu apapun? Itulah rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian, sanak keluarga Nabi. Bukanlah suatu hal yang aneh jika Allah memberikan kepada kalian sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada orang lain. Dialah yang melakukan segala sesuatu yang patut dipuji. Dia Mahaagung, serta banyak memberikan kebaikan, kemuliaan dan karunia.
(Para malaikat itu berkata, \"Apakah kamu merasa heran tentang perintah Allah) yakni kekuasaan-Nya (itu adalah rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kalian) hai (ahlul bait) keluarga Nabi Ibrahim. (Sesungguhnya Allah Maha Terpuji) sangat terpuji (lagi Maha Pemurah\") Maha Pengasih.
فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَٰهِيمَ ٱلرَّوْعُ وَجَآءَتْهُ ٱلْبُشْرَىٰ يُجَٰدِلُنَا فِى قَوْمِ لُوطٍ ﴿٧٤﴾
Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.
Ketika rasa takut telah hilang dari dalam diri Ibrâhîm dan ia mendengar berita gembira akan kedatangan seorang putra, rasa ibanya pun muncul. Kemudian ia mendebat para melaikat tentang rencana pemusnahan kaum Lûth.
(Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim) perasaan takut telah lenyap dari hatinya (dan berita gembira telah datang kepadanya) yaitu memperoleh anak, mulailah (dia pun bersoal jawab dengan Kami) yakni dengan malaikat-malaikat utusan Kami (tentang) mengenai perihal (kaum Luth).
إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌۭ مُّنِيبٌۭ ﴿٧٥﴾
Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.
Ibrâhîm adalah seorang yang sangat penyabar. Ia tidak menyukai suatu azab disegerakan, sering merasa iba melihat orang lain tertimpa musibah dan selalu bertobat dengan melakukan sesuatu yang disukai dan diridai oleh Allah. Kelembutan dan kasih sayangnya itulah yang mendorongnya untuk mengajukan keberatan kepada para malaikat dengan harapan kaum Nabi Lûth tidak ditimpa azab Allah dan mereka dapat bertobat kepada-Nya.
(Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar penyantun) sangat sabar (lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah) banyak istighfarnya atau ia banyak mengucapkan kalimat innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uuna. Maka Nabi Ibrahim berkata kepada para malaikat itu, \"Apakah kalian akan membinasakan suatu kota yang di dalamnya terdapat tiga ratus orang beriman?\" Para malaikat menjawab, \"Tidak.\" Ia kembali bertanya, \"Apakah kalian akan membinasakan suatu kota yang di dalamnya terdapat dua ratus orang yang beriman?\" Para malaikat menjawab, \"Tidak.\" Ia bertanya lagi, \"Apakah kalian akan membinasakan suatu kota yang di dalamnya terdapat empat puluh orang yang beriman.\" Para malaikat menjawab, \"Tidak.\" Ia kembali bertanya, \"Apakah kalian akan membinasakan suatu kota yang di dalamnya terdapat empat belas orang yang beriman?\" Mereka menjawab, \"Tidak.\" Nabi Ibrahim kembali bertanya, \"Bagaimana pendapat kalian jika di dalam sebuah kota terdapat hanya seorang yang beriman?\" Mereka menjawab, \"Tidak pula.\" Maka Nabi Ibrahim berkata kepada mereka, \"Sesungguhnya di dalam kota tersebut terdapat Nabi Luth.\" Mereka menjawab, \"Kami lebih mengetahui tentang orang-orang beriman yang terdapat di dalamnya
يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَٰذَآ ۖ إِنَّهُۥ قَدْ جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَإِنَّهُمْ ءَاتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍۢ ﴿٧٦﴾
Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.
Malaikat berkata, \"Hai Ibrâhîm, janganlah kamu mengajukan keberatan dan memohon belas kasih untuk mereka. Perintah untuk menghancurkan mereka telah datang dari Tuhan. Diprotes atau tidak, mereka akan tetap didatangi azab yang tidak dapat ditolak.\"
Maka tatkala Nabi Ibrahim berkepanjangan di dalam bertanya jawab dengan mereka, lalu mereka mengatakan: (\"Hai Ibrahim! Tinggalkanlah soal jawab ini) perbantahan ini (sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu) untuk membinasakan mereka (dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.\")
وَلَمَّا جَآءَتْ رُسُلُنَا لُوطًۭا سِىٓءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًۭا وَقَالَ هَٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌۭ ﴿٧٧﴾
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: \"Ini adalah hari yang amat sulit\".
Ketika para malaikat utusan Kami datang kepada Nabi Lûth dalam bentuk pemuda-pemuda tampan, Lûth merasa susah dan menderita. Ia merasa tidak dapat melindungi mereka dan merasa susah dengan keberadaan mereka karena takut perilaku jelek kaumnya akan tertuju kepada mereka. Ia berkata, \"Ini adalah hari yang teramat sulit.\"
(Dan tatkala datang utusan-utusan Kami itu kepada Luth, dia merasa susah) merasa repot dengan kedatangan mereka itu (dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka) mereka datang dalam rupa yang tampan menyamar sebagai tamu-tamu. Hal inilah yang membuat Nabi Luth merasa takut terhadap kaumnya yang tentunya akan berlaku tidak senonoh terhadap tamu-tamunya ini (dan dia berkata, \"Ini adalah hari yang amat berat.\") hari yang sangat keras.
وَجَآءَهُۥ قَوْمُهُۥ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِى هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِى ضَيْفِىٓ ۖ أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌۭ رَّشِيدٌۭ ﴿٧٨﴾
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: \"Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?\"
Setelah mengetahui tetamu Nabi Lûth itu, dengan bergegas, kaumnya datang kepada Lûth. Sebelum itu mereka terkenal sering melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lûth berkata kepada mereka, \"Hai kaumku, inilah putri-putriku, kawinilah mereka. Ini lebih suci bagi kalian daripada berbuat keji dengan laki-laki. Bertakwalah kepada Allah. Peliharalah diri kalian dari siksaan-Nya. Jangan kalian permalukan aku dengan mengganggu tamu-tamuku. Tidak adakah di antara kalian seseorang yang berakal sehat yang dapat menyelamatkan kalian dari jurang kesesatan dan mencegah kejahatan kalian?
(Datanglah kepadanya kaumnya) ketika mereka mengetahui tentang tamu-tamunya itu (dengan bergegas-gegas) dengan segera (menuju kepadanya. Dan sejak dahulu) sebelum kedatangan para tetamu itu (mereka selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan keji) yaitu menyetubuhi anus laki-laki. (Ia pernah berkata,) yakni Nabi Luth (\"Hai kaumku! Inilah putri-putriku) maka kawinilah mereka (mereka lebih suci bagi kalian, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat malu) mempermalukan diriku (terhadap tamuku ini) tamu-tamu ini. (Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?\") yang memerintahkan kalian berbuat kebajikan dan melarang kalian melakukan perbuatan yang mungkar.
قَالُوا۟ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِى بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّۢ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ ﴿٧٩﴾
Mereka menjawab: \"Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki\".
Mereka berkata, \"Hai Lûth, kamu tahu bahwa kami tidak pantas menikahi putri-putrimu dan sama sekali kami tidak menyukai mereka. Tentunya kamu sangat tahu apa maksud kedatangan kami kepadamu.\"
(Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa kami tak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu itu) kami tidak membutuhkannya (dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sekiranya kami kehendaki.\") yaitu suka menyetubuhi anus laki-laki.
قَالَ لَوْ أَنَّ لِى بِكُمْ قُوَّةً أَوْ ءَاوِىٓ إِلَىٰ رُكْنٍۢ شَدِيدٍۢ ﴿٨٠﴾
Luth berkata: \"Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)\".
Lûth berkata, \"Kalaulah aku memiliki kekuatan untuk menolak kalian atau keluarga yang kuat untuk berlindung, maka sikapku terhadap kalian tentu akan berbeda. Aku pasti akan menghalangi kalian mendekati tamu-tamuku akan dan aku cegah kalian dari perbuatan dosa itu.\"
(Luth berkata, \"Seandainya aku mempunyai kekuatan untuk menolak kalian) mempunyai kemampuan untuk menolak keinginan kalian (atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat\") yakni keluarga yang mau menolongku, tentu aku akan menghajar kalian atas kekurangajaran kalian itu. Maka tatkala para malaikat itu melihat hal tersebut, lalu mereka mengatakan:
قَالُوا۟ يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓا۟ إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍۢ مِّنَ ٱلَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا ٱمْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ ٱلصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍۢ ﴿٨١﴾
Para utusan (malaikat) berkata: \"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?\".
Setelah berubah menjadi bentuk aslinya, malaikat berkata, \"Hai Lûth, jangan takut dan cemas! Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, bukan manusia seperti yang tampak menurut penglihatanmu dan kaummu. Mereka tidak akan dapat menyakitimu dan mengganggumu. Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam. Keluarlah bersama mereka dari negeri ini, dan jangan sampai ada seorang pun yang tertinggal supaya tidak terkena pedihnya azab. Akan tetapi jangan kamu ikut sertakan istrimu keluar bersamamu, sebab dia harus ditimpa azab seperti yang lainnya. Sesungguhnya waktu kehancuran mereka ialah waktu subuh yang sudah dekat. Maka, kau tak perlu takut.\"
(Para utusan itu berkata, \"Hai Luth! Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu) dengan berlaku jahat terhadap dirimu (sebab itu bawalah pergi keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir) pada bagian yang terakhir dari (malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal) supaya ia tidak melihat kengerian azab yang menimpa mereka (kecuali istrimu) dengan dibaca rafa`, yaitu imra-atuka, berkedudukan menjadi badal dari lafal ahadin. Menurut qiraat lain dibaca nashab, yaitu imra-ataka, berkedudukan menjadi istitsna dari lafal al-ahl. Artinya janganlah engkau membawa pergi dia. (Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa Nabi Luth tidak membawa istrinya pergi. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa Nabi Luth membawanya pergi. Hanya saja ia menoleh ke belakang seraya mengatakan, 'Aduh kaumku!' Lalu ia ditimpa oleh batu besar sehingga matilah dia.\" Nabi Luth bertanya kepada utusan tentang waktu pembinasaan kaumnya, maka para utusan itu berkata. (\"Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh) Nabi Luth meminta, 'Aku minta supaya lebih disegerakan lagi.' Mereka menjawab ('Bukankah subuh itu sudah dekat?'\")
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةًۭ مِّن سِجِّيلٍۢ مَّنضُودٍۢ ﴿٨٢﴾
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
Tatkala waktu terjadinya azab yang telah Kami tentukan datang, Kami jadikan negeri yang ditinggali kaum Lûth terbalik, yang di atas menjadi ke bawah. Pada saat itu, Kami hujani mereka dengan bebatuan yang berasal dari tanah terbakar.
(Maka tatkala datang perintah Kami) untuk membinasakan mereka (Kami jadikan bagian atas) dari negeri kaum Luth (ke bawah) artinya malaikat Jibril mengangkat negeri mereka ke atas kemudian menjatuhkannya ke bumi dalam keadaan terbalik (dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar) yaitu lumpur yang panas membara (dengan bertubi-tubi) secara terus-menerus.
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِىَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٍۢ ﴿٨٣﴾
Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.
Bebatuan itu menimpa mereka secara bertubi-tubi sebagai tanda siksaan dari Tuhanmu, wahai Muhammad. Siksaan berupa bebatuan itu tidak akan jauh dari orang-orang zalim dari kalangan kaummu.
(Yang diberi tanda) telah ditandai masing-masing tanah yang membara itu dengan nama orang yang dikenainya (oleh Rabbmu) menjadi zharaf bagi lafal mu`allamatan (dan hal itu) makna yang diisyaratkan di sini adalah azab yang berupa batu itu atau negeri mereka (dari orang-orang yang lalim) artinya penduduk Mekah (tidak jauh).
۞ وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًۭا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ وَلَا تَنقُصُوا۟ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ ۚ إِنِّىٓ أَرَىٰكُم بِخَيْرٍۢ وَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍۢ مُّحِيطٍۢ ﴿٨٤﴾
Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: \"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)\".
Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, \"Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya.
(Dan) Kami utus (kepada penduduk Madyan saudara mereka Syuaib. Ia berkata, \"Hai kaumku! Sembahlah Allah) tauhidkanlah Dia (sekali-kali tiada Tuhan bagi kalian selain Dia. Dan janganlah kalian kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kalian dalam keadaan yang baik) kalian hidup dalam keadaan yang menyenangkan sehingga kalian tidak perlu melakukan pengurangan takaran dan timbangan (dan sesungguhnya aku) (khawatir terhadap kalian) jika kalian tidak mau beriman (akan azab hari yang membinasakan\") hari yang meliputi kalian dengan kebinasaan. Lafal yaum disifati dengan lafal muhith mengandung pengertian majaz, karena terjadinya azab itu pada hari tersebut.
وَيَٰقَوْمِ أَوْفُوا۟ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ﴿٨٥﴾
Dan Syu'aib berkata: \"Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar.
(Dan Syuaib berkata, \"Hai kaumku!) (Cukupkanlah takaran dan timbungan) sempurnakanlah keduanya (dengan adil) secara tetap (dan janganlah kalian merugikan manusia terhadap hak-hak mereka) janganlah kalian mengurangi hak-hak mereka sedikit pun (dan janganlah kalian membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan) dengan melakukan pembunuhan dan kejahatan lainnya. Lafal ta'tsau berasal dari fi'il madhi `atsiya, artinya mengadakan kerusakan. Sedangkan lafal mufsidiina berkedudukan menjadi hal atau keterangan yang mengukuhkan makna amilnya yaitu ta'tsau.
بَقِيَّتُ ٱللَّهِ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍۢ ﴿٨٦﴾
Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu\"
Keuntungan yang tersisa untuk kalian berupa harta halal yang diberikan Allah kepada kalian jauh lebih baik dari sekadar harta haram yang kalian kumpulkan, jika kalian beriman kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, lakukanlah introspeksi terhadap diri kalian. Jadikanlah Allah sebagai Pengawas kalian. Aku bukanlah pengawas yang menghitung dan memvonis amal perbuatan kalian.\"
(Sisa keuntungan dari Allah) yaitu rezeki yang masih tersisa bagi kalian sesudah kalian mencukupkan takaran dan timbangan (adalah lebih baik bagi kalian) daripada perbuatan mengurangi takaran dan timbangan (jika kalian orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kalian.\") aku bukanlah pengawas yang membalas kalian terhadap amal perbuatan kalian, akan tetapi sesungguhnya aku adalah orang yang diutus bagi kalian sebagai pembawa peringatan.
قَالُوا۟ يَٰشُعَيْبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِىٓ أَمْوَٰلِنَا مَا نَشَٰٓؤُا۟ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلْحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُ ﴿٨٧﴾
Mereka berkata: \"Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal\".
Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, \"Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal.\"
(Mereka berkata) kepada Nabi Syuaib dengan nada mengejek (\"Hai Syuaib! Apakah salatmu menyuruhmu) membebankan kepadamu (agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami) yaitu berhala-berhala (atau) melarang kami (mencegah kami melakukan apa yang kami kehendaki tentang harta kami) maksudnya hal ini tidak benar sama sekali, tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebaikan. (Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.\") mereka mengatakan demikian dengan nada mengejek dan mencemoohkan Nabi Syuaib.
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًۭا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ ﴿٨٨﴾
Syu'aib berkata: \"Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
Syu'aib berkata, \"Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali.
(Syuaib berkata, \"Bagaimana pikiran kalian jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik) rezeki yang halal lalu apakah patut jika aku mencampurinya dengan barang yang haram hasil mengurangi takaran dan timbangan (Dan aku tidak berkehendak menyalahi kalian) melakukan (apa yang aku larang kalian daripadanya) kemudian aku mengerjakannya. (Aku tidak) aku tiada (bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan) bagi kalian supaya menegakkan keadilan (selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku) berkemampuan untuk melakukan hal tersebut dan perkara ketaatan lainnya (melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali.\") mengembalikan semua perkara.
وَيَٰقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِىٓ أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَآ أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَٰلِحٍۢ ۚ وَمَا قَوْمُ لُوطٍۢ مِّنكُم بِبَعِيدٍۢ ﴿٨٩﴾
Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
Wahai kaumku, jangan sampai perselisihan yang terjadi antara aku dan kalian membuat kalian keras kepala dan terus dalam kekufuran yang menyebabkan kalian tertimpa azab seperti yang ditimpakan atas kaum Nûh, atau kaum Hûd, atau kaum Shâlih. Masa, tempat dan kehancuran kaum Lûth, juga tidak jauh dari kalian. Maka petiklah pelajaran dari itu semua agar kalian tidak ditimpa azab seperti mereka.
(\"Hai kaumku! Janganlah membuat kalian jahat) menyebabkan kalian melakukannya (adanya pertentangan dengan aku) pertentangan antara aku dan kalian. Lafal syiqaaqii menjadi fa'il atau subjek daripada fi'il yajrimannakum, dan lafal qaum yang terkandung di dalamnya berkedudukan menjadi maf'ul awwal atau objek pertama, sedangkan maf'ul yang kedua ialah (hingga kalian ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh) ditimpa azab yang sama (sedangkan kaum Luth tidaklah) artinya tempat tinggal kaum Luth atau waktu mereka dibinasakan (jauh dari kalian) maka ambillah hal itu sebagai pelajaran buat kalian.
وَٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى رَحِيمٌۭ وَدُودٌۭ ﴿٩٠﴾
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Mohonlah kepada Allah agar Dia mengampuni segala dosa kalian. Kemudian bertobatlah kepada Allah dengan rasa menyesal dan memohon ampunan setiap kali berbuat dosa. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pencinta, dan selalu mengampuni dan menyukai hamba-hamba-Nya yang bertobat.
(Dan mohonlah ampun kepada Rabb kalian, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang) terhadap orang-orang yang beriman (lagi Maha Pengasih.\") sangat mencintai orang-orang yang beriman.
قَالُوا۟ يَٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًۭا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَىٰكَ فِينَا ضَعِيفًۭا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَٰكَ ۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍۢ ﴿٩١﴾
Mereka berkata: \"Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami\".
Mereka berkata, \"Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu.\"
(Mereka berkata) dengan nada yang menunjukkan kurang perhatian mereka terhadap perkataan Nabi Syuaib (\"Hai Syuaib! Kami tidak mengerti) kurang memahami (banyak tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami) maksudnya orang yang rendah (kalau tidaklah karena keluargamu) familimu (tentulah kami telah merajam kamu) dengan batu (sedangkan kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.\") bukan orang-orang tidak pantas untuk dihukum rajam; dan sesungguhnya hanya keluargamu sajalah orang-orang yang berwibawa itu.
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَهْطِىٓ أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَٱتَّخَذْتُمُوهُ وَرَآءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّى بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌۭ ﴿٩٢﴾
Syu'aib menjawab: \"Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan\".
Syu'aib menjawab, \"Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya.
(Syuaib menjawab, \"Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandangan kalian daripada Allah) oleh sebab itu lalu kalian tidak mau membunuhku demi mereka dan kalian tidak mau membiarkan aku demi karena Allah (sedangkan kalian menjadikan Dia) yakni kalian menganggap Allah (sebagai sesuatu yang terbuang di belakang kalian) terasing di belakang kalian tanpa kalian hiraukan Dia. (Sesungguhnya Rabbku meliputi apa yang kalian kerjakan.\") Dia Maha Mengetahui kesemuanya; oleh karena itu kelak Dia akan membalas kalian.
وَيَٰقَوْمِ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَٰمِلٌۭ ۖ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌۭ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَٰذِبٌۭ ۖ وَٱرْتَقِبُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُمْ رَقِيبٌۭ ﴿٩٣﴾
Dan (dia berkata): \"Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu\".
Wahai kaumku, kerjakanlah apa yang kalian mampu dan sanggup lakukan. Meskipun kalian tidak mendengar nasihatku, aku akan tetap melakukan apa yang berlawanan dengan yang kalian lakukan. Kalian akan tahu, siapa di antara kita yang akan mendapat siksaan hina, dan siapa di antara kita yang berbohong; akukah yang mengingatkan kalian dari siksa, ataukah kalian yang mengancam akan mengusirku dari negeri ini? Tunggulah apa yang akan terjadi. Aku pun juga menunggu bersama kalian.\"
(Dan dia berkata, \"Hai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuan kalian) sesuai dengan keadaan kalian (sesungguhnya aku pun berbuat pula) sesuai dengan kedudukanku. (Kelak kalian akan mengetahui siapa) lafal man di sini adalah maushul yang berkedudukan menjadi maf'ul dari lafal ta'lamuuna (yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah) akibat daripada perbuatan kalian itu (sesungguhnya aku pun menunggu bersama kalian.\") ikut mengawasinya.
وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًۭا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍۢ مِّنَّا وَأَخَذَتِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ ﴿٩٤﴾
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
Ketika perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini.
(Dan tatkala datang perintah Kami) yang memerintahkan supaya mereka dibinasakan (Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia sebagai rahmat dari Kami, dan orang-orang yang lalim dibinasakan oleh suatu suara yang mengguntur) malaikat Jibril mengeluarkan suara yang mengguntur terhadap mereka (lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya) mereka mati dalam keadaan bersimpuh.
كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا۟ فِيهَآ ۗ أَلَا بُعْدًۭا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ ﴿٩٥﴾
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.
Selesailah ihwal mereka dan lenyaplah jejak mereka. Seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di negeri itu. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan diambil pelajarannya oleh setiap orang yang berakal. Ingat, penduduk Madyan dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah seperti pendahulu mereka, kaum Tsamûd.
(Seolah-olah) mereka; lafal ka-an adalah bentuk takhfif daripada lafal ka-anna (belum pernah tinggal di tempat tinggalnya itu, di tempat mereka bermukim. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa).
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا وَسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍ ﴿٩٦﴾
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata,
Sesungguhnya Kami mengutus Mûsâ dengan didukung oleh mukjizat dari Kami yang menunjukkan kebenarannya, juga dengan bukti nyata yang dapat meluluhkan hati.
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa tanda-tanda kekuasaan Kami dan mukjizat yang nyata) bukti yang jelas dan gamblang.
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَٱتَّبَعُوٓا۟ أَمْرَ فِرْعَوْنَ ۖ وَمَآ أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍۢ ﴿٩٧﴾
kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.
Kami mengutusnya kepada Fir'aun dan para pembesar kerajaannya. Fir'aun mengingkari Mûsâ dan menyuruh kaumnya untuk ingkar mengikuti jejak langkahnya. Mereka pun mengikuti perintah Fir'aun dan melanggar perintah Mûsâ, padahal perintah Fir'aun tidaklah benar dan berakhir baik, yang patut diikuti.
(Kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun sekali-kali bukanlah perintah yang benar) perintah yang lurus.
يَقْدُمُ قَوْمَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فَأَوْرَدَهُمُ ٱلنَّارَ ۖ وَبِئْسَ ٱلْوِرْدُ ٱلْمَوْرُودُ ﴿٩٨﴾
Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.
Pada hari kiamat, Fir'aun berada di muka kaumnya, memimpin mereka seperti halnya di dunia, kemudian dengan pasti memasukkan mereka ke dalam neraka. Di sana mereka terbakar dan merasakan kepedihan siksaannya. Sungguh merupakan tempat masuk yang amat jelek, tempat mereka meminum air yang amat panas untuk melepas dahaga. Tetapi yang terjadi malah perut mereka robek.
(Ia berjalan di muka) berada paling depan (kaumnya di hari kiamat) sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagaimana mereka mengikutinya sewaktu hidup di dunia (lalu memasukkan mereka) menjerumuskan mereka (ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.)
وَأُتْبِعُوا۟ فِى هَٰذِهِۦ لَعْنَةًۭ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ بِئْسَ ٱلرِّفْدُ ٱلْمَرْفُودُ ﴿٩٩﴾
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La'nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.
Di dunia, mereka selalu diikuti oleh laknat Allah, malaikat dan manusia. Demikian pula pada hari kiamat. Sebab kutukan itu adalah ganjaran yang berhak mereka terima. Itulah pemberian yang amat jelek yang dapat membangkitkan rasa berdosa. Pada saat itu dikatakan, \"Seburuk-buruk pemberian adalah yang diberikan kepada mereka.\"
(Dan mereka telah diikuti di dalam) dunia ini (oleh kutukan, dan begitu pula di hari kiamat) mereka dikutuk pula (seburuk-buruk pemberian) bantuan (adalah yang diberikan kepada mereka) kutukan yang diberikan kepada mereka.
ذَٰلِكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْقُرَىٰ نَقُصُّهُۥ عَلَيْكَ ۖ مِنْهَا قَآئِمٌۭ وَحَصِيدٌۭ ﴿١٠٠﴾
Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.
Kisah-kisah itu, wahai Rasulullah, adalah sebagian dari kisah negeri yang telah Kami hancurkan. Semua itu Kami ceritakan kepadamu agar kamu dapat menasihati kaummu dan kamu yakin akan pertolongan Allah kepadamu. Sebagian negeri itu seperti tanaman yang berdiri tegak di atas lanjaran sehingga nampak terlihat apa yang telah terjadi. Sebagian lainnya hilang tanpa jejak seperti tanaman yang telah dituai.
(Yang demikian itu) hal yang telah disebutkan tadi; lafal dzaalika berkedudukan menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (adalah sebagian berita-berita negeri yang Kami ceritakan kepadamu) hai Muhammad (di antaranya) di antara negeri-negeri itu (ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya) artinya penduduknya telah binasa tetapi bekas-bekasnya masih ada (dan) di antaranya ada pula (yang telah musnah) telah binasa berikut penduduknya, sehingga tidak ada bekasnya sama sekali. Perumpamaan mereka sama dengan tanaman yang dipanen dengan memakai sabit.
وَمَا ظَلَمْنَٰهُمْ وَلَٰكِن ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ۖ فَمَآ أَغْنَتْ عَنْهُمْ ءَالِهَتُهُمُ ٱلَّتِى يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍۢ لَّمَّا جَآءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍۢ ﴿١٠١﴾
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.
Dengan kehancuran itu, Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri dengan kekufuran, peribadatan kepada selain Allah dan membuat kejahatan di muka bumi. Pada saat perintah Tuhanmu datang, wahai Nabi, tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah itu tidak mampu menolak kebinasaan yang menimpa mereka. Juga tidak dapat mendatangkan manfaat sedikit pun untuk mereka. Sikap mereka yang selalu menyembah berhala hanya akan menambahkan kebinasaan dan kerugian kepada mereka.
(Dan Kami tidak menganiaya mereka) dengan membinasakan mereka tanpa dosa (tetapi merekalah yang menganiaya dirinya sendiri) dengan melakukan perbuatan syirik (karena itu tiadalah bermanfaat) tidak ada gunanya (kepada diri mereka, sesembahan-sesembahan yang mereka seru) yang mereka sembah (selain Allah). Huruf min di sini zaidah atau tidak mengandung makna (sedikit pun, di waktu perintah Rabbmu datang) yaitu azab-Nya. (Dan sesembahan-sesembahan itu tidaklah menambah kepada mereka) penyembahan mereka terhadapnya itu tidak dapat memberikan kepada mereka (selain kerugian belaka) yaitu kebinasaan.
وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلْقُرَىٰ وَهِىَ ظَٰلِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُۥٓ أَلِيمٌۭ شَدِيدٌ ﴿١٠٢﴾
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
Seperti azab keras yang ditimpakan kepada kaum Nûh, kaum 'Ad, kaum Tsamûd dan lainnya, Allah pun akan mengazab penduduk negeri yang menganiaya diri dengan kekufuran dan kejahatan. Sesungguhnya siksa Allah kepada orang-orang yang zalim amatlah keras, pedih dan menyakitkan.
(Dan begitulah) perumpamaan azab-Nya (azab Rabbmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri) yang dimaksud adalah penduduknya (yang berbuat lalim) dengan melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Jelasnya tidak ada sesuatu pun yang dapat memberi manfaat kepada mereka bila azab Allah diturunkan kepada mereka. (Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras) sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis melalui Abu Musa Al-Asyari r.a. yang menceritakan bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, \"Sesungguhnya Allah selalu mencatat semua perbuatan orang yang aniaya sehingga apabila Dia mengazabnya, maka ia tidak dapat luput daripada-Nya.\" Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman-Nya, \"Dan begitulah azab Rabbmu..\" (Q.S. Hud 102)
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ ٱلْءَاخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّجْمُوعٌۭ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّشْهُودٌۭ ﴿١٠٣﴾
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).
Sesungguhnya di dalam kisah-kisah tersebut, terdapat pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh orang yang meyakini hari kebangkitan dan takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk diperhitungkan segala amal perbuatannya. Dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan oleh malaikat dan manusia.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) pada kisah-kisah yang telah disebutkan tadi (benar-benar terdapat pelajaran) bahan pelajaran (bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari itu) yakni hari kiamat itu (adalah suatu hari yang dikumpulkan menghadap kepada-Nya) pada hari itu (semua manusia, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan) artinya hari itu disaksikan oleh semua makhluk.
وَمَا نُؤَخِّرُهُۥٓ إِلَّا لِأَجَلٍۢ مَّعْدُودٍۢ ﴿١٠٤﴾
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.
Kami tidak akan mengundurkannya kecuali hanya beberapa saat yang Kami tentukan. Meskipun lama menurut pandangan manusia, tetapi sebenarnya itu sangatlah sebentar menurut Allah.
(Dan Kami tiadalah mengundur-undurkannya melainkan sampai waktu yang tertentu) waktu yang hanya diketahui oleh Allah.
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِىٌّۭ وَسَعِيدٌۭ ﴿١٠٥﴾
Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.
Di kala datang azab hari itu, tidak seorang manusia pun dapat berbicara kecuali dengan izin Allah. Di antara mereka ada yang celaka, yaitu mereka yang kafir, karena menerima berbagai macam siksaan. Ada pula yang berbahagia, yaitu mereka yang beriman, karena kenikmatan akhirat yang diperoleh.
(Di kala datang hari itu) sudah tiba saatnya (tidak dapat berbicara) lafal takallama pada asalnya adalah tatakallama, kemudian salah satu huruf tanya dibuang sehingga jadilah ia takallama (seorang pun melainkan dengan izin-Nya) izin Allah swt. (maka di antara mereka) makhluk (ada yang celaka dan) yang lainnya (ada yang berbahagia) masing-masing telah dipastikan nasibnya di zaman azali.
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُوا۟ فَفِى ٱلنَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌۭ وَشَهِيقٌ ﴿١٠٦﴾
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
Orang-orang yang celaka, tempat mereka adalah neraka. Di situ mereka bernafas dengan disertai rintihan sakit ketika menghirup dan mengeluarkan nafas dari dada.
(Adapun orang-orang yang celaka) menurut pengetahuan Allah swt. (maka tempatnya di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan jeritan) suara yang sangat keras (dan rintihan) suara yang lemah.
خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌۭ لِّمَا يُرِيدُ ﴿١٠٧﴾
mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
Mereka kekal selama-lamanya di neraka, selama ada langit dan bumi. Mereka tidak akan keluar kecuali pada waktu yang dikehendaki Allah untuk diberi siksa yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Nabi, Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya.
(Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi) artinya selama keberadaan langit dan bumi di alam dunia (kecuali) melainkan (jika Rabbmu menghendaki yang lain) yaitu perpanjangan waktu yang melebihi umur langit dan bumi. Makna yang dimaksud adalah tidak terbatas; mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. (Sesungguhnya Rabbmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.)
۞ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُوا۟ فَفِى ٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍۢ ﴿١٠٨﴾
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
Sedangkan orang-orang yang diberikan kebahagiaan oleh Allah, mereka akan masuk surga dan kekal di dalamnya, dari sejak awal selesainya perhitungan sampai waktu yang tidak terbatas. Kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah untuk ditunda waktunya masuk surga, yaitu orang-orang Mukmin yang banyak berbuat maksiat. Mereka itu akan berada di neraka sesuai azab yang pantas mereka terima, kemudian keluar dari situ dan masuk ke dalam surga. Mereka yang berbahagia itu, akan diberi oleh Tuhanmu karunia yang besar dan kekal di surga, tidak berkurang dan tidak putus-putus.
(Adapun orang-orang yang berbahagia) dapat dibaca sa`iduu atau su`iduu (maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi kecuali) melainkan (jika Rabbmu menghendaki) penafsirannya seperti apa yang telah dikemukakan pada ayat terdahulu yang hal ini ditunjukkan oleh firman selanjutnya, yaitu (sebagai karunia yang tiada putus-putusnya) tidak pernah terputus, dan penakwilan yang terdahulu itulah penakwilan yang paling kuat karena ia terlepas dari pengertian yang dipaksakan. Akhirnya hanya Allah jualah Yang Maha Mengetahui akan maksud-Nya.
فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍۢ مِّمَّا يَعْبُدُ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ ءَابَآؤُهُم مِّن قَبْلُ ۚ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنقُوصٍۢ ﴿١٠٩﴾
Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun.
Jika nasib bangsa-bangsa yang musyrik di dunia dan akhirat seperti yang telah Kami ceritakan kepadamu, wahai Muhammad, maka janganlah kamu ragu akan kesudahan nasib kaummu yang menyembah berhala, seandainya mereka terus berada dalam kesesatan. Sebab, mereka sama dengan nenek moyang mereka terdahulu yang telah Kami ceritakan kisah-kisahnya, sama-sama musyrik. Sesungguhnya Kami akan memenuhi azab yang berhak diterima oleh orang-orang kafir itu secara sempurna, tanpa dikurangi sedikit pun, sesuai dengan dosa yang mereka lakukan.
(Maka janganlah kamu) hai Muhammad (berada dalam keraguan) menaruh syak (tentang apa yang disembah oleh mereka) yaitu berhala-berhala sesembahan mereka karena sesungguhnya Kami akan mengazab mereka sebagaimana Kami mengazab orang-orang sebelum mereka yang melakukan perbuatan yang sama. Ayat ini dimaksud sebagai penghibur hati Nabi saw. (Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah) artinya sama dengan penyembahan mereka (dahulu) dan sungguh dahulu Kami telah mengazab mereka. (Dan sesungguhnya Kami pasti akan menunaikan terhadap mereka) sama dengan apa yang telah Kami tunaikan kepada nenek moyang mereka (bagian mereka) pembalasan azab mereka (dengan tidak dikurangi sedikit pun) artinya secukup-cukupnya.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ فَٱخْتُلِفَ فِيهِ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌۭ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَفِى شَكٍّۢ مِّنْهُ مُرِيبٍۢ ﴿١١٠﴾
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka. Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al Quran.
Kami tegaskan sekali lagi kepadamu, hai Muhammad, bahwa Kami telah memberikan Tawrât kepada Mûsâ. Sepeninggal Mûsâ, kaumnya beselisih paham dalam penafsiran dan maksud maknanya sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka. Masing-masing mencoba memahaminya menurut hawa nafsu. Mereka pun lantas terpecah menjadi beberapa golongan. Banyak dari mereka yang melenceng jauh dari kebenaran yang dikandungnya. Kalau bukan karena janji Allah untuk menunda siksa mereka sampai datangnya hari kiamat, niscaya ketetapan Allah berupa kebinasaan untuk orang-orang yang menyalahi dan keselamatan bagi orang-orang yang membenarkan pasti akan mereka terima di dunia, seperti halnya umat-umat terdahulu yang menyelewengkan pemahaman kitab suci sehingga sulit ditemukan kebenarannya. Sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Tawrât itu berada dalam kebimbangan dan jauh dari hakikat kebenaran.
(Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab kepada Musa) yaitu kitab Taurat (lalu diperselisihkan tentang Kitab itu) ada yang membenarkan dan ada yang mendustakan, sama halnya dengan nasib yang menimpa Alquran (Dan seandainya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Rabbmu) dengan ditangguhkannya penghisaban dan pembalasan terhadap semua makhluk hingga hari kiamat nanti (niscaya telah ditetapkan peradilan di antara mereka) di dunia tentang apa yang mereka perselisihkan mengenai masalah Kitab itu. (Dan sesungguhnya mereka) yaitu orang-orang yang mendustakannya (dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Alquran) mereka ragu terhadapnya.
وَإِنَّ كُلًّۭا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَٰلَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ ﴿١١١﴾
Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup, (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Masing-masing kelompok di antara mereka pasti akan dipenuhi balasan amal perbuatan mereka oleh Tuhanmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sekecil apa pun kebaikan dan kejahatan yang mereka lakukan. Dan Dia akan membalas mereka sesuai dengan perbuatannya.
(Dan sesungguhnya) dapat dibaca wain dan wainna (kepada masing-masing) artinya kepada setiap makhluk (pasti) huruf maa adalah zaidah, sedangkan huruf lam adalah mauthiah atau pendahuluan bagi qasam atau sumpah, atau lam fariqah. Menurut qiraat yang lain lamaa dibaca tasydid sehingga menjadi lammaa yang maknanya sama dengan illaa sedangkan huruf in sebelumnya bermakna nafi (Rabbmu akan menyempurnakan dengan cukup amal perbuatan mereka) yakni pembalasannya. (Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) Dia Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan yang terlahirkan daripadanya.
فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌۭ ﴿١١٢﴾
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jika keadaan umat-umat yang memperselisihkan pemahaman kitab suci begitu adanya, maka bersikaplah kamu dan para pengikutmu yang beriman dengan konsisten mengikuti jalan kebenaran seperti yang diperintahkan Allah. Janganlah kalian melampaui batas kewajaran dengan melalaikan atau meremehkan atau berlebih-lebihan dengan melakukan sesuatu yang di luar kemampuan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan pasti Dia akan membalasnya.
(Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar) yaitu mengamalkan perintah Rabbmu dan menyembah kepada-Nya (sebagaimana diperintahkan kepadamu dan) juga tetaplah pada jalan yang benar (orang yang telah bertobat) yaitu orang yang telah beriman (beserta kamu dan janganlah kalian melampuai batas) melanggar batasan-batasan Allah. (Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) oleh sebab itu Dia membalas kalian.
وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿١١٣﴾
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
Janganlah sedikit pun kalian condong kepada musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian yang menzalimi diri mereka dan melanggar batasan-batasan Allah. Jangan kalian bergantung kepada mereka atau menganggap baik jalan yang mereka tempuh. Sebab, dengan condong kepada mereka, kalian pantas menerima siksa neraka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindarkannya dari kalian. Sebagai kesudahan kalian, kalian tidak akan dibela oleh Allah dalam melawan musuh dengan cara tidak ditolong, oleh sebab kecenderungan kalian kepada musuh-Nya.
(Dan janganlah kalian cenderung) condong hati (kepada orang-orang yang lalim) dengan menyukai mereka atau berbasa-basi terhadap mereka atau menyenangi perbuatan mereka (yang menyebabkan kalian disentuh) kalian terkena (api neraka dan sekali-kali kalian tiada mempunyai selain daripada Allah) selain-Nya (seorang penolong pun) yang dapat memelihara diri kalian dari azab-Nya. Huruf min di sini zaidah (kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan) sehingga kalian tidak dapat selamat dari azab-Nya.
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًۭا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ﴿١١٤﴾
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
Laksanakanlah salat, hai Muhammad, dengan sempurna pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian-bagian waktu malam. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menyucikan jiwa, sehingga mampu mengalahkan kecenderungan berbuat jahat dan dapat menghapuskan dampak dosa-dosa kecil yang tidak pernah luput dari manusia. Petunjuk kebaikan yang diperintahkan kepadamu itu adalah suatu nasihat yang bermanfaat bagi orang-orang yang siap menerimanya, yang selalu ingat dan tidak melupakan Tuhan- Nya.
(Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang) yaitu di waktu pagi dan sore; yang dimaksud adalah salat subuh, zuhur dan asar (dan pada bagian permulaan) lafal zulafan adalah bentuk jamak dari kata tunggal zulfatan, artinya beberapa bagian (dari malam hari) yaitu salat isyak dan magrib. (Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu) seperti menjalankan salat lima waktu (menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk) yakni dosa-dosa yang kecil. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang sahabat yang mencium perempuan bukan muhrimnya. Kemudian sahabat itu menceritakannya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bersabda sampai dengan perkataannya berikut ini, \"... hal ini berlaku bagi umatku seluruhnya.\" Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. (Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat) sebagai pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
وَٱصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١١٥﴾
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.
Bersabarlah dalam menghadapi kesulitan dalam mengerjakan apa yang Kami perintahkan kepadamu. Laksanakanlah dengan baik. Allah pasti akan memberimu pahala yang besar. Sebab pahala orang-orang yang baik amalnya tidak akan sia-sia di sisi Allah.
(Dan bersabarlah) hai Muhammad, di dalam menghadapi perlakuan kaummu yang menyakitkan itu; atau bersabarlah kamu di dalam menjalankan salat (karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan) bersabar di dalam menjalankan ketaatan.
فَلَوْلَا كَانَ مِنَ ٱلْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُو۟لُوا۟ بَقِيَّةٍۢ يَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْفَسَادِ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًۭا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ ۗ وَٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَآ أُتْرِفُوا۟ فِيهِ وَكَانُوا۟ مُجْرِمِينَ ﴿١١٦﴾
Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
Seharusnya, di antara umat-umat terdahulu yang telah Kami binasakan karena kezaliman mereka, ada sekelompok orang yang didengar dan diberi kelebihan dalam beragama dan menggunakan akal, selalu mencegah orang lain berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mampu melindungi mereka dari azab yang menimpa. Sama sekali itu tidak akan terjadi. Yang terjadi justru di antara mereka hanya ada sedikit dari orang-orang yang beriman, yang tidak didengar pendapat dan arahannya.
(Maka mengapa tidak ada) mengapa tidak (dari umat-umat) dari bangsa-bangsa terdahulu (sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan) orang-orang yang teguh dalam beragama dan memiliki keutamaan (yang melarang daripada mengerjakan kerusakan di muka bumi) makna yang dimaksud adalah meniadakan, artinya hal tersebut jelas tidak akan terjadi di kalangan mereka (kecuali) hanya (sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka) yang melakukan nahi mungkar sehingga selamatlah mereka. Huruf min di sini mengandung makna bayan atau penjelasan (dan orang-orang yang lalim hanya mementingkan) mereka tidak mau melakukan nahi mungkar dan selalu senang dengan perbuatan kerusakan (kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka) mereka hanya bersenang-senang saja (dan mereka adalah orang-orang yang berdosa).
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍۢ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ﴿١١٧﴾
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain.
(Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim) dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut (sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan) orang-orang yang beriman.
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ﴿١١٨﴾
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
Kalau Tuhanmu berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan seluruh manusia menganut satu agama, tunduk dengan sendirinya kepada Allah, seperti malaikat. Dan alam pun tidak seperti yang ada ini. Tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian itu. Allah membiarkan mereka bebas memilih, sehingga terus berselisih paham dalam memahami segala sesuatu, meskipun hal itu adalah masalah yang berkaitan dengan pokok-pokok kepercayaan seperti iman kepada Allah, malaikat, rasul dan hari kiamat yang sebenarnya tidak boleh diperselisihkan. Mereka berselisih menurut kecenderungan, hawa nafsu dan cara berpikir masing- masing. Tiap-tiap kelompok dari mereka bersikeras dengan pendapatnya dan ajaran nenek moyangnya.
(Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu) pemeluk agama yang satu (tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat) dalam masalah agama.
إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ ﴿١١٩﴾
kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Akan tetapi orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah karena fitrah mereka yang suci, sepakat tentang ketentuan Allah untuk mereka, sehingga mereka percaya kepada para rasul, kitab-kitab suci dan hari kiamat. Atas dasar kehendak-Nya yang telah ditetapkan dalam sistem alam raya ini, Allah menciptakan manusia siap untuk menerima pahala dan siksa. Dengan begitu, janji Allah pun terlaksana, yaitu neraka jahanam akan diisi dengan pengikut-pengikut iblis yang terdiri atas manusia dan jin.
(Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu) artinya Allah telah menghendaki kebaikan bagi mereka sehingga mereka tidak berselisih pendapat tentangnya. (Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) sebagian di antara mereka ada yang suka berselisih dan sebagian yang lain ada yang diberi rahmat oleh-Nya sehingga mereka tidak berselisih mengenai agama. (Kalimat Rabbmu telah diputuskan) yaitu (sesungguhnya Aku akan memenuhi Jahanam dengan jin dan manusia semuanya.)
وَكُلًّۭا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۚ وَجَآءَكَ فِى هَٰذِهِ ٱلْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌۭ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٢٠﴾
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.
Dari setiap kisah rasul-rasul dan umat-umatnya yang telah lalu, Kami kisahkan kepadamu, Muhammad, sesuatu yang dapat menguatkan hatimu dalam melaksanakan tugas berat: menyampaikan pesan-pesan Allah. Di dalam kisah-kisah tersebut terdapat penjelasan kebenaran yang kamu serukan seperti para rasul terdahulu, seperti seruan mengesakan Tuhan dan menjauhi sesuatu yang dimurkai-Nya. Di dalamnya juga terkandung nasihat dan pelajaran yang dapat diambil oleh orang-orang Mukmin sehingga iman mereka bertambah dan orang-orang yang siap menerima keimanan sehingga bergegas menggapainya.
(Dan setiap) lafal kullan ini dinashabkan dengan alamat naqsh sedangkan tanwinnya merupakan pergantian dari mudhaf ilaih, artinya semua kisah rasul-rasul yang diperlukan (Kami ceritakan kepadamu, yaitu kisah-kisah para rasul) lafal maa di sini menjadi badal daripada lafal kullan (yang dengannya Kami teguhkan) Kami tenangkan (hatimu) kalbumu (dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran) yang dimaksud adalah kisah-kisah para rasul ini atau ayat-ayat ini (serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman) orang-orang yang beriman disebutkan di sini secara khusus, mengingat hanya merekalah yang dapat memanfaatkan adanya kisah-kisah atau ayat-ayat ini untuk mempertebal keimanan mereka, berbeda dengan orang-orang kafir.
وَقُل لِّلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَٰمِلُونَ ﴿١٢١﴾
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: \"Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)\".
Katakanlah, hai Muhammad, kepada mereka yang terus membangkang dan ingkar, kerahkanlah segala kemampuan kalian untuk memerangi Islam dan mengganggu orang-orang Mukmin. Kami akan tetap tegar melangkah di jalan kami.
(Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman, \"Berbuatlah menurut kemampuan kalian) sesuai dengan keadaan dan kondisi kalian (sesungguhnya Kami pun berbuat pula.\") sesuai dengan keadaan Kami; ungkapan ini dimaksud sebagai ancaman buat orang-orang yang tidak beriman.
وَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ ﴿١٢٢﴾
Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)\".
Tunggulah apa yang kalian nantikan dari kami, kami pun juga menunggu janji Allah kepada kami berupa kesuksesan misi dakwah dan kemenangan atas musuh.
(\"Dan tunggulah) akibat perbuatan kalian (sesungguhnya kami pun menunggu pula.\") hal tersebut.
وَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ﴿١٢٣﴾
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Pengetahuan tentang sesuatu yang gaib di langit dan bumi hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, Dia Maha Mengetahui apa yang akan menimpa kalian dan apa yang akan kami terima. Dan hanya kepada- Nyalah pengaturan segala sesuatu dikembalikan. Jika demikian, maka sembahlah Allah semata. Bertawakallah kepada-Nya, dan jangan takut kepada selain-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah dari apa yang kalian kerjakan, hai orang-orang Mukmin dan kafir. Masing-masing akan diberi balasan yang setimpal di dunia dan akhirat.
(Dan kepunyaan Allahlah apa yang gaib di langit dan di bumi) artinya Allah mengetahui semua yang samar atau yang gaib di dalam keduanya (dan kepada-Nyalah dikembalikan) jika dibaca yarji'u artinya sama dengan lafal ya'uudu yaitu kembali. Jika dibaca yurja'u maka artinya sama dengan lafal yuraddu yaitu dikembalikan (urusan-urusan semuanya) oleh sebab itu Dia menghukum orang-orang yang durhaka terhadap-Nya (maka sembahlah Dia) artinya esakanlah Dia (dan bertawakallah kepada-Nya) artinya percayalah kepada-Nya karena sesungguhnya Dialah yang mencukupimu. (Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan) sesungguhnya Dia sengaja menangguhkan mereka hanya sampai pada saatnya nanti. Menurut suatu qiraat lafal ya'maluuna dibaca ta`maluuna, artinya yang kalian kerjakan.