Main pages

Surah The Smoke [Ad-Dukhan] in Indonesian

Surah The Smoke [Ad-Dukhan] Ayah 59 Location Maccah Number 44

حمٓ ﴿١﴾

Haa miim.

Quraish Shihab

[[44 ~ AD-DUKHAN (KABUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 59 ayat ~ Surat ini diawali dengan uraian tentang al-Qur'ân yang diturunkan oleh Allah pada lalatulkadar (laylat al-qadr) yang penuh keberkahan, untuk memberi peringatan dan untuk mengajak umat manusia mengakui keesaan Tuhan. Setelah itu, surat ini juga menyinggung pembicaraan tentang hari kebangkitan yang, tidak perlu diragukan lagi, pasti akan datang. Pembicaraan tentang hari kiamat ini kemudian disusul dengan perdebatan terhadap alasan orang-orang yang megingkari kedatangannya. Surat ini kemudian memberikan bantahan kepada orang-orang musyrik seraya melakukan perbandingan antara orang-orang musyrik Mekah dengan kaum Fir'aun yang hidup sebelum mereka yang, karena keingkarannya, mendapatkan balasan dari Allah. Pada bagian lain, surat ini menyatakan dengan tegas bahwa hari kiamat adalah hari yang telah dijanjikan bagi semua kelompok orang-orang kafir dan sesat, dan bahwa Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sesat dan orang-orang yang mendapat petunjuk. Seperti pembukaannya, surat ini diakhiri pula dengan uraian tentang al-Qur'ân dan ancaman Allah kepada orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. bahwa mereka akan mendapat siksaan berupa cobaan dan berbagai kesulitan.]] Hâ, Mîm. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya dengan menyebut huruf-huruf eja, surat ini pun diawali dengan dua huruf fonemis.

Tafsir Jalalayn

(Ha Mim) hanya Allah sajalah yang mengetahui arti dan maksudnya.

وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ ﴿٢﴾

Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan,

Quraish Shihab

Allah bersumpah demi al-Qur'ân yang menyingkap agama yang benar dan yang menjelaskan kepada manusia hal-hal yang membawa kebaikan mereka di dunia dan akhirat, sebagai pemberitahuan betapa tingginya nilai kitab suci itu.

Tafsir Jalalayn

(Demi Alkitab) yaitu Alquran (yang menjelaskan) yang memenangkan perkara yang halal atas perkara yang haram.

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍۢ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾

sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami memulai menurunkan al-Qur'ân pada malam yang penuh kebaikan dan keberkahan, karena merupakan urusan Kami untuk memberi peringatan dengan cara mengutus rasul dan menurunkan kitab suci.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati) yaitu Lailatulkadar, atau malam pertengahan bulan Syakban. Pada malam tersebut diturunkanlah Alquran dari Umul Kitab atau Lohmahfuz yaitu dari langit yang ketujuh hingga ke langit dunia (sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan) yang memperingatkan manusia dengan Alquran.

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿٤﴾

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,

Quraish Shihab

Pada malam yang penuh keberkahan itu, semua perkara yang mengandung hikmah dijelaskan. Dan al-Qur'ân itu sendiri adalah puncak hikmah dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Oleh karena itulah, ia diturunkan pada malam itu.

Tafsir Jalalayn

(Pada malam itu) yakni pada malam Lailatulkadar, atau malam pertengahan bulan Syakban (dijelaskan) dirincikan (segala urusan yang penuh hikmah) segala urusan yang telah ditentukan, yaitu berupa rezeki dan ajal serta perkara-perkara lainnya, mulai dari malam itu sampai dengan malam yang sama untuk tahun berikutnya.

أَمْرًۭا مِّنْ عِندِنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ﴿٥﴾

(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul,

Quraish Shihab

Perkara itu adalah perkara besar yang datang dari sisi Kami sesuai dengan rencana Kami, karena merupakan urusan Kami untuk mengutus rasul-rasul dengan membawa kitab suci untuk disampaikan kepada umat manusia.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu urusan yang besar) rinciannya (dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul) Nabi Muhammad dan rasul-rasul sebelumnya.

رَحْمَةًۭ مِّن رَّبِّكَ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٦﴾

sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,

Quraish Shihab

Sebagai wujud kasih sayang Tuhanmu kepada hamba-hamba-Nya, Dia mengutus rasul-rasul-Nya kepada mereka untuk menyampaikan petunjuk-Nya. Sebab hanya Dialah yang Maha Mendengar semua yang dapat didengar, dan yang pengetahuan-Nya meliputi semua yang dapat diketahui.

Tafsir Jalalayn

(Sebagai rahmat) maksudnya, karena belas kasihan kepada manusia diutuslah rasul-rasul kepada mereka (dari Rabbmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) perkataan-perkataan mereka (lagi Maha Mengetahui) perbuatan-perbuatan mereka.

رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَآ ۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ﴿٧﴾

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini.

Quraish Shihab

Dialah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, jika kalian benar-benar yakin, tunduk kepada kebenaran, dan percaya bahwa Dialah yang menurunkan al-Qur'ân sebagai rahmat dan petunjuk.

Tafsir Jalalayn

(Rabb yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya) jika dibaca Rabbus Samaawaati berarti menjadi Khabar yang ketiga, jika dibaca Rabbis Samaawaati berarti menjadi Badal dari lafal Rabbika (jika kalian) hai penduduk Mekah (orang-orang yang meyakini) bahwasanya Dia adalah Rabb langit dan bumi, maka yakinilah bahwa Muhammad itu adalah rasul-Nya.

لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ رَبُّكُمْ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿٨﴾

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu.

Quraish Shihab

Tidak ada Tuhan yang pantas disembah selain Dia. Hanya Dia yang dapat menghidupkan dan mematikan, dan hanya Dia pulalah yang menciptakan kalian dan nenek moyang kalian dahulu.

Tafsir Jalalayn

(Tidak ada tuhan melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan Dialah Rabb kalian dan Rabb bapak-bapak kalian yang terdahulu).

بَلْ هُمْ فِى شَكٍّۢ يَلْعَبُونَ ﴿٩﴾

Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan.

Quraish Shihab

Namun demikian, orang-orang kafir selalu dalam keadaan ragu dengan kebenaran ini. Mereka mengikuti hawa nafsunya. Begitulah keadaan orang yang bermain-main, bukan orang yang mempunyai ilmu (ahl al-'ilm) dan keyakinan (ahl al-yaqîn).

Tafsir Jalalayn

(Tetapi mereka dalam keragu-raguan) tentang adanya hari berbangkit (adalah orang-orang yang bermain-main) dengan maksud mengejek kamu, hai Muhammad. Maka Nabi berdoa, \"Ya Allah! Bantulah aku untuk menghadapi mereka, timpakanlah kepada mereka paceklik selama tujuh tahun sebagaimana paceklik yang diminta oleh Nabi Yusuf.\"

فَٱرْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٠﴾

Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,

Quraish Shihab

Maka tunggulah, hai Muhammad, ketika kabut turun menimpa mereka hingga mereka menjadi kurus dan lemah penglihatan. Ketika itu, orang menyaksikan kabut yang amat tebal dan jelas di antara langit dan bumi. Yang terdengar suaranya tanpa dapat dilihat.

Tafsir Jalalayn

(Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata) maka kala itu bumi menjadi tandus kelaparan serta paceklik makin menjadi-jadi, sehingga karena memuncaknya keadaan, akhirnya mereka melihat seolah-olah ada sesuatu yang berupa kabut di antara langit dan bumi.

يَغْشَى ٱلنَّاسَ ۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿١١﴾

yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.

Quraish Shihab

Kabut itu menyelimuti orang-orang pendusta yang tertimpa kekeringan. Karena begitu dahsyatnya bencana itu, mereka berkata, \"Ini benar-benar merupakan azab yang amat pedih.\"

Tafsir Jalalayn

(Yang meliputi manusia) lalu mereka berkata, (\"Inilah azab yang pedih.)

رَّبَّنَا ٱكْشِفْ عَنَّا ٱلْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ ﴿١٢﴾

(Mereka berdoa): \"Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman\".

Quraish Shihab

Mereka juga berkata sambil memohon pertolongan Allah, \"Kami sungguh akan beriman jika Engkau melepaskan kami dari derita kelaparan dan kesempitan rezeki ini.\"

Tafsir Jalalayn

('Ya Rabb kami! Lenyapkanlah dari kami azab ini, Sesungguhnya kami akan beriman\") atau percaya kepada nabi-Mu.

أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلذِّكْرَىٰ وَقَدْ جَآءَهُمْ رَسُولٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿١٣﴾

Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan,

Quraish Shihab

Bagaimana mereka dapat mengambil pelajaran dan menepati janji untuk beriman setelah siksaan itu dilepaskan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul dengan membawa misi yang jelas disertai dengan mukjizat-mukjizat yang membuktikan kebenarannya. Dan semua itu merupakan pelajaran yang besar.

Tafsir Jalalayn

(\"Bagaimana mereka dapat menerima peringatan) maksudnya, iman tidak akan bermanfaat buat mereka bila azab diturunkan (padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan) artinya yang jelas risalahnya.

ثُمَّ تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَقَالُوا۟ مُعَلَّمٌۭ مَّجْنُونٌ ﴿١٤﴾

kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: \"Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila\".

Quraish Shihab

Kemudian mereka enggan mempercayai rasul yang diperkuat dengan mukjizat-mukjizat yang jelas itu. Mereka bahkan kadang-kadang berkata, secara bohong dan mengada-ada, \"Muhammad mendapatkan pelajaran dari manusia biasa,\" dan pada kesempatan lain berkata, \"Muhammad adalah orang yang tidak waras.\"

Tafsir Jalalayn

(Kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, \"Dia adalah seorang yang menerima ajaran) maksudnya dia diajari Alquran oleh orang lain (lagi pula dia seorang yang gila.\")

إِنَّا كَاشِفُوا۟ ٱلْعَذَابِ قَلِيلًا ۚ إِنَّكُمْ عَآئِدُونَ ﴿١٥﴾

Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar).

Quraish Shihab

Maka, Allah pun menjawab mereka, \"Kami akan membebaskan kalian dari siksa itu di dunia. Dan itu amat sedikit. Kelak kalian pasti akan kembali merasakan siksaan lagi.\"

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya kalau Kami lenyapkan siksaan itu) kelaparan dan paceklik itu dari mereka selama beberapa waktu (dalam waktu yang tidak lama) lalu Allah melenyapkan azab itu dari mereka (sesungguhnya kalian akan kembali) kepada kekafiran, dan memang mereka kembali lagi kepada kekafirannya.

يَوْمَ نَبْطِشُ ٱلْبَطْشَةَ ٱلْكُبْرَىٰٓ إِنَّا مُنتَقِمُونَ ﴿١٦﴾

(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.

Quraish Shihab

Ingatlah, wahai Rasulullah, hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang amat keras dan kuat. Dengan hantaman amat keras itu, Kami sungguh-sungguh membalas dendam kepada mereka.

Tafsir Jalalayn

Ingatlah (hari ketika Kami menghantam dengan hantaman yang keras) yaitu pada perang Badar. (Sesungguhnya Kami Pemberi balasan) kepada orang-orang yang kafir itu. Lafal Al-Bathsyu artinya menghantam dengan keras.

۞ وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَآءَهُمْ رَسُولٌۭ كَرِيمٌ ﴿١٧﴾

Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia,

Quraish Shihab

Sebelum orang-orang kafir Mekah, Kami telah menguji kaum Fir'aun dengan mengajak mereka untuk beriman. Mereka didatangi Mûsâ, seorang rasul yang mulia di sisi Allah. Tetapi, kemudian, mereka mengingkarinya dengan congkak. Begitu pula dengan orang-orang musyrik Mekah ini.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya telah Kami coba) Kami uji (sebelum mereka kaum Firaun) berikut Firaun sendiri (dan telah datang kepada mereka seorang rasul) yaitu Nabi Musa.s. (yang mulia) di sisi Allah swt.

أَنْ أَدُّوٓا۟ إِلَىَّ عِبَادَ ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٨﴾

(dengan berkata): \"Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu,

Quraish Shihab

Rasul yang mulia itu berkata kepada mereka, \"Terimalah dakwahku sebagai bentuk pelaksanaan perintah yang diwajibkan kepada kalian, wahai hamba-hamba Allah. Sebab, aku memang seorang rasul yang diutus khusus untuk kalian. Dan aku benar-benar jujur dalam membawa misi dakwah ini.

Tafsir Jalalayn

(Dengan berkata, \"Hendaknya) atau hendaknyalah (kalian tunaikan kepadaku) apa yang aku seru kalian untuk melakukannya, yaitu beriman kepada Allah. Maksudnya, tampakkanlah iman kalian kepadaku, hai (hamba-hamba Allah. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang dipercaya kepada kalian) dipercaya untuk menyampaikan apa yang aku diutus untuknya.

وَأَن لَّا تَعْلُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّىٓ ءَاتِيكُم بِسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٩﴾

dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.

Quraish Shihab

Janganlah kalian menyombongkan diri di hadapan Allah dengan mendustakan rasul-Nya. Karena aku datang kepada kalian dengan membawa mukjizat yang jelas, yang menerangkan kebenaran misiku sebagai nabi dan rasul.

Tafsir Jalalayn

(Dan Janganlah kalian menyombongkan diri) berlaku takabur (terhadap Allah) yaitu tidak menaati-Nya. (Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa bukti) tanda bukti (yang nyata\") yang menunjukkan kebenaran risalahku. Tetapi sebaliknya mereka mengancam akan merajamnya.

وَإِنِّى عُذْتُ بِرَبِّى وَرَبِّكُمْ أَن تَرْجُمُونِ ﴿٢٠﴾

Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku,

Quraish Shihab

Sesungguhnya aku berlindung kepada Sang Penciptaku dan Pencipta kalian dari upaya kalian untuk membunuhku dengan rajam.

Tafsir Jalalayn

Maka berdoalah Nabi Musa, (\"Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabb kalian, dari keinginan kalian merajamku) dengan batu.

وَإِن لَّمْ تُؤْمِنُوا۟ لِى فَٱعْتَزِلُونِ ﴿٢١﴾

dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)\".

Quraish Shihab

Kalau memang kalian tidak mau beriman kepadaku, maka menjauhlah dan jangan sakiti aku.\"

Tafsir Jalalayn

(Dan jika kalian tidak beriman kepadaku) tidak percaya kepadaku (maka biarkanlah aku\") artinya, janganlah kalian menyakitiku, akan tetapi mereka tidak mau membiarkannya.

فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوْمٌۭ مُّجْرِمُونَ ﴿٢٢﴾

Kemudian Musa berdoa kepada Tuhannya: \"Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka)\".

Quraish Shihab

Mûsâ kemudian memohon kepada Tuhannya dengan mengadukan kaumnya yang sangat ingkar, ketika telah merasa putus asa karena mereka tidak beriman, bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang layak mereka terima.

Tafsir Jalalayn

(Kemudian Musa berdoa kepada Rabbnya, \"Bahwasanya) (mereka ini adalah kaum yang berdosa\") orang-orang yang musyrik.

فَأَسْرِ بِعِبَادِى لَيْلًا إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ ﴿٢٣﴾

(Allah berfirman): \"Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,

Quraish Shihab

\"Berjalanlah kamu, wahai Mûsâ, bersama orang-orang yang beriman kepadamu pada malam hari secara sembunyi-sembunyi agar mereka tidak mengetahui. Sebab, kalau mereka mengetahui, Fir'aun dan pasukan tentaranya akan mengikuti lalu menangkap kalian.

Tafsir Jalalayn

Maka Allah swt. berfirman, (\"Maka berjalanlah kamu) lafaz ini dapat dibaca Fa-asri atau Fasri (dengan membawa hamba-hamba-Ku) yaitu Bani Israel (pada malam hari, sesungguhnya kalian akan dikejar) oleh Firaun dan kaumnya.

وَٱتْرُكِ ٱلْبَحْرَ رَهْوًا ۖ إِنَّهُمْ جُندٌۭ مُّغْرَقُونَ ﴿٢٤﴾

dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan\".

Quraish Shihab

Biarkan laut itu tetap terbelah setelah kamu pukul dengan tongkat, agar orang-orang yang ingkar itu melaluinya. Mereka pasti akan tenggelam.

Tafsir Jalalayn

(Dan biarkanlah laut itu) apabila kamu dan pengikut-pengikutmu telah menempuhnya (terbelah) tenang dalam keadaan terbelah hingga orang-orang Koptik atau kaum Firaun memasukinya (sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan\") maka tenanglah kamu jangan khawatir. Akhirnya mereka ditenggelamkan.

كَمْ تَرَكُوا۟ مِن جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ ﴿٢٥﴾

Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan,

Quraish Shihab

Setelah mati ditenggelamkan, mereka meninggalkan banyak taman segar dan mata air yang mengalir.

Tafsir Jalalayn

(Alangkah banyaknya taman yang mereka tinggalkan) yaitu kebun-kebun (dan mata air) yang mengalir.

وَزُرُوعٍۢ وَمَقَامٍۢ كَرِيمٍۢ ﴿٢٦﴾

dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah,

Quraish Shihab

Tanaman-tanaman yang beraneka ragam dan tempat tinggal yang indah.

Tafsir Jalalayn

(Dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah) atau tempat yang bagus.

وَنَعْمَةٍۢ كَانُوا۟ فِيهَا فَٰكِهِينَ ﴿٢٧﴾

dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,

Quraish Shihab

Juga, di samping itu, mereka meninggalkan kehidupan menyenangkan yang dahulu mereka nikmati.

Tafsir Jalalayn

(Dan nikmat) kesenangan (yang dahulu mereka bergelimang di dalamnya) bersenang-senang di dalamnya.

كَذَٰلِكَ ۖ وَأَوْرَثْنَٰهَا قَوْمًا ءَاخَرِينَ ﴿٢٨﴾

demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.

Quraish Shihab

Hukuman seperti ini diberikan Allah kepada orang yang melanggar dan tidak menaati perintah-Nya. Kenikmatan yang dahulu mereka rasakan itu diserahkan kepada kaum lain yang sama sekali tidak ada hubungan kerabat dan agama dengan mereka.

Tafsir Jalalayn

(Demikianlah) lafal Kadzaalika ini menjadi Khabar dari Mubtada; maksudnya, perkaranya demikianlah. (Dan Kami wariskan semua itu) yakni harta benda mereka (kepada kaum yang lain) yakni, kaum Bani Israel.

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ وَمَا كَانُوا۟ مُنظَرِينَ ﴿٢٩﴾

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.

Quraish Shihab

Langit dan bumi pun tak bersedih ketka mereka ditimpa siksaan itu, karena mereka memang hina. Mereka tidak diberi tenggang waktu untuk dapat bertobat dan untuk dapat menyadari kesalahannya, sebagai bentuk penghinaan terhadap mereka.\"

Tafsir Jalalayn

(Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka) berbeda dengan orang-orang yang beriman, jika mereka mati tanah tempat salat mereka menangisinya dan langit tempat naiknya amal mereka menangisinya pula (dan mereka pun tidak diberi tangguh) diakhirkan tobatnya.

وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ مِنَ ٱلْعَذَابِ ٱلْمُهِينِ ﴿٣٠﴾

Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan,

Quraish Shihab

Allah benar-benar telah menyelamatkan Banû Isrâ'îl dari siksaan yang menghinakan mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israel dari siksa yang menghinakan) yakni dari pembunuhan Firaun terhadap anak-anak laki-laki mereka dan perbudakannya terhadap anak-anak perempuan mereka.

مِن فِرْعَوْنَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَالِيًۭا مِّنَ ٱلْمُسْرِفِينَ ﴿٣١﴾

dari (azab) Fir'aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.

Quraish Shihab

Allah menyelamatkan mereka dari Fir'aun. Sesungguhnya Fir'aun benar-benar orang yang sombong terhadap kaumnya dan sangat berlebih-lebihan dalam melakukan kejahatan dan kesewenang-wenangan.

Tafsir Jalalayn

(Dari siksaan Firaun) menurut suatu pendapat menjadi Badal dari lafal Al'Adzaabi yang ada pada ayat sebelumnya dengan memperkirakan adanya Mudhaf sebelumnya, yaitu lafal 'Adzaabi, lengkapnya Min 'Adzaabi Firaun, artinya: dari siksaan Firaun. Tetapi menurut pendapat lain ia menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Al 'Adzaabi (sesungguhnya dia adalah orang yang sombong lagi salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.)

وَلَقَدِ ٱخْتَرْنَٰهُمْ عَلَىٰ عِلْمٍ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٣٢﴾

Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa.

Quraish Shihab

Allah bersumpah, \"Kami sungguh telah memilih Banû Isrâ'îl, karena Kami mengetahui keberhakan mereka untuk dipilih, di antara kalangan orang-orang berilmu pada zaman mereka. Kami mengutus banyak nabi dari kalangan Banû Isrâ'îl, meskipun Kami mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya.

Tafsir Jalalayn

(Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka) yaitu kaum Bani Israel (dengan pengetahuan) Kami yang mengetahui semua keadaan mereka (atas orang-orang yang pandai) di zamannya, yakni mereka dipilih menjadi orang-orang yang lebih pandai daripada orang-orang yang pandai di zamannya.

وَءَاتَيْنَٰهُم مِّنَ ٱلْءَايَٰتِ مَا فِيهِ بَلَٰٓؤٌۭا۟ مُّبِينٌ ﴿٣٣﴾

Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.

Quraish Shihab

Allah memberikan kepada mereka, melalui Mûsâ, sejumlah bukti yang mengandung ujian yang nyata bagi mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan Kami sesuatu yang di dalamnya terdapat cobaan yang nyata) yang dimaksud adalah nikmat yang nyata, yaitu dapat dibelahnya laut, diturunkannya manna dan salwa serta mukjizat-mukjizat lainnya.

إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَيَقُولُونَ ﴿٣٤﴾

Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata,

Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu berkata, \"Tidak ada kematian selain kematian yang pertama di dunia. Dan kita sama sekali tidak akan dibangkitkan kembali.\"

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya mereka itu) yakni orang-orang kafir Mekah (benar-benar berkata,)

إِنْ هِىَ إِلَّا مَوْتَتُنَا ٱلْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُنشَرِينَ ﴿٣٥﴾

\"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan,

Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu berkata, \"Tidak ada kematian selain kematian yang pertama di dunia. Dan kita sama sekali tidak akan dibangkitkan kembali.\"

Tafsir Jalalayn

(\"Tidak ada kematian) yang sesudahnya ada kehidupan lagi (selain kematian di dunia ini) sewaktu mereka masih dalam keadaan berupa air mani. (Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan) tidak akan dihidupkan kembali sesudah kematian yang pertama tadi.

فَأْتُوا۟ بِـَٔابَآئِنَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ ﴿٣٦﴾

maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar\".

Quraish Shihab

Mereka berkata kepada Rasulullah dan orang-orang Mukmin, \"Jika kalian memang orang-orang yang benar dengan klaim kalian bahwa Tuhan akan menghidupkan kembali orang mati untuk dihisab di akheirat, maka mintakanlah kepada Tuhan agar Dia menghidupkan kembali nenek moyang kami yang telah mati.\"

Tafsir Jalalayn

(Maka datangkanlah bapak-bapak kami) dalam keadaan hidup (jika kalian memang orang-orang yang benar\") bahwasanya kami akan dibangkitkan menjadi hidup kembali sesudah kami mati.

أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۢ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ أَهْلَكْنَٰهُمْ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ ﴿٣٧﴾

Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba' dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa.

Quraish Shihab

Apakah orang-orang kafir Mekah lebih kuat, lebih berkuasa dan lebih segalanya, atau kaum Tubba' dan orang-orang sebelum mereka? Orang-orang musyrik kaummu, Muhammad, tidak lebih kuat dari mereka. Mereka yang lebih kuat itu telah Kami musnahkan di dunia akibat sikap kafir dan perbuatan dosa mereka. Maka hendaknya orang-orang musyrik kaummu itu mengambil pelajaran dari mereka.

Tafsir Jalalayn

Allah swt. berfirman, (\"Apakah mereka yang lebih baik ataukah kaum Tubba'\") Tubba' adalah seorang nabi atau seorang yang saleh (dan orang-orang yang sebelum mereka) umat-umat sebelum mereka (Kami telah membinasakan mereka) karena kekafiran mereka. Makna ayat, bahwasanya orang-orang musyrik itu tidaklah lebih kuat daripada mereka, dan ternyata mereka pun telah dibinasakan (karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa.)

وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَٰعِبِينَ ﴿٣٨﴾

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.

Quraish Shihab

Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta apa saja yang ada di antara keduanya tanpa mengandung hikmah.

Tafsir Jalalayn

(Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main) dalam menciptakan hal tersebut; lafal Laa`ibiina menjadi Hal atau kata keterangan keadaan.

مَا خَلَقْنَٰهُمَآ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٩﴾

Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Quraish Shihab

Kami tidak menciptakan langit dan bumi kecuali untuk suatu hikmah, dengan aturan yang sangat tepat, yang membuktikan wujud, keesaan dan kekuasaan Kami. Tetapi kebanyakan mereka tidak memperhatikan hal ini dan tidak mengetahui bukti-bukti ini.

Tafsir Jalalayn

(Kami tidak menciptakan keduanya) dan apa yang ada di antara keduanya (melainkan dengan hak) dengan sebenarnya, daripadanya dapat disimpulkan tentang kekuasaan dan keesaan Kami, dan hal-hal lainnya (tetapi kebanyakan mereka) yaitu orang-orang kafir Mekah (tidak mengetahui.)

إِنَّ يَوْمَ ٱلْفَصْلِ مِيقَٰتُهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٤٠﴾

Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,

Quraish Shihab

Sesungguhnya hari pengadilan antara orang yang berbuat kebenaran dan orang yang berbuat kebatilan adalah waktu yang sudah dijanjikan untuk mereka semua.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya hari keputusan itu) yakni hari kiamat adalah hari di mana Allah memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya (adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya) untuk menerima azab yang abadi.

يَوْمَ لَا يُغْنِى مَوْلًى عَن مَّوْلًۭى شَيْـًۭٔا وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ ﴿٤١﴾

yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,

Quraish Shihab

Suatu hari ketika seorang kerabat tidak dapat menolak sedikt pun dari azab yang diderita kerabatnya. Begitu juga seorang sekutu terhadap sekutu lainnya. Mereka pun tidak dapat menolong diri sendiri di hadapan Allah.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya) baik karib karena hubungan kerabat atau karib karena hubungan persahabatan yang dekat. Ia tidak akan dapat membelanya (sedikit pun) dari azab itu (dan mereka tidak akan mendapat pertolongan) maksudnya tidak dapat dicegah dari azab itu. Lafal Yauma dalam ayat ini menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashli pada ayat sebelumnya.

إِلَّا مَن رَّحِمَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٤٢﴾

kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Quraish Shihab

Tetapi, orang-orang Mukmin yang memperoleh rahmat Allah akan mendapat ampunan dan perkenan- Nya untuk menerima syafaat. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa atas segala sesuatu dan Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya yang Mukmin.

Tafsir Jalalayn

(Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah) mereka adalah orang-orang mukmin, sebagian dari mereka dapat memberikan syafaat kepada sebagian lainnya dengan seizin Allah. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa) Maha Menang di dalam pembalasan-Nya terhadap orang-orang kafir (lagi Maha Penyayang) terhadap orang-orang mukmin.

إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ ﴿٤٣﴾

Sesungguhnya pohon zaqqum itu,

Quraish Shihab

Pohon zaqqûm yang terkenal dengan rupanya yang jelek, rasanya yang tidak enak dan baunya yang tak sedap, adalah makanan orang yang banyak berbuat dosa.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya pohon zaqqum itu) zaqqum adalah pohon yang paling buruk dan sangat pahit rasanya yang tumbuh di daerah Tihamah, kelak Allah akan menumbuhkannya pula di dasar neraka Jahim.

طَعَامُ ٱلْأَثِيمِ ﴿٤٤﴾

makanan orang yang banyak berdosa.

Quraish Shihab

Pohon zaqqûm yang terkenal dengan rupanya yang jelek, rasanya yang tidak enak dan baunya yang tak sedap, adalah makanan orang yang banyak berbuat dosa.

Tafsir Jalalayn

(Makanan orang yang banyak dosa) seperti Abu Jahal dan teman-temannya.

كَٱلْمُهْلِ يَغْلِى فِى ٱلْبُطُونِ ﴿٤٥﴾

(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,

Quraish Shihab

Rasanya seperti cairan bahan tambang yang meleleh karena panas, mendidih di dalam perut bagai air yang mencapai puncak titik didih.

Tafsir Jalalayn

(Ia bagaikan kotoran minyak) yakni hitam pekat bagaikan kotoran minyak; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua (yang mendidih di dalam perut) jika dibaca Taghli berarti menjadi Khabar ketiga, jika dibaca Yaghli berarti menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Al-Muhli.

كَغَلْىِ ٱلْحَمِيمِ ﴿٤٦﴾

seperti mendidihnya air yang amat panas.

Quraish Shihab

Rasanya seperti cairan bahan tambang yang meleleh karena panas, mendidih di dalam perut bagai air yang mencapai puncak titik didih.

Tafsir Jalalayn

(Seperti mendidihnya air yang amat panas) panasnya bagaikan air yang sangat panas.

خُذُوهُ فَٱعْتِلُوهُ إِلَىٰ سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ ﴿٤٧﴾

Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.

Quraish Shihab

Ambillah orang yang penuh dosa ini, wahai penjaga-penjaga jahanam, dan seretlah dengan paksa dan kejam ke tengah-tengah jahanam.

Tafsir Jalalayn

(Peganglah dia) dikatakan kepada malaikat Zabaniyah, \"Peganglah orang yang berdosa (kemudian seretlah dia) dapat dibaca Fa'tiluuhu atau Fa'tuluuhu artinya, seretlah dia dengan keras dan kasar (ke tengah-tengah jahim) ke tengah-tengah neraka.

ثُمَّ صُبُّوا۟ فَوْقَ رَأْسِهِۦ مِنْ عَذَابِ ٱلْحَمِيمِ ﴿٤٨﴾

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.

Quraish Shihab

Kemudian tuangkanlah air yang sangat panas di atas kepalanya untuk menambah siksaan dan rasa pedihnya.

Tafsir Jalalayn

(Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan dari air yang amat panas) sehingga azab tiada henti-hentinya menimpa mereka dan tidak pernah berpisah darinya. Pengertian ayat ini lebih keras daripada apa yang diungkapkan dalam ayat lain, yaitu, \"Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka...\" (Q.S. Al-Hajj, 19).

ذُقْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْكَرِيمُ ﴿٤٩﴾

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.

Quraish Shihab

Dengan nada mengejek dan menghina, kepada mereka dikatakan, \"Rasakanlah siksaan yang pedih ini. Bukankah kamu orang terhormat dan berkedudukan tinggi di kalangan kaummu?\"

Tafsir Jalalayn

Kemudian dikatakan kepadanya, \"(Rasakanlah) azab ini (sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia\") menurut dugaan dan perkataanmu yang telah menyatakan, bahwa tiada seorang pun di antara penghuni kedua bukit itu, yakni kota Mekah, orang yang lebih perkasa dan lebih mulia daripada dirinya.

إِنَّ هَٰذَا مَا كُنتُم بِهِۦ تَمْتَرُونَ ﴿٥٠﴾

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya.

Quraish Shihab

Siksaan yang kamu rasakan ini adalah benar-benar siksaan yang di dunia dahulu kamu ingkari dan kamu ragukan kejadianya.

Tafsir Jalalayn

Dan dikatakan kepada mereka, \"(Sesungguhnya ini) azab yang kalian rasakan ini (yang dahulu selalu kalian meragukannya\") yaitu meragukan keberadaannya.

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى مَقَامٍ أَمِينٍۢ ﴿٥١﴾

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

Quraish Shihab

Tetapi, orang-orang yang menjaga dirinya dari maksiat dan selalu taat kepada Allah berada di tempat yang tinggi dan aman.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat) atau kedudukan (yang aman) dari semua hal-hal yang menakutkan.

فِى جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ ﴿٥٢﴾

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air;

Quraish Shihab

Di dalam surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dengan mata air yang mengalir di bawahnya, sebagai suatu penghargaan kepada mereka dengan pemberian nikmat yang amat besar.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu di dalam taman-taman) kebun-kebun (dan mata air-mata air.)

يَلْبَسُونَ مِن سُندُسٍۢ وَإِسْتَبْرَقٍۢ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴿٥٣﴾

mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan,

Quraish Shihab

Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal untuk menambah perhiasan mereka. Mereka duduk berhadap-hadapan supaya semakin akrab.

Tafsir Jalalayn

(Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal) (seraya berhadap-hadapan) lafal Mutaqaabiliina adalah Hal atau kata keterangan keadaan, yakni, sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk sebagian yang lain, karena dipan-dipan tempat mereka duduk berbentuk bundar.

كَذَٰلِكَ وَزَوَّجْنَٰهُم بِحُورٍ عِينٍۢ ﴿٥٤﴾

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

Quraish Shihab

Selain balasan ini, di dalam surga mereka Kami kawinkan dengan bidadari yang putih dan lembut karena kemolekan dan kecantikanya serta matanya yang lebar.

Tafsir Jalalayn

(Demikianlah) sebelum lafal ini diperkirakan adanya lafal Al-Amru, yakni perkaranya demikianlah. (Dan Kami kawinkan mereka) dijodohkan atau mereka dibuat senang (dengan bidadari-bidadari) dengan wanita yang putih kulitnya dan jeli matanya serta sangat cantik rupanya.

يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ءَامِنِينَ ﴿٥٥﴾

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),

Quraish Shihab

Di dalamnya mereka dapat meminta segala jenis buah-buahan yang mereka inginkan. Mereka terhindar dari rasa sedih, dan kehilangan rezeki

Tafsir Jalalayn

(Mereka meminta) meminta kepada para pelayan surga (di dalamnya) di dalam surga, supaya para pelayan itu mendatangkan buat mereka (segala macam buah-buahan) surga (dengan aman) dari kehabisan dan dari kemudaratannya, serta aman dari segala kekhawatiran. Lafal Aaminiina berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan.

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا ٱلْمَوْتَ إِلَّا ٱلْمَوْتَةَ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَوَقَىٰهُمْ عَذَابَ ٱلْجَحِيمِ ﴿٥٦﴾

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,

Quraish Shihab

Di sana mereka tidak lagi merasakan mati setelah kematian di dunia ketika ajal mereka datang. Mereka dipelihara Tuhan dari siksa neraka.

Tafsir Jalalayn

(Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati yang pertama) yaitu kematian sewaktu di dunia. Sebagian ahli tafsir ada yang mengatakan bahwa lafal Illaa di sini bermakna Ba'da, yakni sesudah. (Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka.)

فَضْلًۭا مِّن رَّبِّكَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٥٧﴾

sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.

Quraish Shihab

Mereka terhindar dari siksaan itu berkat karunia dari kebaikan Sang Penciptamu. Keselamatan dari siksa neraka dan masuknya mereka ke dalam surga merupakan kemenangan yang amat besar.

Tafsir Jalalayn

(Sebagai karunia) lafal Fadhlan adalah Mashdar yang bermakna Tafadhdhulan, yakni pemberian karunia; dinashabkan oleh lafal Tafadhdhala yang diperkirakan keberadaannya sebelumnya (dari Rabbmu Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.)

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٥٨﴾

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.

Quraish Shihab

Kami memberi kemudahan kepadamu, Muhammad, untuk membaca dan menyampaikan isi al-Qur'ân kepada mereka dengan menggunakan bahasa mereka, hanya bertujuan agar mereka dapat mengambil pelajaran lalu mempercayainya dan mengamalkan ajaran yang dikandugnnya.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami mudahkan ia) Kami mudahkan Alquran itu (dengan bahasamu) dengan bahasa Arab supaya orang-orang Arab dapat memahaminya darimu (supaya mereka mendapat pelajaran) supaya mereka dapat mengambilnya sebagai nasihat, karena itu lalu mereka beriman kepadamu; tetapi ternyata mereka tidak juga mau beriman.

فَٱرْتَقِبْ إِنَّهُم مُّرْتَقِبُونَ ﴿٥٩﴾

Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula).

Quraish Shihab

Maka tunggulah apa yang akan terjadi pada diri mereka. Sesungguhnya mereka pun menunggu apa yang akan terjadi pada dirimu dan dakwahmu.

Tafsir Jalalayn

(Maka tunggulah) nantikanlah kebinasaan mereka (sesungguhnya mereka itu menunggu pula) kebinasaanmu. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berjihad melawan mereka.