Setting
Surah Abraham [Ibrahim] in Indonesian
الٓر ۚ كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ ﴿١﴾
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
[[14 ~ IBRAHIM (NABI IBRAHIM A. S.) Pendahuluan: Makkiyyah, 52 ayat ~]] Alif, Lâm, Râ'. Digunakannya beberapa huruf dengan cara seperti ini pada permulaan surat adalah untuk menggugah pendengaran dan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân walaupun \"hanya\" tersusun dari huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam berbicara. Yang disebutkan dalam surat ini, wahai Muhammad, adalah sebagian kitab suci yang diturunkan kepadamu dari sisi Kami untuk mengeluarkan semua manusia dari gelapnya kekafiran menuju terangnya cahaya iman dan ilmu pengetahuan dengan kemudahan dari Tuhan mereka. Cahaya itu adalah jalan Allah Yang Mahaperkasa, karena pembalasan-Nya, dan Maha Terpuji, karena pemberian nikmat-Nya.
(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya. Alquran ini adalah (Kitab yang Kami turunkan kepadamu) Muhammad (supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan) dari kekafiran (kepada cahaya) yaitu agama Islam. (Dengan izin) perintah (Rabb mereka) lafal an-nuur diterangkan secara jelas pada ayat berikut ini: (yaitu ke jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa) Maha Menang (lagi Maha Terpuji.) Yang Maha Terpuji.
ٱللَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَوَيْلٌۭ لِّلْكَٰفِرِينَ مِنْ عَذَابٍۢ شَدِيدٍ ﴿٢﴾
Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,
Yaitu jalan Allah, Pencipta dan Pemilik segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi. Jika yang demikiaan itu adalah sifat-sifat Tuhan yang benar, maka kebinasaanlah bagi orang-orang kafir dengan siksa yang pedih.
(Dialah Allah) kalau dibaca jar kedudukannya menjadi badal atau athaf bayan, sedangkan kedudukan kalimat yang sesudahnya menjadi sifat. Jika dibaca rafa` jadilah mubtada, sedangkan khabarnya adalah firman berikut ini: (yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di bumi) semuanya adalah milik-Nya, hamba-Nya dan makhluk-Nya. (Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksa yang sangat pedih.)
ٱلَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا عَلَى ٱلْءَاخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍۢ ﴿٣﴾
(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, menghalangi orang lain agar tidak mengikuti syariat Allah, dan menginginkan syariat menjadi bengkok di dalam pandangan manusia supaya mereka meninggalkannya, adalah orang-orang yang telah tersesat jauh dari kebenaran.
(Yaitu orang-orang) kedudukannya sebagai sifat (yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menghalang-halangi) manusia (dari jalan Allah) yaitu agama Islam (dan menginginkan supaya ia) jalan Allah tersebut (bengkok) tidak lurus. (Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh) yakni sesat dari jalan yang hak dan benar.
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴿٤﴾
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Tidak seorang rasul pun yang Kami utus sebelummu, wahai Muhammad, kecuali berbicara dengan bahasa yang digunakan oleh kaumnya, agar mereka dapat memahami dan mengetahui dengan mudah hal-hal yang ia sampaikan. Ia tidak berkewajiban membuat mereka benar-benar mau menerima hidayah, karena Allah menyesatkan siapa saja yang dikehendaki--karena tidak mempunyai kesiapan untuk mencari kebenaran--dan memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki--karena baiknya kesiapan untuk mencari kebenaran. Dia Mahakuat yang tidak seorang pun dapat mempengaruhi kehendak-Nya. Dia meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan tidak memberi hidayah atau menyesatkan seseorang kecuali atas dasar hikmah.
(Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa) memakai bahasa (kaumnya, supaya ia dapat memberi pelajaran dengan terang kepada mereka) supaya mereka dapat memahami apa yang disampaikannya. (Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana.) di dalam tindakan-Nya.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ وَذَكِّرْهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّكُلِّ صَبَّارٍۢ شَكُورٍۢ ﴿٥﴾
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): \"Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah\". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
Sungguh, Kami telah mengutus Mûsâ dengan diperkuat oleh sejumlah mukjizat. Kami katakan kepadanya, \"Keluarkan kaummu (Banû Isrâ'îl), dari gelapnya kekafiran dan kebodohan menuju terangnya cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan! Ingatkan mereka akan kejadian dan bencana yang ditimpakan oleh Allah kepada bangsa-bangsa sebelum mereka! Dalam peringatan itu terdapat bukti-bukti kuat tentang keesaan Allah yang bisa mengajak kepada keimanan orang-orang yang selalu tabah menghadapi cobaan dan selalu bersyukur atas segala nikmat. Itulah sifat orang Mukmin.
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami) yang berjumlah sembilan ayat lalu Kami firmankan kepadanya (\"Keluarkanlah kaummu) yaitu kaum Bani Israel (dari gelap-gulita) dari kekafiran (kepada cahaya yang terang-benderang) yaitu keimanan (dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.\") yakni nikmat-nikmat-Nya. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni di dalam peringatan itu (terdapat tanda-tanda bagi setiap orang penyabar) di dalam mengerjakan ketaatan (dan banyak bersyukur) terhadap semua nikmat-nikmat-Nya.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنجَىٰكُم مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَآءَكُمْ ۚ وَفِى ذَٰلِكُم بَلَآءٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌۭ ﴿٦﴾
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: \"Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu\".
Wahai Muhammad, ingatkan kaummu--barangkali mereka mau berpikir--saat Mûsâ berkata kepada kaumnya sebagai pelaksanaan perintah Tuhanmu, \"Ingatlah kalian akan nikmat Allah pada saat Dia menyelamatkanmu dari kaum Fir'aun, yang menyiksa kalian dengan membebani pekerjaan berat, menyembelih anak-anak lelaki kalian, dan membiarkan anak-anak perempuan kalian tetap hidup dalam kehinaan dan ketertindasan.\" Dalam setiap siksa dan penyelamatan yang telah tersebut di atas terdapat ujian besar dari Allah untuk memperlihatkan kadar ketabahan dan kesyukuran.
(Dan) ingatlah (ketika Musa berkata kepada kaumnya, \"Ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari Firaun dan pengikut-pengikutnya; mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak laki-laki kalian) yang baru lahir (dan membiarkan hidup) membiarkan tetap hidup (anak-anak perempuan) karena ada sebagian tukang tenung yang mengatakan bahwasanya akan lahir seorang anak lelaki dari kalangan kaum Bani Israel, dia adalah penyebab bagi runtuhnya kerajaan Firaun. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) penyelamatan atau penyiksaan (ada cobaan) baik berupa pemberian nikmat maupun penimpaan malapetaka (yang besar dari Rabb kalian.\")
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ ﴿٧﴾
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; \"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih\".
Ingatlah, wahai Banû Isrâ'îl, ketika kalian diberitahu Tuhan dengan mengatakan, \"Apabila kalian mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain-lain yang pernah Aku berikan kepada kalian berupa keteguhan iman dan ketaatan, niscaya Aku akan menambah nikmat-nikmat yang telah Aku berikan itu. Tetapi apabila kalian mengingkarinya dengan kekafiran dan perbuatan maksiat niscaya Aku akan menyiksa kalian dengan siksaan yang menyakitkan. Siksaan-Ku memang sangat pedih bagi orang-orang yang ingkar.\"
(Dan ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan (Rabb kalian sesungguhnya jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan ketaatan (pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian. Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: (\"Sesungguhnya azab-Ku sangat keras.\")
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِن تَكْفُرُوٓا۟ أَنتُمْ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا فَإِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ حَمِيدٌ ﴿٨﴾
Dan Musa berkata: \"Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji\".
Mûsâ berkata kepada kaumnya pada saat mereka ingkar dan membangkang, \"Apabila kalian dan semua penduduk bumi mengingkari nikmat-nikmat Allah dan tidak mau bersyukur dengan keimanan dan ketaatan, maka hal itu tidak akan merugikan Allah sama sekali, karena Allah tidak membutuhkan kesyukuran manusia. Dia terpuji karena zat-Nya, dan tetap terpuji walau tidak ada seorang pun yang memuji-Nya.
(Dan Musa berkata) kepada kaumnya (\"Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari nikmat Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya (lagi Maha Terpuji.\") Maha Terpuji di dalam tindakan-Nya terhadap mereka.
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَؤُا۟ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍۢ وَعَادٍۢ وَثَمُودَ ۛ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۛ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَرَدُّوٓا۟ أَيْدِيَهُمْ فِىٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَقَالُوٓا۟ إِنَّا كَفَرْنَا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ وَإِنَّا لَفِى شَكٍّۢ مِّمَّا تَدْعُونَنَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍۢ ﴿٩﴾
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata: \"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya\".
Belum sampaikah kepada kalian berita tentang orang-orang yang telah berlalu sebelum kalian, yaitu kaum Nûh, kaum Hûd ('Ad), kaum Shâlih (Tsamûd), dan banyak bangsa setelahnya, yang hanya diketahui oleh Allah. Yaitu, pada saat mereka didatangi oleh para rasul dengan bukti-bukti yang jelas atas kebenaran mereka. Sambil meletakkan tangan di depan mulut sebagai pertanda keheranan dan ketidakpercayaan, mereka berkata kepada para rasul itu, \"Kami sungguh tidak mempercayai mukjizat-mukjizat dan bukti-bukti yang kalian bawa, dan ragu-ragu terhadap keimanan dan tauhid yang kalian serukan. Kami tidak mendapatkan kemantapan terhadap sesuatu dan bingung tentang hal itu.\"
(Belumkah sampai kepada kalian) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan (berita) kisah (tentang orang-orang sebelum kalian, yaitu kaum Nuh dan Ad) kaum Nabi Hud (dan Tsamud) kaum Nabi Saleh (dan orang-orang sesudah mereka, yang tiada seorang pun mengetahui jumlah mereka selain Allah) karena saking banyaknya. (Telah datang rasul-rasul kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata) yakni dengan membawa hujah-hujah yang jelas untuk membuktikan kebenaran mereka (lalu mereka menutupkan) yang dimaksud adalah umat-umat terdahulu itu (tangan mereka ke mulutnya) dengan menggigitnya sebagai pertanda kebencian mereka yang sangat terhadap ajakan para rasul itu (dan berkata, \"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian disuruh menyampaikannya) menurut anggapan kalian itu (dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kalian ajak kami kepadanya.\") artinya mereka benar-benar ragu terhadapnya.
۞ قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِى ٱللَّهِ شَكٌّۭ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّۭى ۚ قَالُوٓا۟ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٠﴾
Berkata rasul-rasul mereka: \"Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?\" Mereka berkata: \"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata\".
Dengan rasa tidak percaya dan heran menghadapi keragu-raguan mereka akan adanya Allah dan keesaan-Nya, para rasul itu, kemudian, mengatakan kepada kaum mereka masing-masing, \"Apakah ada keraguan mengenai adanya Allah dan keesaan-Nya sebagai Tuhan, padahal Dia adalah pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya. Dia menyeru kalian agar Dia mengampuni dosa-dosa yang kalian lakukan sebelum beriman, dan membiarkan kalian tetap hidup sampai datang ajal?\" Dengan keras kepala, mereka mengatakan kepada rasul masing-masing, \"Kalian hanyalah manusia seperti kami. Tidak ada kelebihan yang membuat kalian berhak menjadi rasul. Dengan seruan itu, kalian hanya ingin menghalangi kami untuk melakukan ibadah yang telah ada sejak zaman nenek moyang kami. Berilah kami bukti yang jelas seperti yang kami usulkan!\"
(Berkata rasul-rasul mereka, \"Apakah ada keraguan terhadap Allah) istifham di sini mengandung makna ingkar; artinya tentu saja tidak ada keraguan di dalam mentauhidkan-Nya mengingat adanya bukti-bukti yang jelas menunjukkan ke arah itu (Pencipta) yang menciptakan (langit dan bumi? Dia menyeru kalian) supaya taat kepada-Nya (untuk memberi ampunan kepada kalian dari dosa-dosa kalian) huruf min adalah huruf zaidah. Karena sesungguhnya Islam itu menghapus semua dosa yang sebelumnya. Atau huruf min itu bermakna tab`idh yang artinya sebagian daripada dosa-dosa kalian. Dimaksud untuk mengecualikan dosa-dosa yang menyangkut hak-hak hamba-hamba Allah (dan menangguhkan kalian) tanpa mengazab kalian (sampai masa yang ditentukan?\") sampai kalian mati. (Mereka berkata, \"Tiada lain) tidak lain (kalian adalah manusia biasa seperti kami juga. Kalian menghendaki untuk menghalang-halangi kami dari apa yang selalu disembah oleh nenek moyang kami) yaitu berhala-berhala sesembahan mereka (karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.\") hujah yang jelas untuk membuktikan kebenaran kalian itu.
قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِن نَّحْنُ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۖ وَمَا كَانَ لَنَآ أَن نَّأْتِيَكُم بِسُلْطَٰنٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ﴿١١﴾
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: \"Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.
Para rasul itu menjawab, \"Kami memang hanya manusia biasa sebagaimana kalian katakan, tetapi Allah memilih hamba-Nya yang Dia kehendaki untuk dijadikan nabi dan rasul. Kami tidak mampu memberikan bukti seperti yang kalian usulkan kecuali dengan kemudahan dari Allah. Hanya kepada-Nyalah orang-orang Mukmin boleh bertawakal, dan kami akan bertawakal dengan penuh kesabaran atas sikap keras kepala kalian.\"
(Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, \"Tiada lain) tidak lain (kami ini hanyalah manusia biasa sama dengan kalian) persis seperti apa yang kalian katakan itu (akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya) berupa kenabian. (Dan tidak patut) tidak layak (bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kalian melainkan dengan izin Allah) berdasarkan perintah-Nya karena sesungguhnya kami ini adalah hamba-hamba yang dipelihara oleh-Nya (Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.\") hanya percaya kepada-Nya.
وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَىٰنَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ ﴿١٢﴾
Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri\".
Atas alasan apa kami tidak bertawakal kepada Allah, sedang Dia telah membimbing tiap orang di antara kami semua kepada jalan yang telah ditentukan dan harus dilalui dalam agama? Sungguh kami akan menegaskan sikap berserah diri kami kepada Allah dan betul-betul akan tabah menghadapi penganiayaan yang kalian lakukan kepada kami, berupa sikap keras kepala dan usul untuk mendatangkan mukjizat. Hanya kepada Allahlah orang-orang boleh berserah diri.
(\"Mengapa kami) huruf allaa asalnya adalah gabungan daripada an dan laa (tidak bertawakal kepada Allah) artinya tidak ada yang melarang kami untuk melakukan hal tersebut (padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap perlakuan-perlakuan kalian yang menyakitkan kami) di dalam menghadapi gangguan-gangguan yang kalian lakukan terhadap kami. (Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal berserah diri.\")
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُم مِّنْ أَرْضِنَآ أَوْ لَتَعُودُنَّ فِى مِلَّتِنَا ۖ فَأَوْحَىٰٓ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٣﴾
Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: \"Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami\". Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: \"Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu,
Orang-orang kafir pemegang keputusan yang sombong beralih kepada kekuatan fisik setelah mereka tidak bisa melawan para rasul dengan dalil, dan mengatakan kepada mereka, \"Pilih salah satu: kalian kami usir dari tanah kami, atau kalian masuk agama kami!\" Kemudian Allah berfirman kepada para rasul itu dengan mengatakan, \"Kami benar-benar akan menghancurkan orang-orang kafir karena kezaliman mereka.
(Orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, \"Kami sungguh-sungguh akan mengusir kalian dari negeri kami atau kalian kembali) menjadi pemeluk (kepada tuntunan kami.\") yakni agama kami. (Maka Rabb mewahyukan kepada mereka, \"Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang lalim itu.\") yakni orang-orang kafir itu.
وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ ٱلْأَرْضَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَخَافَ وَعِيدِ ﴿١٤﴾
dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku\".
Sungguh Kami akan menempatkan kalian di tanah mereka setelah mereka hancur.\" Pemilihan kawasan itu menjadi tempat tinggal orang-orang Mukmin adalah suatu hak bagi orang yang takut kepada tempat perhitungan-Ku dan takut kepada ancaman azab-Ku. Karena, barangsiapa yang dipenuhi oleh rasa takut, akan selalu taat.
(\"Dan Kami pasti akan menempatkan kalian di negeri-negeri itu) di negeri tempat mereka tinggal (sesudah mereka) dibinasakan. (Yang demikian itu) yakni pertolongan dan mewariskan negeri itu (adalah untuk orang-orang yang takut akan menghadap kepada-Ku) pada hari ia menghadap kepada-Nya (dan yang takut kepada ancaman-Ku.\") takut kepada azab-Ku.
وَٱسْتَفْتَحُوا۟ وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍۢ ﴿١٥﴾
Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala,
Setelah tidak ada lagi harapan agar kaum mereka beriman, para rasul itu kemudian meminta kemenangan kepada Allah atas kaum mereka dan atas orang-orang kafir. Allah pun memberikannya, dan mereka menjadi beruntung. Sedang orang yang sombong dan sangat keras kepala terhadap ketatan kepada Allah akan merugi.
(Dan mereka memohon kemenangan) para rasul itu memohon pertolongan Allah di dalam menghadapi kaumnya (dan merugilah) binasalah (setiap orang yang berlaku sewenang-wenang) setiap orang yang takabur tidak mau taat kepada Allah (lagi keras kepala) artinya tidak mau tunduk kepada perkara yang hak.
مِّن وَرَآئِهِۦ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِن مَّآءٍۢ صَدِيدٍۢ ﴿١٦﴾
di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah,
Di dunia ia mendapatkan kekalahan, dan di akhirat kelak akan mendapatkan siksa di neraka Jahanam. Di sana ia akan diberi minum dengan air yang menjijikkan: air mirip nanah yang mengalir dari tubuh penghuni neraka.
(Di hadapannya) di depannya (ada Jahanam) yang akan dimasukinya (dan dia akan diberi minum) di dalam Jahanam itu (dengan air nanah) yaitu cairan yang meleleh dari perut ahli neraka bercampur dengan nanah dan darah.
يَتَجَرَّعُهُۥ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُۥ وَيَأْتِيهِ ٱلْمَوْتُ مِن كُلِّ مَكَانٍۢ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍۢ ۖ وَمِن وَرَآئِهِۦ عَذَابٌ غَلِيظٌۭ ﴿١٧﴾
diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat.
Ia meminumnya dengan susah payah. Seolah-olah ia meneguknya seteguk demi seteguk, tapi tidak juga bisa menelannya, karena wujudnya yang sangat kotor dan menjijikkan. Penghuni neraka itu disiksa dengan siksaan teramat berat yang semestinya membuat ia mati dan bebas dari penderitaan. Tetapi kenyataannya ia tetap hidup untuk menerima siksa yang lebih dahsyat.
(Diminumnya air nanah itu) diteguknya air nanah itu seteguk demi seteguk karena rasanya teramat pahit (dan hampir dia tidak dapat menelannya) ia merasa amat jijik mengingat baunya yang sangat busuk dan rupanya yang sangat menjijikkan (dan datanglah bahaya maut kepadanya) hal-hal yang menyebabkan kematian, berupa berbagai macam azab (dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati dan di hadapannya) sesudah mengalami azab tersebut (masih ada siksaan yang berat) siksaan yang keras lagi terus-menerus.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَٰلُهُمْ كَرَمَادٍ ٱشْتَدَّتْ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍۢ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا۟ عَلَىٰ شَىْءٍۢ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلْبَعِيدُ ﴿١٨﴾
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Pekerjaan dan usaha duniawi para dermawan kafir, karena tidak dibangun atas dasar keimanan, bagaikan abu yang bercerai berai ditiup angin pada hari yang berangin kencang. Pada hari kiamat, mereka tidak mampu mengambil manfaat sedikit pun dari usaha yang pernah mereka lakukan di dunia, karena tidak melihat adanya pengaruh dalam pendapatan pahala, sebagaimana tidak mampunya pemilik abu untuk memegangnya pada saat beterbangan ditiup angin kencang. Mereka yang tersesat itu mengira diri mereka dermawan, padahal perbuatan-perbuatan mereka sangat jauh dari jalan kebenaran.
(Perumpamaan) gambaran (tentang orang-orang yang ingkar kepada Rabb mereka) kalimat ayat ini berkedudukan menjadi mubtada kemudian dijelaskan oleh badalnya pada firman selanjutnya, yaitu: (amalan-amalan mereka) yang baik, seperti silaturahmi dan sedekah, yaitu dalam hal tiada kemanfaatan (seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin keras) sangat keras tiupannya sehingga angin keras itu menjadikannya debu-debu yang beterbangan yang tiada manfaatnya. Jar dan majrurnya merupakan khabar daripada mubtada (mereka tidak dapat) yakni orang-orang kafir itu (mengambil manfaat dari apa yang telah mereka upayakan itu) dari apa yang telah mereka amalkan sewaktu di dunia (barang sedikit pun) artinya mereka sama sekali tidak menemukan pahala daripada amal-amal mereka karena tidak memenuhi syarat, yaitu tiadanya iman. (Yang demikian itu adalah kesesatan) kebinasaan (yang jauh.)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍۢ جَدِيدٍۢ ﴿١٩﴾
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru,
Apakah engkau tidak mengetahui, wahai orang yang diajak bicara oleh ayat ini, bahwa Allah sungguh telah menciptakan langit dan bumi atas dasar aturan yang benar menurut kebijaksanaan-Nya. Wahai orang-orang kafir, Zat yang mampu melakukan hal itu juga mampu membinasakan kalian dan mendatangkan makhluk baru selain kalian yang mau mengakui wujud dan keesan-Nya, jika Dia berkehendak.
(Tidakkah kamu perhatikan) hai orang yang diajak bicara, tidakkah kamu memperhatikan. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan (bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak) lafal bilhaqqi bertaalluq atau berkaitan maknanya dengan lafal khalaqa. (Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kalian) hai manusia (dan mengganti kalian dengan makhluk yang baru) sebagai pengganti kalian.
وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍۢ ﴿٢٠﴾
dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah.
Membinasakan dan mendatangkan itu tidaklah sulit bagi Allah.
(Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah) tidak sulit bagi-Nya.
وَبَرَزُوا۟ لِلَّهِ جَمِيعًۭا فَقَالَ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًۭا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍۢ ۚ قَالُوا۟ لَوْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيْنَٰكُمْ ۖ سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَجَزِعْنَآ أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍۢ ﴿٢١﴾
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: \"Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: \"Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri\".
Benar-benar tidak ada keraguan, bahwa orang-orang kafir akan bangkit semuanya dari kubur mereka untuk perhitungan Allah, hingga seolah-olah telah terjadi sekarang. Pada saat itu para pengikut yang lemah mengatakan kepada pemimpin-pemimpin mereka yang sombong, \"Kami dulu adalah pengikut kalian dalam mendustakan para rasul, memerangi dan menolak pesan-pesan mereka. Apakah, pada hari ini, kalian mampu menghindarkan kami dari sebagian azab Allah?\" Para pemimpin yang sombong itu menjawab, \"Seandainya kami ditunjukkan dan dibimbing Allah menuju jalan keselamatan, tentu kami akan membimbing dan menyeru kalian ke situ. Tetapi kami telah tersesat, maka kami juga telah menyesatkan kalian. Dengan kata lain, kami telah memilihkan buat kalian sesuatu yang telah kami pilih buat kami. Dan sekarang ini, sama saja bagi kita, mengeluh ataupun bersabar, kita tidak mempunyai tempat pelarian dari azab Allah.\"
(Dan mereka akan berkumpul menghadap) semua makhluk itu menghadap. Ungkapan pada ayat ini dan ayat sebelumnya memakai fi`il madhi, dimaksud untuk memberikan pengertian kepastian bahwa hal itu benar-benar akan terjadi (kepada Allah semuanya, lalu berkatalah orang-orang yang lemah) yakni para pengikut (kepada orang-orang yang sombong) yaitu orang-orang yang diikuti (\"Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikut kalian) lafal taba`an merupakan bentuk jamak dari kata tunggal tabi`un (maka dapatkah kalian menghindarkan) menolak (daripada kami azab Allah walau sedikit saja?\") huruf min yang pertama tadi bermakna lit-tabyin atau untuk menjelaskan, sedangkan huruf min pada ayat ini bermakna lit-tab`idh atau menunjukkan makna sebagian. (Mereka berkata) orang-orang yang diikuti itu (\"Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami niscaya kami dapat memberi petunjuk kepada kalian) artinya nicaya kami akan menyeru kalian ke jalan hidayah. (Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar, sekali-kali tidak mempunyai) huruf min di sini adalah zaidah (tempat untuk melarikan diri.\") tempat berlindung dari azab-Nya.
وَقَالَ ٱلشَّيْطَٰنُ لَمَّا قُضِىَ ٱلْأَمْرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ ٱلْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِىَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوْتُكُمْ فَٱسْتَجَبْتُمْ لِى ۖ فَلَا تَلُومُونِى وَلُومُوٓا۟ أَنفُسَكُم ۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ أَنتُم بِمُصْرِخِىَّ ۖ إِنِّى كَفَرْتُ بِمَآ أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ ۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿٢٢﴾
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: \"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu\". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
Ketika Allah memutuskan hukum dengan memberikan nikmat kepada orang-orang Mukmin dan menyiksa orang-orang yang berbuat maksiat, Iblis mengatakan kepada pengikutnya, \"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan datangnya hari kebangkitan dan hari pembalasan dengan janji yang benar kemudian menepatinya. Sedang aku telah menjanjikan kepadamu bahwa hari kebangkitan dan hari pembalasan tidak akan datang, kemudian tidak kutepati. Sebetulnya dulu aku tidak mempunyai kekuatan untuk memaksamu agar mengikutiku, tetapi aku hanya menyerumu dengan godaan yang menyesatkan, kemudian kalian dengan cepat mengikutiku. Maka janganlah kalian menyalahkan diriku, tetapi salahkanlah diri kalian sendiri yang telah memenuhi seruanku. Hari ini aku tidak dapat menolong kalian dari azab, sebagaimana kalian juga tidak dapat menolongku. Saat ini aku tidak dapat membenarkan perbuatan kalian di dunia, yang telah mempertuhan diriku di samping Allah. Kalian menaatiku layaknya seorang hamba menaati Tuhannya.
(Dan berkatalah setan) yakni iblis (tatkala perkara hisab telah diselesaikan) kemudian orang-orang yang berhak masuk surga dimasukkan ke dalam surga dan orang-orang yang berhak masuk neraka dimasukkan ke dalam neraka, lalu mereka semuanya mengerumuni iblis (\"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar) yaitu dengan kebangkitan dari kubur dan pembalasan amal perbuatan lalu Dia telah memenuhi kalian (dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian) bahwasanya hal ini tidak ada (tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku terhadap kalian tidak memiliki) huruf min di sini zaidah (kekuasaan) kekuatan dan kemampuan yang dapat memaksakan kalian untuk mengikutiku (melainkan) kecuali (sekedar aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kalian sendiri) disebabkan kalian telah mengikuti seruanku itu. (Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian) dapat memberikan pertolongan kepada kalian (dan kalian pun tidak dapat menolongku) dapat dibaca mushrikhiyya dan mushrikhiyyi. (Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku) dengan Allah (sebelumnya.\") sewaktu di dunia. Lalu Allah berfirman: (\"Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih) siksaan yang sangat pedih.
وَأُدْخِلَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ ۖ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَٰمٌ ﴿٢٣﴾
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah \"salaam\".
Di akhirat kelak, orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan dimasukkan ke dalam surga-surga yang dialiri banyak sungai di bawah istana-istananya. Mereka hidup kekal di dalamnya dengan izin dan perintah Allah. Mereka mendapatkan ucapan selamat dari para malaikat dengan ucapan yang dapat mendatangkan rasa aman dan tenteram.
(Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke alam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal) lafal khaalidiina menjadi hal daripada kalimat yang keberadaannya diperkirakan (di dalamnya dengan seizin Rabb mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu) dari Allah dan dari para malaikat, serta di antara sesama mereka (salaam.)
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ ﴿٢٤﴾
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat permisalan kalimat(1) yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik bagaikan pohon yang banyak manfaatnya. Pangkalnya tertanam kokoh dengan akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya menjulang tinggi ke angkasa. (1) Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid: pengesaan Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh.
(Tidakkah kamu perhatikan) memperhatikan (bagaimana Allah telah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini dijelaskan oleh badalnya, yaitu (kalimat yang baik) yakni kalimat laa ilaaha illallaah/tiada Tuhan selain Allah (seperti pohon yang baik) yaitu pohon kurma (akarnya teguh) menancap dalam di bumi (dan cabangnya) ranting-rantingnya (menjulang ke langit).
تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٥﴾
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada waktu-waktu tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan balasannya pada setiap waktu. Demikianlah, Allah telah menerangkan permisalan kepada manusia dengan mendekatkan makna-makna abstrak melalui benda-benda inderawi, agar mereka dapat mengambil pelajaran lalu beriman.
(Pohon itu memberikan) membuahkan (buahnya) buah-buahannya (pada setiap musim dengan seizin Rabbnya) dengan kehendak-Nya demikian pula kalimat iman tertanam di dalam kalbu orang mukmin sedangkan amalnya naik ke langit kemudian memperoleh berkah dan pahala amalannya itu setiap saat (dibuatkan) dijelaskan (oleh Allah perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat) mau mengambil pelajaran daripadanya kemudian mereka mau beriman karenanya.
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍۢ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ ٱلْأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍۢ ﴿٢٦﴾
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Sedangkan kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak didukung oleh alasan yang kuat.
(Dan perumpamaan kalimat yang buruk) yaitu kalimat kekafiran (seperti pohon yang buruk) yaitu pohon hanzhal yang buahnya sangat pahit (yang telah dicabut) telah dibongkar sampai ke akar-akarnya (dari permukaan bumi, ia tidak dapat tetap sedikit pun) artinya tidak mempunyai tempat untuk berpijak lagi, maka demikian pula keadaan kalimat kekafiran tidak mempunyai tempat berpijak, tidak mempunyai ranting dan pula tidak ada keberkahannya.
يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ ﴿٢٧﴾
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.
Allah mengokohkan orang-orang Mukmin di atas kata kebenaran di dunia dan akhirat, dan menjauhkan orang-orang kafir dari situ karena jeleknya persiapan mereka. Allah mengokohkan sebagian orang dan menyesatkan yang lain menurut kehendak-Nya. Tak ada yang dapat menyanggah dan menghalangi keputusan-Nya.
(Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu) yaitu kalimat tauhid itu (di dunia dan di akhirat) yaitu di alam kubur, ketika dua orang malaikat menanyakan kepadanya tentang Rabb mereka, agama mereka dan nabi mereka. Maka orang-orang yang beriman dapat menjawabnya dengan benar; demikianlah menurut keterangan yang disebutkan di dalam hadis Imam Bukhari dan Imam Muslim (dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang kafir; oleh sebab itu mereka tidak mendapat petunjuk untuk memberikan jawaban yang benar. Bahkan mereka hanya mengatakan, \"Kami tidak tahu,\" demikian menurut keterangan dalam hadis (dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.)
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ بَدَّلُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ كُفْرًۭا وَأَحَلُّوا۟ قَوْمَهُمْ دَارَ ٱلْبَوَارِ ﴿٢٨﴾
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?,
Wahai orang-orang yang mendengar firman Allah, tidakkah engkau memperhatikan orang-orang musyrik yang seharusnya mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada Muhammad dan agamanya malah mengingkari-Nya, kemudian menjerumuskan para pengikutnya ke dalam jurang kehancuran.
(Tidakkah kamu perhatikan) artinya melihat (orang-orang yang telah menukar nikmat Allah) yang dimaksud ialah bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya (dengan kekafiran) mereka adalah orang-orang yang kafir Quraisy (dan menjatuhkan) menyeret (kaumnya) yakni mereka menyesatkan kaumnya (ke lembah kebinasaan) ke dalam kebinasaan.
جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا ۖ وَبِئْسَ ٱلْقَرَارُ ﴿٢٩﴾
yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.
Yaitu neraka Jahanam, tempat tinggal paling buruk, yang mereka rasakan panasnya.
(Yaitu neraka Jahanam) lafal Jahanam merupakan athaf bayan (mereka masuk ke dalamnya) dijebloskan ke dalamnya (dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman) tempat yang paling buruk ialah Jahanam itu.
وَجَعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا لِّيُضِلُّوا۟ عَن سَبِيلِهِۦ ۗ قُلْ تَمَتَّعُوا۟ فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى ٱلنَّارِ ﴿٣٠﴾
Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: \"Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka\".
Orang-orang musyrik itu juga membuat patung-patung sebagai sekutu Allah, satu-satunya Tuhan yang pantas disembah, sehingga perbuatan mereka itu mengakibatkan sesatnya manusia dari jalan Allah. Katakan, hai Muhammad, kepada orang-orang yang sesat itu, \"Bersenang-senanglah dengan keinginan hawa nafsu kalian! Tetapi tempat kembali kalian nanti adalah neraka.\"
(Orang-orang yang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah) tandingan-tandingan (supaya mereka menyesatkan manusia) dapat dibaca liyudhilluu dan liyadhilluu (dari jalan-Nya) yaitu agama Islam. (Katakanlah) kepada mereka (\"Bersenang-senanglah kalian) dengan keduniaan kalian dalam waktu yang sedikit (karena sesungguhnya tempat kembali kalian) yaitu tempat menetap kalian (ialah neraka.\")
قُل لِّعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّۭا وَعَلَانِيَةًۭ مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌۭ لَّا بَيْعٌۭ فِيهِ وَلَا خِلَٰلٌ ﴿٣١﴾
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: \"Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.
Wahai Muhammad, katakan kepada hamba-hamba-Ku yang jujur, beriman, dan berbuat baik, \"Kerjakanlah salat, dan sedekahkanlah sebagian harta kalian dalam macam-macam bentuk kebajikan, baik secara terang-terangan maupun secara rahasia, sebelum datangnya suatu hari, di mana perdagangan dan persaudaraan tidak akan berguna lagi.
(Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, \"Hendaklah mereka mendirikan salat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau pun terang-terangan sebelum datang hari kiamat yang pada hari itu tidak ada jual-beli) tebusan (dan persahabatan.\") persahabatan yang dapat menolong; yang dimaksud adalah hari kiamat.
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلْفُلْكَ لِتَجْرِىَ فِى ٱلْبَحْرِ بِأَمْرِهِۦ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلْأَنْهَٰرَ ﴿٣٢﴾
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
Hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya masing-masing, dan menurunkan air yang deras dari awan, untuk mengeluarkan rezeki kalian berupa buah-buahan dari tanaman di kebun dan pepohonan. Hanya Dia juga yang, dengan kehendak-Nya, menundukkan perahu untuk kalian, hingga melaju di lautan, mengangkut harta dan barang dagangan kalian. Hanya Dia yang menundukkan sungai- sungai berair tawar, agar kalian memanfaatkannya untuk minum dan mengairi tanaman.
(Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untuk kalian dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian) yang dimaksud adalah perahu (supaya bahtera itu berlayar di lautan) sehingga kalian dapat menaikinya dan memuat barang-barang di atasnya (dengan kehendak-Nya) dengan seizin-Nya (dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian sungai-sungai.)
وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ﴿٣٣﴾
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Hanya Dia pula yang menundukkan matahari dan bulan untuk kalian, hingga terus berputar menerangi bumi dan membawa kelangsungan hidup bagi tetumbuhan dan hewan, dan menundukkan malam bagi kalian untuk beristirahat, dan siang untuk berusaha.
(Dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian matahari dan bulan yang terus-menerus beredar) di dalam garis edarnya secara terus-menerus dan tidak pernah berhenti (dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian malam) supaya kalian tenang di dalamnya (dan siang) dan supaya kalian mencari kemurahan Allah di dalamnya.
وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌۭ كَفَّارٌۭ ﴿٣٤﴾
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Dialah satu-satunya yang menyediakan kebutuhan hidup kalian, baik yang kalian minta maupun yang kalian tidak minta. Maka dari itu, apabila kalian menghitung nikmat Allah yang pernah diberikan kepada kalian, kalian tentu tidak akan dapat mengetahui semua jenisnya, apalagi satu per satunya. Maka orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah benar-benar telah berbuat zalim dan ingkar.
(Dan Dia telah memberikan kepada kalian dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya) sesuai dengan keperluan kalian (Dan jika kalian menghitung nikmat Allah) pemberian nikmat-Nya kepada kalian (tidaklah dapat kalian menghitungnya) kalian tidak akan mampu menghitung-hitungnya. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah orang kafir (sangat lalim dan sangat ingkar) artinya banyak berbuat aniaya terhadap dirinya dengan cara melakukan maksiat dan banyak ingkar terhadap nikmat Rabbnya.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًۭا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ ﴿٣٥﴾
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: \"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Sebutkan kepada kaummu doa bapak mereka, Ibrâhîm, setelah ia membangun Kakbah, agar mereka dapat mengambil pelajaran dan meninggalkan kesyirikan, \"Tuhanku, jadikanlah negeri tempat Ka'bah ini terbebas dari orang-orang zalim, dan jauhkan diriku dan anak cucuku dari penyembahan berhala.
(Dan) ingatlah (ketika Ibrahim berkata, \"Ya Rabbku! Jadikanlah negeri ini) yakni kota Mekah (negeri yang aman) memiliki keamanan dan ternyata Allah telah memperkenankan doanya, maka Dia menjadikan Mekah sebagai kota yang suci; dilarang di dalamnya mengalirkan darah manusia, menganiaya seseorang, berburu binatang buruannya dan menebang pepohonannya (dan jauhkanlah aku) hindarkanlah aku (beserta anak cucuku) daripada (menyembah berhala-berhala.\")
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ ﴿٣٦﴾
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Penyembahan berhala-berhala itu telah menyebabkan kesesatan bagi banyak orang. Maka siapa saja di antara keturunanku yang mengikuti jejakku dan ikhlas beribadah kepada-Mu, adalah benar-benar pengikut agamaku. Tetapi, siapa saja yang tidak menaatiku dan berbuat syirik, maka Engkau Mahakuasa untuk memberinya petunjuk, karena ampunan dan kasih sayang-Mu amat banyak.\"
(\"Ya Rabbku! Sesungguhnya mereka itu) yakni berhala-berhala itu (telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia) karena mereka menyembahnya (maka barang siapa yang mengikutiku) berpegang pada ajaran tauhid (maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku) termasuk pemeluk agamaku (dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.) pernyataan ini sebelum Nabi Ibrahim mengetahui, bahwa Allah swt. tidak mengampuni dosa syirik.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةًۭ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ﴿٣٧﴾
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
\"Ya Tuhan kami,\" kata Ibrâhîm melanjutkan doanya, \"aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah Mekah yang tidak ditumbuhi pepohonan, di rumah-Mu yang Engkau lindungi dari tangan-tangan jahat dan Engkau jadikan daerah sekitarnya aman. Ya Tuhan kami, berilah mereka kehormatan mengerjakan salat di rumah ini. Jadikanlah orang-orang yang berhati mulia mencintai keturunanku itu dengan mengunjungi rumah-Mu. Berilah rezeki berupa buah-buahan yang Engkau kirimkan melalui para pendatang, agar mereka mensyukuri nikmat-Mu dengan mengerjakan salat dan berdoa.
(Ya Rabb kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku) sebagian daripada mereka, yaitu Nabi Ismail dan Siti Hajar ibunya (di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman) yaitu Mekah (di dekat rumah Engkau yang suci) sebelum banjir besar terjadi (ya Rabb agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati) kalbu-kalbu (sebagian manusia cenderung) condong dan merindukan (kepada mereka) Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, seandainya Nabi Ibrahim mengatakan di dalam doanya, yaitu af-idatan naasi yang artinya semua hati manusia, maka orang-orang Persia, Romawi dan semua manusia niscaya akan cenderung ke Baitullah (dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan; mudah-mudahan mereka bersyukur.\") dan memang doanya diperkenankan, yaitu dengan disuplaikannya buah-buahan dari Thaif ke Mekah.
رَبَّنَآ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِى وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِن شَىْءٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ ﴿٣٨﴾
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Ya Tuhan kami, rahasia dan keterusterangan kami adalah sama dalam ilmu-Mu. Engkau Maha Mengetahui kepentingan-kepentingan kami, dan lebih menyayangi diri kami daripada kami sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi--sekecil apa pun--yang tersembunyi dari pengetahuan-Mu. Oleh karena itu, sebetulnya kami tidak perlu berdoa. Doa yang kami panjatkan kepada-Mu ini adalah untuk menunjukkan sikap penghambaan, sikap tunduk, dan sikap selalu membutuhkan kami kepada diri-Mu.
(Ya Rabb kami! Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan) apa yang kami tidak lahirkan (dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada yang tersembunyi bagi Allah) huruf min di sini adalah zaidah (sesuatu pun, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit) ayat ini dapat diartikan kalam Rabb dan dapat pula dianggap sebagai doa Nabi Ibrahim.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى وَهَبَ لِى عَلَى ٱلْكِبَرِ إِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبِّى لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ﴿٣٩﴾
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
Segala puji bagi Allah yang, dengan umurku yang tua renta dan tidak ada harapan mempunyai anak lagi ini, telah mengaruniakanku Ismâ'îl dan Ishâq. Tuhanku benar-benar Maha Mendengarkan dan mengabulkan doaku.\"
(Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada diriku) memberiku (sekalipun) walaupun (sudah tua, Ismail) Nabi Ismail dilahirkan sewaktu Nabi Ibrahim berumur sembilan puluh sembilan tahun (dan Ishak.) dilahirkan sewaktu Nabi Ibrahim berumur seratus dua belas tahun (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Mendengar doa).
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ ﴿٤٠﴾
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Ibrâhîm kemudian melanjutkan, \"Ya Tuhanku, bimbinglah aku untuk mengerjakan salat dengan cara yang benar, juga anak keturunanku yang baik-baik. Ya Tuhanku, kabulkanlah doaku!
(Ya Rabbku! Jadikanlah aku orang-orang yang tetap mendirikan salat dan) jadikan pula (anak cucuku) orang-orang yang tetap mendirikannya. Nabi Ibrahim sengaja di dalam doanya ini memakai ungkapan min yang menunjukkan makna sebagian karena Allah swt. telah memberitahukan kepadanya bahwa di antara anak cucunya itu terdapat orang yang kafir (Ya Rabb kami! Kabulkanlah doaku) semua doa yang telah disebutkan tadi.
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ ﴿٤١﴾
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)\".
Ya Tuhan kami, ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku lakukan. Ampuni juga kedua orangtuaku dan orang-orang Mukmin pada hari dilaksanakannya perhitungan, yang diikuti dengan pembalasan.\"
(Ya Rabb kami! Beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku) doa ini diucapkan sebelum jelas bagi Nabi Ibrahim bahwa kedua orang tuanya memusuhi Allah swt. Akan tetapi menurut suatu pendapat dikatakan bahwa ibu Nabi Ibrahim masuk Islam. Lafal waalidayya menurut qiraat yang lain dapat dibaca mufrad sehingga bacaannya menjadi waalidiy (dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya) ditegakkannya (hisab) selanjutnya Allah berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ ﴿٤٢﴾
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,
Janganlah engkau sekali-kali mengira, wahai Muhammad, bahwa Tuhan-Mu lupa akan penyerangan yang dilakukan oleh orang-orang zalim terhadap umat Islam. Dia mengetahui kesalahan mereka itu. Hanya saja Dia menunda hukuman-Nya kepada mereka sampai pada suatu hari yang penuh kesusahan. Yaitu hari di mana mereka kehilangan kendali terhadap mata mereka, hingga terus membelalak dan tidak bisa terpejam karena apa yang mereka lihat sangat menakutkan.
(Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim) yakni orang-orang kafir dari kalangan penduduk Mekah. (Sesungguhnya Allah hanya memberi tangguh kepada mereka) tanpa diazab (sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak) karena ngerinya pemandangan yang mereka saksikan kala itu. Di dalam istilah bahasa atau lugah jika dikatakan bashara fulaanun syakhshan, artinya si polan melihat seseorang tanpa mengedipkan matanya.
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِى رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْـِٔدَتُهُمْ هَوَآءٌۭ ﴿٤٣﴾
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.
Mereka lalu cepat-cepat menghampiri penyeru dengan kepala mendongak ke langit, mata membelalak tak terkendali, dan hati kosong tanpa pikiran apa-apa, karena rasa takut yang sangat.
(Mereka datang bergegas) dengan segera memenuhi panggilan. Lafal ayat ini berkedudukan menjadi hal atau kata keterangan (dengan mengangkat) mendongakkan (kepalanya) ke langit (sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip) melotot (dan hati mereka kosong) tidak ada suatu pikiran pun yang terbetik di dalamnya saking kaget dan ngerinya.
وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ ٱلْعَذَابُ فَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ رَبَّنَآ أَخِّرْنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ قَرِيبٍۢ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَ ۗ أَوَلَمْ تَكُونُوٓا۟ أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍۢ ﴿٤٤﴾
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: \"Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul\". (Kepada mereka dikatakan): \"Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?
Hai Muhammad, terangkan kepada manusia hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat ketika mereka disiksa, saat orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kekafiran dan perbuatan maksiat berkata, \"Ya Tuhan kami, tundalah penyiksaan kami, kembalikanlah kami ke dunia, berilah kami waktu lagi barang sedikit, agar kami memperbaiki kelalaian kami dalam memenuhi seruan-Mu tentang tauhid dan mengikuti utusan-utusan-Mu.\" Allah berkata kepada mereka, \"Apakah hari ini kalian berkata begitu dan lupa bahwa di dunia dulu kalian pernah bersumpah bahwa apabila kalian mati, kemudian datang hari pembangkitan, kenikmatan yang kalian rasakan itu tidak akan hilang?
(Dan berikanlah peringatan) hai Muhammad, peringatkanlah (kepada manusia) yakni orang-orang kafir (terhadap hari yang pada waktu itu datang azab kepada mereka) yaitu hari kiamat (maka berkatalah orang-orang yang lalim) yakni orang-orang kafir (\"Ya Rabb kami! Beri tangguhlah kami) seumpamanya Engkau mengembalikan kami ke dunia (walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau) dengan mengamalkan ajaran tauhid (dan akan mengikuti rasul-rasul.\") lalu dikatakan kepada mereka dengan nada celaan (\"Bukankah kalian telah bersumpah) telah berikrar (sebelumnya dahulu) yaitu sewaktu di dunia (bahwa sekali-kali kalian tidak akan) huruf min di sini adalah zaidah (binasa?\") setelah meninggalkan dunia menuju ke akhirat.
وَسَكَنتُمْ فِى مَسَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ ٱلْأَمْثَالَ ﴿٤٥﴾
dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan\".
Kalian di dunia tinggal di tempat bangsa-bangsa yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekafiran dan perbuatan maksiat. Kemudian, dari peninggalan-peninggalan mereka kalian mengetahui bagaimana Kami menyiksa mereka, tetapi kalian tidak merasa gentar. Di samping itu, Kami telah menerangkan kepada kalian ciri-ciri pekerjaan yang mereka lakukan dan hal-hal yang menimpa mereka, tetapi kalian tidak mengambilnya sebagai pelajaran.\"
(\"Dan kalian telah berdiam) di dunia (di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri) dengan melakukan kekafiran, yaitu bekas tempat tinggal umat-umat terdahulu yang durhaka (dan telah nyata bagi kalian bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka) yaitu berupa siksaan, akan tetapi kalian masih tetap tidak mau kapok juga (dan telah Kami berikan) telah Kami jelaskan (kepada kalian beberapa perumpamaan.\") di dalam Alquran, akan tetapi kalian tidak mau mengambilnya sebagai pelajaran.
وَقَدْ مَكَرُوا۟ مَكْرَهُمْ وَعِندَ ٱللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِن كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ ٱلْجِبَالُ ﴿٤٦﴾
Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Orang-orang musyrik itu telah berbuat makar untuk menggagalkan dakwah. Allah mengetahui makar mereka. Makar itu tidak akan melenyapkan syariat yang kokoh, sekokoh gunung.
(Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar) terhadap Nabi saw. (makar yang besar) yaitu mereka bermaksud untuk membunuh Nabi saw. atau membelenggunya, atau mengusirnya (padahal di sisi Allahlah makar mereka) yakni pengetahuan makar tersebut, atau pembalasan makar itu. (Dan tidak akan) tidak bisa (makar mereka itu) betapa pun besarnya (dapat melenyapkan gunung-gunung) pengertiannya ialah makar tersebut dibiarkan dan tidak memberikan mudarat melainkan hanya terhadap diri mereka sendiri. Yang dimaksud dengan pengertian gunung-gunung di sini, menurut suatu pendapat adalah hakiki, yakni gunung yang sesungguhnya, dan menurut pendapat yang lain dimaksud adalah syariat-syariat Islam yang digambarkan seperti gunung-gunung dalam hal ketetapan dan keteguhannya. Menurut suatu qiraat yang lain litazuula ini dibaca latazuulu, yakni dengan harakat fatah pada huruf lamnya kemudian akhir fi'ilnya dibaca rafa', maka berdasarkan qiraat ini berarti huruf in di sini adalah bentuk takhfif atau keringanan daripada huruf inna yang ditasydidkan huruf nunnya, makna yang dimaksud adalah menggambarkan tentang besarnya makar orang-orang kafir itu terhadap diri Nabi saw. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan, yang dimaksud dengan lafal al-makru ialah kekafiran mereka. Makna yang terakhir ini sesuai pula dengan apa yang disebutkan di dalam firman Allah swt. yang. lainnya, yaitu, \"Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu (mendakwa Tuhan mempunyai anak), bumi belah, dan gunung-gunung runtuh.\" (Q.S. Maryam 90) Sedangkan pengertian yang pertama sesuai dengan bacaan yang tertera.
فَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِۦ رُسُلَهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌۭ ذُو ٱنتِقَامٍۢ ﴿٤٧﴾
Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-raaul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan.
Janganlah engkau mengira, wahai Rasulullah, bahwa Allah Swt. tidak menepati janji kemenangan yang pernah diberikan kepada rasul-rasul-Nya. Dia Mahaperkasa, tidak ada yang mampu menghalangi kehendak- Nya, dan sangat keras pembalasan-Nya terhadap orang yang kafir dan mendurhakai rasul-rasul-Nya.
(Karena itu janganlah sekali-kali kalian mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya) yaitu akan memberikan pertolongan kepadanya. (Sesungguhnya Allah Maha Perkasa) Maha Menang, tiada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi-Nya (lagi mempunyai pembalasan) terhadap orang-orang yang mendurhakai-Nya.
يَوْمَ تُبَدَّلُ ٱلْأَرْضُ غَيْرَ ٱلْأَرْضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ ۖ وَبَرَزُوا۟ لِلَّهِ ٱلْوَٰحِدِ ٱلْقَهَّارِ ﴿٤٨﴾
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Dari itu, Dia akan membalas mereka pada hari kiamat, saat bumi dan langit yang ada sekarang ini digantikan dengan bumi dan langit yang lain, dan semua makhluk keluar dari dalam kubur untuk pengadilan Allah yang tidak bersekutu dan tidak terkalahkan.
Ingatlah (Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit) yaitu hari kiamat, kemudian manusia digiring untuk dikumpulkan di suatu tanah yang putih bersih sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim. Sehubungan dengan hal ini Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwasanya Nabi saw. ditanya mengenai manusia pada saat itu. Lalu Nabi saw. menjawab, \"Berada di shirath.\" (dan mereka semuanya tampak bermunculan) artinya mereka keluar dari kuburan mereka masing-masing (untuk menghadap kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.)
وَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍۢ مُّقَرَّنِينَ فِى ٱلْأَصْفَادِ ﴿٤٩﴾
Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.
Pada hari kiamat itu, engkau akan melihat orang-orang kafir dibelenggu dengan tali bersama setan- setan mereka.
(Dan kamu akan melihat) hai Muhammad (orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir (pada hari itu diikat) dalam keadaan terikat beserta setan-setan mereka (dengan belenggu) tali-tali atau rantai-rantai.
سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٍۢ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ ﴿٥٠﴾
Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,
Sekujur tubuh mereka dibalur dengan cairan sejenis tir, hingga seolah-olah seperti pakaian yang melekat di badan mereka, sementara wajah mereka tertutupi api.
(Pakaian mereka) baju-baju mereka (adalah dari aspal) yang sangat mudah menyala (dan tertutuplah) ditutuplah (muka mereka oleh api neraka).
لِيَجْزِىَ ٱللَّهُ كُلَّ نَفْسٍۢ مَّا كَسَبَتْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ ﴿٥١﴾
agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
Allah berbuat begitu untuk membalas tiap orang sesuai dengan perbuatan yang pernah ia lakukan di dunia. Perhitungan Allah pada hari kiamat sangat cepat, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat mengganggu-Nya dalam melakukan hal itu.
(Agar pembalasan diberikan) lafal ini bertaalluq kepada lafal barazuu (oleh Allah kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan) baik berupa kebaikan atau pun keburukan. (Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya) Dia menghisab semua makhluk selama setengah hari menurut ukuran hari dunia, demikianlah menurut penjelasan hadis.
هَٰذَا بَلَٰغٌۭ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُوا۟ بِهِۦ وَلِيَعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ وَلِيَذَّكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿٥٢﴾
(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
Al-Qur'ân ini adalah penyampai pesan dan ancaman bagi manusia dari siksa Allah agar mereka tahu bahwa apabila mereka takut dan berpikir, niscaya mereka akan mengetahui bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan. Selain itu, juga agar orang-orang yang menggunakan pikirannya mengingat-ingat kebesaran Tuhan mereka, hingga mengetahui hal-hal yang bisa membawa mereka kepada kehancuran.
(Ini) yakni Alquran ini (adalah penjelasan yang cukup bagi manusia) artinya diturunkan untuk disampaikan kepada mereka (dan supaya mereka diberi peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui) apa-apa yang terkandung di dalamnya berupa hujah-hujah (bahwasanya Dia) yakni Allah (adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar mau mengambil pelajaran) asalnya adalah liyatadzakkara, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dzal sehingga jadilah bacaannya liyadzdzakkara artinya, supaya mengambil pelajaran (orang-orang yang berakal) yang berakal sehat.