Main pages

Surah The Troops [Az-Zumar] in Indonesian

Surah The Troops [Az-Zumar] Ayah 75 Location Maccah Number 39

تَنزِيلُ ٱلْكِتَٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ ﴿١﴾

Kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Quraish Shihab

[[39 ~ AZ-ZUMAR (ROMBONGAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 75 ayat ~ Surat ini termasuk kelompok surat yang diturunkan pada periode Mekah, kecuali ayat- ayat 52, 53 dan 54 yang turun pada periode Madinah. Surat ini diawali dengan isyarat betapa tingginya kedudukan al-Qur'ân, ajakan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah, dan bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Setelah itu, surat ini membicarkan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam penciptaan langit, bumi dan manusia. Ihwal bahwa jika manusia mengingkari Allah Dia tetap Mahakaya dan tidak membutuhkannya, dan apabila mereka bersyukur akan diridai Allah; dan bahwa Allah tidak akan pernah merelakan kekufuran, juga merupakan persoalan-persoalan yang dibahas dalam surat ini. Selain itu, dibicarakan pula watak dan tabiat manusia yang secara umum memiliki dua karakter. Pertama, apabila tertimpa musibah ia akan berdoa dan kembali kepada Tuhannya dan, kedua, apabila mendapat kebahagiaan ia segera melupakan apa yang dahulu dimintanya. Kemudian dibicarakan pula perbandingan antara orang yang waspada menghadapi kehidupan akhirat dan mengharap rahmat Tuhannya dengan orang-orang yang membangkang Tuhannya, serta balasan masing-masing di hari kiamat. Ihwal pemberian rahmat kepada mereka dengan menurunkan air hujan, juga disebut di sini. Dengan air itu, Allah menghidupkan bumi setelah sebelumnya tandus dan mati, dan menumbuhkan pepohonan dan proses pertumbuhannya yang melalui beberapa fase. Itu semua mengandung peringatan dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Surat ini kemudian berbicara kembali mengenai al-Qur'ân dan pengaruhnya terhadap orang-orang yang takut kepada Tuhan. Di dalam al-Qur'ân itu, Allah memberikan berbagai tamsil agar mereka mau mengambil pelajaran dan peringatan, al-Qur'ân yang tidak bengkok, supaya mereka bersiap- siap dan berhati-hati. Di bagian lain, terdapat perbandingan antara hamba yang musyrik dan hamba yang tulus beribadah kepada Allah. Mereka tidaklah sama! Juga terdapat peringatan bahwa kematian adalah suatu keniscayaan bagi semua makhluk hidup. Mereka akan saling menyalahkan di hadapan Allah. Selain itu, terdapat pula keterangan mengenai akhir perjalanan orang yang mendustakan Allah dan menustakan kebenaran yang dibawa Rasul-Nya, serta akhir perjalanan orang-orang yang benar dalam perkataannya dan membenarkan serta mempercayai ajaran-ajaran yang disampaikan mereka. Surat ini mengisahkan pula bahwa orang-orang musyrik, apabia ditanya mengenai siapa pencipta langit dan bumi, akan mengatakan \"Allah\". Tetapi, kendati demikian, mereka tetap menyembah berhala yang sama sekali tidak dapat menolak musibah yang dikehendaki Allah dan tidak bisa pula menahan rahmat jika Allah berkehendak menurunkannya kepada mereka. Setelah itu, surat ini menegaskan bahwa kitab suci al-Qur'ân ini diturunkan dengan benar. Oleh karena itu, barangsiapa yang mau mengambil petunjuk dari al-Qur'ân, maka keuntungannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Begitu pula sebaliknya, barangsiapa yang tersesat, maka dosanya pun akan ditanggung sendiri. Selain itu, surat ini menegaskan pula bahwa Rasulullah saw. diutus bukan sebagai penguasa. Setelah itu, surat ini kembali mengingatkan mereka, orang-orang musyrik, tentang kematian dan hari kebangkitan, dan bahwa apa yang mereka anggap sebagai sekutu-sekutu Allah tidak memiliki apa-apa, bahkan syafaat sekalipun. Syafaat hanya ada pada Allah Swt. Ketika pembicaraan mengenai ancaman yang diberikan kepada orang-orang yang durhaka dan orang-orang yang berlebih- lebihan berupa siksa yang sangat pedih--yang bisa jadi menimbulkan perasaan putus asa akan rahmat Allah pada diri manusia--Allah membuka pintu harapan lagi. Firman-Nya yang berbunyi: \"Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang berlebih-lebihan atas diri mereka, 'Jangan kalian berputus asa akan rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa. Dia sungguh Maha Pengampun dan Maha Pengasih',\" yang disebut di bagian akhir surat ini, adalah isyarat untuk itu. Allah kemudian mengajak mereka untuk kembali kepada-Nya sebelum datangnya siksaan secara tiba-tiba pada saat mereka tidak merasakannya. Dalam hal ini, Allah berfirman, \"Pada hari kiamat kamu akan melihat wajah orang-orang yang mendustakan Allah tampak hitam, dan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya tidak akan menderita dan tidak akan bersedih hati.\" Surat ini kemudian diakhiri dengan pembicaraan mengenai hari akhir, mulai dari peniupan sangkakala yang membuat semua makhluk yang ada di langit dan di bumi jatuh tersungkur, kecuali mereka yang dikehendaki-Nya, sampai kepada pengambilan hak oleh masing-masing orang. Penghuni neraka akan digiring ke dalam neraka, dan penghuni surga akan diantar ke surga. Penghuni surga akan berkata, \"Puji syukur bagi Allah yang telah menepati janji-Nya kepada kita.\" Perkara antara mereka telah diputuskan dengan benar. Mereka pun, kemudian, mengucapkan, \"Al-hamd-u lillâh-i rabb-i al-'âlamîn.\"]] Penurunan al-Qur'ân adalah oleh Allah yang kehendak-Nya tidak dikendalikan oleh siapa pun, Yang Mahabijaksana pada setiap tindakan dan ketetapan hukum-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Turunnya Kitab ini) yakni Alquran; berkedudukan sebagai Mubtaba (dari Allah) berkedudukan sebagai Khabar dari Mubtada (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam tindakan-Nya.

إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًۭا لَّهُ ٱلدِّينَ ﴿٢﴾

Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur'ân ini dengan memerintahmu untuk melakukan kebenaran. Oleh karena itu, beribadahlah kamu hanya kepada Allah dengan penuh ikhlas.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu) hai Muhammad (Kitab Alquran dengan membawa kebenaran) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Anzalnaa. (Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) yakni dari kemusyrikan, maksudnya mentauhidkan-Nya.

أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ كَٰذِبٌۭ كَفَّارٌۭ ﴿٣﴾

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): \"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya\". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Quraish Shihab

Ingatlah bahwa hanya Allah yang memiliki agama yang benar tanpa cacat. Orang-orang musyrik yang mengaku mempunyai penolong selain Allah berkata, \"Kami menyembah mereka bukan karena mereka itu pencipta. Kami hanya menyembah mereka agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan syafaat yang akan mereka berikan kepada kami di hadapan Allah.\" Allah akan memutuskan hukum di antara orang-orang musyrik dan orang-orang Mukmin yang mengesakan Allah tentang perkara syirik dan tauhid yang dahulu mereka perselisihkan. Allah tidak akan menunjukkan kebenaran kepada orang yang kebiasaannya berbohong dan cenderung selalu berbuat bohong.

Tafsir Jalalayn

(Ingatlah, hanya kepada Allahlah ketaatan yang murni itu) tiada seorang pun yang berhak menerimanya selain-Nya. (Dan orang-orang yang mengambil selain-Nya) yang mengambil berhala-berhala (sebagai pelindung) mereka adalah orang-orang kafir Mekah yang mengatakan, (\"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.\") yakni untuk mendekatkan diri kami kepada-Nya. Lafal Zulfaa adalah Mashdar yang maknanya sama dengan lafal Taqriiban/mendekatkan diri. (Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka) dan kaum Muslimin (tentang apa yang mereka berselisih padanya) tentang masalah agama, maka kelak orang-orang yang beriman akan masuk surga dan orang-orang yang kafir akan masuk neraka. (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang yang pendusta) yaitu orang yang mengatakan terhadap Allah, bahwa Dia mempunyai anak (lagi sangat ingkar) karena menyembah kepada selain-Nya.

لَّوْ أَرَادَ ٱللَّهُ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًۭا لَّٱصْطَفَىٰ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ ﴿٤﴾

Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.

Quraish Shihab

Seandainya Allah berkehendak mempunyai anak--seperti dikatakan orang-orang Nasrani tentang 'Isâ al-Masîh dan orang-orang musyrik tentang malaikat--tentu Dia mengambil siapa saja di antara makhluk ciptaan-Nya sebagai anak yang Dia kehendaki, dan bukan yang kalian kehendaki. Allah Mahasuci untuk mempunyai anak. Dia adalah Allah yang tidak diserupai oleh apa pun dan Dia Maha Penakluk.

Tafsir Jalalayn

(Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak) seperti apa yang mereka katakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, \"Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak...\" (Q.S. Al-Anbiya, 26) (tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang diciptakan-Nya) untuk dijadikan-Nya anak; bukan seperti apa yang telah mereka katakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, Uzair itu putra Allah dan juga Al-Masih adalah putra Allah (Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan-Nya dari mengambil anak (Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.

خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّۭ يَجْرِى لِأَجَلٍۢ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ ﴿٥﴾

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Quraish Shihab

Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar dan dalam bentuk yang tetap. Dia menutupkan siang ke dalam malam dan menutupkan malam ke dalam siang secara berulang-ulang. Dia juga menundukkan matahari dan bulan kepada kehendak-Nya dan untuk maslahat hamba-Nya, masing-masing beredar pada porosnya sampai batas waktu yang telah ditentukan, yaitu hari kiamat. Hanya Dialah, bukan yang lain, yang Mahaunggul atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang keluar dari kehendak-Nya. Dia Maha Pengampun atas dosa hamba-hamba-Nya(1). (1) Ayat ini menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat dan selalu berotasi. Dari segi bahasa, kata \"yukawwir\" yang digunakan dalam ayat ini berarti 'menutupkan suatu benda ke atas benda lain secara berturut-turut'. Kalau saja bumi ini tidak bulat--datar, umpamanya--tentu siang dan malam di suatu tempat dapat dimungkinkan tampak pada satu waktu secara bersamaan.

Tafsir Jalalayn

(Dia menciptakan langit dan bumi dengan -tujuan- yang benar) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Khalaqa (Dia menutupkan) yakni memasukkan (malam atas siang) sehingga waktu malam bertambah. (dan menutupkan siang) memasukkannya (atas malam) sehingga waktu siang bertambah (dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yakni hari kiamat. (Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya dan Yang Maha Membalas terhadap musuh-musuh-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya.

خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْأَنْعَٰمِ ثَمَٰنِيَةَ أَزْوَٰجٍۢ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ خَلْقًۭا مِّنۢ بَعْدِ خَلْقٍۢ فِى ظُلُمَٰتٍۢ ثَلَٰثٍۢ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ﴿٦﴾

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Quraish Shihab

Allah telah menciptakan kalian, wahai umat manusia, dari satu nafs yaitu Adam, bapak manusia. Dari satu nafs itu, Dia menciptakan pasangannya yaitu Hawâ'. Untuk kepentingan kalian, Dia menurunkan delapan macam hewan ternak, jantan dan betina, yaitu unta, sapi, domba dan kambing. Dia juga menciptakan kalian di dalam rahim ibu melalui tiga fase kegelapan: kegelapan perut, rahim dan plasenta. Yang memberikan hikmat itu kepada kalian adalah Allah, Pemelihara dan Penguasa segala urusan kalian. Hanya Dialah, bukan yang lain, yang memiliki kekuasaan segala urusan. Tak ada yang pantas disembah selain Dia. Lalu mengapa kalian tidak menyembah-Nya dan berpaling menyembah yang lain?(1). (1) Ovum berada pada salah satu indung telur wanita. Ketika mencapai puncak kematangannya, ovum akan keluar dari dalam indung telur untuk kemudian ditangkap oleh salah satu tabung valub. Di dalam saluran valub itu, ovum kemudian berjalan menuju rahim dan baru akan sampai ke rahim setelah beberapa hari. Pada masa berjalan menuju rahim itulah, ovum dapat dibuahi oleh sperma laki-laki. Mulailah, setelah itu, masa perkembangannya. Fase selanjutnya dialami janin di dalam rahim, di mana janin dilapisi oleh dua pembalut: charlon yang turun membantu membentuk plasenta, dan awnion yang langsung melapisi janin. Mengenai penafsiran \"tiga fase kegelapan\" dalam ayat ini, memang terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Di antaranya, bahwa yang dimaksud dengan tiga fase kegelapan itu, adalah: a. perut, rahim dan plasenta (atau selaput pembalut janin pada umumnya), b. perut, charlon dan awnion, c. perut, punggung dan rahim, d. indung telur, saluran valub dan rahim. Tampaknya, pendapat terakhirlah yang paling kuat karena merupakan tiga masa yang terpisah dan berbeda-beda tempatnya. Sedangkan pendapat yang lain pada kenyataannya hanya menunjukkan satu fase gelap pada satu tempat dengan beberapa tingkatan. Allah, Sang Pencipta, telah mengisyaratkan fakta ilmiah ini di dalam kitab suci-Nya pada saat orang belum menemukan ovum pada binatang mamalia, serta perjalanannya di dalam tubuh wanita yang jauh dari penglihatan mata.

Tafsir Jalalayn

(Dia menciptakan kalian dari seorang diri) yaitu dari Nabi Adam (kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya) yaitu Siti Hawa (dan Dia menurunkan untuk kalian binatang ternak) yakni unta, sapi, kambing, domba dan biri-biri (sebanyak delapan ekor yang berpasang-pasangan) yakni dari setiap jenis sepasang, yaitu jantan dan betina sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al-An'am (Dia menjadikan kalian dalam perut ibu kalian kejadian demi kejadian) yaitu mulai dari air mani, kemudian menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging (dalam tiga kegelapan) yaitu gelapnya perut, gelapnya rahim dan gelapnya selaput pelindung bayi. (Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Rabb kalian, Rabb Yang mempunyai kerajaan; tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimanakah kalian dapat dipalingkan?) dari menyembah kepada-Nya, kemudian kalian menyembah yang lain-Nya.

إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌۭ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿٧﴾

Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.

Quraish Shihab

Andai kata kalian, wahai manusia, mengingkari nikmat Allah, Dia tetap Mahakaya yang tidak akan pernah memerlukan keimanan dan kesyukuran kalian. Dia tidak merelakan hamba-hamba-Nya bersikap kufur, karena sikap itu hanya akan merugikan mereka sendiri. Dan apabila kalian bersyukur atas karunia yang diberikan-Nya kepada kalian, Dia tentu akan memberikan perkenan untuk itu. Jiwa yang berdosa tidak akan dibebani dosa jiwa yang lain. Kemudian kepada Tuhanlah kalian akan dikembalikan, lalu Dia memberitahukan apa yang dahulu kalian lakukan di dunia. Sesungguhnya, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam kalbu kalian. (1) (1) Ayat ini merupakan pernyataan dari al-Qur'ân mengenai prinsip individualitas hukuman seperti yang terdapat pula pada ayat 23 surat Yûsuf. Sebuah prinsip yang baru dikenal dalam ilmu hukum dan perundang-undangan belakangan ini.

Tafsir Jalalayn

(Jika kalian kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan kalian dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya) sekalipun ada di antara hamba-hamba-Nya yang menghendakinya (dan jika kalian bersyukur) kepada Allah, karenanya lalu kalian beriman (niscaya Dia meridai tasyakur) dapat dibaca Yardhah atau Yardhahu, artinya Dia pasti meridai tasyakur (kalian itu; dan tidaklah akan menanggung dosa) yakni seseorang (yang telah berbuat dosa akan dosa) orang (yang lain) maksudnya, seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Kemudian kepada Rabb kalianlah kembali kalian lalu Dia memberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada) dalam kalbu kalian.

۞ وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ضُرٌّۭ دَعَا رَبَّهُۥ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُۥ نِعْمَةًۭ مِّنْهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدْعُوٓا۟ إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًۭا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ ﴿٨﴾

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: \"Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka\".

Quraish Shihab

Apabila manusia tertimpa musibah, ia akan berdoa dan kembali kepada Tuhannya setelah sebelumnya menentang-Nya. Kemudian, apabila diberi kenikmatan yang banyak, ia melupakan musibah yang dulu ia mohon agar Tuhan menghilangkannya sebelum mendapatkan kenikmatan. Ia bahkan menyembah tuhan- tuhan lain yang dianggapnya sama dengan Allah. Ia melakukan hal itu untuk menyesatkan diri sendiri dan orang lain dari jalan Allah. Katakan, wahai Muhammad, kepada orang yang memiliki sifat seperti ini, dengan nada mengancam, \"Bersenang-senanglah dengan sikap tidak mensyukuri nikmat Allah dalam waktu yang tidak lama. Kamu, sungguh, termasuk penghuni neraka.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan apabila manusia itu ditimpa) yakni orang yang kafir (kemudaratan, dia memohon -pertolongan- kepada Rabbnya) yakni merintih kepada-Nya meminta pertolongan (dengan kembali) maksudnya, bertobat (kepada-Nya; kemudian apabila Rabb memberikan nikmat kepadanya) Dia memberinya nikmat (dari-Nya lupalah dia) artinya, dia meninggalkan (akan apa yang pernah ia serukan) yaitu lupa akan rintihannya (kepada-Nya sebelum itu) lupa kepada Allah. Lafal Maa di sini bermakna Man (dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah) tandingan-tandingan bagi-Nya (untuk menyesatkan) manusia; lafal liyudhilla dapat dibaca liyadhilla (dari jalan-Nya) dari agama Islam (Katakanlah, \"Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu) selama sisa hidupmu (sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.\")

أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًۭا وَقَآئِمًۭا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿٩﴾

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: \"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?\" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Quraish Shihab

Apakah orang yang menghabiskan waktunya di tengah malam untuk bersujud dan salat dengan penuh khusyuk kepada Allah, takut akhirat dan mengharap rahmat dan kasih sayang-Nya, itu sama dengan orang yang berdoa kepada-Nya saat tertimpa musibah lalu melupakan-Nya saat mendapat kemenangan? Katakan kepada mereka, \"Apakah sama orang-orang yang mengetahui hak-hak Allah lalu mengesakan-Nya dengan orang-orang yang tidak mengetahui-Nya, karena menganggap remeh perintah untuk mengamati tanda- tanda kekuasaan-Nya? Hanya orang yang berakal sehat saja yang dapat mengambil pelajaran.\"

Tafsir Jalalayn

(Apakah orang) dibaca Amman, dan dapat dibaca Aman (yang beribadah) yang berdiri melakukan amal ketaatan, yakni salat (di waktu-waktu malam) di saat-saat malam hari (dengan sujud dan berdiri) dalam salat (sedangkan ia takut kepada hari akhirat) yakni takut akan azab pada hari itu (dan mengharapkan rahmat) yakni surga (Rabbnya) apakah dia sama dengan orang yang durhaka karena melakukan kekafiran atau perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Menurut qiraat yang lain lafal Amman dibaca Am Man secara terpisah, dengan demikian berarti lafal Am bermakna Bal atau Hamzah Istifham (Katakanlah, \"Adakah sama orang-orang yong mengetahui dengan orang-orang yong tidak mengetahui?\") tentu saja tidak, perihalnya sama dengan perbedaan antara orang yang alim dan orang yang jahil. (Sesungguhnya orang yang dapat menerima pelajaran) artinya, man menerima nasihat (hanyalah orang-orang yang berakal) yakni orang-orang yang mempunyai pikiran.

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌۭ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ ﴿١٠﴾

Katakanlah: \"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu\". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Quraish Shihab

Katakan pula, dengan menyampaikan pesan Tuhanmu, \"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku, waspadalah terhadap murka Tuhan. Sebab, sesungguhnya, orang yang berbuat kebaikan akan mendapat hasil yang baik pula: di dunia berupa pertolongan Allah, dan di akhirat berupa surga. Jangan kalian tinggal pada suatu tempat dalam keadaan terhina, karena bumi Allah amat luas. Tabahlah dalam berpisah jauh dari tanah air dan sanak keluarga. Allah akan membalas pahala orang-orang yang tabah dengan balasan yang berlipat ganda, dan tidak termasuk dalam perhitungan.

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian\") takutlah kalian akan azab-Nya, yaitu dengan jalan menaati-Nya. (Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh) melalui jalan ketaatan kepada Rabbnya (kebaikan) yakni surga. (Dan bumi Allah itu adalah luas) maka hijrahlah ke negeri yang lain meninggalkan orang-orang kafir demi menghindarkan diri dari menyaksikan hal-hal yang mungkar. (Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan) yang sabar di dalam menjalankan ketaatan dan sabar di dalam menahan ujian yang menimpa diri mereka (pahala mereka tanpa batas) yakni tanpa memakai neraca dan timbangan lagi.

قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ مُخْلِصًۭا لَّهُ ٱلدِّينَ ﴿١١﴾

Katakanlah: \"Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.

Quraish Shihab

Katakan, \"Aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh ikhlas dan tulus murni, tanpa ada kesyirikan dan riyâ' atau pamrih.

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) dari perbuatan syirik.

وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلْمُسْلِمِينَ ﴿١٢﴾

Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri\".

Quraish Shihab

Aku diperintahkan dengan penuh penekanan supaya aku termasuk orang-orang pertama yang tunduk dan patuh kepada-Nya.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri) dari kalangan umat ini.

قُلْ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ ﴿١٣﴾

Katakanlah: \"Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku\".

Quraish Shihab

Katakan pula, \"Sesungguhnya aku takut kepada siksa pada hari yang sangat mengerikan, jika aku mendurhakai Tuhanku.\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Rabbku\").

قُلِ ٱللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًۭا لَّهُۥ دِينِى ﴿١٤﴾

Katakanlah: \"Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku\".

Quraish Shihab

Katakan kepada mereka, \"Hanya kepada Allah saja aku beribadah, tanpa diiringi kesyirikan dan riyâ'. Apabila kalian telah mengetahui jalanku tetapi tidak mau mematuhiku, sembahlah tuhan lain sesuka kalian.\" Katakan pula, \"Orang-orang yang merugi segalanya adalah orang-orang yang menyia-nyiakan diri sendiri dan keluarganya dengan menempuh jalan kesesatan. Camkanlah bahwa penyia-nyiaan diri seperti itu adalah kerugian yang sempurna dan nyata.\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya\") dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.

فَٱعْبُدُوا۟ مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِۦ ۗ قُلْ إِنَّ ٱلْخَٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ ﴿١٥﴾

Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: \"Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat\". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

Quraish Shihab

Katakan kepada mereka, \"Hanya kepada Allah saja aku beribadah, tanpa diiringi kesyirikan dan riyâ'. Apabila kalian telah mengetahui jalanku tetapi tidak mau mematuhiku, sembahlah tuhan lain sesuka kalian.\" Katakan pula, \"Orang-orang yang merugi segalanya adalah orang-orang yang menyia-nyiakan diri sendiri dan keluarganya dengan menempuh jalan kesesatan. Camkanlah bahwa penyia-nyiaan diri seperti itu adalah kerugian yang sempurna dan nyata.\"

Tafsir Jalalayn

(Maka sembahlah oleh kalian apa yang kalian kehendaki selain Dia) selain-Nya. Di dalam ungkapan ayat ini terkandung makna ancaman bagi orang-orang musyrik dan sekaligus sebagai pemberitahuan, bahwa mereka tidak menyembah Allah swt. (Katakanlah, \"Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat\") karena mereka akan menjadi penghuni neraka yang abadi, dan karena mereka tidak memperoleh bidadari-bidadari yang disediakan buat mereka, jika mereka beriman.- (Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata) jelas sekali ruginya.

لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌۭ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌۭ ۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥ ۚ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ ﴿١٦﴾

Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.

Quraish Shihab

Untuk orang-orang yang merugi itu disediakan api neraka berlapis-lapis, dari arah atas dan bawah mereka. Dengan gambaran siksa seperti itu, Allah mengancam hamba-hamba-Nya, \"Wahai hamba-hamba- Ku, takutilah murka-Ku.\"

Tafsir Jalalayn

(Bagi mereka gumpalan-gumpalan di atas mereka) lapisan-lapisan (dari api dan di bawah mereka pun gumpalan-gumpalan) lapisan-lapisan dari api. (Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu) yakni hamba-hamba-Nya yang beriman, supaya mereka bertakwa kepada-Nya; pengertian ini disimpulkan dari firman selanjutnya, yaitu, (Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku).

وَٱلَّذِينَ ٱجْتَنَبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ ﴿١٧﴾

Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku,

Quraish Shihab

Dan orang-orang yang menjauhi patung-patung dan setan-setan, lalu kembali kepada Allah dalam segala urusan mereka, akan memperoleh kabar gembira di segala tempat. Maka, berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan omongan lalu mengikuti omongan yang terbaik dan lebih membawa ke arah kebenaran. Merekalah, bukan yang lain, yang akan ditunjuki Allah untuk mendapat hidayah. Dan merekalah orang-orang yang memiliki pikiran yang cemerlang.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang menjauhi thaghut) yakni berhala-berhala (yaitu tidak menyembahnya dan kembali) menghadap (kepada Allah, bagi mereka berita gembira) yaitu mendapatkan surga (sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku).

ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿١٨﴾

yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Quraish Shihab

Dan orang-orang yang menjauhi patung-patung dan setan-setan, lalu kembali kepada Allah dalam segala urusan mereka, akan memperoleh kabar gembira di segala tempat. Maka, berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan omongan lalu mengikuti omongan yang terbaik dan lebih membawa ke arah kebenaran. Merekalah, bukan yang lain, yang akan ditunjuki Allah untuk mendapat hidayah. Dan merekalah orang-orang yang memiliki pikiran yang cemerlang.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu, orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya) mengikuti sesuatu yang mengandung kemaslahatan bagi mereka. (Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal) yang mempunyai pikiran.

أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ ﴿١٩﴾

Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?

Quraish Shihab

Apakah kamu memiliki hak mengatur pada kerajaan-Ku, lalu kamu dapat menghindarkan orang yang sudah ditetapkan mendapat siksa dari siksanya? Apakah kamu memiliki kekuatan seperti ini, lalu dapat menyelamatkan orang lain dari kekejaman neraka setelah ditetapkan bahwa ia akan memasukinya?

Tafsir Jalalayn

(Apakah orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya?) termasuk orang-orang yang digolongkan oleh firman-Nya, \"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahanam...\" (Q.S. As-Sajdah, 13). (Apakah kamu akan menyelamatkan) maksudnya, mengeluarkan (orang yang berada dalam neraka) kalimat ayat ini menjadi Jawab Syarath, kemudian di dalamnya terdapat Isim Zhahir yaitu lafal Man yang menduduki tempat Isim Mudhmar; dan Hamzah Istifham di sini menunjukkan makna ingkar, yakni, kamu tidak akan mampu memberikan hidayah kepadanya sehingga ia dapat kamu selamatkan dari neraka.

لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌۭ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌۭ مَّبْنِيَّةٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ ٱلْمِيعَادَ ﴿٢٠﴾

Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Quraish Shihab

Akan tetapi, orang-orang yang takut kepada Tuhannya akan memperoleh surga yang tinggi beserta istana-istananya yang saling bertumpuk dan dialiri bermacam-macam sungai, yang merupakan janji Allah. Dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji.

Tafsir Jalalayn

(Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya) yaitu bertakwa melalui jalan taat kepada-Nya (mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi, di bawahnya mengalir sungai-sungai) artinya sungai-sungai yang mengalir, baik di bawah tempat-tempat yang teratas maupun di tempat-tempat yang terbawah (sebagai janji Allah) lafal Wa'dallaahi dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya (Allah tidak akan memungkiri janji-Nya) atau mengingkarinya.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًۭا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطَٰمًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿٢١﴾

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Quraish Shihab

Tidak tahukah kamu, wahai orang yang menerima seruan agama, bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu mengalirkannya dalam bentuk mata air di dalam perut bumi. Dia kemudian menumbuhkan tanaman pertanian yang bentuknya sangat beragam lalu menjadi kering dan kuning setelah sebelumnya hijau. Setelah itu, Dia menjadikannya terpecah berpeking-keping. Sungguh, dalam proses perpindahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain itu, terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki akal yang cemerlang.

Tafsir Jalalayn

(Apakah kamu tidak memperhatikan) maksudnya tidak mengetahui (bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber) yakni, dia memasukkan air itu ke tempat-tempat yang dapat menjadi sumber air (di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering) menjadi layu dan kering (lalu kamu melihatnya) sesudah hijau menjadi (kekuning-kuningan kemudian dijadikan-Nya hancur berderai) yakni rontok (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran) peringatan (bagi orang-orang yang mempunyai akal) bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran darinya untuk menyimpulkan keesaan dan kekuasaan Allah swt.

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍۢ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌۭ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ ﴿٢٢﴾

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

Quraish Shihab

Apakah semua manusia itu sama: orang yang dadanya dilapangkan untuk menerima ajaran Islam, hingga berada dalam cahaya Tuhannya sama dengan orang yang menolak untuk mengamati tanda-tanda kekuasaan-Nya? Oleh karena itu, siksa yang amat pedih akan diraskan oleh orang-orang yang hatinya keras dan tak mau mengingat Allah. Mereka benar-benar menyeleweng dari kebenaran.

Tafsir Jalalayn

(Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima Islam) sehingga ia mendapat petunjuk (lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya) sama dengan orang yang hatinya dikunci mati; pengertian ini tersimpul dari firman selanjutnya (Maka kecelakaan yang besarlah) artinya, azab yang besarlah (bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah) maksudnya, untuk menerima Alquran. (Mereka itu dalam kesesatan yang nyata) nyata sekali sesatnya.

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًۭا مُّتَشَٰبِهًۭا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ ﴿٢٣﴾

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

Quraish Shihab

Allah menurunkan firman yang paling baik berupa kitab suci yang makna dan diksinya sama-sama mencapai puncak kemukjizatan dan kesempurnaan. Di dalamnya banyak dikemukakan nasihat dan ketentuan hukum. Bacaannya sering diulang. Ketika membaca atau mendengar ancaman yang terkandung di dalamnya, orang-orang yang takut kepada Allah kulitnya akan merinding. Setelah itu, kulit dan hatinya akan melunak untuk mengingat Allah. Kitab suci yang mempunyai sifat-sifat seperti itu merupakan cahaya Allah yang dengannya Allah memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya lalu membimbingnya untuk beriman kepada-Nya. Barangsiapa disesatkan oleh Allah--karena Dia Mahatahu bahwa ia akan menyimpang dari kebenaran--maka tidak seorang pun mampu menyelamatkannya dari kesesatan.

Tafsir Jalalayn

(Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Kitab) Alquran; lafal Kitaaban menjadi Badal lafal Ahsanal Hadiitsi (yang serupa) satu sama lainnya sama dalam hal Nuzhum dan hal-hal lainnya (lagi berulang-ulang) diulang-ulang di dalamnya janji dan ancaman serta hal-hal lainnya (gemetarlah karenanya) yakni gemetar karena takut di kala disebutkan ancaman-Nya (kulit orang-orang yang takut) yang merasa takut (kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan kalbu mereka di waktu mengingat Allah) sewaktu ingat akan janji-Nya. (Itulah) kitab Alquran itu (petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.)

أَفَمَن يَتَّقِى بِوَجْهِهِۦ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَقِيلَ لِلظَّٰلِمِينَ ذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ ﴿٢٤﴾

Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: \"Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan\".

Quraish Shihab

Apakah semua manusia itu sama: orang yang takut menghadapi azab pedih yang ditemuinya pada hari kiamat setelah melampaui batas di dunia sama dengan orang yang datang pada hari kiamat dengan penuh aman dan selamat? Dikatakan kepada orang-orang zalim itu, \"Rasakan akibat dari perbuatan kalian!\"

Tafsir Jalalayn

(Maka apakah orang yang menghindarkan) supaya jangan dilemparkan (dirinya ke dalam azab yang paling buruk di hari kiamat), azab yang paling keras, seumpamanya ia dicampakkan ke dalam neraka dalam keadaan terbelenggu tangannya disatukan dengan kepalanya, sama dengan orang yang beriman kepadanya yang dimasukkan ke dalam surga? (Dan dikatakan kepada orang-orang yang aniaya) yakni orang-orang kafir Mekah (\"Rasakanlah oleh kalian balasan apa yang telah kalian kerjakan\") sebagai pembalasannya.

كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَأَتَىٰهُمُ ٱلْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٢٥﴾

Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.

Quraish Shihab

Mereka yang datang sebelum orang-orang musyrik ini telah berdusta pula, maka mereka pun ditimpa azab yang tidak mereka sangka-sangka.

Tafsir Jalalayn

(Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan) rasul-rasulnya yang mengatakan bahwa azab pasti datang (maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka) yang tidak mereka duga sedikit pun.

فَأَذَاقَهُمُ ٱللَّهُ ٱلْخِزْىَ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْءَاخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ﴿٢٦﴾

Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.

Quraish Shihab

Mereka merasakan siksa yang ringan di dunia. Aku bersumpah, \"Siksa di akhirat sungguh lebih besar dari siksa di dunia, kalau mereka mengetahui dan berpikir.\"

Tafsir Jalalayn

(Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan) artinya, mereka dihina dan direndahkan dengan berupa kutukan, pembunuhan dan lain sebagainya (pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka) yakni orang-orang yang mendustakannya (mengetahui) azab akhirat, dan niscaya kalau mereka mengetahuinya maka mereka tidak akan mendustakannya.

وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍۢ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٧﴾

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami telah menerangkan kepada umat manusia, di dalam al-Qur'ân ini, berbagai tamsil ibarat yang mengingatkan mereka kepada kebenaran dengan harapan agar mereka selalu ingat dan mengambil pelajaran.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya telah Kami buatkan) telah Kami jadikan (bagi manusia dalam Alquran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran) maksudnya, supaya mereka mau menerima nasihatnya.

قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِى عِوَجٍۢ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ ﴿٢٨﴾

(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.

Quraish Shihab

Kami menurunkan al-Qur'ân berbahasa Arab--bahasa mereka sendiri--yang tidak mengandung kelemahan, dengan harapan agar mereka bertakwa dan takut kepada Tuhannya.

Tafsir Jalalayn

(Ialah Alquran dalam bahasa Arab) ayat ini berkedudukan menjadi Hal Muakkidah atau kata keterangan yang mengukuhkan (yang tidak ada kebengkokan di dalamnya) tidak ada kekeliruan dan pertentangan (supaya mereka bertakwa) maksudnya, menghindarkan diri dari kekafiran.

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا رَّجُلًۭا فِيهِ شُرَكَآءُ مُتَشَٰكِسُونَ وَرَجُلًۭا سَلَمًۭا لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٢٩﴾

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Quraish Shihab

Allah mengumpamakan orang musyrik sebagai budak yang dimiliki oleh sejumlah orang yang saling memperebutkannya, dan orang Muslim yang mengesakan-Nya sebagai budak yang hanya dimiliki oleh satu orang. Apakah kedua orang itu sama? Tentu tidak sama. Alhamdu lillâh (segala puji bagi Allah) yang menunjukkan bukti kebenaran kepada umat manusia. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui kebenaran.

Tafsir Jalalayn

(Allah telah membuat) bagi orang yang musyrik dan orang yang bertauhid (perumpamaan yaitu seorang laki-laki) lafal Rajulan ini menjadi Badal dari lafal Matsalan (yang menjadi budak milik beberapa orang yang berserikat dalam perselisihan) yaitu mereka terlihat di dalam persengketaan dan akhlak mereka sangat buruk (dan seorang budak laki-laki yang menjadi milik penuh) milik sepenuhnya (dari seorang laki-laki saja; adakah kedua budak itu sama halnya?) lafal Matsalan berkedudukan menjadi Tamyiz maksudnya, tentu saja tidak sama antara seorang budak yang menjadi milik suatu kelompok dengan seorang budak yang menjadi milik penuh seorang saja. Sesungguhnya, budak yang pertama tadi apabila disuruh oleh masing-masing dari pemilik dirinya secara sekaligus; ia bingung, siapakah yang harus ia layani di antara mereka. Ini adalah perumpamaan orang yang musyrik sedangkan budak yang kedua adalah perumpamaan bagi orang yang bertauhid. (Segala puji bagi Allah) semata (tetapi kebanyakan mereka) penduduk Mekah (tidak mengetahui) azab apakah yang akan menimpa mereka akibat kemusyrikannya, oleh karena itu mereka berbuat kemusyrikan.

إِنَّكَ مَيِّتٌۭ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ﴿٣٠﴾

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

Quraish Shihab

Wahai Muhammad, sesungguhnya kamu dan mereka semua akan mati. Kemudian, setelah mati dan setelah dibangkitkan kembali, kalian akan saling bermusuhan di hadapan Allah.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya kamu) khithab ini ditujukan kepada Nabi saw. (akan mati dan mereka akan mati pula) kelak kamu akan mati dan mereka kelak akan mati pula, maka tidak usah ditunggu-tunggu datangnya mati itu. Ayat ini diturunkan sewaktu mereka merasa lambat akan kematian Nabi saw.

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ ﴿٣١﴾

Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu.

Quraish Shihab

Wahai Muhammad, sesungguhnya kamu dan mereka semua akan mati. Kemudian, setelah mati dan setelah dibangkitkan kembali, kalian akan saling bermusuhan di hadapan Allah.

Tafsir Jalalayn

(Kemudian sesungguhnya kalian) hai manusia tentang kelaliman-kelaliman yang telah terjadi di antara kalian (pada hari kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Rabb kalian.)

۞ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ بِٱلصِّدْقِ إِذْ جَآءَهُۥٓ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًۭى لِّلْكَٰفِرِينَ ﴿٣٢﴾

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?

Quraish Shihab

Tak ada yang lebih zalim daripada orang yang menyandangkan sesuatu yang tidak pantas kepada Allah dan orang yang mengingkari kebenaran saat datang kepadanya melalui para rasul, tanpa memikirkan dan merenungkannya. Bukankah dalam neraka jahanam terdapat tempat yang abadi bagi orang-orang kafir yang tertipu sehingga berani menentang Allah?

Tafsir Jalalayn

(Maka siapakah) artinya, tiada seorang pun (yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah) dengan cara menisbatkan kepada-Nya mempunyai sekutu dan anak (dan mendustakan kebenaran) Alquran (ketika datang kepadanya. Bukankah di neraka Jahanam tersedia tempat tinggal) yakni tempat menetap (bagi orang-orang yang kafir?) tentu saja disediakan.

وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ ﴿٣٣﴾

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Quraish Shihab

Orang yang membawa kebenaran dan mempercayainya saat kebenaran itu datang, merekalah orang-orang yang bertakwa, dan bukan orang lain.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang yang membawa kebenaran) yaitu Nabi saw. (dan membenarkannya) orang-orang mukmin. Lafal Al-Ladzii di sini bermakna Al-Ladziina, yakni jamak (mereka itulah orang-orang yang bertakwa) maksudnya, yang menghindarkan diri dari kemusyrikan.

لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿٣٤﴾

Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,

Quraish Shihab

Orang-orang yang bertakwa itu akan memperoleh apa saja yang mereka sukai di sisi Tuhannya. Karunia itu merupakan balasan bagi setiap orang yang berbuat baik, benar akidah dan amal perbuatannya.

Tafsir Jalalayn

(Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik) untuk diri mereka sendiri, berkat keimanan mereka.

لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿٣٥﴾

agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Quraish Shihab

Allah memuliakan orang-orang yang bertakwa dengan kemuliaan yang layak, yaitu dengan mengampuni perbuatan terburuk mereka dan membalas kebaikan mereka di dunia dengan balasan yang lebih baik.

Tafsir Jalalayn

(Agar Allah menutupi mengampuni bagi mereka perbuatan buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang baik dari apa yang telah mereka kerjakan) lafal Aswa-a dan Ahsana bermakna As-Sayyi dan Al-Hasan.

أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُۥ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍۢ ﴿٣٦﴾

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya.

Quraish Shihab

Hanya Allahlah yang mencukupi segala kebutuhan hamba-Nya. Orang-orang kafir Quraisy menakut- nakutimu, Muhammad, dengan tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah. Dan itu semua adalah akibat kesesatan mereka. Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah--karena Dia Mahatahu bahwa orang itu lebih memilih kesesatan daripada hidayah--maka ia tidak akan mendapatkan pembimbing yang menunjukkan jalan yang benar.

Tafsir Jalalayn

(Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-Nya) yakni Nabi saw. tentu saja, (Dan mereka mempertakuti kamu) khithab ini ditujukan kepada Nabi saw. sendiri (dengan sesembahan-sesembahan yang selain Allah) yakni, berhala-berhala; maksud mereka, bahwa berhala-berhala itu akan membunuhnya atau akan membuatnya cacat. (Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorang pun pemberi petunjuk baginya.)

وَمَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّضِلٍّ ۗ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِعَزِيزٍۢ ذِى ٱنتِقَامٍۢ ﴿٣٧﴾

Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?

Quraish Shihab

Barangsiapa diberi petunjuk kepada kebenaran dan diridai oleh Allah--karena Dia Mahatahu bahwa ia lebih memilih petunjuk daripada kesesatan--maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya dari jalan yang benar. Bukankah Allah Mahaperkasa, dan memiliki pembalasan yang amat kejam? Dia akan melindungi para wali-Nya dari musuh-musuh-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi mempunyai pembalasan) terhadap musuh-musuh-Nya. Tentu benar.

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَنِىَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَٰشِفَٰتُ ضُرِّهِۦٓ أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ قُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ ﴿٣٨﴾

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: \"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?\", niscaya mereka menjawab: \"Allah\". Katakanlah: \"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: \"Cukuplah Allah bagiku\". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.

Quraish Shihab

Aku bersumpah, \"Apabila kamu tanyakan kepada orang-orang musyrikin itu, wahai Muhammad, 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' mereka tentu akan menjawab, 'Allah yang menciptakan itu semua'.\" Katakan kepada mereka, \"Apakah kalian berpikir lalu melihat bahwa tuhan-tuhan, selain Allah, tempat kalian berdoa itu dapat mengusir bahaya yang ada pada diriku, jika Allah menghendaki demikian? Atau, apakah mereka dapat menghalangi pemberian rahmat kepada dariku jika Allah menghendaki demikian?\" Katakanlah kepada mereka, \"Dialah yang mencukupi semua kebutuhanku. Hanya kepada- Nyalah, bukan kepada yang lain, hendaknya orang-orang yang bertawakal itu bersandar dan berserah diri.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan sungguh jika) huruf Lam bermakna qasam (kamu tanyakan kepada mereka, \"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?\" Niscaya mereka menjawab, \"Allah.\" Katakanlah, \"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kalian seru) yang kalian sembah (selain Allah) yakni berhala-berhala (jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhala kalian itu dapat menghilangkan kemudaratan itu) tentu saja tidak (atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?) tentu saja tidak pula. Menurut suatu qiraat dibaca Kaasyifaati Dhurrihii dan Mumsikaati rahmatihii (Katakanlah, \"Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri\") yaitu orang-orang yang percaya hanya kepada-Nya.

قُلْ يَٰقَوْمِ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَٰمِلٌۭ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٣٩﴾

Katakanlah: \"Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

Quraish Shihab

Katakan kepada mereka, sebagai ancaman, \"Wahai kaumku, tetaplah pada sikap ingkar dan mendustakan kalian itu. Aku pun akan tetap melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhanku. Kalian, kelak, akan mengetahui siapa di antara kita yang akan mendapatkan azab yang sangat menghinakan dan abadi yang tak ada akhirnya.\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaan kalian) kondisi kalian (sesungguhnya aku akan bekerja pula) sesuai dengan keadaanku (maka kelak kalian akan mengetahui)

مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌۭ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌۭ مُّقِيمٌ ﴿٤٠﴾

siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azab yang kekal\".

Quraish Shihab

Katakan kepada mereka, sebagai ancaman, \"Wahai kaumku, tetaplah pada sikap ingkar dan mendustakan kalian itu. Aku pun akan tetap melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhanku. Kalian, kelak, akan mengetahui siapa di antara kita yang akan mendapatkan azab yang sangat menghinakan dan abadi yang tak ada akhirnya.\"

Tafsir Jalalayn

(siapa) lafal Man adalah Isim Maushul (yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa) yakni ia ditimpa (oleh azab yang kekal\") yang abadi, yaitu azab neraka; dan sungguh Allah telah menghinakan mereka di dalam perang Badar.

إِنَّآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ لِلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْهِم بِوَكِيلٍ ﴿٤١﴾

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.

Quraish Shihab

Kami menurunkan al-Qur'ân kepadamu, Muhammad, untuk kepentingan seluruh umat manusia dengan mengandung kebenaran yang pasti. Maka, siapa saja yang meminta petunjuk dari al-Qur'ân, manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan, sebaliknya, siapa saja yang tersesat dari mengikuti jalan al-Qur'ân, kerugian akibat kesesatan itu pun hanya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan kamu, Muhammad, tidak bertugas untuk memberi hidayah kepada mereka. Tugasmu hanyalah menyampaikan. Dan kamu telah menyampaikan.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Alkitab untuk manusia dengan membawa kebenaran) lafal Bil haqqi berta'alluq kepada lafal Anzalnaa (siapa yang mendapat petunjuk maka untuk dirinya sendiri) yakni hidayahnya itu untuk dirinya sendiri (dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat kerugian dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka) lalu karenanya kamu dapat memaksa mereka untuk menerima hidayah.

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٤٢﴾

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Quraish Shihab

Allah menggenggam nyawa (roh) yang telah mati pada saat matinya, dan nyawa yang belum mati pada waktu tidur. Dia akan menahan nyawa yang ajalnya telah tiba--tidak akan mengembalikannya lagi ke jasadnya--dan akan melepas kembali, saat bangun tidur, nyawa yang belum tiba ajalnya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Pada peristiwa itu, sungguh, terdapat bukti yang nyata bagi orang-orang yang mau berpikir dan bermenung.

Tafsir Jalalayn

(Allah mematikan jiwa orang ketika matinya dan) memegang (jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya) artinya Allah memegangnya di waktu ia tidur (maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan) bagi kematiannya. Jiwa yang dilepaskan itu hanyalah dimatikan perasaannya saja, tetapi ia masih hidup, berbeda dengan jiwa yang benar-benar dimatikan. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) pada hal-hal yang telah disebutkan itu (terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah (bagi kaum yang berpikir) maka karenanya mereka mengetahui, bahwa yang berkuasa melakukan hal tersebut berkuasa pula untuk membangkitkannya; dan orang-orang kafir Quraisy tidak memikirkan hal ini.

أَمِ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُفَعَآءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا۟ لَا يَمْلِكُونَ شَيْـًۭٔا وَلَا يَعْقِلُونَ ﴿٤٣﴾

Bahkan mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: \"Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?\"

Quraish Shihab

Akan tetapi, orang-orang musyrik itu malah menjadikan selain Allah sebagai pemberi syafaat dan perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Katakan kepada mereka, \"Apakah kalian tetap melakukan hal itu meskipun mereka tidak memiliki sesuatu dan tidak dapat berpikir?\"

Tafsir Jalalayn

(Bahkan) tetapi (mereka mengambil selain Allah) yaitu berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan (pemberi syafaat) di hadapan Allah nanti, menurut dugaan mereka. (Katakanlah) kepada mereka, (\"Apakah) mereka dapat memberikan syafaat (meskipun mereka tidak memiliki sesuatu pun) daripada syafaat itu dan tidak memiliki hal-hal lainnya pula (dan tidak berakal\") yakni, kalian hanya menyembah mereka tidak ada alasan lain, hal ini tentu saja tidak patut bagi kalian.

قُل لِّلَّهِ ٱلشَّفَٰعَةُ جَمِيعًۭا ۖ لَّهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٤٤﴾

Katakanlah: \"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan\"

Quraish Shihab

Katakan pula kepada mereka, wahai Muhammad, \"Hak memberi segala macam syafaat hanya milik Allah. Tak seorang pun dapat memperolehnya kecuali atas perkenan-Nya. Hanya bagi-Nyalah hak pemilikan langit dan bumi. Kemudian hanya kepada-Nya pulalah kalian akan dikembalikan, lalu Dia akan menghisab seluruh amal perbuatan kalian.\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Hanya kepunyaan Allahlah syafaat itu semua) maksudnya, syafaat itu khusus bagi Dia, maka tiada seorang pun yang dapat memberikannya melainkan dengan seizin Dia. (Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya pulalah kalian dikembalikan.\")

وَإِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَحْدَهُ ٱشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَإِذَا ذُكِرَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﴿٤٥﴾

Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.

Quraish Shihab

Jika hanya Allah yang disebut, tanpa tuhan-tuhan mereka, orang-orang yang tidak percaya kepada kehidupan akhirat itu hatinya menjadi sempit dan sesak. Tetapi jika tuhan-tuhan yang mereka sembah itu disebut, tanpa Allah, mereka serta merta menjadi gembira dan ceria.

Tafsir Jalalayn

(Dan apabila disebutkan nama Allah semata) tanpa menyebut nama tuhan-tuhan mereka kesal) mendongkol dan anti pati (hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, dan apabila nama-nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut) yakni berhala-berhala (tiba-tiba mereka bergirang hati.)

قُلِ ٱللَّهُمَّ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ عَٰلِمَ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ أَنتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِى مَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ﴿٤٦﴾

Katakanlah: \"Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya\".

Quraish Shihab

Katakanlah, wahai Muhammad, dengan menghadapkan diri kepada Allah, \"Ya Allah, Pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya; Sang Mahatahu segala hal yang tampak dan yang tak tampak. Hanya Engkaulah yang dapat menentukan hukum di antara hamba-hamba-Mu mengenai persoalan-persoalan dunia dan akhirat yang dulu mereka perselisihkan. Maka tentukanlah hukum di antara aku dan orang-orang musyrik.\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Wahai Allah) lafal Allaahumma maknanya sama dengan Yaa Allah (Pencipta langit dan bumi) yakni yang mengadakan keduanya (Yang mengetahui barang yang gaib dan yang nyata) yakni apa-apa yang gaib dan apa-apa yang nyata dapat disaksikan (Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan\") mengenai masalah agama, berilah aku petunjuk kepada yang benar dari apa yang mereka perselisihkan.

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفْتَدَوْا۟ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ ﴿٤٧﴾

Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.

Quraish Shihab

Seandainya orang-orang yang menzalimi diri sendiri, dengan cara berbuat syirik, itu memiliki seluruh isi bumi--dan sebanyak itu pula telah ada pada mereka--mereka pasti akan mengorbankan semuanya untuk menebus kepedihan azab hari kiamat yang telah disiapkan untuk mereka. Tampaklah bagi mereka, saat itu, azab yang belum pernah terlintas di benak mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan -ada pula- sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah) tampaklah dengan jelas (bagi mereka azab Allah yang belum pernah mereka perkirakan) yang tidak pernah mereka duga.

وَبَدَا لَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٤٨﴾

Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.

Quraish Shihab

Tampaklah di hadapan mereka, pada hari itu, keburukan amal perbuatan mereka. Mereka dikelilingi azab yang dulu mereka cemoohkan ketika masih hidup di dunia.

Tafsir Jalalayn

(Dan jelaslah bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan menimpa) mengenai (kepada mereka apa yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya) yakni azab.

فَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ضُرٌّۭ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَٰهُ نِعْمَةًۭ مِّنَّا قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍۭ ۚ بَلْ هِىَ فِتْنَةٌۭ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٤٩﴾

Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: \"Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku\". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.

Quraish Shihab

Jika seseorang ditimpa bencana atau bahaya, ia segera mengadu kepada Kami dengan penuh tunduk. Kemudian, ketika Kami memberikan karunia kepadanya, sebagai bentuk kasih sayang Kami, ia pun berkata, \"Karunia yang ada padaku ini dapat aku peroleh karena aku tahu cara-cara mendapatkannya.\" Orang itu tidak tahu bahwa kenyataannya tidaklah seperti apa yang dikatakan. Karunia yang diberikan Allah kepadanya itu merupakan ujian baginya, agar Allah membedakan antara yang taat dan yang ingkar. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa itu adalah ujian dan cobaan.

Tafsir Jalalayn

(Maka apabila manusia ditimpa) yang dimaksud adalah jenis manusia (bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya) Kami anugerahkan kepadanya (nikmat) yakni pemberian nikmat (dari Kami ia berkata, \"Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah atas sepengetahuan) dari Allah bahwasanya aku adalah orang yang pantas untuk mendapatkannya.\" Atau dengan kata lain, karena kepintaranku. (Sebenarnya itu) maksudnya, ucapan itu (adalah ujian) cobaan yang ditimpakan kepada seorang hamba (tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui) bahwasanya pemberian nikmat itu merupakan Istidraj dan ujian baginya.

قَدْ قَالَهَا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٥٠﴾

Sungguh orang-orang yang sebelum mereka (juga) telah mengatakan itu pula, maka tiadalah berguna bagi mereka apa yang dahulu mereka usahakan.

Quraish Shihab

Ucapan seperti itu pernah pula dikatakan oleh orang-orang sebelum mereka. Harta yang mereka, orang-orang terdahulu, kumpulkan dan kenikmatan yang mereka miliki tidak mampu melindungi mereka dari azab Allah.

Tafsir Jalalayn

(Sungguh orang-orang yang sebelum mereka juga mengatakan itu pula) yakni umat-umat sebelum mereka, seperti apa yang telah dikatakan oleh Qarun dan kaumnya yang mengatakan hal yang serupa (maka tiadalah berguna bagi mereka apa yang dahulu mereka usahakan.)

فَأَصَابَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ ۚ وَٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْ هَٰٓؤُلَآءِ سَيُصِيبُهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَمَا هُم بِمُعْجِزِينَ ﴿٥١﴾

Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri.

Quraish Shihab

Orang-orang kafir terdahulu mendapat balasan buruk dari perbuatan mereka. Dan orang-orang zalim dari mereka yang termasuk dalam pembicaraan ayat di atas akan mendapat balasan buruk dari perbuatan mereka. Sesungguhnya mereka tidak akan terlewatkan dari balasan.

Tafsir Jalalayn

(Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan) yakni menerima pembalasannya. (Dan orang-orang yang lalim di antara mereka) yakni orang-orang Quraisy (akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri) dari azab Kami; maka Kami timpakan kepada mereka paceklik selama tujuh tahun, sesudah itu mereka dimudahkan lagi rezekinya.

أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ ﴿٥٢﴾

Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.

Quraish Shihab

Apakah mereka mengucapkan perkataan itu tanpa tahu bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki, dan bahwa Dia membatasi rezeki siapa saja yang dikehendaki-Ny sesuai dengan kebijakan-Nya? Sungguh, hal itu benar-benar mengandung pelajaran bagi orang-orang Mukmin.

Tafsir Jalalayn

(Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki) meluaskannya (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) sebagai ujian baginya (dan menyempitkannya?) membatasinya bagi siapa yang dikehendaki-Nya sebagai cobaan baginya. (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman) kepada-Nya.

۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٥٣﴾

Katakanlah: \"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Quraish Shihab

Katakan, wahai Muhammad, dengan menyampaikan pesan dari Tuhanmu, \"Wahai hamba-hamba-Ku yang banyak berbuat maksiat bagi dirinya, janganlah kalian berputus asa dengan rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa. Sesungguhnya hanya Dia yang ampunan dan rahmat- Nya amat besar.

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa) dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa (dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya) bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.)

وَأَنِيبُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا۟ لَهُۥ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿٥٤﴾

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

Quraish Shihab

Kembalilah, wahai orang-orang yang melampaui batas, kepada Sang Pemilik urusan dan Pemelihara kalian. Tunduklah kepada-Nya sebelum siksaan Allah datang kepada kalian lalu kalian tidak akan dapat ditolong dan dilindungi dari siksaan itu oleh siapa pun.

Tafsir Jalalayn

(Dan kembalilah kalian) bertobatlah kalian (kepada Rabb kalian, dan berserah dirilah) ikhlaskanlah di dalam beramal (kepada-Nya sebelum datang kepada kalian azab kemudian kalian tidak dapat ditolong lagi) yakni azab itu tidak dapat dicegah jika kalian tidak bertobat kepada-Nya.

وَٱتَّبِعُوٓا۟ أَحْسَنَ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلْعَذَابُ بَغْتَةًۭ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ﴿٥٥﴾

Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,

Quraish Shihab

Ikutilah ajaran terbaik yang diturunkan kepada kalian, yaitu al-Qur'ân, sebelum siksaan datang kepada kalian secara tiba-tiba dan tanpa kesiapan kalian untuk menghadapinya.

Tafsir Jalalayn

(Dan ikutilah sebaik-baik apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian) yaitu Alquran (sebelum datang azab kepada kalian dengan tiba-tiba, sedang kalian tidak menyadari) akan kedatangannya.

أَن تَقُولَ نَفْسٌۭ يَٰحَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِى جَنۢبِ ٱللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ ٱلسَّٰخِرِينَ ﴿٥٦﴾

supaya jangan ada orang yang mengatakan: \"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah),

Quraish Shihab

Kembalilah kepada Tuhan kalian, berserah dirilah kepada-Nya dan ikutilah ajaran-ajaran-Nya agar, ketika melihat azab, jiwa yang berdosa tidak lagi berkata, 'Alangkah ruginya aku karena kelengahanku dalam selain taat kepada Allah dan hak-hak-Nya. Sesungguhnya, ketika di dunia, aku termasuk orang-orang yang menghinakan agama-Nya. '

Tafsir Jalalayn

Maka bersegeralah kalian sebelum tiba waktunya (seseorang mengatakan, \"Alangkah menyesalnya aku) lafal Yaa Hasrataa pada asalnya adalah Yaa Hasratii, artinya amat menyesallah aku (atas kelalaianku terhadap Allah) yaitu karena tidak taat kepada-Nya (dan sesungguhnya) lafal In adalah bentuk Takhfif dari Inna, asalnya Innii yakni sesungguhnya aku (aku adalah termasuk orang-orang yang benar-benar memperolok-olokan\") agama-Nya dan Kitab-Nya.

أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ ٱللَّهَ هَدَىٰنِى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ ﴿٥٧﴾

atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa'.

Quraish Shihab

Atau jiwa yang berdosa itu berkata, dengan mencari alasan, 'Kalau saja Allah memperkenankan aku untuk memperoleh petunjuk, tentu, di dunia dulu, aku sudah termasuk orang yang menjaga dirinya dari azab Allah dengan cara beriman dan beramal saleh. '

Tafsir Jalalayn

(Atau datang saatnya seseorang berkata, \"Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku) untuk mengerjakan ketaatan sehingga aku mendapat petunjuk (tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa\") yakni orang-orang yang takut akan azab-Nya.

أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى ٱلْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِى كَرَّةًۭ فَأَكُونَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿٥٨﴾

Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'.

Quraish Shihab

Atau jiwa yang berdosa itu berkata, ketika melihat siksaan, 'Seandainya aku dapat dikembalikan ke dunia, tentu aku akan termasuk orang-orang yang memperbaiki akidah dan amalnya. '\"

Tafsir Jalalayn

(Atau datang saatnya seseorang berkata ketika ia melihat azab, \"Kalau sekiranya aku dapat kembali) ke dunia (niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.\") yakni, orang-orang yang beriman. Maka, dikatakan kepada mereka oleh Allah swt.:

بَلَىٰ قَدْ جَآءَتْكَ ءَايَٰتِى فَكَذَّبْتَ بِهَا وَٱسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٥٩﴾

(Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir\".

Quraish Shihab

Tidak demikian, wahai orang yang menyesal! Ajaran-ajaran-Ku telah datang melalui para rasul utusan- Ku, tetapi kamu mendustakannya dan malah bersikap angkuh untuk mengikutinya. Di dunia, dahulu, kamu termasuk orang yang bersikukuh dalam kekafiran.

Tafsir Jalalayn

(\"Benar, sesungguhnya telah datang ayat-ayat-Ku kepadamu) yakni, Alquran yang dapat memberikan hidayah kepadamu (lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri) yaitu tidak mau beriman kepada ayat-ayat-Ku (dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir.\")

وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًۭى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ ﴿٦٠﴾

Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?

Quraish Shihab

Pada hari kiamat, kalian akan melihat orang-orang yang mendustakan Allah--dengan menyandangkan sesuatu yang tak layak bagi-Nya--wajahnya hitam pekat karena amat sedih dan gundah. Sesungguhnya di dalam neraka jahanam terdapat tempat bagi orang-orang yang sombong dan angkuh untuk mengikuti kebenaran.

Tafsir Jalalayn

(Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah) yaitu mereka yang menisbatkan sekutu dan anak kepada-Nya (mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat) yakni tempat tinggal (bagi orang-orang yang menyombongkan diri?) artinya, tidak mau beriman; memang benar.

وَيُنَجِّى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ ٱلسُّوٓءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦١﴾

Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita.

Quraish Shihab

Dan Allah akan menyelamatkan orang-orang yang menjaga dirinya dari siksaan-Nya dengan kemenangan yang telah diketahui-Nya sejak azali, karena mereka lebih memilih petunjuk daripada kesesatan. Pada hari ini mereka tidak akan terkena siksa dan tidak akan sedih karena terlewat dari kenikmatan yang dulu mereka idam-idamkan.

Tafsir Jalalayn

(Dan Allah menyelamatkan) dari neraka Jahanam (orang-orang yang bertakwa) orang-orang yang memelihara diri dari kemusyrikan (karena kemenangan mereka) karena mereka memperoleh tempat kemenangan, yaitu surga yang menjadi tempat tinggal mereka (mereka tidak disentuh oleh keburukan dan tidak pula mereka berduka cita.)

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ وَكِيلٌۭ ﴿٦٢﴾

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.

Quraish Shihab

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dialah, dan hanya Dia, Pemelihara segala sesuatu. Dia mengendalikannya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu) Dia mengatur dan menguasainya menurut apa yang dikehendaki-Nya.

لَّهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ ﴿٦٣﴾

Kepunyaan-Nya-lah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.

Quraish Shihab

Hanya pada Allahlah hak mengatur langit dan bumi. Tak seorang pun dapat melakukan hal itu kecuali Dia. Hanya orang-orang kafir yang mengingkari bukti-bukti kebenaran Allahlah--dan, sekali lagi, hanya mereka--yang akan merugi.

Tafsir Jalalayn

(Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi) yakni berupa air hujan tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya (Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah) yaitu Alquran (mereka itulah orang-orang yang merugi) ayat ini berhubungan langsung dengan firman-Nya, \"Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa...\" (Q.S. Az-Zumar, 61) dan ayat yang ada di antara keduanya merupakan jumlah I'tiradh atau kalimat sisipan.

قُلْ أَفَغَيْرَ ٱللَّهِ تَأْمُرُوٓنِّىٓ أَعْبُدُ أَيُّهَا ٱلْجَٰهِلُونَ ﴿٦٤﴾

Katakanlah: \"Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?\"

Quraish Shihab

Katakan, hai Muhammad, \"Apakah, setelah tanda-tanda kemahatunggalan Allah untuk disembah, kalian masih menyuruhku untuk mengkhususkan penyembahan kepada selain Allah, hai orang-orang yang bodoh?\"

Tafsir Jalalayn

(Katakanlah, \"Maka apakah kalian menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?\") lafal Ghaira dinashabkan oleh lafal A'budu yang juga menjadi Ma'mul dari lafal Ta-muruunnii atau Ta-muruunanii dengan memperkirakan adanya huruf An sebelumnya.

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ ﴿٦٥﴾

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. \"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Quraish Shihab

Aku bersumpah, \"Sungguh, telah disampaikan wahyu kepadamu, Muhammad, dan kepada rasul-rasul sebelummu yang berbunyi: 'Apabila kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka Dia akan menyia- nyiakan amalmu. Dan, dengan begitu, kamu pasti akan termasuk golongan orang-orang yang paling merugi'.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu) demi Allah (\"Jika kamu mempersekutukan Allah) hai Muhammad, seumpamanya (niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.)

بَلِ ٱللَّهَ فَٱعْبُدْ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿٦٦﴾

Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur\".

Quraish Shihab

Janganlah kamu penuhi, wahai Rasulullah, apa-apa yang mereka minta darimu, tapi sembahlah Allah dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Karena itu, maka hendaklah Allah) saja (kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur\") atas nikmat-Nya kepadamu.

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًۭا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٦٧﴾

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

Quraish Shihab

Orang-orang musyrik itu tidak mengetahui dan tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, karena mereka menyekutukan-Nya dengan yang lain. Mereka juga mengajak Rasulullah saw. untuk, bersama mereka, menyekutukan Allah. Padahal bumi, dengan segala isinya, berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat. Sementara langit, dengan seluruh lapisannya, terlipat di tangan kanan-Nya. Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan Dia Mahatinggi dari apa saja selain Dia yang mereka persekutukan dengan-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya) yakni mereka tidak mengenal Allah dengan pengenalan yang sebenarnya; atau, mereka tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sesungguhnya sewaktu mereka menyekutukan-Nya dengan selain-Nya (padahal bumi seluruhnya) lafal ayat ini menjadi Hal dan maksud dari lafal Jamii'an ialah bumi yang berlapis tujuh itu (dalam genggaman kekuasaan-Nya) maksudnya berada di dalam kekuasaan dan tasharuf-Nya (pada hari kiamat dan langit digulung) dilipat menjadi satu (dengan tangan kanan-Nya) yakni dengan kekuasaan-Nya (Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) bersama-Nya.

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌۭ يَنظُرُونَ ﴿٦٨﴾

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).

Quraish Shihab

Pada saat itu, dengan pasti, akan ditiup sangkakala (shûr). (1) Maka seketika matilah semua yang ada di langit dan bumi, kecuali makhluk yang dikehendaki Allah untuk mati pada waktu lain kelak. Kemudian, sangkakala itu ditiup kembali. Serta merta semua akan bangkit kembali dari kuburnya menanti apa yang akan dilakukan Allah pada diri mereka. (1) Kata \"shûr\" berarti \"bûq\": ('terompet'). Terompet yang dimaksud dalam ayat ini adalah terompet dari alam gaib yang tidak dapat kita ketahui bentuk dan hakekatnya.

Tafsir Jalalayn

(Dan ditiuplah sangkakala) pada tiupan yang pertama (maka matilah) artinya mati mendadaklah (siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah) yaitu para bidadari, para pelayan surga dan selain keduanya. (Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka) yakni semua makhluk yang telah mati itu (berdiri seraya menunggu) apa yang bakal diputuskan terhadap diri mereka.

وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٦٩﴾

Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

Quraish Shihab

Pada hari itu bumi akan bercahaya dengan pancaran sinar Sang Pencipta dan Pemiliknya. Disiapkanlah buku yang mencatat amal perbuatan mereka. Lalu didatangkan para nabi dan orang-orang adil untuk menjadi saksi atas perbuatan umat manusia. Mereka pun kemudian diadili secara sangat adil. Mereka tak akan dicurangi dengan dikuranginya pahala atau ditambahnya siksa.

Tafsir Jalalayn

(Dan terang-benderanglah bumi) menjadi terang benderanglah ia (dengan Nur Rabbnya) sewaktu Dia menampilkan kekuasaan-Nya untuk memutuskan perkara peradilan di antara makhluk-Nya (dan diberikanlah kitab) yakni buku catatan amal perbuatan untuk menjalani perhitungan (dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi) yaitu Nabi Muhammad saw. dan umatnya untuk memberikan persaksian, bahwa para rasul benar-benar telah menyampaikan risalah-Nya (dan diberi keputusan di antara mereka dengan hak) yakni secara adil (sedangkan mereka tidak dirugikan) barang sedikit pun.

وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍۢ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ ﴿٧٠﴾

Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Quraish Shihab

Masing-masing jiwa pun menerima balasan perbuatannya. Allah Mahatahu apa yang telah mereka perbuat.

Tafsir Jalalayn

(Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya) yakni balasannya (dan Dia lebih mengetahui) (apa yang mereka kerjakan) maka Dia tidak membutuhkan saksi lagi.

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌۭ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٧١﴾

Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: \"Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?\" Mereka menjawab: \"Benar (telah datang)\". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.

Quraish Shihab

Orang-orang kafir digiring, dengan kejamnya, ke neraka Jahanam secara berombongan. Ketika mereka tiba, pintu-pintunya pun dibuka. Para penjaganya, dengan nada menghina, berkata kepada mereka, \"Bukankah telah datang kepada kalian utusan-utusan Allah dari bangsa kalian sendiri yang membacakan ayat-ayat Allah kepada kalian dan memberikan peringatan tentang perjumpaan dengan Allah pada hari ini?\" Orang-orang kafir itu pun mengaku dan berkata, \"Benar, para rasul itu telah datang kepada kami.\" Akan tetapi keputusan bahwa orang-orang kafir itu akan disiksa telah diambil, karena mereka lebih memilih bersikap kafir daripada beriman.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang kafir dibawa) dengan secara keras dan paksa (ke neraka Jahanam berombong-rombongan) secara bergelombang lagi terpisah-pisah. (Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya) ayat ini menjadi Jawab dari lafal Idzaa (dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, \"Apakah belum pernah datang kepada kalian rasul-rasul di antara kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian) yakni Alquran dan kitab-kitab lainnya (dan memperingatkan kepada kalian akan pertemuan dengan hari ini?\" Mereka menjawab, \"Benar telah datang.\" Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab) yakni sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, \"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam...\" (Q.S. As-Sajdah, 13) (terhadap orang-orang yang kafir).

قِيلَ ٱدْخُلُوٓا۟ أَبْوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى ٱلْمُتَكَبِّرِينَ ﴿٧٢﴾

Dikatakan (kepada mereka): \"Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya\" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

Quraish Shihab

Kepada mereka, dikatakan, \"Masuklah pintu jahanam dengan ketentuan bahwa kalian akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, neraka adalah tempat tinggal yang amat buruk bagi orang-orang yang sombong untuk menerima kebenaran.\"

Tafsir Jalalayn

(Dikatakan kepada mereka, \"Masukilah pintu-pintu Jahanam itu, sedangkan kalian kekal di dalamnya\") yakni kalian telah ditetapkan untuk menjadi penghuni yang abadi. (Maka seburuk-buruk tempat) maksudnya, tempat tinggal (orang-orang yang menyombongkan diri) adalah Jahanam.

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَٰلِدِينَ ﴿٧٣﴾

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: \"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya\".

Quraish Shihab

Dan orang-orang yang bertakwa akan mendapat kehormatan dan dibimbing menuju surga kelompok demi kelompok. Ketika mereka tiba, saat itu pintu-pintu surga telah terbuka untuk mereka, para penjaganya berkata, \"Salam aman dan sejahtera yang berlimpah untuk kalian. Kalian telah merasakan kenikmatan dunia dengan menyucikan diri dari berbagai macam maksiat. Dan kini, di akhirat, kalian pun merasakan kenikmatan dengan sebagian karunia. Masuklah kalian ke dalam surga ini untuk selama-lamanya. Di dalamnya, kalian akan memperoleh kenikmatan yang tak pernah terdetik dalam benak kalian.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa) dengan lemah lembut (ke dalam surga berombong-rombongan pula, sehingga apabila mereka sampai ke surga itu pintu-pintunya telah dibuka) huruf Wau dalam ayat ini menunjukkan makna Hal dengan diperkirakan adanya lafal Qad sesudahnya (dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, \"Kesejahteraan atas kalian, berbahagialah kalian) lafal Thibtum menjadi Hal (maka masukilah surga ini, sedangkan kalian kekal di dalamnya\") telah ditetapkan untuk menjadi penghuni yang abadi di dalamnya. Jawab lafal Idzaa diperkirakan keberadaannya, yakni lalu mereka memasukinya. Dan dibawanya orang-orang yang bertakwa ke dalam surga serta dibukakannya pintu-pintu surga sebelum mereka datang, hal ini sebagai penghormatan buat mereka. Sedangkan digiringnya orang-orang kafir serta dibukakannya pintu-pintu neraka Jahanam sewaktu mereka datang dimaksud sebagai hinaan buat mereka agar panas neraka Jahanam itu dapat dirasakan oleh mereka sebelum memasukinya

وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى صَدَقَنَا وَعْدَهُۥ وَأَوْرَثَنَا ٱلْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ ٱلْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَآءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ ٱلْعَٰمِلِينَ ﴿٧٤﴾

Dan mereka mengucapkan: \"Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal\".

Quraish Shihab

Orang-orang yang bertakwa itu berkata, \"Segala puji hanya bagi Allah semata, yang menepati janji yang telah diucapkan kepada kami melalui rasul-rasul-Nya; yang mewariskan tanah surga kepada kami untuk kami diami sesuka kami. Surga, sungguh, merupakan balasan terbaik bagi orang-orang yang telah berbuat baik.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan mereka mengucapkan) sewaktu mereka memasukinya; lafal ayat ini diathafkan kepada lafal Dukhuuluhaa yang diperkirakan keberadaannya tadi pada ayat sebelumnya, (\"Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami) yakni memasukkan kami ke dalam surga (dan telah memberikan kepada kami tempat ini) surga ini (sedangkan kami diperkenankan menempati) menghuni (tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki) karena surga itu semuanya bukanlah tempat yang dipilih antara yang satu dengan yang lainnya, karena semuanya indah (maka sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal) adalah surga.

وَتَرَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ حَوْلِ ٱلْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ ۖ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَقِيلَ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٧٥﴾

Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: \"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam\".

Quraish Shihab

Dan kamu--ucapan ini ditujukan kepada siapa saja yang melihat--melihat para malaikat mengelilingi singgasana dengan bertasbih menyucikan Allah dari segala kekurangan, diiringi dengan puji-pujian terhadap Sang Pencipta dan Pemelihara mereka. Keputusan pengadilan antarumat manusia pun telah ditetapkan dengan adil. Seluruh makhluk pun berkata, \"Segala puji bagi Pencipta seluruh makhluk di dunia.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat berlingkar) lafal Haaffiina ini menjadi Hal (di sekeliling 'Arasy) yakni dari segala penjurunya (bertasbih) menjadi Hal dari dhamir Haaffiina (seraya memuji Rabb mereka) yaitu sambil mengucapkan kalimah, Subhaanallaah Wa Bihamdihi, artinya, Maha Suci Allah dan Kami memuji kepada-Nya (dan diberi putusan di antara mereka) di antara semua makhluk (dengan hak) dengan adil, maka orang-orang yang beriman dimasukkan ke dalam surga, dan orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka (dan diucapkan, \"Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.\") yaitu setelah kedua golongan itu telah selesai pemutusannya, lalu para malaikat mengakhirinya dengan memuji kepada Allah.