Setting
Surah Ornaments of Gold [Az-Zukhruf] in Indonesian
حمٓ ﴿١﴾
Haa Miim.
[[43 ~ AZ-ZUKHRUF (PERHIASAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 89 ayat ~ Surat ini diawali dengan dua huruf eja seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa surat lainnya. Disebutkan, setelah itu, mengenai al-Qur'ân dan kedudukanya di sisi Allah, dan keterangan mengenai sikap orang-orang yang mencemoohkan misi yang dibawa oleh para rasul, yang kemudian diikuti dengan pemaparan beberapa bukti yang mengharuskan kita beriman hanya kepada Allah. Tetapi, kendati bukti-bukti itu demikian banyak dan jelas, mereka tetap saja mengakui adanya tuhan-tuhan lain--yang, tentu saja, palsu--selain Allah. Mereka beranggapan bahwa Allah memiliki anak-anak perempuan sedang mereka memiliki anak laki-laki. Dan ketika mereka tak lagi menemukan alasan yang membenarkan anggapan itu, mereka berdalih bahwa hal itu adalah tradisi leluhur yang harus dipegang teguh. Pada bagian lain, surat ini berbicara tentang kisah Nabi Ibrâhîm a. s. yang kemudian dilanjutkan dengan anggapan orang-orang kafir Mekah bahwa al-Qur'ân terlalu besar untuk diturunkan kepada seorang Muhammad. Semestinya, menurut mereka, al-Qur'ân hanya pantas diturunkan kepada salah seorang pembesar Mekah atau Thaif. Dengan begitu, mereka seolah-olah membagi-bagikan karunia Allah sekehendak mereka. Padahal Allah sendiri telah membagi-bagikan rezeki-Nya untuk penghidupan mereka di dunia karena mereka memang tidak mampu melakukan itu. Surat ini kemudian menyatakan bahwa andai bukan karena Tuhan tidak ingin kalau semua manusia menjadi kafir, tentu orang-orang kafir telah diberi seluruh kenikmatan dan kemewahan dunia. Dijelaskan pula, kemudian, bahwa siapa saja yang menentang kebenaran maka Allah akan menjadikan setan menguasai dirinya lalu membawanya ke lembah kehancuran. Selanjutnya, surat ini juga mengetengahkan kisah Nabi Mûsâ bersama Fir'aun dan kaumnya yang sangat sombong dan arogan dengan kekuasaannya. Suatu sikap yang kemudian justru mendatangkan balasan Allah kepada mereka. Kisah tentang Mûsâ ini kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang 'Isâ putra Maryam yang merupakan seorang hamba yang mendapat karunia dari Allah dan menyeru kepada jalan yang lurus. Setelah dipaparkan peringatan bagi orang-orang zalim berupa siksaan, dan kabar gembira bagi orang-orang Mukmin berupa surga kelak pada hari kiamat, surat ini ditutup dengan penjelasan betapa luasnya kerajaan Allah dan betapa tidak mampunya tuhan-tuhan palsu yang mereka persekutukan dengan- Nya. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk mengucapkan \"salam perpisahan\" kepada mereka, agar mereka mengetahui.]] Hâ, mîm. Surat ini dibuka dengan menyebut dua huruf fonemis yang merupakan gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya.
(Ha Mim) hanya Allah sajalah yang mengetahui arti dan maksudnya.
وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ ﴿٢﴾
Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan.
Allah bersumpah demi al-Qur'ân yang dengan jelas menerangkan kandungan isinya, baik berupa ajaran akidah maupun hukum.
(Demi Alkitab) demi Alquran (yang menerangkan) yang menonjolkan jalan petunjuk beserta dengan sarana yang diperlukannya yaitu berupa syariat.
إِنَّا جَعَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّۭا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿٣﴾
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).
Kami sungguh-sungguh menjadikan kitab suci itu menggunakan bahasa Arab agar kalian dapat mengetahui kemukjizatannya dan dapat merenungi maknanya.
(Sesungguhnya Kami menjadikan Alquran) maksudnya, Kami adakan Alkitab ini (bacaan yang berbahasa Arab) atau memakai bahasa Arab (supaya kalian) hai penduduk Mekah (memahaminya) memahami makna-maknanya.
وَإِنَّهُۥ فِىٓ أُمِّ ٱلْكِتَٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِىٌّ حَكِيمٌ ﴿٤﴾
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
Al-Qur'ân yang berada di al-Lawh al-Mahfûzh ini mempunyai kedudukan sangat tinggi, dengan redaksi dan komposisinya yang amat tepat. Balaghahnya menempati peringkat teratas.
(Dan sesungguhnya Alquran itu) telah ditetapkan (dalam induk Alkitab) asal Kitab, yaitu Lohmahfuz (di sisi Kami) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal 'Indana (adalah benar-benar tinggi) yang jauh lebih tinggi daripada Kitab-kitab sebelumnya (dan amat banyak mengandung hikmah) artinya sangat padat dengan hikmah-hikmah.
أَفَنَضْرِبُ عَنكُمُ ٱلذِّكْرَ صَفْحًا أَن كُنتُمْ قَوْمًۭا مُّسْرِفِينَ ﴿٥﴾
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?
Apakah Kami mengabaikan kalian sehingga Kami berhenti menurunkan al-Qur'ân, sebagai sikap memalingkan diri dari kalian akibat perlaku kalian yang terlalu berlebihan dalam kekafiran? Tidak, karena ketentuan hukum Kami menuntut kalian memberikan alasan.
(Maka apakah Kami akan berhenti) akan menahan (menurunkan Adz-Dzikr kepada kalian) yakni Alquran (dengan sebenar-benarnya) maksudnya Kami benar-benar menahan Alquran dan tidak menurunkannya kepada kalian, karena itu kalian tidak lagi terkena amar makruf dan nahi mungkar, demikian itu hanya (karena kalian adalah kaum yang melampaui batas?) kaum yang musyrik tentu tidak.
وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِن نَّبِىٍّۢ فِى ٱلْأَوَّلِينَ ﴿٦﴾
Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
Kami telah mengutus banyak nabi kepada bangsa-bangsa terdahulu. Maka, jika kini Kami mengutus lagi seorang rasul kepada kalian, hal itu bukanlah sesuatu yang mengherankan.
(Berapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.)
وَمَا يَأْتِيهِم مِّن نَّبِىٍّ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٧﴾
Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
Setiap kali seorang rasul mengingatkan kebenaran kepada mereka, mereka selalu mengejeknya.
(Dan tiada) (yang datang kepada mereka) atau tiba kepada mereka (seorang nabi pun melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya) sebagaimana kaummu memperolok-olokkan kamu, ayat ini merupakan penghibur bagi Nabi saw.
فَأَهْلَكْنَآ أَشَدَّ مِنْهُم بَطْشًۭا وَمَضَىٰ مَثَلُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿٨﴾
Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu.
Kami pun, kemudian, memusnahkan para pendusta terdahulu, padahal mereka adalah orang-orang yang lebih kuat dan kikir daripada orang-orang kafir Mekah. Maka kalian, orang-orang kafir Mekah, jangan merasa angkuh dan sombong dengan kekuatan yang kalian miliki. Di dalam al-Qur'ân ini terdapat banyak kisah menarik tentang orang-orang terdahulu yang sepatutnya dapat menjadi pelajaran bagi orang lain. Oleh karena itu, wahai para pendusta, ambillah pelajaran dari kisah-kisah itu.
(Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih hebat daripada mereka) daripada kaummu (kekuatannya) maksudnya daya dan kekuatan mereka lebih kuat daripada kaummu (dan telah terdahulu) telah disebutkan di dalam ayat-ayat yang lain (perumpamaan umat-umat yang terdahulu) yaitu mengenai dibinasakannya mereka, maka akibat yang akan dialami oleh kaummu sama saja.
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٩﴾
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: \"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?\", niscaya mereka akan menjawab: \"Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui\".
Aku bersumpah bahwa jika kamu, Muhammad, bertanya kepada orang-orang kafir itu tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi, mereka pasti akan mengatakan bahwa yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang benar-benar Mahaperkasa dan Maha Mengetahui.
(Dan sungguh jika) huruf Lam di sini bermakna Qasam (kamu tanyakan kepada mereka, \"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?\" Niscaya mereka akan menjawab,) dari lafal Layaquulunna terbuang Nun alamat Rafa'nya, karena jika masih ada, maka akan terjadilah huruf Nun yang berturut-turut, dan hal ini dinilai jelek oleh orang-orang Arab. Sebagaimana dibuang pula daripadanya Wawu Dhamir jamak, tetapi 'Illatnya bukan karena bertemunya dua huruf yang disukunkan (\"Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui\") jawaban terakhir mereka adalah, \"Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahuilah yang menciptakan kesemuanya itu.\" Selanjutnya Allah swt. menambahkan:
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًۭا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًۭا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿١٠﴾
Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.
Yatu Tuhan yang menjadikan bumi sebagai tempat yang penuh dengan kemudahan agar kalian dapat bertempat tinggal dan dapat memanfaatkannya, dan yang menciptakan jalan-jalan di atas bumi untuk kalian gunakan dalam perjalanan sehingga kalian pun dapat mencapai tempat tujuan.
(Yang menjadikan bumi untuk kalian sebagai tempat menetap) sebagai hamparan yang mirip dengan ayunan bayi (dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kalian) dilalui (supaya kalian mendapat petunjuk) untuk mencapai tujuan-tujuan di dalam perjalanan kalian.
وَٱلَّذِى نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍۢ فَأَنشَرْنَا بِهِۦ بَلْدَةًۭ مَّيْتًۭا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ ﴿١١﴾
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Yaitu Tuhan yang yang menurunkan air hujan dari langit sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Dengan air itu, Kami kemudian menghidupkan negeri yang kering kerontang tak bertanaman. Dengan cara menghidupkan seperti itulah kalian akan dihidupkan kembali dari dalam kubur untuk menerima pembalasan. Apakah kalian masih juga mengingkari?
(Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar) yang diperlukan oleh kalian, dan Dia tidak menurunkannya dalam bentuk hujan yang sangat besar yang disertai dengan angin topan (lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah) sebagaimana cara menghidupkan itulah (kalian akan dikeluarkan) dari dalam kubur kalian lalu kalian menjadi hidup kembali.
وَٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْفُلْكِ وَٱلْأَنْعَٰمِ مَا تَرْكَبُونَ ﴿١٢﴾
Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
Dialah Tuhan yang menciptakan segala jenis makhluk. Dia menjadikan bahtera dan binatang ternak tunduk kepada kalian sehingga dapat kalian pergunakan sebagai kendaraan dalam perjalanan memenuhi keperluam hidup kalian.
(Dan Yang menciptakan makhluk yang berpasang-pasangan) berbagai jenis makhluk berpasang-pasangan (semuanya, dan menjadikan untuk kalian kapal) atau perahu-perahu (dan binatang ternak) misalnya unta (yang kalian tunggangi) di dalam lafal ayat ini dibuang daripadanya Dhamir yang kembali kepada lafal Ma demi untuk meringkas, Dhamir tersebut adalah lafal Fihi maksudnya, yang dapat kalian kendarai.
لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ ﴿١٣﴾
Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: \"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
Agar kalian dapat merasa tenang saat berada di atas punggungnya kemudian mengingat-ingat nikmat Sang Pencipta dan Pembimbing kalian dalam menundukkan binatang-binatang itu. Juga agar kalian--sebagai pengagungan atas ditundukkannya bintang-binatang itu sekaligus sebagai pengakuan atas kelemahan kalian dalam mengendalikan dan menguasainya--berucap, \"Sungguh Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini untuk kami, sementara kami tidak akan pernah mampu mendundukkannya!
(Supaya kalian dapat duduk) tetap (di atas punggungnya) Dhamir yang ada pada ayat ini dimudzakkarkan, dan lafal Zhahr dikemukakan dalam bentuk jamak sehingga menjadi Zhuhur; hal ini karena memandang makna yang terkandung di dalam lafal Ma (kemudian kalian ingat nikmat Rabb kalian apabila kalian telah duduk di atasnya dan supaya kalian mengatakan, \"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya) tidak dapat menguasainya.
وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ ﴿١٤﴾
dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami\".
Kami semua benar-benar akan kembali kepada Sang Pencipta kami setelah kehidupan ini berakhir, agar masing-masing kami diperhitungkan dengan perbuatan yang telah dilakukannya.\"
(Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami\") kami akan dikembalikan kepada-Nya.
وَجَعَلُوا۟ لَهُۥ مِنْ عِبَادِهِۦ جُزْءًا ۚ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَكَفُورٌۭ مُّبِينٌ ﴿١٥﴾
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Tetapi orang-orang musyrik malah menjadikan sebagian ciptaan-Nya itu sebagai anak Tuhan yang, menurut anggapan mereka, merupakan bagian dari diri-Nya. Sesungguhnya, dengan pebuatannya itu, manusia benar-benar melampaui batas dalam sikap kafirnya yang sangat jelas.
(Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian daripada-Nya) karena mereka telah mengatakan, bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Dikatakan Juz'an atau bagian, karena anak itu adalah bagian dari orang tuanya; padahal hakikatnya malaikat-malaikat itu adalah hamba-hamba Allah swt. (Sesungguhnya manusia) yang telah mengatakan perkataan tadi (benar-benar pengingkar yang nyata) yang jelas dan nyata kekafirannya.
أَمِ ٱتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍۢ وَأَصْفَىٰكُم بِٱلْبَنِينَ ﴿١٦﴾
Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki.
Lebih dari itu, patutkah mereka beranggapan bahwa Tuhan lebih mengutamakan mereka untuk memiliki anak laki-laki, sementara Dia merasa cukup dengan anak perempuan? Sungguh merupakan anggapan yang benar-benar aneh!
(Patutkah) lafal Am di sini bermakna Istifham Inkari, sedangkan lafal Al Qaulu diperkirakan keberadaannya sesudah itu, yakni Ataquluna: Apakah kalian patut mengatakan (Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya) untuk diri-Nya sendiri (dan Dia mengkhususkan buat kalian) memilihkan buat kalian (anak laki-laki) yang hal ini disimpulkan daripada perkataan kalian yang tadi itu; jumlah kalimat ini merupakan kalimat yang diinkari oleh Istifham tadi.
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًۭا ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّۭا وَهُوَ كَظِيمٌ ﴿١٧﴾
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.
Mereka beranggapan demikian. Padahal, apabila salah seorang di antara mereka mendapat kelahiran anak perempuan, wajahnya menjadi hitam pekat karena merasa sangat sedih dengan kelahiran itu.
(Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah) maksudnya, dijadikan baginya hal serupa dengan apa yang ia nisbatkan kepada Allah, yaitu diberi anak-anak perempuan. Atau dengan kata lain, apabila ia diberi berita gembira tentang kelahiran anak perempuannya (jadilah) maka menjadi berubahlah (mukanya hitam) artinya, roman mukanya tampak berubah menjadi kelabu (sedangkan dia amat menahan sedih) penuh dengan kedukaan, maka mengapa mereka berani menisbatkan anak-anak perempuan kepada Allah swt.?
أَوَمَن يُنَشَّؤُا۟ فِى ٱلْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى ٱلْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍۢ ﴿١٨﴾
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.
Begitu beraninyakah mereka beranggapan bahwa Allah mempunyai anak yang sebenarnya merupakan perhiasan hidup? Padahal, untuk mendatangkan alasan dalam berdebat saja ia tidak mampu karena kefasihan bahasanya yang sangat terbatas. Sungguh merupakan anggapan yang benar-benar aneh!
(Dan apakah patut) Hamzah atau kata tanya di sini mengandung pengertian ingkar, sedangkan Wawu 'Athafnya menunjukkan 'Athaf jumlah kepada jumlah yang lain. Maksudnya, apakah patut mereka menjadikan bagi Allah (orang yang dibesarkan dalam perhiasan) maksudnya selalu berhias diri (sedangkan dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran) tidak pernah menang di dalam adu argumentasi karena kelemahan akalnya sebagai perempuan.
وَجَعَلُوا۟ ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمْ عِبَٰدُ ٱلرَّحْمَٰنِ إِنَٰثًا ۚ أَشَهِدُوا۟ خَلْقَهُمْ ۚ سَتُكْتَبُ شَهَٰدَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُونَ ﴿١٩﴾
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.
Mereka menyebut malaikat, yang merupakan makhluk Sang Maha Pemurah, sebagai anak-anak perempuan-Nya. Apakah mereka melihat penciptaan malaikat-malaikat itu dengan mata kepala mereka sendiri sehingga mempunyai anggapan demikian? Tidak, mereka tidak melihat. Kami akan mencatat apa yang mereka ada-adakan ini. Dan kelak, di hari kiamat, mereka akan ditanya tentang hal itu.
(Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan) apakah mereka hadir menyaksikan (penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka) yang menyatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah orang-orang perempuan (dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban) di akhirat kelak tentang perkataan itu, karenanya mereka akan menerima siksaan yang pedih.
وَقَالُوا۟ لَوْ شَآءَ ٱلرَّحْمَٰنُ مَا عَبَدْنَٰهُم ۗ مَّا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿٢٠﴾
Dan mereka berkata: \"Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)\". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.
Orang-orang musyrik itu berkata, \"Kalau Tuhan Sang Maha Pengasih itu menghendaki kami untuk tidak menyembah tuhan-tuhan lain, tentu kami tidak akan menyembahnya.\" Mereka mengira bahwa Tuhan berkenan dengan tingkah mereka menyembah tuhan-tuhan palsu itu. Padahal, mereka tidak memiliki sandaran ilmu apa-apa tentang apa yang mereka ucapkan itu. Mereka hanya menduga-duga dan mengatakan sesuatu tanpa berdasarkan bukti.
(Dan mereka berkata, \"Jika Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka\") tidak menyembah malaikat; maka ibadah atau penyembahan kami kepada mereka berdasarkan kehendak dari-Nya, Dia rela kami melakukan hal itu. Lalu Allah berfirman, \"(Tiadalah bagi mereka tentang hal itu) yakni dugaan mereka yang mengatakan bahwa Allah rela mereka menyembah malaikat (suatu pengetahuan pun, tidak lain) tiada lain (mereka hanya menduga-duga belaka) hanya berdusta belaka tentang itu, karenanya mereka harus menerima siksaan.
أَمْ ءَاتَيْنَٰهُمْ كِتَٰبًۭا مِّن قَبْلِهِۦ فَهُم بِهِۦ مُسْتَمْسِكُونَ ﴿٢١﴾
Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Quran, lalu mereka berpegang dengan kitab itu?
Lebih dari itu, apakah Kami telah memberikan kitab suci kepada mereka, sebelum al-Qur'ân ini, yang memperkuat alasan mereka sehingga mereka sangat berpegang kepadanya? Tidak, Kami tidak pernah menurunkan apa-apa kepada mereka. Mereka tidak memiliki bukti dari kitab suci!
(Atau adakah Kami memberikan sebuah Kitab kepada mereka sebelumnya) sebelum Alquran yang di dalamnya terdapat anjuran untuk menyembah selain Allah (lalu mereka berpegang dengan kitab itu?) hal tersebut tentu saja tidak akan terjadi.
بَلْ قَالُوٓا۟ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍۢ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهْتَدُونَ ﴿٢٢﴾
Bahkan mereka berkata: \"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka\".
Lebih dari itu lagi, tatkala kehabisan semua alasan, orang-orang musyrik malah berkata, \"Kami mendapati leluhur-leluhur kami menganut suatu kepercayaan. Dan kami hanya mengikuti jejak mereka.\"
(Bahkan mereka berkata, 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama) yang diyakininya (dan sesungguhnya kami) berjalan atau mengikuti (jejak-jejak mereka sebagai petunjuk kami')\" dan bapak-bapak kami itu menyembah selain Allah.
وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِى قَرْيَةٍۢ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍۢ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقْتَدُونَ ﴿٢٣﴾
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: \"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka\".
Kondisi mereka sama dengan kondisi bangsa-bangsa terdahulu. Setiap kali Kami mengutus seorang rasul, sebelummu, kepada penduduk sebuah negeri, orang-orang yang hidup mewah dan tidak berterima kasih atas kenikmatan yang ada pada mereka selalu berkata, \"Kami mendapati leluhur-leluhur kami menganut suatu kepercayaan. Dan kami hanya mengikuti jejak mereka.\" Taklid memang merupakan kesesatan yang telah ada sejak dahulu.
(Dan demikianlah Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata) yakni mereka yang bergelimang di dalam kemewahan hidup pasti mengatakan sebagaimana apa yang telah dikatakan oleh kaummu, (\"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama) suatu tuntunan (dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka\") mengikuti jejak-jejak mereka.
۞ قَٰلَ أَوَلَوْ جِئْتُكُم بِأَهْدَىٰ مِمَّا وَجَدتُّمْ عَلَيْهِ ءَابَآءَكُمْ ۖ قَالُوٓا۟ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿٢٤﴾
(Rasul itu) berkata: \"Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?\" Mereka menjawab: \"Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya\".
Pemberi peringatan itu berkata, \"Apakah kalian tetap akan mengikuti jejak nenek moyang kalian, meskipun aku membawa ajaran yang lebih memasukkan kalian ke dalam petunjuk daripada kepercayaan yang kalian anut dari nenek moyang kalian itu?\" Seraya menganggap bohong rasul itu dengan ajaran yang dibawanya, mereka menjawab, \"Kami benar-benar mengingkari misi yang kalian bawa.\"
(Rasul itu berkata) kepada mereka, (\"Apakah) kalian akan mengikutinya juga (sekalipun aku membawa untuk kalian agama yang lebih nyata memberi petunjuk daripada apa yang kalian dapati bapak-bapak kalian menganutnya?\" Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kami terhadap agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya) yaitu yang disampaikan oleh kamu dan oleh rasul-rasul yang sebelum kamu (adalah orang-orang yang ingkar\") maka Allah berfirman seraya mengancam mereka melalui firman selanjutnya:
فَٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ ﴿٢٥﴾
Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.
Kami pun kemdian menghukum orang-orang yang mendustakan para rasul dengan hukuman yang berat di dunia. Maka perhatikanlah, wahai orang yang dapat merenungkan, betapa nasib orang-orang pendusta itu dapat menjadi contoh yang unik dan nasihat yang mengena bagi kalian.
(Maka Kami binasakan mereka) orang-orang yang mendustakan rasul-rasul sebelum kamu itu (maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦٓ إِنَّنِى بَرَآءٌۭ مِّمَّا تَعْبُدُونَ ﴿٢٦﴾
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: \"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,
Ceritakanlah, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mendustakan rasul itu, kisah Nabi Ibrâhîm ketika ia berkata kepada ayah dan kaumnya, \"Aku sungguh-sungguh terlepas dari penyembahan tuhan kalian yang palsu itu.
(Dan) ingatlah (ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, \"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab) atau berlepas diri (terhadap apa yang kalian sembah.)
إِلَّا ٱلَّذِى فَطَرَنِى فَإِنَّهُۥ سَيَهْدِينِ ﴿٢٧﴾
tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku\".
Aku hanya menyembah Allah, Tuhan yang telah menciptakanku, karena hanya Dialah yang akan menunjukkanku ke jalan yang benar.\"
(Tetapi aku menyembah Tuhan Yang menjadikanku) menyembah Allah yang telah menciptakan aku (karena sesungguhnya Dia akan memberi taufik kepadaku\") artinya Dia pasti membimbingku kepada agama-Nya.
وَجَعَلَهَا كَلِمَةًۢ بَاقِيَةًۭ فِى عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٢٨﴾
Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.
Dengan mendeklarasikan pernyataan tauhid itu, Ibrâhîm mengabadikan ucapannya untuk anak keturunannya, dengan harapan semoga mereka kembali dan mempercayai pernyataan itu.
(Dan Ibrahim menjadikannya) kalimat tauhid, yang tersimpul dari perkataannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, \"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku...\" (Q.S. Ash shaffat, 99). (sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya) pada anak cucunya, maka tetap akan ada orang-orang yang mengesakan Allah di antara keturunannya itu (supaya mereka) penduduk Mekah (kembali) meninggalkan apa yang biasa mereka lakukan, yaitu menyembah berhala, kemudian memeluk agama bapak moyang mereka, yakni Nabi Ibrahim.
بَلْ مَتَّعْتُ هَٰٓؤُلَآءِ وَءَابَآءَهُمْ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ وَرَسُولٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٢٩﴾
Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al Quran) dan seorang rasul yang memberi penjelasan.
Orang-orang musyrik tidak memenuhi harapan Ibrâhîm, dan Aku pun tidak mempercepat hukuman untuk mereka. Mereka yang hidup pada zamanmu sekarang, wahai Muhammad, Aku berikan berbagai anugerah dan kenikmatan seperti halnya leluhur-leluhur mereka dahulu, sampai turunnya al-Qur'ân yang mengajak kepada kebenaran dan sampai datang kepada mereka seorang rasul yang menjelaskan dan mengajak untuk mengimaninya.
(Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka) kepada orang-orang musyrik itu (dan bapak-bapak mereka) dan Aku tidak menyegerakan hukuman-Ku kepada mereka (sehingga datanglah kebenaran kepada mereka) Alquran yang membawa kebenaran (dan seorang rasul yang memberi penjelasan) yang menampakkan kepada mereka hukum-hukum syariat, yaitu Nabi Muhammad saw.
وَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌۭ وَإِنَّا بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿٣٠﴾
Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: \"Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya\".
Dan ketika al-Qur'ân itu diturunkan kepada mereka untuk membimbing mereka ke jalan tauhid, kitab suci itu malah mereka masukkan ke dalam kesyirikan mereka dengan menyebutnya, dengan nada menghina, sebagai sihir dan kamuflase. Mereka tetap berada dalam kakafiran.
(Dan tatkala kebenaran itu datang kepada mereka) yakni Alquran (mereka berkata, \"Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.\")
وَقَالُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانُ عَلَىٰ رَجُلٍۢ مِّنَ ٱلْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ ﴿٣١﴾
Dan mereka berkata: \"Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?\"
Dengan maksud menganggap remeh pribadi Muhammad dan dengan menganggap bahwa turunnya al-Qur'ân itu terlalu berat untuk seseorang seperti dia, orang-orang musyrik berkata, \"Mengapa al-Qur'ân yang dianggap sebagai wahyu Allah itu tidak diturunkan kepada seorang tokoh pembesar dari Mekah atau Thaif?\"
(Dan mereka berkata, \"Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan Alquran ini kepada seorang besar dari) kalangan penduduk (da negeri) yakni Mekah dan Madinah, maksudnya dari salah satu antara keduanya (yang besar ini?\") yang dimaksud oleh mereka adalah Al Walid Ibnu Mughirah di Mekah, atau Urwah ibnu Mas'ud Ats Tsaqafi di Thaif.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍۢ دَرَجَٰتٍۢ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًۭا سُخْرِيًّۭا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌۭ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٣٢﴾
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Orang-orang musyrik itu tidak memiliki kunci risalah sehingga dengan seenaknya memberikan risalah kepada tokoh mereka. Bahkan Kamilah yang menanggung penghidupan mereka karena mereka tidak mampu melakukan sendiri hal itu. Sebagian mereka Kami berikan rezeki dan kedudukan lebih banyak dan lebih baik dari yang lain, agar mereka dapat saling menolong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Masing-masing menopang yang lain dalam mencari penghidupan dan mengatur kehidupan. Dan karunia kenabian, dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai konsekwensinya, jauh lebih baik dari kedudukan yang paling tinggi di dunia sekalipun.
(Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu?) yang dimaksud dengan rahmat adalah kenabian (Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia) maka Kami jadikan sebagian dari mereka kaya dan sebagian lainnya miskin (dan Kami telah meninggikan sebagian mereka) dengan diberi kekayaan (atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan) golongan orang-orang yang berkecukupan (sebagian yang lain) atas golongan orang-orang yang miskin (sebagai pekerja) maksudnya, pekerja berupah; huruf Ya di sini menunjukkan makna Nasab, dan menurut suatu qiraat lafal Sukhriyyan dibaca Sikhriyyan yaitu dengan dikasrahkan huruf Sin-nya (Dan rahmat Rabbmu) yakni surga Rabbmu (lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan) di dunia.
وَلَوْلَآ أَن يَكُونَ ٱلنَّاسُ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ لَّجَعَلْنَا لِمَن يَكْفُرُ بِٱلرَّحْمَٰنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًۭا مِّن فِضَّةٍۢ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ ﴿٣٣﴾
Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya.
Kalau bukan karena Kami tidak menginginkan semua orang menjadi kafir ketika melihat bahwa orang-orang kafir itu mendapat rezeki yang amat luas, tentu Kami akan menjadikan atap dan tangga rumah orang-orang kafir itu terbuat dari perak, karena begitu rendah dan sepelenya dunia bagi Kami.
(Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu) dalam kekafiran (tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah bagi rumah-rumah mereka) lafal Libuyutihim menjadi Badal dari lafal Liman (loteng-loteng) dapat dibaca Saqfan atau Suqfan keduanya adalah bentuk jamak (dari perak dan juga tangga-tangga) dari perak pula (yang mereka menaikinya) yang dapat mereka naiki untuk mencapai atap rumah-rumah mereka.
وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَٰبًۭا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔونَ ﴿٣٤﴾
Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya.
Tentu Kami akan menjadikan pintu dan dipan rumah mereka dari perak pula untuk mereka nikmati dan sebagai tempat mereka bersandar. Dan tentu Kami akan mejadikan segalanya untuk perhiasan mereka. Semua kenikmatan hidup yang Kami gambarkan kepadamu itu hanyalah kenikmatan yang bersifat sementara, terbatas hanya pada kehidupan dunia. Dan pahala akhirat yang ada di sisi Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara, hanya disediakan untuk orang-orang yang menjauhi syirik dan dosa-dosa besar.
(Dan Kami buatkan pula -pintu-pintu bagi rumah-rumah mereka) yang juga terbuat dari perak (dan) begitu pula Kami buatkan untuk mereka (dipan-dipan) yang terbuat dari perak; lafal Sururan adalah bentuk jamak dari lafal Sarirun artinya, ranjang atau dipan (yang mereka bertelekan atasnya.)
وَزُخْرُفًۭا ۚ وَإِن كُلُّ ذَٰلِكَ لَمَّا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَٱلْءَاخِرَةُ عِندَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ ﴿٣٥﴾
Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Tentu Kami akan menjadikan pintu dan dipan rumah mereka dari perak pula untuk mereka nikmati dan sebagai tempat mereka bersandar. Dan tentu Kami akan mejadikan segalanya untuk perhiasan mereka. Semua kenikmatan hidup yang Kami gambarkan kepadamu itu hanyalah kenikmatan yang bersifat sementara, terbatas hanya pada kehidupan dunia. Dan pahala akhirat yang ada di sisi Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara, hanya disediakan untuk orang-orang yang menjauhi syirik dan dosa-dosa besar.
(Dan Kami buatkan pula perhiasan-perhiasan) dari emas untuk mereka. Makna ayat, seandainya tidak karena khawatir orang mukmin akan menjadi kafir, bila Kami anugerahkan kepadanya hal-hal tersebut sebagaimana yang telah Kami berikan kepada orang kafir, tentulah Kami akan memberikan kepada orang mukmin hal-hal itu. Karena keduniaan itu tidak ada artinya di sisi Kami, dan kelak di akhirat tidak berharga sama sekali bila dibandingkan dengan nikmat surga. (Dan sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari Inna yang Tsaqilah; artinya sesungguhnya (semuanya itu tiada lain) jika dibaca Lama dengan cara Takhfif, maka huruf Ma adalah Zaidah, jika dibaca Lamma dengan memakai Tasydid pada huruf Mim maknanya sama dengan lafal Illa, dan lafal In bermakna Nafi. Menurut bacaan pertama arti ayat ini ialah, \"Dan sesungguhnya semuanya itu hanyalah. \" Menurut bacaan kedua artinya menjadi, \"Dan tiadalah semuanya itu melainkan (kesenangan kehidupan dunia) yang dapat dipakai untuk bersenang-senang kemudian lenyap sesudah itu (dan kehidupan di akhirat itu) yakni di surga (di sisi Rabbmu bagi orang-orang yang bertakwa.)
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ ﴿٣٦﴾
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
Orang yang berpura-pura buta untuk melihat al-Qur'ân yang diturunkan oleh Sang Maha Pemurah sebagai peringatan bagi seluruh alam semesta, akan Kami berikan jalan bagi setan untuk menguasai dirinya. Dengan demikian, setan akan selalu bersamanya: menggoda dan menyesatkan.
(Barang siapa yang berpaling) yaitu memalingkan diri (dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah) dari Alquran (Kami adakan) Kami jadikan (baginya setan, maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya) yakni tidak pernah berpisah darinya.
وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٣٧﴾
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
Setan orang yang berpura-pura buta untuk melihat al-Qur'ân itu benar-benar akan menghalanginya dari jalan yang diserukan Allah, sementara ia merasa bahwa dirinya, dengan mengikuti setan-setan itu, berada pada jalan yang benar.
(Dan sesungguhnya mereka) setan-setan itu (benar-benar menghalangi mereka) menghalangi orang-orang yang berpaling itu (dari jalan yang benar) atau jalan petunjuk (dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk) disebutkannya Dhamir dengan memakai kata jamak karena memandang segi makna yang dikandung lafal Man.
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيْتَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ بُعْدَ ٱلْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ ٱلْقَرِينُ ﴿٣٨﴾
Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: \"Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)\".
Sehingga, ketika orang yang berpura-pura buta untuk melihat al-Qur'ân itu datang menemui Allah pada hari kiamat, dan melihat sendiri akibat perbuatannya, ia berkata kepada temannya dengan nada menyesal, \"Andai saja aku dulu, di dunia, jauh darimu sejauh jarak antara timur dari barat. Kamu benar-benar teman- teman yang paling jahat sampai menjerumuskan aku ke jurang kenistaan.
(Sehingga apabila orang yang berpaling itu datang kepada Kami) bersama dengan temannya atau setannya di hari kiamat kelak (dia berkata,) orang yang berpaling itu kepada temannya atau setannya (\"Aduhai) huruf Ya di sini menunjukkan makna Tanbih (seandainya jarak antara aku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan Magrib) yakni sejauh jarak antara timur dan barat (maka sejelek-jelek teman) bagiku adalah kamu.\" Lalu Allah berfirman:
وَلَن يَنفَعَكُمُ ٱلْيَوْمَ إِذ ظَّلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ ﴿٣٩﴾
(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu.
Pada hari itu, sebagai penghinaan, kepada mereka dikatakan, \"Hari ini, kebersamaan kalian dengan setan di dalam siksaan, tidak akan meringankan siksaan itu, karena kalian telah menzalimi diri sendiri dengan mengambil sikap kafir. Masing-masing merasakan penderitaan akibat siksa yang amat berat.
(Sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepada kalian) angan-angan dan penyesalan kalian itu, hai orang-orang yang berpaling (di hari ini karena kalian telah berbuat aniaya) maksudnya telah jelaslah kelaliman kalian dengan sebab menyekutukan Allah sewaktu di dunia. Lafal Idz merupakan Badal dari lafal Al Yaumu. (Bahwasanya kalian) bersama dengan teman-teman kalian (bersekutu dalam azab ini) adanya illat dalam ayat ini diperkirakan keberadaannya, tidak disebutkan karena kurang penting.
أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ أَوْ تَهْدِى ٱلْعُمْىَ وَمَن كَانَ فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿٤٠﴾
Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
Mampukan kamu memberi petunjuk kepada mereka yang amat jauh tersesat? Dapatkah kamu membuat orang tuli--untuk mendengarkan kebenaran--menjadi dapat mendengar? Atau, orang buta--untuk mengambil pelajaran--menjadi dapat melihat? Atau orang yang, menurut ilmu Allah, mati dalam keadaan sesat? Tidak, kamu tidak mampu. Karena kekafiran mereka telah begitu merasuk kuat, hingga tidak lagi dapat mengambil manfaat dari apa yang mereka lihat dan dengar.
(Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak dapat mendengar, atau dapatkah kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta hatinya dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?) jelas sesatnya, maksudnya mereka tidak beriman.
فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُم مُّنتَقِمُونَ ﴿٤١﴾
Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat).
Jika Kami mematikan kamu sebelum Kami perlihatkan kepadamu penyiksaan mereka--sehingga, dengan demikian, Kami melegakan dadamu dan orang-orang Mukmin--Kami pasti akan tetap membalas mereka di dunia dan di akhirat.
(Sungguh, jika) lafal Imma asalnya adalah gabungan antara Syarthiyyah dan Ma Zaidah (Kami mewafatkan kamu) sebelum Kami mengazab mereka (maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka) di akhirat.
أَوْ نُرِيَنَّكَ ٱلَّذِى وَعَدْنَٰهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِم مُّقْتَدِرُونَ ﴿٤٢﴾
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka.
Atau, jika kamu ingin agar Kami memperlihatkan siksaan yang telah Kami janjikan untuk mereka sebelum matimu, Kami pasti akan memperlihatkannya kepadamu, karena Kami memang berkuasa atas mereka dengan kekuasaan dan keperkasaan Kami.
(Atau kami memperlihatkan kepadamu) sewaktu kamu masih hidup (apa yang telah Kami ancamkan kepada mereka) yakni azab yang Kami ancamkan itu (maka sesungguhnya Kami atas mereka) maksudnya, untuk mengazab mereka (berkuasa) sangat berkuasa atau sangat mampu.
فَٱسْتَمْسِكْ بِٱلَّذِىٓ أُوحِىَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٤٣﴾
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
Kalau memang salah satu dari dua hal itu terjadi--dan memang pasti terjadi--maka berpegang teguhlah kepada al-Qur'ân yang telah Kami wahyukan kepadamu. Tetaplah melaksanakan ajaran-ajarannya, karena kamu berada pada jalan yang benar dan lurus.
(Maka berpegang teguhlah kamu kepada apa yang telah diwahyukan kepadamu) yakni Alquran. (Sesungguhnya kamu berada di atas jalan) atau tuntunan (yang lurus.)
وَإِنَّهُۥ لَذِكْرٌۭ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ ۖ وَسَوْفَ تُسْـَٔلُونَ ﴿٤٤﴾
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.
Al-Qur'ân ini, sungguh merupakan kehormatan yang amat besar bagimu, Muhammad, dan bagi umatmu. Sebab, kitab suci ini diturunkan kepadamu dengan bahasa yang digunakan oleh bangsa Arab. Kelak, pada hari kiamat, kalian akan dimintai pertanggungjawaban: adakah kalian memenuhi haknya dan mensyukuri nikmatnya atau tidak.
(Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar) benar-benar merupakan kemuliaan yang besar (bagimu dan bagi kaummu) karena diturunkan dengan memakai bahasa mereka (dan kelak kalian akan diminta pertanggungan jawab) tentang pengamalannya.
وَسْـَٔلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلْنَا مِن دُونِ ٱلرَّحْمَٰنِ ءَالِهَةًۭ يُعْبَدُونَ ﴿٤٥﴾
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: \"Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?\"
Amatilah syariat agama yang dibawa oleh rasul-rasul yang Kami utus sebelummu, adakah kamu dapatkan di dalamnya seruan untuk menyembah tuhan selain Allah? Tidak ada. Kalau begitu, orang-orang yang menyembah tuhan selain Allah, itu benar-benar tersesat.
(Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, \"Adakah Kami menentukan selain Allah Yang Maha Pemurah) (sebagai tuhan-tuhan untuk disembah), menurut suatu pendapat bahwa hal ini memang berdasarkan kenyataan, yaitu seumpamanya Allah mengumpulkan rasul-rasul itu pada malam sewaktu nabi diisra-kan. Menurut pendapat yang lain bahwa yang dimaksud adalah umat-umat dari kalangan ahli kitab. Kedua pendapat tadi tidak usah diselidiki kebenarannya, karena makna yang dimaksud dari perintah menanyakan ini ialah untuk menetapkan terhadap orang-orang musyrik Quraisy, bahwasanya tiada seorang utusan pun dari Allah dan tiada pula suatu kitab pun yang diturunkan-Nya yang memerintahkan untuk menyembah kepada selain Allah.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَقَالَ إِنِّى رَسُولُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٤٦﴾
Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: \"Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam\".
Kami, sungguh, benar-benar telah mengutus Mûsâ, dengan membawa mukjizat yang membuktikan kebenarannya, kepada Fir'aun dan kaumnya. Mûsâ berkata, \"Aku adalah rasul Sang Pencipta dan Pemelihara alam semesta yang diutus kepada kalian.\" Tetapi mereka malah menuntut agar Mûsâ mendatangkan mukjizat yang lain.
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya) yaitu bangsa Kobtik, (maka Musa berkata, \"Sesungguhnya aku adalah utusan dari Rabb seru sekalian alam.\")
فَلَمَّا جَآءَهُم بِـَٔايَٰتِنَآ إِذَا هُم مِّنْهَا يَضْحَكُونَ ﴿٤٧﴾
Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya.
Dan ketika Mûsâ datang membawa mukjizat yang menguatkan misi kerasulannya, mereka segera menyambut kedatanganya dengan tertawa, sebagai cemoohan dan ejekan, bukan malah merenungkannya.
(Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjirat-mukjizat Kami) yang menunjukkan kebenaran risalah-Nya (dengan serta merta mereka menertawakannya.)
وَمَا نُرِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ إِلَّا هِىَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا ۖ وَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤٨﴾
Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).
Setiap mukjizat yang datang menyusul mukjizat-mukjizat sebelumnya selalu lebih besar dari yang sebelumnya itu. Karena, memang, mukjizat-mukjizat itu amat jelas membuktikan kebenaran rasul, dapat menjelaskan sendiri maksud itu dan karena begitu sempurnanya. Sehingga, jika diperhatikan, akan dikatakan, \"Mukjizat itu lebih besar dari mukjizat sebelumnya.\" Dan ketika mereka tetap berada dalam kesewenang-wenangan, Kami pun menimpakan berbagai macam musibah dan bencana kepada mereka agar mereka meninggalkan kesesatan.
(Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu tanda) yang menunjukkan azab Kami seperti banjir, topan, yaitu berupa air bah yang melanda rumah-rumah mereka yang ketinggiannya mencapai leher orang yang sedang duduk, hal ini berlangsung selama. tujuh hari, dan juga belalang-belalang yang memusnahkan tanaman-tanaman mereka (melainkan tanda atau azab itu lebih besar daripada azab-azab lainnya) yang sebelumnya. (Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali) sadar dari kekafirannya.
وَقَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَ ٱلسَّاحِرُ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَ إِنَّنَا لَمُهْتَدُونَ ﴿٤٩﴾
Dan mereka berkata: \"Hai ahli sihir, berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.
Ketika berbagai macam musibah dan bencana itu mengenai semua mereka secara merata, mereka pun meminta pertolongan kepada Mûsâ dengan mengatakan, \"Wahai tukang sihir,\"--padahal Mûsâ adalah seorang alim, bukan tukang sihir--\"mintakanlah untuk kami kepada Tuhanmu seraya bertawassul dengan janji-Nya kepadamu agar Dia melepaskan siksaan ini dari kami. Kalau siksaan ini dilepaskan, kami pasti akan mau mengikuti petunjuk.\"
(Dan mereka berkata) kepada Musa tatkala mereka melihat adanya azab itu, (\"Hai ahli sihir!) maksudnya, hai orang yang alim lagi sempurna ilmunya! Dikatakan demikian karena menurut mereka ilmu sihir itu adalah ilmu yang paling diagungkan di kalaagan mereka (Berdoalah kepada Rabbmu untuk kami, sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu) yakni Dia akan melepaskan kami dari azab ini jika kami beriman (sesungguhnya kami benar-benar akan menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk\") atau mau beriman.
فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ ٱلْعَذَابَ إِذَا هُمْ يَنكُثُونَ ﴿٥٠﴾
Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya).
Tetapi ketika Allah melepaskan penderitan mereka berkat doa Mûsâ, serta merta mereka mengingkari janjinya untuk beriman.
(Maka tatkala Kami hilangkan) berkat doa Musa (azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri) janjinya, bahkan mereka masih tetap melaju di dalam kekafirannya.
وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِى قَوْمِهِۦ قَالَ يَٰقَوْمِ أَلَيْسَ لِى مُلْكُ مِصْرَ وَهَٰذِهِ ٱلْأَنْهَٰرُ تَجْرِى مِن تَحْتِىٓ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ﴿٥١﴾
Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: \"Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?
Dan Fir'aun pun berseru di hadapan pengikut-pengikutnya sambil mendeklarasikan kekuatan dan kekuasaanya, \"Bukankah negeri Mesir ini milikku, bukan milik yang lain? Bukankah sungai-sungai yang kalian saksikan ini mengalir dari bawah istanaku? Apakah kalian buta, sehingga tidak dapat melihat kekuatanku dan kelemahan Mûsâ?\" Dengan seruan itu, Fir'aun bermaksud ingin menanamkan pengaruh pada diri mereka supaya patuh kepadanya.
(Dan Firaun berseru) dengan nada penuh kesombongan (kepada kaumnya seraya berkata, \"Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini) yaitu sungai Nil dan anak-anaknya (mengalir di bawahku) di bawah keraton-keratonku, adalah kepunyaanku juga (maka apakah kalian tidak melihat) keagungan dan kebesaranku?
أَمْ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْ هَٰذَا ٱلَّذِى هُوَ مَهِينٌۭ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ ﴿٥٢﴾
Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?
Lebih dari itu, Fir'aun bahkan berkata, \"Aku bahkan lebih baik dari orang yang lemah dan hina-dina yang hampir saja tidak mampu menjelaskan dakwanya dengan bahasa yang fasih.\"
(Bukankah) kalian telah melihat sesudah kesemuanya itu (aku lebih baik dari orang ini) dari Nabi Musa (yang dia adalah orang hina) lemah lagi hina (dan yang hampir tidak dapat berbicara dengan jelas) tidak dapat menjelaskan perkataannya, karena sewaktu kecil ia pernah memakan bara api, hingga lisannya pelan atau tidak fasih.
فَلَوْلَآ أُلْقِىَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌۭ مِّن ذَهَبٍ أَوْ جَآءَ مَعَهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ مُقْتَرِنِينَ ﴿٥٣﴾
Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?\"
Fir'aun berkata pula, seraya mengajak pengikutnya untuk mendustakan Mûsâ, \"Mengapa Tuhan Mûsâ tidak menyematkan gelang emas kepadanya untuk dapat mengendalikan segala persoalan? Atau, mengapa Tuhannya tidak menurunkan bantuan kepadanya berupa malaikat yang menguatkan dakwaannya bahwa ia benar-benar membawa misi kerasulan?\"
(Mengapa tidak) kenapa tidak dipakaikan kepadanya jika memang ia orang yang benar di dalam pengakuannya (gelang dari emas) lafal Asawirah adalah bentuk jamak dari lafal Aswiratun yang wazannya sama dengan lafal Aghribatun, dan lafal Aswiratun ini merupakan bentuk jamak pula dari lafal Siwarun. Maksud Firaun, mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas sebagaimana kebiasaan orang-orang yang diberi kekuasaan olehnya, yaitu orang tersebut diberi pakaian kebesaran yang terbuat dari emas dan pula dipakaikan kepadanya gelang emas sebagai tanda kedudukannya (atau malaikat datang bersama-sama dia mengiringkannya\") datang berturut-turut kepadanya seraya menyatakan kebenaran kerasulannya.
فَٱسْتَخَفَّ قَوْمَهُۥ فَأَطَاعُوهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًۭا فَٰسِقِينَ ﴿٥٤﴾
Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.
Dengan ucapannya itu, Fir'aun telah memprovokasi dan mempengaruhi pengikut-pengikutnya, sehingga mereka ikut terbawa dalam kesesatan. Sungguh mereka benar-benar kaum yang keluar dari agama Allah yang lurus.
(Maka Firaun mempengaruhi) berupaya menanamkan pengaruhnya kepada (kaumnya, lalu mereka patuh kepadanya) mematuhi apa yang dikehendaki oleh Firaun, yaitu mendustakan Musa (karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.)
فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا ٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَٰهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٥٥﴾
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut),
Ketika mereka membuat Kami sangat murka karena telah melampaui batas kerusakan, Kami pun memberikan balasan dengan cara menenggelamkan mereka semua.
(Maka tatkala mereka membuat Kami murka) (Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di laut.)
فَجَعَلْنَٰهُمْ سَلَفًۭا وَمَثَلًۭا لِّلْءَاخِرِينَ ﴿٥٦﴾
dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.
Fir'aun dan pengikutnya Kami jadikan sebagai pelajaran bagi orang-orang kafir setelahnya dalam menerima siksaan yang serupa dengan mereka. Selain itu, mereka juga Kami jadikan sebagai bahan pembicaraan luar biasa yang dapat menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia.
(Dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran) lafal Salafan merupakan bentuk jamak dari lafal salifun, wazannya sama dengan lafal Khadimun atau pelayan, yang jamaknya adalah Khadamun; yakni orang-orang terdahulu yang dijadikan sebagai pelajaran (dan contoh bagi orang-orang yang kemudian) sesudah mereka, di mana orang-orang yang sesudah mereka itu dapat mengambil contoh dari keadaan mereka, karena itu mereka tidak berani melakukan hal-hal serupa.
۞ وَلَمَّا ضُرِبَ ٱبْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ ﴿٥٧﴾
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamnaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.
Tatkala Allah menjadikan 'Isâ putra Maryam sebagai permisalan yang diciptakan seperti Adam--yang diciptakan dari tanah, kemudian dikatakan kepadanya, \"Jadilah,\" lalu ia pun tercipta, dengan begitu berarti ia hanyalah seorang makhluk yang memperoleh karunia kenabian, bukan Tuhan yang harus disembah--tiba- tiba kaummu menentangnya dan tidak sadar dengan permisalan itu.
(Dan tatkala dijadikan) dibuat (putra Maryam sebagai perumpamaan) yaitu ketika Allah swt. menurunkan firman-Nya, \"Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah makanan neraka Jahanam..\" (Q.S. Al Anbiya, 98). Seketika itu juga orang-orang musyrik mengatakan, \"Kami rela bila ternyata tuhan-tuhan sesembahan kami bersama dengan Isa, karena ia pun menjadi sesembahan selain Allah pula (tiba-tiba kaummu) yakni mereka yang musyrik (terhadap perumpamaan itu) terhadap misal tersebut (menertawakannya) karena gembira mendengar perumpamaan itu.
وَقَالُوٓا۟ ءَأَٰلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ ۚ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًۢا ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ ﴿٥٨﴾
Dan mereka berkata: \"Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?\" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
Orang-orang kafir berkata, \"Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau Tuhan 'Isâ? Kalau 'Isâ masuk neraka, biarlah kami dan tuhan-tuhan kami ikut bersamanya.\" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu selain untuk bertengkar dan mencari kemenangan dalam berdebat, bukan untuk mencari kebenaran. Bahkan mereka adalah kaum yang suka dan mudah bertengkar.
(Dan mereka berkata, 'Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia?') yakni nabi Isa, maka karenanya kami rela tuhan-tuhan kami bersama dia (Mereka tidak memberikan perumpamaan itu) atau misal tersebut (kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja) atau menyanggah kamu dengan cara yang batil, karena mereka telah mengetahui, bahwa berhala-berhala yang tidak berakal itu tidak akan dapat menyamai Nabi Isa a.s. (sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar\") sangat gemar bertengkar.
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَٰهُ مَثَلًۭا لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ﴿٥٩﴾
Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail
'Isâ hanyalah seorang hamba yang Kami beri nikmat kenabian. Ia Kami jadikan sebagai pelajaran yang luar biasa, seperti perumpamaan--karena diciptakan tanpa bapak--bagi Banû Isrâ'îl yang membuktikan kesempurnaan kekuasaan Kami.
(Bukankah) tidak lain (dia) yakni Nabi Isa itu (hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat) kenabian (dan Kami jadikan dia) yaitu kelahirannya dengan tanpa ayah (sebagai perumpamaan untuk Bani Israel) maksudnya, sebagai bukti yang menunjukkan akan kekuasaan Allah swt. yang mampu menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
وَلَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَا مِنكُم مَّلَٰٓئِكَةًۭ فِى ٱلْأَرْضِ يَخْلُفُونَ ﴿٦٠﴾
Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun.
Jika Kami berkehendak, tentu Kami akan mengubah sebagian kalian menjadi malaikat yang akan menggantikan kalian seperti anak menggantikan orangtuanya, supaya kalian tahu bahwa malaikat itu tunduk kepada kekuasan Allah. Lalu, dari mana malaikat mempunyai hak untuk menjadi tuhan?
(Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai ganti kalian) untuk mengganti kalian (di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun) misalnya, kalian Kami binasakan terlebih dahulu, lalu Kami jadikan malaikat sebagai ganti kalian.
وَإِنَّهُۥ لَعِلْمٌۭ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَٱتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ ﴿٦١﴾
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
Penciptaan 'Isâ tanpa bapak dan kemampuannya menyembuhkan penyakit buta dan sopak benar-benar merupakan bukti bahwa hari kiamat akan datang. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kalian meragukannya. Ikutilah petunjuk dan rasul-Ku. Apa yang Aku serukan kepada kalian ini adalah jalan lurus yang mengantarkan kalian kepada keselamatan.
(Dan sesungguhnya dia) Nabi Isa itu (benar-benar merupakan pengetahuan tentang hari kiamat) artinya, dengan diturunkannya dia maka diketahuilah dekatnya hari kiamat. (Karena itu janganlah kalian ragu-ragu tentang kiamat itu) atau janganlah kalian meragukannya. Lafal Tamtarunna asalnya Tamtarunanna, kemudian dibuang daripadanya Nun alamat rafa' karena dijazmkan, dan dibuang pula daripadanya Wawu Dhamir jamak tetapi bukan karena Illat bertemunya dua huruf yang disukunkan, sehingga jadilah Tamtarunna. (Dan) katakanlah kepada mereka, (\"Ikutilah aku) yakni ajaran tauhid ini. (Inilah) apa yang kuperintahkan kalian menjalankannya (jalan) atau tuntunan (yang lurus.)
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٢﴾
Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Janganlah kalian dipalingkan oleh setan untuk tidak mengikuti jalan-Ku yang lurus. Bagi kalian, setan benar-benar musuh yang nyata.
(Dan janganlah kalian sekali-kali dipalingkan) dapat dipalingkan dari agama Allah (oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian\") nyata permusuhannya.
وَلَمَّا جَآءَ عِيسَىٰ بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُم بِٱلْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى تَخْتَلِفُونَ فِيهِ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿٦٣﴾
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: \"Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku\".
Ketika 'Isâ diutus kepada Banû Isrâ'îl dengan membawa mukjizat dan ayat-ayat yang jelas, ia berkata, \"Sungguh, aku datang kepada kalian dengan membawa syariat yang penuh hikmah, yang mengajak kalian kepada pengesaan Tuhan. Aku datang untuk menjelaskan sebagian perkara agama yang kalian perselisihkan, sehingga kalian semua berada kebenaran. Dari itu, takutlah kepada siksa Allah dan patuhilah apa yang aku serukan.
(Dan tatkala Isa datang dengan membawa keterangan-keterangan) mukjizat-mukjizat dan syariat-syariat (dia berkata, \"Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa hikmah) kenabian dan syariat Injil (dan untuk menjelaskan kepada kalian sebagian dari apa yang kalian berselisih tentangnya) yakni tentang hukum-hukum Taurat, yaitu menyangkut masalah agama dan masalah-masalah lainnya, Nabi Isa menjelaskan kepada mereka perkara agama yang sebenarnya (maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.\")
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ ﴿٦٤﴾
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.
Sesungguhnya hanya Allahlah Penciptaku dan Pencipta kalian. Maka sembahlah Dia, bukan yang lain dan peliharalah syariat-Nya. Apa yang aku serukan kepada kalian ini adalah jalan lurus yang mengantarkan kalian kepada keselamatan.
(Sesungguhnya Allah Dialah Rabbku dan Rabb kalian, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan) tuntunan (yang lurus.)
فَٱخْتَلَفَ ٱلْأَحْزَابُ مِنۢ بَيْنِهِمْ ۖ فَوَيْلٌۭ لِّلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ ﴿٦٥﴾
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat).
Tetapi, orang-orang Nasrani kemudian berselisih menjadi beberapa sekte mengenai pribadi 'Isâ, setelah 'Isâ tiada. Maka, celakalah orang-orang yang zalim itu karena disiksa dengan sikaan yang amat pedih pada hari kiamat, akibat keingkaran yang mereka katakan tentang 'Isâ.
(Maka berselisihlah golongan-golongan di antara mereka) tentang perkara Nabi Isa ini, apakah dia anak Allah atau Allah, atau tuhan yang ketiga (maka kecelakaan yang besarlah) lafal Al Wail menunjukkan kalimat azab (bagi orang-orang yang lalim) bagi orang-orang kafir, karena perkataan yang mereka ucapkan mengenai Nabi Isa (yaitu siksaan hari yang pedih) atau azab yang menyakitkan.
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةًۭ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٦٦﴾
Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.
Orang-orang kafir hanya menanti datangnya hari kiamat secara tiba-tiba, setelah mereka menolak untuk beriman, sementara mereka lengah.
(Mereka tidak menunggu) orang-orang kafir Mekah tidak menunggu-nunggu (kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka) lafal An Ta-tiyahum menjadi Badal dari lafal As Sa'ah (dengan tiba-tiba) atau sekonyong-konyong (sedangkan mereka tidak menyadarinya) tidak menyadari kedatangannya sebelum itu.
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ ﴿٦٧﴾
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
Teman-teman yang disatukan oleh kebatilan di dunia, pada hari kiamat yang datangnya tiba-tiba itu, akan saling bermusuhan. Pada hari itu, semua hubungan cinta kasih akan terputus kecuali cinta kasih orang-orang yang ketika berada di dunia takut kepada siksa Allah dan bersatu dalam menaati perintah Allah.
(Teman-teman akrab) dalam hal maksiat sewaktu di dunia (pada hari itu) pada hari kiamat itu lafal Yaumaidzin berta'alluq kepada firman selanjutnya (sebagian dari mereka menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa) terkecuali orang-orang yang saling kasih mengasihi di dalam ketaatan kepada Allah swt., mereka itulah yang sebenarnya berteman, kemudian dikatakan kepada mereka yang bertakwa itu,
يَٰعِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ وَلَآ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ ﴿٦٨﴾
\"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.
Allah akan memanggil orang-orang yang bertakwa, sebagai penghargaan atas mereka, \"Wahai hamba- hambaku, hari ini kalian tidak perlu takut lagi kepada siksaan dan juga tidak perlu bersedih, karena kalian telah terbebas dari azab. Dan Allah menjamin kalian dengan pahala.\"
(\"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekuatiran terhadap kalian pada hari ini dan tidak pula kalian bersedih hati.\")
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ مُسْلِمِينَ ﴿٦٩﴾
(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.
Orang-orang yang membenarkan ayat-ayat Allah, menaati-Nya dan selalu tunduk dan patuh-Nya,
(Yaitu orang-orang yang beriman) lafal ayat ini menjadi Na'at atau sifat bagi lafal 'Ibaadi' pada ayat di atas (kepada ayat-ayat Kami) yakni Alquran (dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.)
ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ تُحْبَرُونَ ﴿٧٠﴾
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan\".
pada hari kiamat akan dikatakan kepada mereka, sebagai penghormatan, \"Masuklah kalian bersama pasangan-pasangan kalian ke dalam surga. Di dalamnya, kalian akan merasa sangat bahagia yang tanda- tandanya tampak pada wajah-wajah kalian.\"
(Masuklah kalian ke dalam surga, kalian) lafal Antum berkedudukan menjadi Mubtada (dan pasangan-pasangan kalian) yakni istri-istri kalian (digembirakan) dibahagiakan dan dimuliakan, lafal Tuhbaruuna menjadi Khabar dari Mubtada.
يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍۢ مِّن ذَهَبٍۢ وَأَكْوَابٍۢ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ ٱلْأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٧١﴾
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya\".
Setelah mereka masuk surga, kepada mereka diedarkan piring dan gelas dari emas. Di dalamnya terdapat beraneka ragam makanan dan minuman. Mereka, di dalam surga, akan memperoleh apa saja yang membangkitkan selera dan menyedapkan pandangan. Kepada mereka dikatakan, sebagai penyempurnaan kebahagiaan, \"Kalian hidup selamanya dalam kenikmatan ini.\"
(Diedarkan kepada mereka piring-piring) yang besar-besar (dari emas, gelas-gelas) tempat untuk minum yang tidak ada pengikatnya hingga si peminum dapat meminum dari sebelah mana saja; lafal Akwaabun adalah bentuk jamak dari lafal Kuubun (dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati) untuk dinikmati kelezatannya (dan sedap dipandang mata) artinya, sangat menyejukkan bila dipandang (dan kalian kekal di dalamnya.)
وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٧٢﴾
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.
Dikatakan pula, sebagai penyempurnaan kenikmatan itu, \"Itulah surga yang kalian dapati berkat amal saleh yang dahulu kalian kerjakan.
(Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan.)
لَكُمْ فِيهَا فَٰكِهَةٌۭ كَثِيرَةٌۭ مِّنْهَا تَأْكُلُونَ ﴿٧٣﴾
Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.
Di surga kalian akan memperoleh segala jenis buah-buahan dengan berbagai macam ukuran yang dapat kalian nikmati.\"
(Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untuk kalian yang sebagiannya) sebagian daripadanya (kalian makan) dan setiap apa yang telah dimakan secara langsung mendapat penggantinya yang baru.
إِنَّ ٱلْمُجْرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ ﴿٧٤﴾
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa dengan berbuat kekafiran akan hidup selama-lamanya di dalam siksa neraka jahanam.
(Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam.)
لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ ﴿٧٥﴾
Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.
Siksaan itu tidak diringankan dan dihentikan dari orang-orang yang berdosa. Mereka putus asa dari keselamatan.
(Tidak dihenti-hentikan) maksudnya, tidak diringankan (azab itu dari mereka sedangkan mereka di dalamnya berputus asa) yakni dalam keadaan diam berputus asa.
وَمَا ظَلَمْنَٰهُمْ وَلَٰكِن كَانُوا۟ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٧٦﴾
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Kami, dengan memberikan siksaan itu, tidak menzalimi mereka. Merekalah yang yang menzalimi diri sendiri, karena mereka lebih memilih kesesatan daripada petunjuk.
(Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.)
وَنَادَوْا۟ يَٰمَٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ ﴿٧٧﴾
Mereka berseru: \"Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja\". Dia menjawab: \"Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)\".
Ketika orang-orang yang berdosa itu merasa putus asa untuk mendapatkan keringanan dari siksaan yang pedih, mereka berseru kepada Mâlik, malaikat penjaga neraka, dengan mengatakan, \"Mohonlah kepada Tuhanmu agar Dia mematikan kami, supaya kami dapat beristirahat dari kepedihan neraka jahanam ini. Mâlik menjawab, \"Kalian akan tetap berada di dalam siksa.\"
(Mereka berseru, \"Hai Malik!) dia adalah malaikat penjaga neraka (Biarlah Rabbmu membunuh kami saja\") maksudnya, mematikan kami. (Dia menjawab) seruan mereka setelah seribu tahun kemudian, (\"Kalian akan tetap tinggal\") di dalam azab yang abadi untuk selama-lamanya.
لَقَدْ جِئْنَٰكُم بِٱلْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَٰرِهُونَ ﴿٧٨﴾
Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
Allah berfirman, sebagai jawaban atas permohonan mereka, \"Rasul Kami telah datang kepada kalian, wahai penduduk Mekah, dengan membawa agama yang benar. Tetapi hanya sedikit yang mempercayainya, dan kebanyakan kalian malah menentangnya. Mereka benci dengan kebenaran ini.
Allah swt. berfirman: (Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kepada kalian) hai penduduk Mekah (kebenaran) melalui lisan rasul (tetapi kebanyakan di antara kalian benci pada kebenaran itu.)
أَمْ أَبْرَمُوٓا۟ أَمْرًۭا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ ﴿٧٩﴾
Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami menetapkan pula.
Bahkan, apakah orang-orang musyrik Mekah begitu rapi menyusun siasat mereka untuk mendustakan Rasululullah dan melakukan konspirasi untuk membunuhnya? Kami lebih rapi dalam menentukan ganjaran untuk mereka dan memenangkanmu, Muhammad.
(Bahkan mereka telah menetapkan) yaitu orang-orang kafir Mekah telah memutuskan (suatu tipu daya) kejahatan untuk mencelakakan Nabi Muhammad (maka sesungguhnya Kami menetapkan pula) keputusan Kami untuk membuat tipu muslihat guna membinasakan mereka.
أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَىٰهُم ۚ بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ ﴿٨٠﴾
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
Bahkan, apakah orang-orang musyrik mengira bahwa Kami tidak mendengar pembicaraan di antara sesama mereka mengenai siasat buruk itu dan pembicaraan mereka mengenai sikap mendustakan kebenaran? Tentu Kami mendengarnya. Dan malaikat-malaikat penjaga yang selalu mengikuti mereka mencatat semua pembicaraan mereka itu.
(Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka) yakni apa-apa yang mereka rahasiakan dari orang lain dan apa-apa yang mereka perlihatkan dengan terang-terangan di antara sesama mereka sendiri. (Sebenarnya) Kami mendengar hal tersebut (dan utusan-utusan Kami) yakni malaikat-malaikat pencatat amal perbuatan (di sisi mereka) di sisi orang-orang kafir (selalu mencatat) hal tersebut.
قُلْ إِن كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدٌۭ فَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْعَٰبِدِينَ ﴿٨١﴾
Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).
Katakanlah kepada orang-orang musyrik, \"Jika terbukti benar bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah itu mempunyai anak, maka aku adalah orang pertama yang akan menyembah anak Tuhan itu. Tetapi alasan mereka bahwa Tuhan Sang Pemurah itu mempunyai anak, tidak terbukti benar karena begitu lemahnya. Allah Swt. Mahasuci dari segala kekurangan. Dia memiliki segala sifat sempurna.\"
(Katakanlah! Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak) seumpamanya (maka akulah orang yang mula-mula menyembahnya) menyembah anak Tuhan itu, akan tetapi telah ditetapkan, bahwa tiada anak bagi-Nya, sehingga tiada pula penyembahan itu.
سُبْحَٰنَ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿٨٢﴾
Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.
Sungguh Mahasuci, Sang Pencipta langit dan bumi, Tuhan pencipta arasy yang mahamegah, dari semua yang digambarkan oleh orang-orang musyrik mengenai sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.
(Maha Suci Rabb Yang empunya langit dan bumi, Rabb Yang empunya Arasy) yakni Al-Kursi (dari apa yang mereka sifatkan) dari apa yang telah mereka katakan itu, berupa kedustaan terhadap-Nya, yaitu menisbatkan kepada-Nya mempunyai anak.
فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا۟ وَيَلْعَبُوا۟ حَتَّىٰ يُلَٰقُوا۟ يَوْمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ ﴿٨٣﴾
Maka biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.
Oleh karena itu, biarkan mereka tenggelam dalam kebatilan dan bermain-main dengan dunia mereka--dengan tidak bersungguh-sungguh--dan jangan menoleh kepada mereka sampai datang hari kiamat yang dijanjikan agar dibalas semua perbuatan semua orang.
(Maka biarlah mereka tenggelam) dalam kesesatannya atau dalam kebatilannya (dan bermain-main) di dalam dunia mereka (sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka) yaitu azab yang dijanjikan kepada mereka pada hari kiamat nanti.
وَهُوَ ٱلَّذِى فِى ٱلسَّمَآءِ إِلَٰهٌۭ وَفِى ٱلْأَرْضِ إِلَٰهٌۭ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٨٤﴾
Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dialah Tuhan yang disembah di langit dan di bumi dengan sebenarnya. Hanya Dialah yang mempunyai hikmah amat sempurna dalam perbuatan dan kebijaksanaan-Nya, dan yang ilmu-Nya meliputi segala yang telah lalu dan yang akan datang.
(Dan Dialah Tuhan yang disembah di langit) lafal Fis Samaa-i Ilaahun kedua huruf Hamzahnya dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil, yakni Tuhan yang disembah di langit (dan Tuhan yang disembah di bumi) kedua Zharaf yang ada dalam ayat ini berta'alluq kepada lafal sesudahnya (dan Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam mengatur makhluk-Nya (lagi Maha Mengetahui) kemaslahatan-kemaslahatan mereka.
وَتَبَارَكَ ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٥﴾
Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya-lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Hanya Dialah yang Mahatinggi dan Mahabesar. Dia memiliki hak penuh untuk mengatur langit dan bumi dengan segala isinya, dan mengatur ruang antara langit dan bumi dengan segala makhluknya, baik yang dapat disaksikan maupun yang tidak dapat disaksikan. Dialah yang mengatur semua itu. Hanya Dia yang memiliki pengetahuan tentang datangnya hari kiamat. Hanya kepada-Nyalah kalian semua akan dikembalikan di akhirat untuk dihisab.
(Dan Maha Besar) Maha Agung (Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat) yakni kapan ia akan terjadi (dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan) lafal Turja'uuna dapat pula dibaca Yurja`uuna; berdasarkan qiraat kedua maka artinya: Dan hanya kepada-Nyalah mereka dikembalikan.
وَلَا يَمْلِكُ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلشَّفَٰعَةَ إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٨٦﴾
Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).
Tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat untuk orang-orang yang menyembahnya. Tetapi orang-orang yang mengesakan Tuhan dan yakin bahwa Allah adalah Tuhan mereka yang sebenarnya, akan dapat memberikan syafaat terhadap orang-orang Mukmin yang dikehendaki Allah.
(Dan tidaklah memiliki apa-apa yang mereka seru) yang mereka sembah, dimaksud adalah orang-orang kafir pelakunya (selain Dia) selain Allah (suatu syafaat pun) bagi seseorang (tetapi yang dapat memberi syafaat ialah orang yang mengakui yang hak) yakni orang yang telah mengatakan, \"Laa Ilaaha Illallaah\"/tiada Tuhan selain Allah (dan mereka mengetahui) apa yang mereka akui dengan kalbunya, yaitu yang telah diucapkan oleh lisannya. Yang dimaksud antara lain ialah Nabi Isa, Nabi Uzair dan malaikat-malaikat, sesungguhnya mereka dapat memberi syafaat kepada orang-orang yang beriman.
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٨٧﴾
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: \"Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: \"Allah\", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?,
Jika kamu, wahai Muhammad, bertanya kepada orang-orang musyrik tentang siapa yang menciptakan mereka, mereka tentu akan menjawab, \"Allah.\" Lalu mengapa mereka berpaling untuk menyembah tuhan selain Allah dan tidak menyembah-Nya, padahal mereka sendiri mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan mereka? Sungguh, hal itu benar-benar aneh!
(Dan sungguh jika) huruf Lam di sini bermakna Qasam (kamu bertanya kepada mereka, \"Siapakah yang menciptakan mereka?\" Niscaya mereka menjawab, \"Allah\") lafal Layaquulunna dibuang daripadanya Nun alamat Rafa' dan Wawu Dhamir jamak, karena asalnya adalah Layaquuluunanna (maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan) sehingga mereka tidak mau menyembah Allah?
وَقِيلِهِۦ يَٰرَبِّ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوْمٌۭ لَّا يُؤْمِنُونَ ﴿٨٨﴾
dan (Allah mengetabui) ucapan Muhammad: \"Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman\".
Aku bersumpah dengan ucapan Muhammad saw. yang meminta pertolongan sambil meratap, \"Ya Tuhan,\" bahwa para pembangkang itu adalah kaum yang tidak beriman.
(Dan ucapannya) ucapan Nabi Muhammad; dinashabkannya lafal Qiilihi karena menjadi Mashdar yang dinashabkan oleh Fi'ilnya yang Muqaddar atau diperkirakan keberadaannya; yakni, dan berkatalah dia, (\"Ya Rabbku! Sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.\")
فَٱصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلَٰمٌۭ ۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٨٩﴾
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: \"Salam (selamat tinggal)\". Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
Oleh karena itu, berpaling dan tinggalkanlah mereka, hai Muhammad, karena mereka sangat keras kepala. Katakan kepada mereka, \"Kami membiarkan kalian bebas dari kami dan kami pun terbenas dari kalian.\" Kelak mereka akan mengetahui bahwa mereka sangat merugi akibat sikap keras kepala itu.\"
Lalu Allah swt. berfirman: (Maka berpalinglah) artinya palingkanlah dirimu (dari mereka dan katakanlah, \"Salam\") selamat tinggal bagi kalian. Ayat ini diturunkan sebelum diperintah untuk memerangi mereka (Kelak mereka akan mengetahui) ayat ini mengandung ancaman buat mereka; dan dapat dibaca Ya'lamuuna atau Ta'lamuuna, kalau dibaca Ta'lamuuna artinya, kelak kalian akan mengetahui.