Setting
Surah The Flame [Al-Masadd] in Indonesian
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍۢ وَتَبَّ ﴿١﴾
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
[[111 ~ AL-MASAD (JERAT SABUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 5 ayat ~ Surat ini dimulai dengan pemberitaan tentang kebinasaan Abû Lahab, musuh Allah dan Rasul-Nya. Harta, kehormatan atau apa saja selain itu yang dimilikinya tidak berguna lagi. Di akhirat kelak, ia diancam akan dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala dan membakar. Istrinya ikut pula menyertainya masuk ke dalam neraka. Allah memberikan kepadanya satu bentuk azab, yaitu dengan melilitkan seutas jerat ke lehernya untuk menyeretnya ke dalam neraka, sebagai tambahan siksa atas apa yang telah dilakukannya dalam menyakiti Rasulullah saw. dan mengganggu misi dakwahnya.]] Binasalah kedua tangan Abû Lahab yang selalu digunakannya untuk menyakiti kaum muslimin. Ia pun binasa pula bersama dengan kedua tangannya itu.
(Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab; di sini diungkapkan dengan memakai kata-kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan kedua tangannya; Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka: Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: \"Semoga Allah membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa.\" Ketika Nabi saw. menakut-nakutinya dengan azab, ia berkata, \"Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku.\" Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu:
مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ ﴿٢﴾
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Harta dan kehormatan yang ia usahakan tidak akan dapat mencegahnya dari azab Allah.
(Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa di sini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.
سَيَصْلَىٰ نَارًۭا ذَاتَ لَهَبٍۢ ﴿٣﴾
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Ia akan masuk ke dalam api menyala-nyala yang dapat membakarnya.
(Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) yang besar nyalanya; kata-kata ini pun dijadikan pula sebagai julukan namanya, karena ia mempunyai muka yang berbinar-binar memancarkan sinar merah api.
وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ ﴿٤﴾
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Dan istinya, si penyebar fitnah di kalangan orang banyak, juga akan masuk ke dalam api neraka.
(Dan begitu pula istrinya) lafal ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Yashlaa, hal ini diperbolehkan karena di antara keduanya terdapat pemisah, yaitu Maf'ul dan sifatnya; yang dimaksud adalah Umu Jamil (pembawa) dapat dibaca Hammalaatun dan Hammaalatan (kayu bakar) yaitu duri dan kayu Sa'dan yang banyak durinya, kemudian kayu dan duri itu ia taruh di tengah jalan tempat Nabi saw. lewat.
فِى جِيدِهَا حَبْلٌۭ مِّن مَّسَدٍۭ ﴿٥﴾
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Di lehernya ada tali dari sabut untuk menjeratnya.
(Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut; Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.