Setting
Surah The Forgiver [Ghafir] in Indonesian
حمٓ ﴿١﴾
Haa Miim.
[[40 ~ GHAFIR (MAHA PENGAMPUN) Pendahuluan: Makkiyyah, 85 ayat ~ Seperti halnya beberapa surat lain, surat ini diawali dengan dua huruf eja yang dilanjutkan dengan menyebutkan posisi al-Qur'ân yang diturunkan dari Sang Mahaperkasa, Maha Mengetahui, Maha Pengampun semua dosa, Maha Penerima tobat, Tuhan yang siksa-Nya teramat pedih dan yang memiliki karunia. Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengesakan Tuhan dan jangan sampai tertipu dengan kekuasaan yang, bisa jadi, ada pada orang-orang kafir. Mereka, orang-orang kafir itu, kemudian diajak untuk mengingat kembali nasib yang diderita bangsa-bangsa sebelum mereka. Kemudian, setelah itu, disebut pula tentang malaikat-malaikat yang memikul arasy Tuhan sambil bertasbih dan bertahmid, dan ihwal orang-orang kafir yang mendapat murka Allah. Pada lebih dari satu tempat, surat ini berbicara tentang tanda-tanda kemahakuasaan Allah yang terdapat pada diri kita, langit, bumi dan nikmat-nikmat dan karunia-Nya. Di samping itu, dalam surat ini Allah mengajak kita, melalui beberapa ayat, untuk beribadah hanya kepada-Nya. Di antaranya adalah ayat-ayat. yang maknanya berbunyi: \"Oleh karena itu, sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya\"; \"Dan Tuhan berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, pasti kalian akan Aku kabulkan'\"; \"Itulah Allah, Tuhan kalian, Pencipta segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Dia\". Pada bagian lain, surat ini juga mengingatkan kita tentang hari kiamat melalui ayat yang maknanya berbunyi: \"Berilah peringatan kepada mereka tentang hari yang dekat (kiamat), ketika hati menjadi sesak sampai ke kerongkongan karena menahan sedih.\" Sedikit kisah mengenai Mûsâ a. s. bersama Fir'aun dan kaumnya, terutama sekali kisah tentang pengikut Fir'aun yang beriman, juga disinggung dalam surat ini. Terakhir, surat ini diakhiri dengan ajakan kepada umat manusia untuk berjalan menjelajahi bumi, agar dapat mengambil pelajaran dari pengalaman bangsa-bangsa sebelumnya, seperti, misalnya, menyangkut persoalan bagaimana mereka tertipu oleh pengetahuan mereka sendiri yang kemudian berakhir dengan buruk. Nah, ketika mereka tertimpa azab Allah, mereka berkata, \"Sekarang kami beriman kepada Allah dan mengingkari semua yang dulu kami anggap sebagai sekutu-sekutu-Nya.\" Tetapi, sayang, pernyataan iman mereka itu telah terlambat. Sebab, \"Keimanan mereka tidak berguna lagi ketika mereka melihat siksa Kami\". Itu semua merupakan ketentuan Allah (sunnatullâh) yang berlaku pada makhluk ciptaan-Nya. Dan kita tidak akan menemukan perubahan pada sunnatullâh. Maka, ketika siksaan itu telah datang, orang-orang kafir akan sangat merugi.]] Hâ, Mîm, adalah huruf-huruf eja yang mengawali surat ini, seperti halnya cara al-Qur'ân dalam mengawali beberapa surat lainnya, yang merupakan isyarat bahwa kitab suci al-Qur'ân ini menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan orang-orang Arab. Namun demikian, mereka tidak mampu membuat sesuatu yang serupa.
(Haa Miim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan maksudnya.
تَنزِيلُ ٱلْكِتَٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ﴿٢﴾
Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui,
Al-Qur'ân ini diturunkan dari Allah Sang Mahaperkasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu; Sang Maha Menerima tobat dari orang-orang yang bertobat kepada-Nya, yang azab-Nya amat pedih; Sang Pemberi nikmat dan karunia. Tak ada yang patut disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.
(Diturunkan Kitab ini) yakni Alquran, menjadi Mubtada (dari Allah) Khabar Mubtada (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ وَقَابِلِ ٱلتَّوْبِ شَدِيدِ ٱلْعِقَابِ ذِى ٱلطَّوْلِ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ إِلَيْهِ ٱلْمَصِيرُ ﴿٣﴾
Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).
Al-Qur'ân ini diturunkan dari Allah Sang Mahaperkasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu; Sang Maha Menerima tobat dari orang-orang yang bertobat kepada-Nya, yang azab-Nya amat pedih; Sang Pemberi nikmat dan karunia. Tak ada yang patut disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.
(Yang mengampuni dosa) orang-orang mukmin (dan menerima tobat) mereka (lagi keras hukuman-Nya) terhadap orang-orang kafir, yaitu Dia mengeraskan azab-Nya terhadap mereka (Yang mempunyai karunia) yakni Pemberi nikmat yang lapang; Dia bersifat demikian selama-lamanya. Dimudhafkannya lafal Ghaafir kepada Adz-Dzanbi, lafal Qaabil kepada At-Taubi, dan lafal Syadiid kepada Al-Iqaabi mengandung makna Takrif sebagaimana lafal terakhir yaitu Dzith Thauli. (Tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali) semua makhluk pasti kembali kepada-Nya.
مَا يُجَٰدِلُ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِى ٱلْبِلَٰدِ ﴿٤﴾
Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.
Tidak ada yang mendebat tanda-tanda yang menunjukkan wujud Allah kecuali orang-orang kafir. Oleh karena itu, janganlah kamu tertipu oleh keberpindahan mereka dari satu negeri ke negeri lainnya berkat kemudahan yang Allah berikan meskipun mereka itu kafir.
(Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah) yakni Alquran (kecuali orang-orang yang kafir) dari kalangan penduduk kota Mekah. (Karena itu janganlah mereka pulang-balik dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu) mereka pulang balik untuk mencari penghidupan dalam keadaan selamat, janganlah hal itu membuatmu teperdaya, karena sesungguhnya akibat dan tempat kembali mereka adalah neraka.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍۢ وَٱلْأَحْزَابُ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۖ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍۭ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ ۖ وَجَٰدَلُوا۟ بِٱلْبَٰطِلِ لِيُدْحِضُوا۟ بِهِ ٱلْحَقَّ فَأَخَذْتُهُمْ ۖ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ ﴿٥﴾
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku?
Sebelum orang-orang musyrik itu, kaum Nabi Nûh dan kaum setelahnya yang bersekongkol untuk memusuhi rasul, telah pula mendustakan rasul-rasul mereka. Mereka berusaha keras untuk mencelakakan rasulnya agar dapat membalasnya secara kejam. Mereka juga memperdebatkan kepalsuan, yang sama sekali tidak benar, untuk menghapus kebenaran. Mereka semua, kemudian, Aku timpakan azab yang memusnahkan. Maka perhatikanlah bagaimana siksa-Ku kepada mereka.
(Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu telah mendustakan) rasul-rasulnya, seperti Ad dan Tsamud serta kaum-kaum lainnya (sesudah mereka, dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya) untuk membunuhnya (dan mereka membantah dengan alasan yang batil untuk melenyapkan) untuk menghapuskan (kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka) dengan siksaan. (Maka betapa pedihnya azab-Ku) terhadap mereka; hal itu sesuai dengan imbalan yang harus mereka terima.
وَكَذَٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّهُمْ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ﴿٦﴾
Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.
Sebagaimana telah ditetapkan siksaan terhadap umat-umat yang mendustakan nabinya, telah ditetapkan pula siksaan Tuhanmu terhadap orang-orang yang mengingkarimu, Muhammad. Mereka adalah penghuni neraka karena mereka lebih memilih kufur daripada iman.
(Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Rabbmu) sebagaimana yang telah diungkapkan-Nya dalam firman yang lain, yaitu, \"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu...\" (Q.S. As-Sajdah, 13) (terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka) lafal Annahum Ashhaabun Naari merupakan Badal dari lafal Kalimatu Rabbika.
ٱلَّذِينَ يَحْمِلُونَ ٱلْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِۦ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍۢ رَّحْمَةًۭ وَعِلْمًۭا فَٱغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ ٱلْجَحِيمِ ﴿٧﴾
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): \"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,
Malaikat-malaikat yang memikul dan mengelilingi arasy senantiasa bertasbih menyucikan Tuhan, Pemilik dan Pemelihara mereka, dari segala bentuk kekurangan, dibarengi dengan puji-pujian. Mereka semua beriman kepada-Nya dan memohonkan ampunan bagi orang-orang Mukmin sambil berkata, \"Ya Tuhan kami, sungguh kasih sayang-Mu amat luas, mencakup segala sesuatu, dan ilmu-Mu meliputi semua yang ada, maka ampunilah dosa orang-orang yang kembali kepada-Mu dan mengikuti jalan-Mu, dan jauhkan mereka dari azab neraka.\"
(Malaikat-malaikat yang memikul Arasy) berkedudukan menjadi Mubtada (dan malaikat yang berada di sekelilingnya) diathafkan kepada ayat sebelumnya (bertasbih) menjadi Khabar dari Mubtada (memuji Rabb mereka) artinya, seraya memuji-Nya yaitu mengucapkan kalimat, \"Subhaanallaah Wa Bihamdihi\" (dan mereka beriman kepada-Nya) kepada Allah swt. dengan kalbu mereka, maksudnya, mereka percaya kepada keesaan-Nya (serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman) seraya mengucapkan, (\"Ya Rabb kami! Rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu) maksudnya, rahmat-Mu meliputi segala sesuatu, dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. (Maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertobat) dari kemusyrikan (dan mengikuti jalan Engkau) yakni agama Islam (dan peliharalah mereka dari siksa neraka Jahim) yang apinya menyala-nyala.
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّٰتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴿٨﴾
ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,
Para malaikat itu berkata pula, \"Ya Tuhan kami, masukkanlah orang-orang yang beriman kepada-Mu ke dalam surga 'Adn yang Engkau janjikan kepada mereka melalui para rasul-Mu. Masukkanlah pula, bersama mereka, orang-orang saleh di antara ayah, istri dan keturunan mereka. Sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Pemenang yang tak pernah terkalahkan; Sang Mahabijaksana yang tak pernah salah.\"
(Ya Rabb kami! Masukkanlah mereka ke dalam surga Adn) sebagai tempat tinggal mereka (yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh) lafal Man shalaha diathafkan kepada lafal Hum yang terdapat di dalam lafal Wa-adkhilhum atau yang terdapat pada lafal Wa'adtahum (dari bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.
وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوْمَئِذٍۢ فَقَدْ رَحِمْتَهُۥ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٩﴾
dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar\".
Mereka juga berkata di dalam doa, \"Hindarkanlah orang-orang Mukmin dari balasan atas kesalahan- kesalahan mereka. Dan orang yang Engkau hindarkan dari balasan atas kesalahan-kesalahannya pada hari pembalasan, sungguh telah Engkau beri kasih sayang berkat karunia-Mu. Sesungguhnya terhindar dari balasan atas dosa-dosa merupakan kemenangan yang amat besar.\"
(Dan peliharalah mereka dari kejahatan) dari balasan azabnya (Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari balasan kejahatan pada hari itu) pada hari kiamat (maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.\")
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ مِن مَّقْتِكُمْ أَنفُسَكُمْ إِذْ تُدْعَوْنَ إِلَى ٱلْإِيمَٰنِ فَتَكْفُرُونَ ﴿١٠﴾
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): \"Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir\".
Orang-orang kafir akan diseru, \"Sesungguhnya kebencian dan kemurkaan Allah kepada kalian itu lebih besar dari kebencian kalian kepada diri kalian sendiri yang menjadi sumber turunnya siksa. Sebab kalian lebih memilih bersikap kafir daripada beriman ketika diajak beriman berkali-kali.\"
(Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka) oleh para malaikat, sedangkan mereka membenci diri mereka sendiri sewaktu mereka dimasukkan ke dalam neraka (\"Sesungguhnya kebencian Allah) kepada kalian (lebih besar daripada kebencian kalian kepada diri kalian sendiri karena kalian diseru) sewaktu di dunia (untuk beriman, lalu kalian kafir.\")
قَالُوا۟ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا ٱثْنَتَيْنِ فَٱعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍۢ مِّن سَبِيلٍۢ ﴿١١﴾
Mereka menjawab: \"Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?\"
Orang-orang kafir itu berkata, \"Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali: mati dari kehidupan dunia dan mati dari kehidupan kami di alam Barzah. (1) Engkau juga telah menghidupkan kami dua kali: hidup di dunia dan hidup setelah kami dibangkitkan dari kubur. Lalu apakah ada jalan bagi kami untuk keluar dari siksaan ini?\" (1) Pengertian tentang kehidupan di alam barzah--sebuah kehidupan yang tidak kita ketahui hakikat sebenarnya--dapat dipahami melalui dua firman Allah Swt. berikut. Pertama, mengenai keluarga Fir'aun yang terdapat dalam ayat 46 surat ini yang artinya berbunyi: \"Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang hari, dan pada hari kiamat. Para malaikat diperintahkan, 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras'.\" Kedua, dalam ayat 169 surat Alu 'Imrân yang artinya berbunyi: \"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Mereka bahkan hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.\"
(Mereka menjawab, \"Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali) yakni dua kali mati (dan telah menghidupkan kami dua kali pula) yakni dua kali hidup. Karena sesungguhnya sebelum itu mereka berupa mani, dalam keadaan mati, kemudian mereka dijadikan hidup, lalu mereka dimatikan lagi, lalu mereka dihidupkan lagi pada hari berbangkit (lalu kami mengakui dosa-dosa kami) yaitu dosa keingkaran kami terhadap adanya hari berbangkit. (Maka adakah untuk keluar) dari neraka lalu kembali lagi ke dunia, supaya kami dapat menjalani ketaatan kepada Rabb kami (sesuatu jalan\") yakni jalan keluar, maka jawaban mereka adalah tidak ada.
ذَٰلِكُم بِأَنَّهُۥٓ إِذَا دُعِىَ ٱللَّهُ وَحْدَهُۥ كَفَرْتُمْ ۖ وَإِن يُشْرَكْ بِهِۦ تُؤْمِنُوا۟ ۚ فَٱلْحُكْمُ لِلَّهِ ٱلْعَلِىِّ ٱلْكَبِيرِ ﴿١٢﴾
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Itulah siksaan yang harus kalian rasakan. Karena kalian--saat di dunia dahulu--ketika hanya disebut nama Allah, kalian mengingkarinya, tetapi ketika disebut tuhan-tuhan lain selain Allah, serta merta kalian beriman. Jika demikian kondisi kalian di dunia, maka kalian berhak menanggung balasan atas sikap ingkar itu. Dan ketentuan hukum itu hanya ada pada Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung, yang membalas orang kafir dengan balasan yang pantas ia rasakan.
(Yang demikian itu) maksudnya, azab yang kalian sedang jalani itu (adalah karena) ketika di dunia (kalian kafir apabila Allah saja disembah) artinya, kalian kafir bilamana Dia diesakan. (Dan apabila Allah dipersekutukan) menjadikan sekutu bagi-Nya (kalian percaya) kalian percaya kepada kemusyrikan itu. (Maka putusan) untuk mengazab kalian (adalah pada Allah Yang Maha Tinggi) atas semua makhluk-Nya (lagi Maha Besar) Maha Agung.
هُوَ ٱلَّذِى يُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُنَزِّلُ لَكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ رِزْقًۭا ۚ وَمَا يَتَذَكَّرُ إِلَّا مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾
Dialah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah).
Allahlah yang menunjukkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dia, misalnya, menurunkan air dari langit sebagai faktor penyebab datangnya rezeki kalian. Hal ini, sungguh, tidak akan dapat menjadi pelajaran kecuali bagi orang-orang yang mau memikirkan dan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah.
(Dialah yang memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya) yang menunjukkan akan keesaan-Nya (dan menurunkan untuk kalian rezeki dari langit) berupa hujan. (Dan tiadalah mendapat pelajaran) yakni mengambil nasihat (kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah) dari kemusyrikan.
فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١٤﴾
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).
Dari itu, sembahlah Allah dengan ibadah yang tulus hanya kepada-Nya, meskipun ibadah dan ketulusan kalian kepada Allah itu menimbulkan kebencian orang-orang kafir terhadap kalian.
(Maka serulah Allah) sembahlah Dia (dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) artinya, memurnikan agama dari kemusyrikan (meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya) sekalipun mereka tidak menyukai keikhlasan kalian kepada-Nya.
رَفِيعُ ٱلدَّرَجَٰتِ ذُو ٱلْعَرْشِ يُلْقِى ٱلرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ لِيُنذِرَ يَوْمَ ٱلتَّلَاقِ ﴿١٥﴾
(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai 'Arsy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).
Derajat dan kedudukan Allah amat tinggi. Dia Pemilik arasy. Dengan ketentuan dan perintah-Nya, Dia menurunkan wahyu kepada hamba-hamba yang dipilih-Nya untuk memberi peringatan kepada orang lain mengenai akibat dari sikap menentang para rasul yang akan mereka rasakan pada hari pertemuan semua makhluk. Suatu hari ketika semua manusia akan tampak dengan sangat jelas. Tak satu pun perkara mereka yang tersembunyi bagi Allah. Mereka akan selalu mendengar seruan yang menggetarkan, \"Milik siapakah kerajaan dan kekuasaan pada hari ini?\" Mereka juga selalu mendengar jawabannya yang pasti, \"Milik Allah, Penguasa Tunggal yang akan mengadili semua hamba-Nya, Sang Mahaperkasa atas mereka.\"
(Dialah Yang Maha Tinggi derajat-Nya) maksudnya, Allah Maha Agung sifat-sifat-Nya, atau Dialah Yang mengangkat derajat orang-orang yang beriman di surga (Yang mempunyai Arasy) Yang menciptakannya (Yang menurunkan Ar-Ruuh) yakni wahyu (dari perintah-Nya) atau firman-nya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan) maksudnya, orang yang menerima wahyu itu diperintahkan untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia (tentang hari pertemuan) dapat dibaca At-Talaaqi atau At-Talaaqiy dengan memakai huruf Ya. Yakni hari kiamat, karena pada hari itu penduduk langit dan penduduk bumi bertemu, dan bertemu pula antara Yang Disembah dan yang menyembah, sebagaimana dipertemukan pula antara orang yang aniaya dan orang yang dianiaya.
يَوْمَ هُم بَٰرِزُونَ ۖ لَا يَخْفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِنْهُمْ شَىْءٌۭ ۚ لِّمَنِ ٱلْمُلْكُ ٱلْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ ٱلْوَٰحِدِ ٱلْقَهَّارِ ﴿١٦﴾
(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): \"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?\" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Derajat dan kedudukan Allah amat tinggi. Dia Pemilik arasy. Dengan ketentuan dan perintah-Nya, Dia menurunkan wahyu kepada hamba-hamba yang dipilih-Nya untuk memberi peringatan kepada orang lain mengenai akibat dari sikap menentang para rasul yang akan mereka rasakan pada hari pertemuan semua makhluk. Suatu hari ketika semua manusia akan tampak dengan sangat jelas. Tak satu pun perkara mereka yang tersembunyi bagi Allah. Mereka akan selalu mendengar seruan yang menggetarkan, \"Milik siapakah kerajaan dan kekuasaan pada hari ini?\" Mereka juga selalu mendengar jawabannya yang pasti, \"Milik Allah, Penguasa Tunggal yang akan mengadili semua hamba-Nya, Sang Mahaperkasa atas mereka.\"
(Yaitu hari ketika mereka keluar) dari kuburnya masing-masing (tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah berfirman, \"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?\") Allah sendiri yang mengatakannya, kemudian Dia sendiri pula yang menjawabnya, yaitu, (\"Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan\") atas semua makhluk-Nya.
ٱلْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ ٱلْيَوْمَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ ﴿١٧﴾
Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.
Hari ini, setiap jiwa akan diberi balasan atas perbuatannya. Hari ini tak ada kecurangan dengan pengurangan pahala atau penambahan siksa. Perhitungan Allah, sungguh, amat cepat sehingga tak akan pernah mundur dari waktu yang telah ditentukan-Nya.
(Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya) Dia menghisab semua makhluk hanya dalam waktu setengah hari dunia, demikianlah menurut keterangan hadis.
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْءَازِفَةِ إِذِ ٱلْقُلُوبُ لَدَى ٱلْحَنَاجِرِ كَٰظِمِينَ ۚ مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ حَمِيمٍۢ وَلَا شَفِيعٍۢ يُطَاعُ ﴿١٨﴾
Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.
Ingatkanlah mereka, wahai Muhammad, tentang hari kiamat yang dekat itu. Yaitu ketika hati mereka--karena begitu takutnya--sampai ke kerongkongan, sementara mereka menahan sedih namun tak tahu bagaimana harus mengungkapkannya. Orang-orang yang menzalimi diri dengan bersikap kafir tidak lagi mempunyai kerabat dekat atau pemberi syafaat yang perintahnya dapat ditaati.
(Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat) yakni hari kiamat. Berasal dari kata Azifar Rahiilu, artinya, Waktu berangkat telah dekat (yaitu ketika kalbu) menyesak karena dicekam rasa takut (sampai) artinya hingga sesaknya terasa sampai (di kerongkongan dengan menahan kedukaan) penuh dengan kesedihan. Lafal Kaazhimiina ini adalah Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Al-Quluubu, kemudian dianggap sebagai jamak dengan memakai huruf Ya dan Nun karena diibaratkan kepada para pemiliknya. (Tiada teman-teman yang setia bagi orang-orang yang zalim) maksudnya tiada teman sejawat dan dekat (dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya) yang dapat diterima syafaatnya; lafal Yuthaa'u sebagai sifat, tidak mengandung pengertian apa-apa, karena pada asalnya tiada syafaat bagi mereka, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, \"Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun.\" (Q.S. Asy-Syu'ara, 100). Tetapi kalau lafal Syafii'in, memang mengandung makna, karena ditinjau dari segi dugaan mereka yaitu, bahwasanya mereka memiliki pemberi-pemberi syafaat. Maksudnya, seandainya mereka memberi syafaat, niscaya syafaat mereka tidak akan diterima.
يَعْلَمُ خَآئِنَةَ ٱلْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى ٱلصُّدُورُ ﴿١٩﴾
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.
Allah Swt. mengetahui pandangan mata yang berkhianat dan semua apa yang tersimpan di dalam dada.
(Dia mengetahui) Allah mengetahui (mata yang khianat) ketika mencuri pandang melihat hal-hal yang diharamkan (dan apa yang disembunyikan oleh hati) yang tersimpan di dalam kalbu.
وَٱللَّهُ يَقْضِى بِٱلْحَقِّ ۖ وَٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَقْضُونَ بِشَىْءٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ ﴿٢٠﴾
Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Allah memutuskan hukuman dengan sangat adil. Sedangkan sembahan-sembahan lain yang mereka persekutukan dengan Allah tidak dapat memutuskan hukuman apa-apa karena mereka, memang, tidak mampu. Sesungguhnya hanya Allahlah yang meliputi semua apa yang dapat didengar dan dilihat.
(Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sesembahan-sesembahan yang mereka seru) yang mereka sembah (selain Allah) yakni berhala-berhala (tiada dapat menghukum dengan sesuatu apa pun) mana mungkin mereka menjadi sekutu-sekutu Allah? (Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Mendengar) semua perkataan mereka (lagi Maha Melihat) semua perbuatan mereka.
۞ أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ كَانُوا۟ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا۟ هُمْ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةًۭ وَءَاثَارًۭا فِى ٱلْأَرْضِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَمَا كَانَ لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن وَاقٍۢ ﴿٢١﴾
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.
Apakah orang-orang musyrik itu hanya duduk berdiam diri dan tidak berjalan menjelajahi dunia lalu melihat bagaimana keadaan bangsa-bangsa sebelum mereka? Orang-orang sebelum mereka itu memiliki kekuatan jauh lebih hebat dari mereka dan memiliki peninggalan di dunia jauh lebih banyak daripada mereka. Orang-orang sebelum mereka itu pun kemudian dibinasakan oleh Allah akiabat dosa-dosa yang mereka lakukan. Dan mereka tidak memiliki seorang pelindung pun yang dapat menghalangi azab Allah.
(Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat daripada mereka) menurut suatu qiraat lafal Minhum dibaca Minkum, artinya lebih hebat daripada kalian (kekuatannya dan lebih banyak bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti bangunan-bangunan dan gedung-gedungnya (maka Allah mengazab mereka) membinasakan mereka (disebabkan dosa-dosa mereka. Dan sekali-kali mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah) dari siksaan-Nya.
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَت تَّأْتِيهِمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَكَفَرُوا۟ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ قَوِىٌّۭ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ ﴿٢٢﴾
Yang demiklan itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya.
Azab itu diturunkan kepada mereka karena mereka pernah didatangkan rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata tetapi kemudian mereka mengingkarinya. Maka Allah pun mempercepat azab-Nya yang membinasakan. Sesungguhnya Allah memiliki kekuatan yang amat besar dan siksa yang amat kejam.
(Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti) yakni mukjizat-mukjizat yang tampak (lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya.)
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا وَسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍ ﴿٢٣﴾
Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,
Aku bersumpah, \"Sungguh Kami telah mengutus Mûsâ, dengan membawa beberapa mukjizat Kami dan bukti kekuasaan yang nyata, kepada Fir'aun, Hâmân dan Qârûn. Mereka kemudian berkata, 'Ia adalah seorang penyihir yang mengaku membawa mukjizat, dan pembohong besar yang mengaku diutus oleh Tuhannya'.\"
(Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata) bukti yang jelas dan tampak.
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَقَٰرُونَ فَقَالُوا۟ سَٰحِرٌۭ كَذَّابٌۭ ﴿٢٤﴾
kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: \"(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta\".
Aku bersumpah, \"Sungguh Kami telah mengutus Mûsâ, dengan membawa beberapa mukjizat Kami dan bukti kekuasaan yang nyata, kepada Fir'aun, Hâmân dan Qârûn. Mereka kemudian berkata, 'Ia adalah seorang penyihir yang mengaku membawa mukjizat, dan pembohong besar yang mengaku diutus oleh Tuhannya'.\"
(Kepada Firaun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata,) \"Dia (adalah seorang ahli sihir yang pendusta.\")
فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْحَقِّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا۟ ٱقْتُلُوٓا۟ أَبْنَآءَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ وَٱسْتَحْيُوا۟ نِسَآءَهُمْ ۚ وَمَا كَيْدُ ٱلْكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍۢ ﴿٢٥﴾
Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: \"Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka\". Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).
Ketika Mûsâ datang kepada mereka dengan membawa kebenaran dari Kami, Fir'aun dan orang-orang dekatnya berkata kepada para pengikutnya, \"Bunuhlah anak lelaki orang-orang yang ikut beriman bersama Mûsâ dan biarkankan anak perempuan mereka hidup.\" Padahal tipu daya orang-orang kafir itu hanya akan sia-sia, hilang dan lenyap.
(Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran) yakni dengan membawa perkara yang hak (dari sisi Kami, mereka berkata, \"Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup) yakni biarkanlah tetap hidup (wanita-wanita mereka.\" Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia belaka) yakni menjerumuskan mereka sendiri dalam kebinasaan.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِىٓ أَقْتُلْ مُوسَىٰ وَلْيَدْعُ رَبَّهُۥٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَن يُظْهِرَ فِى ٱلْأَرْضِ ٱلْفَسَادَ ﴿٢٦﴾
Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): \"Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi\".
Fir'aun berkata, \"Biarkan aku membunuh Mûsâ dan biarkan Mûsâ memohon Tuhannya untuk menyelamatkan dirinya dari tindakanku. Aku benar-benar khawatir ia akan mengganti agama kalian atau menyebar kerusakan di muka bumi.\"
(Dan berkata Firaun kepada pembesar-pembesarnya, \"Biarkanlah aku membunuh Musa) karena mereka mencegahnya melakukan pembunuhan terhadap Musa (dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya) supaya Dia mencegah niatku yang akan membunuhnya (karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agama kalian) mencegah kalian menyembahku, lalu kalian mengikutinya (atau menimbulkan kerusakan di muka bumi\") seperti melakukan pembunuhan dan lain sebagainya. Menurut suatu qiraat lafal Au dibaca Wa. Dan menurut qiraat lainnya dibaca Ay Yazhhara Fil Ardhil Fasaadu.
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِنِّى عُذْتُ بِرَبِّى وَرَبِّكُم مِّن كُلِّ مُتَكَبِّرٍۢ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ ٱلْحِسَابِ ﴿٢٧﴾
Dan Musa berkata: \"Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab\".
Mûsâ lalu berkata kepada Fir'aun dan kaumnya, \"Aku berlindung kepada Sang Pemilik urusanku yang memeliharaku--dan juga Pemilik urusan kalian yang memelihara kalian dengan karunia dan kebaikan-Nya--dari setiap orang yang arogan dan sombong, yang tidak percaya kepada hari perhitungan.
(Dan Musa berkata,) kepada kaumnya sedangkan dia telah mendengar ancaman Firaun tadi (\"Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabb kalian dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.\")
وَقَالَ رَجُلٌۭ مُّؤْمِنٌۭ مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَٰنَهُۥٓ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَن يَقُولَ رَبِّىَ ٱللَّهُ وَقَدْ جَآءَكُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ مِن رَّبِّكُمْ ۖ وَإِن يَكُ كَٰذِبًۭا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُۥ ۖ وَإِن يَكُ صَادِقًۭا يُصِبْكُم بَعْضُ ٱلَّذِى يَعِدُكُمْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ مُسْرِفٌۭ كَذَّابٌۭ ﴿٢٨﴾
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: \"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: \"Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu\". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.
Seorang yang beriman di antara pengikut Fir'aun, yang menyembunyikan keimanannya, berkata kepada kaumnya, \"Apakah kalian hendak membunuh seseorang hanya karena ia berkata, 'Sembahanku hanyalah Allah', padahal ia telah mendatangkan bukti-bukti yang sangat jelas dari Tuhan kalian? Jika ia berdusta dengan apa yang disampaikannya, maka ia akan menanggung sendiri akibat dustanya. Tetapi jika ia benar, maka sebagian siksa yang telah ia ingatkan kepada kalian akan datang menyiksa kalian. Allah sungguh tidak akan menunjukkan orang yang melampaui batas dan banyak berdusta, ke jalan keselamatan.\"
(Dan berkatalah seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga Firaun) menurut suatu pendapat disebutkan, bahwa ia adalah anak paman Firaun atau saudara sepupunya (yang menyembunyikan imannya, \"Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena) sebab (dia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepada kalian dengan membawa keterangan-keterangan) yakni mukjizat-mukjizat yang jelas (dari Rabb kalian. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung dosa-dustanya itu) yakni dia sendirilah yang menanggung akibat dari kedustaannya (dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian bencana yang diancamkannya kepada kalian akan menimpa kalian\") yakni sebagian azab yang diancamkannya kepada kalian akan segera menimpa diri kalian. (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas) yakni orang yang musyrik (lagi pendusta) yang banyak dustanya.
يَٰقَوْمِ لَكُمُ ٱلْمُلْكُ ٱلْيَوْمَ ظَٰهِرِينَ فِى ٱلْأَرْضِ فَمَن يَنصُرُنَا مِنۢ بَأْسِ ٱللَّهِ إِن جَآءَنَا ۚ قَالَ فِرْعَوْنُ مَآ أُرِيكُمْ إِلَّا مَآ أَرَىٰ وَمَآ أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ ﴿٢٩﴾
(Musa berkata): \"Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!\" Fir'aun berkata: \"Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar\".
\"Wahai kaum,\" katanya melanjutkan, \"hari ini kerajaan di bumi Mesir adalah milik kalian, bukan milik orang lain. Tetapi siapakah yang akan menyelamatkan kita dari azab Allah ketika datang menimpa nanti?\" Fir'aun berkata, \"Aku tidak mengajukan pendapat kepada kalian kecuali sesuai dengan apa yang aku yakini. Dan aku, dengan pendapatku itu, tidak menunjukkan kalian kecuali ke jalan petunjuk.\"
(Hai kaumku! Untuk kalianlah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa) artinya, dengan mengalami kemenangan; lafal Zhaahiriina berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan (di muka bumi) di negeri Mesir. (Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah) dari azab-Nya bila kalian membunuh kekasih-kekasih-Nya (jika azab itu menimpa kita) tiada seorang pun yang dapat menolong kita (Firaun berkata, \"Aku tidak mengemukakan kepada kalian, melainkan apa yang aku pandang baik;) maksudnya, aku tidak memberikan isyarat kepada kalian melainkan apa yang telah aku putuskan itu, yaitu membunuh Musa (dan aku tiada menunjukkan kepada kalian, selain jalan yang benar\") jalan yang mengandung kebenaran.
وَقَالَ ٱلَّذِىٓ ءَامَنَ يَٰقَوْمِ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُم مِّثْلَ يَوْمِ ٱلْأَحْزَابِ ﴿٣٠﴾
Dan orang yang beriman itu berkata: \"Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu.
Orang Mukmin pengikut Fir'aun itu berkata lagi, \"Wahai kaumku, aku sangat khawatir suatu hari kalian akan ditimpa bencana seperti orang-orang yang bersekongkol untuk memusuhi nabi-nabi mereka, seperti kebiasaan kaum Nabi Nûh, kaum Ad, kaum Tsamûd dan orang-orang setelah mereka. Dan Allah, sungguh, tidak berkehendak menzalimi hamba-hamba-Nya.
(Dan orang yang beriman itu berkata, \"Hai kaumku! Sesungguhnya aku khawatir kalian akan ditimpa -bencana- seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu) yakni azab yang telah menimpa umat-umat terdahulu, golongan demi golongan.
مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍۢ وَعَادٍۢ وَثَمُودَ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۚ وَمَا ٱللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًۭا لِّلْعِبَادِ ﴿٣١﴾
(Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.
Orang Mukmin pengikut Fir'aun itu berkata lagi, \"Wahai kaumku, aku sangat khawatir suatu hari kalian akan ditimpa bencana seperti orang-orang yang bersekongkol untuk memusuhi nabi-nabi mereka, seperti kebiasaan kaum Nabi Nûh, kaum Ad, kaum Tsamûd dan orang-orang setelah mereka. Dan Allah, sungguh, tidak berkehendak menzalimi hamba-hamba-Nya.
(-Yakni- seperti keadaan kaum Nuh, Ad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka) lafal Mitsli dalam ayat ini merupakan Badal atau pengganti keterangan dari lafal Mitsli yang sebelumnya, yang ada pada ayat di atas. Yakni, seperti pembalasan yang biasa menimpa orang-orang kafir sebelum kalian; mereka ditimpa azab di dunia. (Dan Allah tidak menghendaki berbuat kelaliman terhadap hamba-hamba-Nya.)
وَيَٰقَوْمِ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ ٱلتَّنَادِ ﴿٣٢﴾
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.
Wahai kaumku, aku sungguh khawatir kalian akan ditimpa siksaan pada hari ketika seluruh makhluk saling berteriak. Suatu hari ketika kalian lari. Saat itu, tak seorang pun dapat melindungi kalian dari Allah. Barangsiapa yang disesatkan Allah--karena Dia tahu bahwa orang itu lebih memilih kesesatan daripada petunjuk--maka tak akan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.\"
(Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadap kalian akan siksa hari panggil-memanggil) dapat dibaca At-Tanaadi atau At-Tanaadiy dengan memakai huruf Ya pada akhirnya. Artinya ialah hari kiamat, yang pada hari itu banyak sekali panggil-memanggil antara ahli surga dan ahli neraka; setiap panggilan sesuai dengan apa yang dialami oleh pemanggilnya. Maka panggilan yang mengandung kebahagiaan adalah bagi ahli surga dan panggilan yang mengandung kecelakaan adalah bagi ahli neraka; selain itu masih banyak pula jenis panggilan atau seruan lainnya.
يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنْ عَاصِمٍۢ ۗ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍۢ ﴿٣٣﴾
(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk.
Wahai kaumku, aku sungguh khawatir kalian akan ditimpa siksaan pada hari ketika seluruh makhluk saling berteriak. Suatu hari ketika kalian lari. Saat itu, tak seorang pun dapat melindungi kalian dari Allah. Barangsiapa yang disesatkan Allah--karena Dia tahu bahwa orang itu lebih memilih kesesatan daripada petunjuk--maka tak akan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.\"
(Yaitu hari ketika kalian lari berpaling ke belakang) dari tempat hisab untuk dibawa ke neraka (tidak ada bagi kalian dari Allah) yakni dari azab-Nya (seorang pun yang dapat menyelamatkan kalian) yakni yang dapat mencegah azab dari diri kalian (dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk.\")
وَلَقَدْ جَآءَكُمْ يُوسُفُ مِن قَبْلُ بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَمَا زِلْتُمْ فِى شَكٍّۢ مِّمَّا جَآءَكُم بِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَن يَبْعَثَ ٱللَّهُ مِنۢ بَعْدِهِۦ رَسُولًۭا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌۭ مُّرْتَابٌ ﴿٣٤﴾
Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: \"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.
Aku bersumpah, bahwa Yûsuf benar-benar telah datang kepada kalian, sebelum Mûsâ, dengan membawa tanda-tanda yang sangat jelas, tetapi kalian masih tetap ragu terhadap apa yang dibawanya. Sampai, ketika ia meninggal dunia, kalian berkata, \"Allah tidak akan mengutus seorang rasul setelah Yûsuf.\" Seperti penyesatan yang kejam itulah Allah akan menyesatkan orang yang melampaui batas, banyak ragu dan bimbang.
(Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepada kalian sebelumnya) yakni sebelum Nabi Musa; menurut suatu pendapat ia adalah Yusuf bin Yakub yang usianya dipanjangkan sampai zaman Nabi Musa; atau menurut pendapat yang lain dia adalah Yusuf bin Ibrahim bin Yusuf bin Nabi Yakub (dengan membawa keterangan-keterangan) mukjizat-mukjizat yang tampak jelas (tetapi kalian senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepada kalian, sehingga ketika dia meninggal, kalian berkata,) tanpa memakai bukti yang benar lagi (\"Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya.\") selagi kalian masih tetap dalam keadaan kafir atau ingkar kepada Nabi Yusuf dan rasul-rasul lainnya. (Demikianlah) maksudnya sebagaimana kalian disesatkan (Allah menyesatkan orang yang melampaui batas) yakni orang yang musyrik (lagi ragu-ragu) artinya, tidak percaya kepada mukjizat-mukjizat yang telah disaksikannya sendiri.
ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَٰنٍ أَتَىٰهُمْ ۖ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍۢ جَبَّارٍۢ ﴿٣٥﴾
(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.
Orang-orang yang mendebat ayat-ayat Allah tanpa ada bukti yang datang kepada mereka, tabiat suka mendebat yang ada pada mereka itu sungguh amat dibenci oleh Allah dan orang-orang Mukmin. Dengan cara seperti inilah Allah akan menutup hati yang arogan dan otoriter terhadap sesama.
(Orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah) yaitu mukjizat-mukjizatnya; kalimat ayat ini menjadi Mubtada (tanpa alasan) tanpa argumentasi (yang datang kepada mereka. Amat besar) dosa perdebatan mereka itu, lafal Kabura ini menjadi Khabar dari Mubtada (kemurkaan -bagi mereka- di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah) sebagaimana disesatkan-Nya mereka (Allah mengunci mati) artinya, menyesatkan (hati setiap orang yang sombong lagi sewenang-wenang) dapat dibaca Qalbin Mutakabbirin atau Qalbi Mutakabbirin. Manakala kalbu seseorang merasa sombong, maka takaburlah pemiliknya, dan demikian pula sebaliknya. Lafal Kullun menurut dua qiraat di atas menunjukkan makna tiap-tiap orang yang memiliki kalbu yang sesat, jadi bukan ditujukan kepada semua orang.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰهَٰمَٰنُ ٱبْنِ لِى صَرْحًۭا لَّعَلِّىٓ أَبْلُغُ ٱلْأَسْبَٰبَ ﴿٣٦﴾
Dan berkatalah Fir'aun: \"Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu,
Fir'aun berkata, \"Wahai Hâmân, dirikanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat menemukan jalan, yaitu jalan untuk mencapai langit, agar aku dapat melihat Tuhan Mûsâ. Aku yakin ia pasti berdusta dengan pengakuannya sebagai rasul.\" Dengan ilusi palsu seperti itu, Fir'aun tertipu oleh perbuatannya yang buruk hingga tampak baik, dan terhadang untuk menempuh jalan yang benar karena lebih memilih jalan yang sesat. Tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah kerugian yang sangat besar belaka.
(Dan berkatalah Firaun, \"Hai Haman! Buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi) bangunan pencakar langit (supaya aku sampai ke pintu-pintu.)
أَسْبَٰبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ كَٰذِبًۭا ۚ وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ وَصُدَّ عَنِ ٱلسَّبِيلِ ۚ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِى تَبَابٍۢ ﴿٣٧﴾
(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta\". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.
Fir'aun berkata, \"Wahai Hâmân, dirikanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat menemukan jalan, yaitu jalan untuk mencapai langit, agar aku dapat melihat Tuhan Mûsâ. Aku yakin ia pasti berdusta dengan pengakuannya sebagai rasul.\" Dengan ilusi palsu seperti itu, Fir'aun tertipu oleh perbuatannya yang buruk hingga tampak baik, dan terhadang untuk menempuh jalan yang benar karena lebih memilih jalan yang sesat. Tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah kerugian yang sangat besar belaka.
(Yaitu pintu-pintu langit) maksudnya, jalan-jalan yang menuju ke arahnya (supaya aku dapat melihat) kalau dibaca Rafa', yaitu Fa-aththali'u berarti di'athafkan pada lafal Ablughu, apabila dibaca Fa-aththali'a berarti menjadi Jawab daripada Fi'il Amar, yaitu lafal Ibni (Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya) menganggap Musa (seorang pendusta\") karena ia mengatakan, bahwa ia mempunyai Tuhan selain aku. Firaun mengatakan demikian untuk mengelabui pengikut-pengikutnya. (Demikianlah dijadikan Firaun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan) petunjuk; dapat dibaca Shadda sehingga artinya menjadi, Dan Firaun menghalangi jalan petunjuk dapat pula dibaca Shudda yang artinya telah tertera di atas (dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian) mengakibatkan kerugian.
وَقَالَ ٱلَّذِىٓ ءَامَنَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ ﴿٣٨﴾
Orang yang beriman itu berkata: \"Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.
Orang Mukmin dari pengikut Fir'aun tadi berkata lagi, \"Wahai kaumku, ikutilah aku, niscaya kalian akan aku tunjuki jalan yang benar.
(Orang yang beriman itu berkata, \"Hai kaumku! Ikutilah aku) dapat dibaca Ittabi'uuni atau Ittabi'uuniy tanpa atau dengan Ya Mutakallim (aku akan menunjukkan kepada kalian jalan yang benar) penafsirannya sebagaimana yang telah lalu.
يَٰقَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا مَتَٰعٌۭ وَإِنَّ ٱلْءَاخِرَةَ هِىَ دَارُ ٱلْقَرَارِ ﴿٣٩﴾
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Wahai kaumku, kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, persis seperti kesenangan penumpang kendaraan yang akan lenyap dalam waktu singkat. Hanya kehidupan akhiratlah yang kekal dan abadi.
(Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan -sementara-) kesenangan yang bersifat sementara lenyap (dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.)
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةًۭ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَٰلِحًۭا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍۢ ﴿٤٠﴾
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.
Barangsiapa melakukan kejahatan di dunia, maka di akhirat nanti ia akan dibalas setimpal dengan perbuatan jahatnya. Dan barangsiapa beramal saleh--baik laki-laki maupun perempuan, dan dalam keadaan beriman--mereka semua akan masuk surga. Di dalamnya, mereka akan diberi rezeki yang tak terhitung oleh hitungan manusia.\"
(Barang siapa yang mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga) dapat dibaca Yudkhaluuna atau Yadkhuluuna (mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab) diberi rezeki yang banyak tanpa perhitungan.
۞ وَيَٰقَوْمِ مَا لِىٓ أَدْعُوكُمْ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ وَتَدْعُونَنِىٓ إِلَى ٱلنَّارِ ﴿٤١﴾
Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?
\"Wahai kaumku,\" lanjutnya lagi, \"Mana yang lebih baik bagi diriku: aku mengajak kalian ke jalan keselamatan, sedangkan kalian mengajakku ke jalan yang sesat menuju neraka? Kalian mengajakku untuk mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, sedangkan aku mengajak kalian kepada Sang Mahakuat yang tak terkalahkan; Sang Maha Pengampun atas segala dosa.
(Hai kaumku bagaimanakah kalian, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka.)
تَدْعُونَنِى لِأَكْفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِۦ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌۭ وَأَنَا۠ أَدْعُوكُمْ إِلَى ٱلْعَزِيزِ ٱلْغَفَّٰرِ ﴿٤٢﴾
(Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?
\"Wahai kaumku,\" lanjutnya lagi, \"Mana yang lebih baik bagi diriku: aku mengajak kalian ke jalan keselamatan, sedangkan kalian mengajakku ke jalan yang sesat menuju neraka? Kalian mengajakku untuk mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, sedangkan aku mengajak kalian kepada Sang Mahakuat yang tak terkalahkan; Sang Maha Pengampun atas segala dosa.
(-Kenapa- kalian menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kalian -beriman- kepada Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha Pengampun?) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.
لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُۥ دَعْوَةٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا وَلَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱلْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ﴿٤٣﴾
Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.
Sudah pasti bahwa tuhan yang kalian ajak aku untuk menyembahnya tidak memiliki kemampuan untuk mengabulkan seruan, baik di dunia apalagi di akhirat. Sudah pasti pula bahwa tempat kembali kita adalah Allah. Dan tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang melampaui bataslah penghuni neraka, dan bukan orang Mukmin yang bersikap adil.
(Sudah pasti) yakni pastilah (bahwa apa yang kalian seru supaya aku -beriman- kepadanya) artinya, supaya aku menyembahnya (tidak dapat memperkenankan seruan apa pun) maksudnya, tidak dapat memperkenankan suatu doa pun (baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali) atau kembali kita (kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas) yakni orang-orang kafir (mereka itulah penghuni neraka.)
فَسَتَذْكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمْ ۚ وَأُفَوِّضُ أَمْرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ ﴿٤٤﴾
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya\".
Kelak kalian akan tahu kebenaran apa yang aku katakan. Aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya penglihatan Allah meliputi seluruh hamba-Nya, dan Dia akan membalas seluruh amal perbuatan mereka.\"
(Kelak kalian akan ingat) bila kalian menyaksikan azab dengan mata kalian sendiri (kepada apa yang kukatakan kepada kalian. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya\") Ia mengatakan demikian ketika mereka mengancamnya jika ia menentang agama mereka.
فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُوا۟ ۖ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرْعَوْنَ سُوٓءُ ٱلْعَذَابِ ﴿٤٥﴾
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.
Maka, Allah pun memelihara kaum Fir'aun yang Mukmin itu dari kekejaman tipu daya mereka, dan menampakkan neraka kepada keluarga Fir'aun pada pagi dan sore hari--di dunia, ketika berada di alam barzah. Dan pada hari kiamat, Allah berfirman, \"Masukkanlah kaum Fir'aun ke dalam neraka yang paling dahsyat azabnya.\"
(Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka) terhadap dirinya, yaitu mereka merencanakan akan membunuhnya (dan turunlah) menimpa (kepada keluarga Firaun) maksudnya, kepada kaumnya yang mengikutinya (azab yang buruk) yaitu ditenggelamkan.
ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّۭا وَعَشِيًّۭا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ ﴿٤٦﴾
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): \"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras\".
Maka, Allah pun memelihara kaum Fir'aun yang Mukmin itu dari kekejaman tipu daya mereka, dan menampakkan neraka kepada keluarga Fir'aun pada pagi dan sore hari--di dunia, ketika berada di alam barzah. Dan pada hari kiamat, Allah berfirman, \"Masukkanlah kaum Fir'aun ke dalam neraka yang paling dahsyat azabnya.\"
Kemudian (neraka ditampakkan kepada mereka) maksudnya, mereka dibakar oleh api neraka (pada pagi dan petang) di setiap pagi dan petang (dan pada hari terjadinya kiamat) dikatakan kepada mereka, (\"Masuklah kalian) hai (Firaun dan kaumnya) menurut suatu qiraat dibaca Adkhiluu yang artinya, Masukkanlah Firaun dan kaumnya. Ini merupakan perintah Allah kepada malaikat-malaikat-Nya (ke dalam azab yang sangat keras\") yakni azab neraka
وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًۭا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًۭا مِّنَ ٱلنَّارِ ﴿٤٧﴾
Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: \"Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?\"
Ingatkan pula kepada mereka, wahai Muhammad, ketika para penghuni neraka saling berdebat di dalamnya. Orang-orang lemah di antara mereka, yaitu para pengikut, berkata kepada orang-orang kuat, yaitu para pemimpin, \"Dahulu, di dunia, kami adalah pengikut kalian. Dapatkah kalian menanggung sebagian dari azab neraka yang kami derita ini?\"
(Dan) ingatlah (ketika mereka berbantah) yaitu ketika orang-orang kafir saling berbantah-bantahan (dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, \"Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikut kalian) lafal Taba'an adalah bentuk jamak dari lafal Taabi'un (maka dapatkah kalian menghindarkan) artinya menolak (dari kami sebagian) yakni suatu bagian dari (azab api neraka?\")
قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُلٌّۭ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ ٱلْعِبَادِ ﴿٤٨﴾
Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: \"Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)\".
Orang-orang yang kuat itu berkata, \"Kita, kami dan kalian, semua berada di dalam neraka. Allah telah memutuskan hukuman di antara hamba-hamba-Nya secara benar. Masing-masing kita akan menjalani siksa yang telah diputuskan-Nya.\"
(Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, \"Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya\") oleh karena itu maka Dia memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga, dan orang-orang kafir ke dalam neraka.
وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِى ٱلنَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًۭا مِّنَ ٱلْعَذَابِ ﴿٤٩﴾
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: \"Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari\".
Orang-orang lemah dan para pembesar yang berada di dalam neraka itu berkata kepada para penjaga neraka dengan penuh pengharapan, \"Mohonkanlah kepada Tuhan, agar meringankan azab-Nya kepada kami satu hari saja, agar kami bisa beristirahat.\"
(Dan orang-orang yang berada di dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, \"Mohonkanlah kepada Rabb kalian supaya Dia meringankan daripada kami barang sehari) atau selama sehari (dari azab ini.\")
قَالُوٓا۟ أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۚ قَالُوا۟ فَٱدْعُوا۟ ۗ وَمَا دُعَٰٓؤُا۟ ٱلْكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ ﴿٥٠﴾
Penjaga Jahannam berkata: \"Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?\" Mereka menjawab: \"Benar, sudah datang\". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: \"Berdoalah kamu\". Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
Dengan nada merendahkan, para penjaga neraka itu berkata kepada mereka, \"Apakah kalian tidak memperhatikan apa yang dibawa oleh para rasul ketika datang kepada kalian dengan membawa bukti-bukti yang sangat jelas?\" Para penghuni neraka itu menjawab, \"Benar, telah datang kepada kami para rasul, tetapi kami mendustakan mereka.\" Penjaga-penjaga neraka itu berkata, \"Kalau begitu, bermohonlah kalian sendiri.\" Dan doa orang-orang yang ingkar itu hanya akan sia-sia belaka.
(Para penjaga neraka Jahanam berkata) dengan nada sinis, (\"Dan apakah belum datang kepada kalian rasul-rasul kalian dengan membawa keterangan-keterangan?\") yakni mukjizat-mukjizat yang tampak. (Mereka menjawab, \"Benar, sudah datang\") tetapi mereka kafir kepada rasul-rasul mereka itu. (Penjaga-penjaga Jahanam berkata, \"Berdoalah kalian\") karena sesungguhnya kami tidak akan memberikan syafaat/pertolongan kepada orang-orang kafir. Lalu Allah berfirman, (Tiadalah doa orang-orang kafir itu melainkan sia-sia belaka) yakni tiada gunanya, karena pasti tidak akan diperkenankan.
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ ٱلْأَشْهَٰدُ ﴿٥١﴾
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),
Sesungguhnya Kami pasti akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang Mukmin dengan memberikan balasan kepada musuh-musuh mereka dan menguatkan alasan terhadap mereka, di dunia dan pada hari kiamat. Suatu hari ketika para saksi akan memberikan persaksiannya bahwa rasul-rasul itu telah menyampaikan misi tablignya dan bahwa orang-orang kafir itu mendustakan para rasul.
(Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi) yaitu hari kiamat. Lafal Al-Asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal Syaahidun; para saksi tersebut adalah malaikat-malaikat yang memberikan kesaksian bagi para rasul, bahwasanya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-Nya dan mereka mendustakan orang-orang kafir.
يَوْمَ لَا يَنفَعُ ٱلظَّٰلِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ ۖ وَلَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ ﴿٥٢﴾
(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
Suatu hari ketika permohonan maaf orang-orang zalim atas keteledoran mereka tidak berguna lagi. Mereka akan diusir dari kasih sayang dan akan mendapat tempat tinggal yang buruk.
(Yaitu hari yang tidak berguna) dapat dibaca Yanfa'u atau Tanfa'u (bagi orang-orang zalim permintaan maafnya) yakni permintaan maaf mereka seandainya mereka meminta maaf (dan bagi merekalah laknat) yaitu dijauhkan dari rahmat Allah (dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk) di akhirat, yaitu mendapat azab yang sangat pedih.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْهُدَىٰ وَأَوْرَثْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْكِتَٰبَ ﴿٥٣﴾
Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil,
Aku bersumpah bahwa Kami telah memberikan sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk menuju kebenaran kepada Mûsâ, dan bahwa Kami telah mewariskan Tawrât kepada Banû Isrâ'îl yang dapat menjadi petunjuk dan pengingat bagi orang yang berpikiran sehat.
(Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa) berupa kitab Taurat dan mukjizat-mukjizat (dan Kami wariskan kepada Bani Israel) sesudah Musa tiada (kitab) yakni Taurat.
هُدًۭى وَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿٥٤﴾
untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir.
Aku bersumpah bahwa Kami telah memberikan sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk menuju kebenaran kepada Mûsâ, dan bahwa Kami telah mewariskan Tawrât kepada Banû Isrâ'îl yang dapat menjadi petunjuk dan pengingat bagi orang yang berpikiran sehat.
(Untuk menjadi petunjuk) sebagai petunjuk (dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir) sebagai peringatan buat orang-orang yang berakal.
فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ ﴿٥٥﴾
Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Dari itu, jika kamu mengetahui apa yang telah Kami ceritakan kepadamu, Muhammad, bersabarlah atas derita yang menimpa dirimu. Janji Allah untuk menolongmu dan menolong orang-orang Mukmin adalah benar dan tak akan mungkin dilanggar. Mintalah ampunan kepada Allah atas apa yang kau anggap sebagai dosa. Sucikanlah Tuhanmu dari segala kekurangan dengan disertai pujian, pada akhir dan permulaan hari.
(Maka bersabarlah kamu) hai Muhammad (karena sesungguhnya janji Allah itu) untuk menolong kekasih-kekasih-Nya (benar) dan kamu beserta orang-orang yang mengikutimu adalah termasuk kekasih-kekasih-Nya (dan mohonlah ampun untuk dosamu) supaya hal ini dijadikan teladan bagi umatmu (dan bertasbihlah) yakni, salatlah seraya (memuji Rabbmu pada waktu petang) yaitu sesudah matahari tergelincir (dan pagi) yang dimaksud adalah salat lima waktu.
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَٰنٍ أَتَىٰهُمْ ۙ إِن فِى صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌۭ مَّا هُم بِبَٰلِغِيهِ ۚ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ ﴿٥٦﴾
Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Orang-orang yang memperdebatkan bukti-bukti kebenaran Allah tanpa alasan yang datang dari-Nya, di dalam dada mereka hanya ada keengganan untuk mengikuti kebenaran. Keengganan itu tidak akan mengantarkan mereka kepada tujuan. Maka mintalah perlindungan dari Allah yang pendengaran dan penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu.
(Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah) yakni Alquran (tanpa alasan) tanpa argumentasi (yang sampai kepada mereka, tidak ada) (dalam dada mereka melainkan hanyalah keinginan akan kebesaran) yakni tinggi diri dan tamak ingin mengatasi kamu (yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya maka mintalah perlindungan) dari kejahatan mereka (kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar) akan semua perkataan mereka (lagi Maha Melihat) keadaan mereka; ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang ingkar kepada hari berbangkit.
لَخَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٥٧﴾
Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Aku bersumpah, bahwa penciptaan langit dan bumi sungguh lebih besar daripada penciptaan manusia. Tetapi kebanyakan manusia tidak menggunakan pengetahuan mereka, sehingga tidak mempercayai kebangkitan, meski mengakui bahwa Allah benar-benar Pencipta langit dan bumi.
(Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi) yakni permulaannya (lebih besar daripada penciptaan manusia) untuk yang kedua kalinya, yaitu mengulanginya (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir Mekah (tidak mengetahui) hal tersebut, perihal mereka sama dengan orang buta, sedangkan orang yang mengetahui hal tersebut perumpamaannya sama dengan orang yang melihat.
وَمَا يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَلَا ٱلْمُسِىٓءُ ۚ قَلِيلًۭا مَّا تَتَذَكَّرُونَ ﴿٥٨﴾
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.
Tidaklah sama antara orang yang buta akan kebenaran dengan orang yang melihat dan mengetahuinya, juga antara orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang tidak berbuat baik di dalam berakidah dan berperilaku. Tetapi kalian, wahai manusia, sangat jarang mengingatnya.
(Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan) tidak sama pula (orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh) yaitu orang yang selalu berbuat kebaikan (dengan orang-orang yang durhaka) di dalam lafal ayat ini terdapat tambahan huruf Laa (Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran) mengambil nasihat; dapat dibaca Yatadzakkaruuna atau Tatadzakkaruuna, yakni kesadaran mereka terhadap hal ini sangat sedikit.
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَءَاتِيَةٌۭ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٥٩﴾
Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.
Hari kiamat, tidak diragukan lagi, pasti datang. Tetapi kebanyakan orang tidak mempercayainya.
(Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan) artinya, tidak diragukan lagi (tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman) kepadanya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ﴿٦٠﴾
Dan Tuhanmu berfirman: \"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina\".
Sang Pencipta dan Penguasa urusan kalian mengatakan, \"Mintalah kepada-Ku, kalian pasti akan Aku beri. Sedang orang-orang yang enggan berdoa kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka jahanam dengan perasaan terhina dan pasrah.\"
(Dan Rabb kalian berfirman, \"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian) maksudnya, sembahlah Aku, niscaya Aku akan memberi pahala kepada kalian. Pengertian ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu, (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk) dapat dibaca Sayadkhuluuna atau Sayudkhaluuna, menurut bacaan yang kedua artinya, mereka akan dimasukkan ke dalam (neraka Jahanam dalam keadaan hina dina\") dalam keadaan terhina.
ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٦١﴾
Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Hanya Allah yang menjadikan malam agar kalian merasa tenang dan dapat beristirahat, dan menjadikan siang terang benderang agar kalian dapat bekerja. Allah benar-benar mempunyai karunia yang besar untuk manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
(Allahlah yang menjadikan malam untuk kalian supaya kalian beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang-benderang) dikaitkannya pengertian melihat kepada siang hanyalah majaz atau kata kiasan belaka, karena pada siang hari manusia dapat melihat. (Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur) kepada Allah, malahan mereka tidak beriman kepada-Nya.
ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ ﴿٦٢﴾
Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?
Pemberi nikmat yang banyak itu adalah Allah, Penguasa urusan kalian, dan Pencipta segala sesuatu. Tidak ada sembahan yang sebenarnya kecuali Dia. Dari itu, siapa lagi yang pantas kalian sembah kalau bukan Dia?
(Yang demikian itu adalah Allah, Rabb kalian, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan melainkan Dia, maka bagaimanakah kalian dapat dipalingkan?) maksudnya, bagaimanakah kalian dipalingkan dari iman kepada-Nya, padahal bukti-bukti-Nya sudah jelas.
كَذَٰلِكَ يُؤْفَكُ ٱلَّذِينَ كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ ﴿٦٣﴾
Seperti demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah.
Orang-orang sebelum kalian yang mengingkari ayat-ayat Allah juga melakukan penyimpangan dari yang benar kepada yang batil seperti itu.
(Seperti demikianlah dipalingkan) artinya sebagaimana mereka dipalingkan, maka dipalingkan pula (orang-orang yang terhadap ayat-ayat Allah) yakni mukjizat-mukjizat-Nya (mereka ingkar.)
ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ قَرَارًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٦٤﴾
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.
Hanya Dia yang menjadikan bumi daam kondisi yang stabil, layak untuk kehidupan, dan menjadikan langit sebagai bangunan yang kukuh. Kemudian Dia menciptakan kalian dalam sebaik-baik bentuk, dan memberi rezeki, berupa berbagai macam kesenangan yang halal. Pemberi nikmat yang banyak itu adalah Allah, Tuhan kalian semua. Dia Mahatinggi, Penguasa dan Pemelihara semua alam.
(Allahlah yang menjadikan bumi bagi kalian sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap) maksudnya, yang menaungi (dan membentuk kalian lalu membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rezeki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Rabb kalian, Maha Agung Allah, Rabb semesta Alam.)
هُوَ ٱلْحَىُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۗ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٦٥﴾
Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Hanya Dia yang mempunyai kehidupan abadi. Tidak ada sembahan yang sebenarnya kecuali Dia. Maka menghadaplah kalian kepada-Nya untuk berdoa dan tulus beribadah. Segala puji benar-benar milik Allah, Tuhan semua makhluk.
(Dialah Yang hidup kekal tiada Tuhan melainkan Dia, maka serulah Dia) sembahlah Dia (dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) dari kemusyrikan. (Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.)
۞ قُلْ إِنِّى نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَمَّا جَآءَنِىَ ٱلْبَيِّنَٰتُ مِن رَّبِّى وَأُمِرْتُ أَنْ أُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٦٦﴾
Katakanlah (ya Muhammad): \"Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.
Katakan, wahai Rasul, \"Aku benar-benar dilarang untuk menyembah tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah, saat bukti-bukti dari Tuhanku telah datang. Aku juga diperintahkan untuk menyerahkan semua urusanku kepada Allah, Tuhan alam semesta.\"
(Katakanlah, \"Sesungguhnya aku dilarang menyembah sesembahan yang kalian seru) yang kalian sembah (selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan) yakni bukti-bukti tauhid (dari Rabbku, dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.)
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍۢ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍۢ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍۢ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًۭا ثُمَّ لِتَبْلُغُوٓا۟ أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا۟ شُيُوخًۭا ۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوٓا۟ أَجَلًۭا مُّسَمًّۭى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿٦٧﴾
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Allahlah yang menciptakan kalian, wahai anak Adam, dari tanah. Dari tanah itu Dia menciptakan nutfah yang kemudian Dia ubah juga menjadi 'alaqah. Setelah itu Dia mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam bentuk bayi. Selanjutnya, adakalanya Dia memanjangkan umur kalian, hingga mencapai kesempurnaan fisik dan daya pikir, atau memanjangkannya lagi hingga mencapai usia lanjut, dan adakalanya kalian dimatikan sebelum mencapai usia muda, atau tua. Allah menciptakan kalian dengan cara seperti itu agar kalian sampai pada suatu waktu tertentu, yaitu hari kebangkitan, dan agar kalian memikirkan hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari penciptaan kalian melalui fase-fase seperti itu(1). (1) Pengertian nuthfah, 'alaqah dan mudlghah yang terdapat dalam surat al-Sajdah: 7, 8 dan 9; al-Mu'minûn: 12, 13 dan 14; Ghâfir: 67; dan al-Hajj: 5, adalah sebagai berikut. Kata nuthfah mengandung beberapa arti, di antaranya adalah 'sperma'. Bahkan, dalam ayat 37 surat al-Qiyâmah, pengertian kata nuthfah lebih sempit lagi: 'bagian dari sperma'. Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa bagian dimaksud adalah spermatozoa yang terdapat di dalam sperma laki-laki. Spermatozoa itulah yang membuahi sel telur. Kata 'alaqah, dari segi etimologi, mengandung arti 'darah kental' atau 'darah encer yang berwarna sangat merah'. Tetapi, kalau dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan, kata 'alaqah berarti 'sel-sel janin yang menempel pada dinding rahim setelah terjadi pembuahan spermatozoa terhadap ovum'. Sel-sel itu pada mulanya adalah satu, kemudian terpecah menjadi beberapa sel yang semakin lama semakin bertambah banyak, kemudian bergerak ke arah dinding rahim dan tenggelam, untuk selanjutnya menimbulkan pendarahan di sekitarnya. Sedangkan kata mudlghah berarti janin yang telah melewati fase 'alaqah, yaitu setelah sel-sel janin itu menempel dan menyebar pada dinding rahim secara acak dan diselimuti selaput. Fase mudlghah ini berlangsung beberapa pekan untuk selanjutnya memasuki fase 'izham. Mudlghah itu sendiri, secara garis besar, terdiri atas sel-sel berbentuk manusia yang kelak menjadi janin, dan sel-sel yang tidak berbentuk manusia yang melapisi sel-sel pertama tadi. Sel-sel kedua ini bertugas melindungi bakal janin dan memberi suplai makanan. Terakhir, kata 'izhâm berarti 'tulang'. Akhir-akhir ini, dunia geneologi membuktikan bahwa pusat pembentukan tulang terdapat di lapisan tengah sel mudlghah, yaitu fase sebelum 'izhâm. Dengan demikian, sel tulang mempunyai pusat pembentukan tersendiri yang terpisah dari sel-sel pembentukan otot.
(Dialah Yang menciptakan kalian dari tanah) yang menciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi Adam dari tanah liat (kemudian dari setetes nuthfah) yakni air mani (sesudah itu dari segumpal darah) yakni dari kental (kemudian dikeluarkan-Nya kalian sebagai seorang anak) lafal Thiflan sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal, bermakna jamak (kemudian) dibiarkan-Nya kalian hidup (supaya kalian sampai kepada masa dewasa) masa sempurnanya kekuatan kalian, yaitu di antara umur tiga puluh sampai dengan empat puluh tahun (kemudian -dibiarkan-Nya kalian hidup- sampai tua) dapat dibaca Syuyuukhan atau Syiyuukhan (di antara kalian ada yang diwafatkan sebelum itu) sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia tua. Dia melakukan hal tersebut kepada kalian supaya kalian hidup (dan supaya kalian sampai pada ajal yang ditentukan) yakni waktu yang telah dibataskan bagi hidup kalian (dan supaya kalian memahami) bukti-bukti yang menunjukkan keesaan-Nya, kemudian kalian beriman kepada-Nya.
هُوَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ فَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًۭا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿٦٨﴾
Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: \"Jadilah\", maka jadilah ia.
Allahlah yang menghidupkan dan mematikan. Maka, jika berkehendak mewujudkan sesuatu, Dia hanya akan mengatakan, \"Jadilah!\" Sesuatu yang dikehendaki itu pun jadilah.
(Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan) artinya, Dia berkehendak mewujudkan sesuatu (Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' maka jadilah ia.\") lafal Fayakuunu dapat pula dibaca Fayakuuna akan tetapi dengan memperkirakan adanya huruf An sebelumnya. Yakni, sesuatu yang dikehendaki itu langsung ada sesudah ada kehendak-Nya, sebagaimana yang telah digambarkan oleh makna firman yang tadi itu.
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ أَنَّىٰ يُصْرَفُونَ ﴿٦٩﴾
Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan?
Tidakkah kamu melihat orang-orang yang memperdebatkan bukti-bukti kebesaran Allah yang jelas, bagaimana mereka berpaling dari bukti-bukti itu dan tetap bersikeras untuk berada dalam kesesatan?
(Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah?) membantah Alquran. (Bagaimanakah) (mereka dapat dipalingkan) dari iman?
ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِٱلْكِتَٰبِ وَبِمَآ أَرْسَلْنَا بِهِۦ رُسُلَنَا ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٧٠﴾
(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al Kitab (Al Quran) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui,
Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, \"Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?\" Orang kafir menjawab, \"Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.\" Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.
(Orang-orang yang mendustakan Alkitab) yakni Al-Qur'an (dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus) dengan membawa ajaran tauhid dan berita tentang adanya hari berbangkit; mereka adalah orang-orang kafir Mekah. (Kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kedustaan mereka.
إِذِ ٱلْأَغْلَٰلُ فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ وَٱلسَّلَٰسِلُ يُسْحَبُونَ ﴿٧١﴾
ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret,
Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, \"Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?\" Orang kafir menjawab, \"Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.\" Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.
(Ketika belenggu dipasang di leher mereka) lafal Idz di sini bermakna Idzaa yakni ketika (dan rantai-rantai) pun dipasang pula di leher mereka. Lafal As-Salaasilu ini diathafkan kepada lafal Al-Aghlaalu. Atau berkedudukan menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya tidak disebutkan, yaitu lafal Fii Arjulihim. Dengan demikian maka artinya ialah, Dan rantai-rantai pun dipasang pada kaki mereka Atau Khabar lafal As-Salaasilu ini ialah ayat berikutnya, yaitu (seraya mereka diseret) dengannya.
فِى ٱلْحَمِيمِ ثُمَّ فِى ٱلنَّارِ يُسْجَرُونَ ﴿٧٢﴾
ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,
Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, \"Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?\" Orang kafir menjawab, \"Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.\" Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.
(Ke dalam air yang sangat panas) yakni neraka Jahanam (kemudian mereka dibakar dalam api) maksudnya, mereka dibakar oleh api neraka.
ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ تُشْرِكُونَ ﴿٧٣﴾
kemudian dikatakan kepada mereka: \"Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan,
Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, \"Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?\" Orang kafir menjawab, \"Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.\" Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.
(Kemudian dikatakan kepada mereka) sebagai celaan dan penelanjangan, (\"Manakah berhala-berhala yang selalu kalian persekutukan?)
مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ قَالُوا۟ ضَلُّوا۟ عَنَّا بَل لَّمْ نَكُن نَّدْعُوا۟ مِن قَبْلُ شَيْـًۭٔا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٧٤﴾
(yang kamu sembah) selain Allah?\" Mereka menjawab: \"Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu\". Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir.
Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, \"Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?\" Orang kafir menjawab, \"Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah.\" Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.
(Selain Allah?\") yang kalian sembah selain-Nya; yang dimaksud adalah berhala-berhala. (Mereka menjawab, \"Mereka telah hilang lenyap) artinya, telah tiada (dari kami) maka kami tidak melihat mereka (bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu\") mereka mengingkari penyembahan mereka kepada berhala-berhala itu. Kemudian berhala-berhala sesembahan mereka itu didatangkan, selanjutnya dikatakan kepada mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya, \"Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, adalah makanan Jahanam.\" (Q.S. Al-Anbiya, 98). (Seperti demikianlah) yakni sebagaimana disesatkan-Nya orang-orang yang mendustakan Alquran (Allah menyesatkan orang-orang kafir.)
ذَٰلِكُم بِمَا كُنتُمْ تَفْرَحُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَبِمَا كُنتُمْ تَمْرَحُونَ ﴿٧٥﴾
Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan).
Dikatakan lagi kepada mereka, \"Azab yang kalian rasakan itu disebabkan oleh kegembiraan kalian di dunia yang bukan pada tempatnya, dan oleh kegembiraan yang berlebih-lebihan atas kesusahan yang menimpa para nabi dan kekasih Allah. Masuklah kalian semua ke dalam pintu-pintu jahanam, yang telah ditetapkan kekal buat kalian! Dan sejelek-jelek tempat tinggal untuk orang-orang yang sombong adalah neraka jahanam.\"
Dikatakan pula kepada mereka, (\"Yang demikian itu) yakni azab itu (disebabkan kalian bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar) yaitu melakukan perbuatan syirik dan ingkar kepada adanya hari berbangkit (dan karena kalian selalu bersuka ria) artinya, terlalu berlebih-lebihan di dalam bersuka ria.
ٱدْخُلُوٓا۟ أَبْوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى ٱلْمُتَكَبِّرِينَ ﴿٧٦﴾
(Dikatakan kepada mereka): \"Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong\".
Dikatakan lagi kepada mereka, \"Azab yang kalian rasakan itu disebabkan oleh kegembiraan kalian di dunia yang bukan pada tempatnya, dan oleh kegembiraan yang berlebih-lebihan atas kesusahan yang menimpa para nabi dan kekasih Allah. Masuklah kalian semua ke dalam pintu-pintu jahanam, yang telah ditetapkan kekal buat kalian! Dan sejelek-jelek tempat tinggal untuk orang-orang yang sombong adalah neraka jahanam.\"
(Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka Jahanam, sedangkan kalian kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat) yakni tempat tinggal (bagi orang-orang yang sombong.\")
فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ ۚ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ ٱلَّذِى نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ ﴿٧٧﴾
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar; maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan.
Bersabarlah, hai Muhammad! Sesungguhnya janji Allah untuk menyiksa musuh-musuhmu adalah benar, tidak diragukan lagi. Azab itu bisa jadi akan menimpa mereka pada saat kamu masih hidup, atau saat mereka kembali kepada Kami. Apabila Kami memperlihatkan kepadamu sebagian azab yang Kami janjikan itu saat kamu masih hidup, maka itu pasti akan terjadi. Dan apabila Kami mematikanmu sebelum itu, maka hanya kepada Kamilah mereka akan kembali. Saat itu mereka kami hitung berdasarkan perbuatan yang pernah mereka lakukan.
(Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah) yang akan mengazab mereka (adalah benar; maka jika Kami perlihatkan kepadamu) lafal Immaa adalah berasal dari In Syarthiyah yang diidgamkan kepada Maa Zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna Syarat di awal Fi'il, kemudian menyusul Nun Taukid sesudahnya yang juga mengukuhkan makna syarath tadi (sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka) yakni semasa kamu masih hidup Kami menurunkan sebagian azab kepada mereka. Jawab Syarathnya tidak disebutkan, yaitu lafal Fadzaaka, yakni maka itulah sebagian dari azab Kami (atau pun Kami wafatkan kamu) yaitu sebelum mereka diazab (namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan) lalu Kami akan mengazab mereka dengan siksaan yang sangat keras. Jawab Syarath yang telah disebutkan di atas tadi hanyalah untuk Ma'thuf saja, yakni hanya untuk kalimah, Fa-immaa Nuriyannaka Ba'dhal Ladzii Na'iduhum, Fadzaaka.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًۭا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ فَإِذَا جَآءَ أَمْرُ ٱللَّهِ قُضِىَ بِٱلْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلْمُبْطِلُونَ ﴿٧٨﴾
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.
Kami bersumpah, bahwa Kami benar-benar telah mengutus banyak rasul sebelummu. Di antara mereka ada yang Kami sampaikan kabarnya, dan ada juga yang tidak Kami sampaikan. Seorang rasul dari mereka itu tidak akan mendatangkan mukjizat kecuali atas kehendak Allah, bukan dari dirinya sendiri atau usulan kaumnya. Dari itu, apabila perintah Allah untuk mendatangkan azab telah tiba, baik di dunia maupun di akhirat, Dia menyelesaikan urusan mereka dengan adil. Pada saat itu para pelaku kebatilan menjadi rugi.
(Dan sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul sebelum kamu; di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada -pula- yang tidak Kami ceritakan kepadamu) menurut suatu riwayat diceritakan, bahwa Allah swt. telah mengutus delapan ribu orang nabi untuk menjadi rasul; yang empat ribu orang di antaranya dari kaum Bani Israel, sedangkan yang empat ribu orang lagi dari kalangan umat-umat selain Bani Israel. (Tidak dapat bagi seorang rasul) di antara rasul-rasul itu (membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah) karena mereka juga hamba-hamba Allah yang diperintah oleh-Nya (maka apabila telah datang perintah Allah) yang memerintahkan supaya azab diturunkan atas orang-orang kafir (diputuskan) semua perkara di antara rasul-rasul dan orang-orang yang mendustakannya (dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil) yakni, keputusan itu merupakan kemenangan bagi rasul-rasul dan kerugian bagi orang-orang yang mendustakannya; pada hakikatnya sebelum itu pun orang-orang yang mendustakan para rasul sudah merugi.
ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَنْعَٰمَ لِتَرْكَبُوا۟ مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ ﴿٧٩﴾
Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan.
Allah yang menundukkan unta kepada kalian. Sebagiannya untuk kalian naiki dan yang lain lagi untuk kalian makan.
(Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kalian) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa yang dimaksud hanyalah unta saja. Tetapi menurut pendapat yang kuat, ternak yang dimaksud mencakup pula sapi dan kambing (sebagiannya untuk kalian kendarai dan sebagiannya untuk kalian makan.)
وَلَكُمْ فِيهَا مَنَٰفِعُ وَلِتَبْلُغُوا۟ عَلَيْهَا حَاجَةًۭ فِى صُدُورِكُمْ وَعَلَيْهَا وَعَلَى ٱلْفُلْكِ تُحْمَلُونَ ﴿٨٠﴾
Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.
Juga untuk banyak keperluan lain--selain untuk dinaiki dan dimakan--seperti menarik atau mengangkut barang berat dan lain-lain. Di atas unta, yang merupakan salah satu jenis hewan, dan di atas kapal, kalian dan barang-barang kalian dapat diangkut.
(Dan -ada lagi- manfaat-manfaat lain pada binatang ternak itu untuk kalian) yaitu berupa air susu, keturunan binatang ternak itu dan juga dari bulu-bulunya (dan supaya kalian mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati) maksudnya, dapat kalian gunakan untuk mengangkut barang-barang ke berbagai negeri (dengan mengendarainya) di daratan (dan dengan menaiki bahtera) yakni perahu melalui jalan laut (kalian dapat menaiki semuanya.)
وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ فَأَىَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُنكِرُونَ ﴿٨١﴾
Dan Dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?
Allah telah memperlihatkan kepada kalian bukti-bukti kekuasaan-Nya. Dari itu, perlihatkan kepada-Ku bukti mana yang kalian ingkari? Bukti-bukti itu begitu jelasnya, sehingga tidak mungkin diingkari oleh orang yang daya pikirnya paling rendah sekalipun.
(Dan Dia memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya; maka tanda-tanda Allah yang manakah) yakni tanda-tanda yang menunjukkan kepada keesaan-Nya (yang kalian ingkari?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna cemoohan. Disebutkan lafal Ayyun dalam bentuk Mudzakkar adalah lebih terkenal daripada bentuk Ta'nitsnya.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةًۭ وَءَاثَارًۭا فِى ٱلْأَرْضِ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٨٢﴾
Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
Apakah mereka hanya duduk berpangku tangan dan tidak berjalan di atas bumi agar bisa melihat bagaimana kehancuran merupakan akibat dari perbuatan bangsa-bangsa sebelum mereka? Mereka berjumlah lebih besar, lebih kuat, dan lebih luas pengaruhnya di bumi. Kendati begitu, azab Allah tidak bisa dihalangi oleh harta, kekuatan, atau kekuasaan mereka.
(Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan -lebih banyak- bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti gedung-gedung dan bangunan-bangunan lainnya sebagai peninggalan mereka (maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.)
فَلَمَّا جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَرِحُوا۟ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٨٣﴾
Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.
Pada saat umat-umat itu didatangi oleh para rasul dengan membawa syariat yang jelas, mereka malah membanggakan ilmu pengetahuan dunia yang mereka punyai, dan sebaliknya meremehkan ilmu para rasul. Maka mereka kemudian ditimpa azab yang pernah dijanjikan para rasul dan mereka remehkan itu.
(Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan) yakni mukjizat-mukjizat yang nyata (mereka merasa senang) orang-orang kafir itu (dengan apa yang ada pada mereka) yakni rasul-rasul itu (yaitu pengetahuan mereka) pengertian gembira di sini mengandung makna ejekan dan olok-olokan seraya ingkar kepada apa yang didatangkan oleh para rasul itu (dan menimpalah) maksudnya, turunlah (kepada mereka apa yang selalu mereka perolok-olokkan itu) yaitu, azab Allah yang selalu mereka ejek itu.
فَلَمَّا رَأَوْا۟ بَأْسَنَا قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِۦ مُشْرِكِينَ ﴿٨٤﴾
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: \"Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah\".
Ketika melihat kejamnya azab Kami, mereka mengatakan, \"Kami beriman hanya kepada Allah dan ingkar kepada tuhan-tuhan yang menyebabkan kami musyrik.\"
(Maka tatkala mereka melihat azab Kami) yakni betapa kerasnya azab Kami (mereka berkata, \"Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kami mempersekutukannya dengan Allah.\")
فَلَمْ يَكُ يَنفَعُهُمْ إِيمَٰنُهُمْ لَمَّا رَأَوْا۟ بَأْسَنَا ۖ سُنَّتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى قَدْ خَلَتْ فِى عِبَادِهِۦ ۖ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿٨٥﴾
Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.
Tetapi iman yang mereka ucapkan pada saat melihat kejamnya azab itu tidak berguna lagi. Sebab ketentuan Allah telah berlaku pada hamba-Nya, bahwa Dia tidak menerima pernyataan iman yang diucapkan saat diturunkan azab. Saat itu, orang kafir sangat merugi.
(Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunah Allah) dinashabkannya lafal Sunnatallaahi karena menjadi Mashdar dari Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, dan Fi'il tersebut diambil dari lafalnya (yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya) yaitu pada semua umat, bahwasanya iman tiada gunanya apabila timbul di kala azab turun. (Dan di waktu itu merugilah orang-orang kafir) yakni jelaslah kerugian mereka; masing-masing di antara mereka mengalami kerugian yang nyata; dan memang sebelum itu pun mereka adalah orang-orang yang merugi.