Setting
Surah The winnowing winds [Adh-Dhariyat] in Indonesian
وَٱلذَّٰرِيَٰتِ ذَرْوًۭا ﴿١﴾
Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.
[[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah.
(Demi yang menerbangkan debu) yakni angin dan lain-lainnya (dengan sekuat-kuatnya) adalah Mashdar, yang diambil dari kata: Tudzriihi Dzaryan, artinya angin itu menerbangkannya.
فَٱلْحَٰمِلَٰتِ وِقْرًۭا ﴿٢﴾
dan awan yang mengandung hujan,
[[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah.
(Dan demi awan yang mengandung) awan yang membawa air (hujan) yakni beban berupa air hujan, berkedudukan menjadi Maf'ul dari lafal Al Haamiaat.
فَٱلْجَٰرِيَٰتِ يُسْرًۭا ﴿٣﴾
dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah.
[[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah.
(Dan demi yang berlayar) yakni kapal-kapal yang berlayar di atas permukaan air (dengan mudah) dengan sangat mudahnya. Kalimat ini adalah Mashdar yang berkedudukan menjadi Hal, yakni Muyassaratan.
فَٱلْمُقَسِّمَٰتِ أَمْرًا ﴿٤﴾
dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan,
[[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah.
(Dan demi yang membagi-bagi urusan) demi malaikat-malaikat yang membagi-bagi rezeki, hujan dan lain-lainnya ke berbagai negeri dan kepada semua hamba-hamba Allah.
إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌۭ ﴿٥﴾
sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar.
Sesungguhnya kebangkitan dan lainnya yang telah dijanjikan kepada kalian adalah benar-benar terjadi. Demikian pula balasan atas semua perbuatan kalian pasti akan terjadi.
(Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian) huruf Maa pada lafal Innamaa adalah Mashdariyah; yakni janji Allah kepada mereka, yaitu tentang hari berbangkit dan lain-lainnya (pasti benar) artinya sungguh merupakan janji yang benar.
وَإِنَّ ٱلدِّينَ لَوَٰقِعٌۭ ﴿٦﴾
dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.
Sesungguhnya kebangkitan dan lainnya yang telah dijanjikan kepada kalian adalah benar-benar terjadi. Demikian pula balasan atas semua perbuatan kalian pasti akan terjadi.
(Dan Sesungguhnya pembalasan itu) yakni pembalasan sesudah hisab (pasti terjadi) pasti akan terjadi.
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْحُبُكِ ﴿٧﴾
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,
Aku bersumpah demi langit yang memiliki celah-celah yang teratur, bahwa apa yang kalian katakan itu rancu.
(Demi langit yang mempunyai jalan-jalan) lafal Al Hubuk adalah bentuk jamak dari Habiikah, sama halnya dengan lafal Thariiqah yang bentuk jamaknya Thuruq, yakni sejak ia diciptakan mempunyai jalan-jalan, sebagaimana jalan di padang pasir.
إِنَّكُمْ لَفِى قَوْلٍۢ مُّخْتَلِفٍۢ ﴿٨﴾
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat,
Aku bersumpah demi langit yang memiliki celah-celah yang teratur, bahwa apa yang kalian katakan itu rancu.
(Sesungguhnya kalian) hai penduduk Mekah terhadap Nabi saw. dan Alquran (benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat) terkadang mengatakannya sebagai penyair, dan terkadang penyihir, dan terkadang peramal, dan terhadap Alquran terkadang mereka mengatakannya sebagai syair; terkadang sebagai sihir dan terkadang dianggap sebagai ramalan.
يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ ﴿٩﴾
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quran) orang yang dipalingkan.
Orang yang dipalingkan dari keimanan terhadap janji yang benar dan pembalasan yang terjadi selalu berpaling darinya karena lebih mengedepankan hawa nafsu daripada akalnya.
(Dipalingkan) dijauhkan (daripadanya) dari Nabi saw. dan Alquran; maksudnya dipalingkan dari beriman kepadanya (orang yang dipalingkan) dari jalan petunjuk, menurut ilmu Allah swt.
قُتِلَ ٱلْخَرَّٰصُونَ ﴿١٠﴾
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,
Binasalah para pendusta yang berbicara tentang keadaan hari kiamat dengan sangkaan dan khayalan yang tenggelam dalam kebodohan dan lalai terhadap bukti-bukti keimanan.
(Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta) amat terkutuklah orang-orang yang berdusta, yaitu orang-orang yang mempunyai pendapat yang berbeda-beda.
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى غَمْرَةٍۢ سَاهُونَ ﴿١١﴾
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai,
Binasalah para pendusta yang berbicara tentang keadaan hari kiamat dengan sangkaan dan khayalan yang tenggelam dalam kebodohan dan lalai terhadap bukti-bukti keimanan.
(Yaitu orang-orang yang terbenam di dalam kebodohannya) di dalam kebodohan yang menutupi akal mereka (lagi lalai) akan perkara akhirat.
يَسْـَٔلُونَ أَيَّانَ يَوْمُ ٱلدِّينِ ﴿١٢﴾
mereka bertanya: \"Bilakah hari pembalasan itu?\"
Dengan maksud mengejek dan menafikan kemungkinan terjadinya, mereka bertanya, \"Kapankah hari pembalasan itu terjadi?\"
(Mereka bertanya) kepada nabi dengan nada memperolok-olokkan, (\"Bilakah hari pembalasan?\") kapan datangnya hari pembalasan itu. Jawaban yang patut buat mereka ialah, \"Memang Kiamat pasti datang,
يَوْمَ هُمْ عَلَى ٱلنَّارِ يُفْتَنُونَ ﴿١٣﴾
(Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka.
Pada saat mereka dihadapkan ke neraka, mereka disiksa dengan sengatan apinya.
(Yaitu pada hari ketika mereka di azab di dalam neraka\") yakni sewaktu mereka diazab di dalamnya, lalu dikatakan kepada mereka ketika mereka sedang diazab,
ذُوقُوا۟ فِتْنَتَكُمْ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ ﴿١٤﴾
(Dikatakan kepada mereka): \"Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan\".
Ketika itu dikatakan kepada mereka, \"Rasakanlah siksaan kalian ini! Inilah yang dahulu, ketika di dunia, pernah kalian minta disegerakan.\"
(\"Rasakanlah azab kalian) siksaan kalian. (Inilah) azab (yang dahulu kalian minta supaya disegerakan\") di dunia dengan nada mengejek.
إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍ ﴿١٥﴾
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air,
Sesungguhnya orang-orang yang taat dan takut kepada Allah akan memperoleh kenikmatan di taman- taman surga dan mata air-mata air yang tak bisa terbayangkan,
(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam surga) di taman-taman surga (dan di mata air-mata air) yang mengalir di dalam surga.
ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ ﴿١٦﴾
sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
sambil menerima pahala dan kemuliaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Sebelum itu, ketika di dunia, mereka itu adalah orang-orang yang baik dalam melaksanakan apa yang diminta dari mereka.
(Sambil mengambil) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam Khabarnya Inna (apa yang didatangkan kepada mereka) apa yang diberikan kepada mereka (oleh Rabb mereka) yaitu berupa pahala-pahala. (Sesungguhnya mereka sebelum itu) sebelum mereka masuk surga (adalah orang-orang yang berbuat baik) di dunia.
كَانُوا۟ قَلِيلًۭا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
Mereka selalu tidur sedikit di waktu malam dan sering bangun malam untuk beribadah. Dan pada akhir malam mereka selalu meminta ampunan Tuhan.
(Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam) lafal Yahja'uuna artinya mereka tidur, dan lafal Maa adalah Zaidah, sedangkan lafal Yahja'uuna adalah Khabar dari Kaana, dan lafal Qaliilan adalah Zharaf. Yakni, mereka tidur di malam hari hanya sedikit, karena kebanyakan dipakai untuk salat.
وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿١٨﴾
Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Mereka selalu tidur sedikit di waktu malam dan sering bangun malam untuk beribadah. Dan pada akhir malam mereka selalu meminta ampunan Tuhan.
(Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun) mereka berdoa dengan mengucapkan, \"Allaahumaghfir Lanaa\", Ya Allah ampunilah kami.
وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّۭ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ ﴿١٩﴾
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.
Di dalam harta mereka terdapat hak orang-orang yang memerlukan, baik yang meminta maupun yang tidak.
(Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta-minta) karena ia memelihara dirinya dari perbuatan itu.
وَفِى ٱلْأَرْضِ ءَايَٰتٌۭ لِّلْمُوقِنِينَ ﴿٢٠﴾
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
Di bumi ini terdapat banyak bukti jelas yang dapat menghantarkan kepada keyakinan bagi orang yang mau menempuhnya.
(Dan di bumi itu) yakni gunung-gunung, tanahnya, lautan, pohon-pohonan, buah-buahan, dan tumbuh-tumbuhannya serta lain-lainnya (terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah swt. dan keesaan-Nya (bagi orang-orang yang yakin).
وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ﴿٢١﴾
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
Di dalam diri kalian juga terdapat bukti-bukti kekuasaan Allah yang sangat jelas. Apakah kalian melalaikannya sehingga tidak memperhatikan?
(Dan juga pada diri kalian sendiri) terdapat pula tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Nya, yaitu mulai dari permulaan penciptaan kalian hingga akhirnya, dan di dalam susunan penciptaan kalian terkandung pula keajaiban-keajaiban. (Maka apakah kalian tidak memperhatikan?) akan hal tersebut yang karena itu lalu kalian dapat menyimpulkan akan Penciptanya dan kekuasaan-Nya yang Maha Besar.
وَفِى ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ ﴿٢٢﴾
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.
Dan di langit terdapat rezeki kalian dan ketentuan yang telah dijanjikan kepada kalian.
(Dan di langit terdapat rezeki kalian) yaitu hujan yang menyebabkan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan sebagai rezeki (dan terdapat pula apa yang dijanjikan kepada kalian) yakni tempat kembali, pahala, dan siksaan. Catatan mengenai hal tersebut terdapat di langit.
فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ إِنَّهُۥ لَحَقٌّۭ مِّثْلَ مَآ أَنَّكُمْ تَنطِقُونَ ﴿٢٣﴾
Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.
Maka, demi langit dan bumi, aku bersumpah bahwa sesungguhnya semua yang kalian ingkari seperti terjadinya kebangkitan, pembalasan, pemberian siksa kepada orang-orang yang mendustakan dan pahala untuk orang-orang yang bertakwa benar-benar akan terjadi seperti halnya omongan yang tidak diragukan terjadinya dari kalian itu.
(Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya ia) yakni apa yang dijanjikan kepada kalian (adalah benar seperti perkataan yang kalian ucapkan) di-rafa-kannya lafal Mitslu karena menjadi sifat, sedangkan huruf Maa yang sesudahnya adalah Zaidah. Bila dibaca Mitsla maka tulisannya disatukan dengan Maa. Maknanya, kenyataannya seperti perkataan yang kalian ucapkan, yakni pengetahuan mengenai hal itu sudah dimaklumi oleh kalian, dan hal itu justru timbul dari diri kalian sendiri.
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ ﴿٢٤﴾
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
Tahukah kamu tentang kisah para malaikat yang menjadi tamu terhormat Nabi Ibrâhîm. Ketika masuk, para malaikat itu mengucapkan, \"Salam sejahtera.\" Ibrâhîm pun menjawab, \"Salam sejahtera. Kalian adalah orang-orang yang tak dikenal.\"
(Sudahkah sampai kepadamu) khithab ini ditujukan kepada Nabi saw. (cerita tamu Ibrahim yang dimuliakan) mereka adalah malaikat-malaikat yang jumlahnya ada dua belas atau sepuluh atau tiga malaikat; di antara mereka terdapat malaikat Jibril.
إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًۭا ۖ قَالَ سَلَٰمٌۭ قَوْمٌۭ مُّنكَرُونَ ﴿٢٥﴾
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: \"Salaamun\". Ibrahim menjawab: \"Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal\".
Tahukah kamu tentang kisah para malaikat yang menjadi tamu terhormat Nabi Ibrâhîm. Ketika masuk, para malaikat itu mengucapkan, \"Salam sejahtera.\" Ibrâhîm pun menjawab, \"Salam sejahtera. Kalian adalah orang-orang yang tak dikenal.\"
(Ketika) lafal Idz di sini berkedudukan menjadi Zharaf bagi lafal Hadiitsu Dhaifi Ibraahiima (mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, \"Salaaman\") tamu-tamu itu mengucapkan perkataan tersebut. (Ibrahim menjawab, \"Salaamun\") menjawab dengan ucapan yang sama (mereka adalah orang-orang yang tidak dikenal) maksudnya, kami tidak mengenal mereka, Nabi Ibrahim mengatakan ucapan ini di dalam hatinya. Kalimat ini berkedudukan menjadi Khabar dari Mubtada yang keberadaannya diperkirakan, yaitu lafal Haa`ulaa`i yang artinya mereka.
فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍۢ سَمِينٍۢ ﴿٢٦﴾
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
Ibrâhîm pergi menemui isterinya dengan diam-diam. Kemudian ia datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk. Daging itu pun didekatkan kepada mereka. Tetapi mereka tidak memakannya. Dengan nada menolak sikap mereka, Ibrâhîm berkata, \"Silahkan kalian makan?\"
(Maka dia pergi) yakni ia beranjak dari situ (menemui keluarganya) dengan diam-diam (kemudian dibawanya daging anak sapi yang gemuk). Di dalam surah Hud telah disebutkan pula melalui firman-Nya, \"... dengan membawa daging anak sapi yang dipanggang.\" (Q.S. Hud, 69) yakni daging anak sapi gemuk itu sudah dipanggang.
فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ ﴿٢٧﴾
Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: \"Silahkan anda makan\".
Ibrâhîm pergi menemui isterinya dengan diam-diam. Kemudian ia datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk. Daging itu pun didekatkan kepada mereka. Tetapi mereka tidak memakannya. Dengan nada menolak sikap mereka, Ibrâhîm berkata, \"Silahkan kalian makan?\"
(Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, \"Silakan kalian makan\") Nabi Ibrahim mempersilakan mereka untuk makan, tetapi mereka tidak mau memakannya.
فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةًۭ ۖ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٍۢ ﴿٢٨﴾
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: \"Janganlah kamu takut\", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
Lalu, di dalam dirinya, ia merasa takut dengan mereka. Para malaikat itu pun berkata, \"Jangan takut!\" Mereka pun lalu memberikan kabar gembira kepadanya berupa kedatangan seorang anak yang sangat cerdas.
(Maka Ibrahim memendam) di dalam hatinya (rasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, \"Janganlah kamu takut\") sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu (dan mereka memberi kabar gembira dengan kelahiran seorang anak yang alim) yakni anak yang mempunyai ilmu banyak yaitu, Nabi Ishak sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surah Hud.
فَأَقْبَلَتِ ٱمْرَأَتُهُۥ فِى صَرَّةٍۢ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌۭ ﴿٢٩﴾
Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: \"(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul\".
Ketika mendengar berita gembira itu, istrinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri karena tercengang dan heran seraya berkata, \"Aku adalah seorang perempuan tua yang mandul, bagaimana mungkin dapat melahirkan?\"
(Kemudian istrinya datang) yakni Siti Sarah (seraya memekik) karena tercengang, berkedudukan menjadi Hal; yakni Siti Sarah datang seraya memekik karena kaget (lalu menepuk mukanya sendiri) menampar mukanya sendiri (seraya berkata, \"Aku adalah seorang perempuan tua yang mandul\") yang tidak dapat melahirkan anak sama sekali, pada saat itu umur Sarah mencapai sembilan puluh sembilan tahun, sedangkan Nabi Ibrahim seratus tahun; atau umur Nabi Ibrahim pada saat itu seratus dua puluh tahun, sedangkan umur Siti Sarah sembilan puluh tahun.
قَالُوا۟ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٣٠﴾
Mereka berkata: \"Demikianlah Tuhanmu memfirmankan\" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Mereka berkata, \"Begitulah ketentuan Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Mahabijaksana dalam menentukan segala sesuatu, lagi Maha Mengetahui.\"
(Mereka berkata, \"Demikianlah) sebagaimana perkataan kami tentang berita gembira ini (Rabbmu memfirmankan\". Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
۞ قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿٣١﴾
Ibrahim bertanya: \"Apakah urusanmu hai para utusan?\"
Ibrâhîm berkata, \"Apakah urusan kalian, setelah berita gembira ini, wahai para utusan?\"
(Ibrahim bertanya, \"Apakah urusan kalian) maksudnya, kepentingan kalian (hai para utusan?\");
قَالُوٓا۟ إِنَّآ أُرْسِلْنَآ إِلَىٰ قَوْمٍۢ مُّجْرِمِينَ ﴿٣٢﴾
Mereka menjawab: \"Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),
Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.\"
(Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa) kaum yang kafir, mereka adalah kaum Nabi Luth.
لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةًۭ مِّن طِينٍۢ ﴿٣٣﴾
agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.\"
(Agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang keras) yang dibakar oleh api.
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ ﴿٣٤﴾
yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas\".
Mereka menjawab, \"Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.\"
(Yang ditandai) yang diberi tanda padanya nama orang-orang yang akan dilemparkan (di sisi Rabbmu) menjadi Zharaf dari lafal yang sebelumnya (untuk orang-orang yang melampaui batas\") karena mereka gemar melakukan homosex, dan kekafiran mereka.
فَأَخْرَجْنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٣٥﴾
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.
Kami memutuskan untuk mengeluarkan orang-orang Mukmin yang ada di negeri itu hingga tidak Kami dapati di situ kecuali penghuni sebuah rumah yang berserah diri.
(Lalu Kami keluarkan orang-orang yang berada di negeri itu) kampung-kampung Nabi Luth (yakni orang-orang yang beriman) karena orang-orang kafirnya akan dibinasakan.
فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍۢ مِّنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ﴿٣٦﴾
Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.
Kami memutuskan untuk mengeluarkan orang-orang Mukmin yang ada di negeri itu hingga tidak Kami dapati di situ kecuali penghuni sebuah rumah yang berserah diri.
(Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya, mereka dinamakan sebagai orang-orang yang beriman dan berserah diri, karena mereka adalah orang-orang yang beriman dengan sepenuh kalbu serta mengamalkan ketaatan dengan semua anggota tubuh mereka.
وَتَرَكْنَا فِيهَآ ءَايَةًۭ لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ﴿٣٧﴾
Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.
Kami tinggalkan di negeri itu tanda kehancuran penduduknya agar orang-orang yang takut akan siksa pedih dapat menjadikannya pelajaran.
(Dan Kami tinggalkan pada negeri itu) sesudah semua orang-orang kafir dibinasakan (suatu tanda) yakni tanda yang menunjukkan bahwa mereka telah dibinasakan (bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih) hingga hal itu dijadikan sebagai peringatan buat mereka, supaya mereka tidak melakukan perbuatan yang sama.
وَفِى مُوسَىٰٓ إِذْ أَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿٣٨﴾
Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata.
Dalam kisah Nabi Mýûsâ juga terdapat pelajaran. Yaitu ketika Kami mengutusnya dengan didukung oleh bukti yang jelas.
(Dan juga pada Musa) di-'athaf-kan kepada lafal Fiihaa. Maknanya, Dan Kami jadikan pada kisah Musa suatu tanda (ketika Kami mengutusnya kepada Firaun) (dengan membawa bukti yang nyata) yakni hujjah yang jelas dan terang.
فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِۦ وَقَالَ سَٰحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌۭ ﴿٣٩﴾
Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: \"Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila\".
Karena merasa kuat, Fir'aun tidak percaya kepada Mûsâ. Fir'aun berkata, \"Dia adalah seorang penyair dan gila.\"
(Maka dia berpaling) yakni Firaun tidak mau beriman (bersama tentaranya) bersama dengan pasukannya; di sini bala tentara dinamakan Ar Rukn yang arti asalnya adalah pilar karena memang bala tentara itu adalah pilar atau penopang bagi pemimpinnya (dan berkata) kepada Nabi Musa, bahwa (dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila).
فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌۭ ﴿٤٠﴾
Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela.
Maka Kami menyiksa Fir'aun dan orang-orang yang ia banggakan. Mereka Kami campakkan ke laut dalam keadaan kafir dan sombong yang tercela.
(Maka Kami siksa dia dan bala tentaranya lalu Kami lemparkan mereka) Kami campakkan mereka (ke dalam laut) hingga tenggelamlah mereka (sedangkan dia) yakni Firaun (melakukan pekerjaan yang tercela) yaitu mendustakan rasul-rasul dan mengaku-ngaku menjadi Tuhan.
وَفِى عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ ٱلرِّيحَ ٱلْعَقِيمَ ﴿٤١﴾
Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan,
Dalam kisah kaum 'Ad juga terdapat pelajaran. Yaitu ketika Kami mengirimkan angin yang tidak membawa kebaikan kepada mereka.
(Dan juga pada) kisah pembinasaan kaum (Ad) terdapat tanda yang dijadikan sebagai pelajaran (ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan) yaitu angin yang sama sekali tidak membawa kebaikan, karena tidak membawa air hujan dan tidak dapat menyerbukkan pohon-pohon, angin ini dinamakan angin puting beliung.
مَا تَذَرُ مِن شَىْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَٱلرَّمِيمِ ﴿٤٢﴾
angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.
Angin itu tidak membiarkan suatu pun yang diterpanya melainkan dijadikannya seperti tulang yang hancur.
(Angin itu tidak membiarkan sesuatu pun) baik jiwa atau harta benda (yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk) yakni sebagai barang rongsokan yang tercabik-cabik.
وَفِى ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا۟ حَتَّىٰ حِينٍۢ ﴿٤٣﴾
Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: \"Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu\".
Dan dalam kisah kaum Tsamûd juga terdapat tanda kekuasaan Allah. Yaitu ketika dikatakan kepada mereka, \"Bersenang-senanglah di negeri kalian sampai waktu yang ditentukan.\" Mereka enggan dan berlaku angkuh, tidak memenuhi perintah Tuhan. Maka mereka disambar petir sampai binasa. Mereka menyaksikan sendiri peristiwa itu terjadi pada mereka.
(Dan pada) kisah pembinasaan kaum (Tsamud) terdapat tanda yang dijadikan sebagai pelajaran (ketika dikatakan kepada mereka) sesudah mereka menyembelih unta, (\"Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu\") yakni sampai habisnya ajal kalian, dan di dalam ayat lain disebutkan, \"Bersukarialah kamu sekalian di rumah kalian selama tiga, hari.\" (Q.S. Hud, 65)
فَعَتَوْا۟ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَهُمْ يَنظُرُونَ ﴿٤٤﴾
Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya.
Dan dalam kisah kaum Tsamûd juga terdapat tanda kekuasaan Allah. Yaitu ketika dikatakan kepada mereka, \"Bersenang-senanglah di negeri kalian sampai waktu yang ditentukan.\" Mereka enggan dan berlaku angkuh, tidak memenuhi perintah Tuhan. Maka mereka disambar petir sampai binasa. Mereka menyaksikan sendiri peristiwa itu terjadi pada mereka.
(Maka mereka berlaku angkuh) bersikap sombong (terhadap perintah Rabb mereka) yaitu mereka tidak mau mengerjakannya (lalu mereka disambar petir) yakni teriakan yang membinasakan mereka, hal ini terjadi setelah tiga hari sejak mereka menyembelih unta itu (sedangkan mereka melihatnya) karena azab itu terjadi di siang hari.
فَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ مِن قِيَامٍۢ وَمَا كَانُوا۟ مُنتَصِرِينَ ﴿٤٥﴾
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan,
Sekali-kali mereka tidak dapat bangun dan tidak pula berhasil menolak azab.
(Maka mereka sama sekali tidak dapat bangun) mereka tidak mampu bangkit sewaktu azab turun kepada mereka (dan tiadalah mereka orang-orang yang dapat mengalahkan) yang membinasakan mereka.
وَقَوْمَ نُوحٍۢ مِّن قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًۭا فَٰسِقِينَ ﴿٤٦﴾
dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.
Sebelum mereka, kaum Nabi Nûh juga telah Kami binasakan. Mereka adalah kaum yang benar-benar tidak taat kepada Allah.
(Dan kaum Nuh) kalau dibaca Qaumi Nuuh, dibaca Jar, berarti di-'athaf-kan kepada lafal Tsamuuda; yakni di dalam pembinasaan mereka dengan azab yang turun dari langit dan azab dari bumi terdapat pelajaran. Kalau dibaca Nashab yakni Qauma Nuuh artinya, kami telah membinasakan kaum Nuh (sebelum itu) sebelum dibinasakan orang-orang yang telah disebutkan tadi. (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik).
وَٱلسَّمَآءَ بَنَيْنَٰهَا بِأَيْي۟دٍۢ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ ﴿٤٧﴾
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. (1) Dan bumi itu Kami bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami. (1) Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benada langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300. 000 km per detik. Frase \"Wa Innâ Lamûsi'ûn\" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya.
(Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan.
وَٱلْأَرْضَ فَرَشْنَٰهَا فَنِعْمَ ٱلْمَٰهِدُونَ ﴿٤٨﴾
Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami).
Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. (1) Dan bumi itu Kami bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami. (1) Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benada langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300. 000 km per detik. Frase \"Wa Innâ Lamûsi'ûn\" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya.
(Dan bumi itu Kami hamparkan) Kami buat terhampar, menurut pandangan mata (maka sebaik-baik yang menghamparkan) adalah Kami.
وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٤٩﴾
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.
Segala sesuatu Kami ciptakan dua jenis yang berpasang-pasangan agar kalian ingat sehingga percaya kepada kekuasaan Kami.
(Dan segala sesuatu) ber-ta'alluq kepada lafal Khalaqnaa (Kami ciptakan berpasang-pasangan) yakni dari dua jenis, yaitu jenis pria dan wanita; ada langit dan ada bumi; ada matahari dan ada bulan; ada dataran rendah dan ada dataran tinggi, ada musim panas dan ada musim dingin, ada rasa manis dan ada rasa masam, ada gelap dan ada terang (supaya kalian berfikir) asal kata Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna, lalu salah satu huruf Ta-nya dibuang sehingga jadilah Tadzakkaruuna. Karena itu kalian mengetahui bahwa Pencipta pasangan-pasangan itu adalah Esa, lalu kalian menyembah-Nya.
فَفِرُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٥٠﴾
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Maka bersegeralah taat kepada Allah. Jangan kalian jadikan tuhan yang lain bersama Allah. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah sebagai pemberi peringatan yang jelas tentang akibat syirik.
(Maka segeralah kembali kepada Allah) larilah kalian kepada pahala-Nya dari siksaan-Nya, yaitu dengan jalan menaati-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. (Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untuk kalian) aku adalah seorang pemberi peringatan yang jelas lagi gamblang.
وَلَا تَجْعَلُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٥١﴾
Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Maka bersegeralah taat kepada Allah. Jangan kalian jadikan tuhan yang lain bersama Allah. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah sebagai pemberi peringatan yang jelas tentang akibat syirik.
(Dan Janganlah kalian mengadakan tuhan Yang lain di samping Allah. Sesunguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untuk kalian) sebelum firman-Nya, \"Fafirruu\" diperkirakan ada lafal Qul Lahum artinya, \"Katakanlah kepada mereka.\"
كَذَٰلِكَ مَآ أَتَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا۟ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ ﴿٥٢﴾
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: \"Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila\".
Begitulah sikap umat-umat tersebut terhadap para rasul mereka. Setiap datang seorang rasul kepada orang-orang yang datang sebelum kaummu, mereka mengatakan, \"Ia adalah seorang ahli sihir atau orang gila.\"
(Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan,) \"Dia (adalah seorang tukang sihir atau orang gila\") sebagaimana mereka mendustakanmu melalui perkataan mereka, bahwa sesungguhnya kami adalah seorang tukang sihir atau kamu adalah orang gila. Maka umat-umat terdahulu pun pernah mengatakan hal yang serupa sewaktu mereka mendustakan rasul-rasulnya.
أَتَوَاصَوْا۟ بِهِۦ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌۭ طَاغُونَ ﴿٥٣﴾
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.
Apakah mereka saling berpesan satu sama lainnya tentang ucapan tersebut sehingga menghujat rasul? Sebenarnya, mereka adalah kaum yang melampaui batas hingga melakukan hal itu.
(Apakah mereka saling berpesan) mereka semuanya (tentang hal itu) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Nafi. (Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas) sikap kelewat batas merekalah yang mendorong mereka semuanya mengatakan perkataan tersebut.
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَآ أَنتَ بِمَلُومٍۢ ﴿٥٤﴾
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela.
Maka berpalinglah dari orang-orang yang durhaka itu. Kamu tidak bersalah karena mereka tidak memenuhi seruanmu.
(Maka berpalinglah kamu) palingkanlah dirimu (dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela) karena sesungguhnya kamu telah menyampaikan risalahmu kepada mereka.
وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٥﴾
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
Dan tetaplah selalu memberi peringatan. Sebab peringatan itu dapat menambah penglihatan dan keyakinan orang-orang Mukmin.
(Dan tetaplah memberi peringatan) maksudnya, tetaplah memberi nasihat dengan Alquran (karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman) hal ini termasuk ilmu Allah swt. yang telah mengetahui, bahwa orang yang bersangkutan adalah orang yang beriman.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali kepada-Ku, tetapi mereka Aku ciptakan untuk beribadah kepada-Ku. Dan ibadah itu sangat bermanfaat untuk mereka sendiri.
(Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku) pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan kenyataan, bahwa orang-orang kafir tidak menyembah-Nya. Karena sesungguhnya tujuan dari ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja dengan pengertian yang terdapat di dalam perkataanmu, \"Aku runcingkan pena ini supaya aku dapat menulis dengannya.\" Dan kenyataannya terkadang kamu tidak menggunakannya.
مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍۢ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾
Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Aku tidak menginginkan rezeki dari mereka. Sebab Aku tidak membutuhkan bantuan makhluk. Demikian pula, Aku tidak ingin mereka memberi-Ku makan. Sebab Aku selalu memberi makan, tidak diberi makan.
(Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka) untuk-Ku dan untuk mereka serta untuk selain mereka (dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan) baik dari diri mereka atau pun dari selain mereka.
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ ﴿٥٨﴾
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Sesungguhnya hanya Allah semata yang menanggung rezeki hamba-hamba-Nya. Dia mempunyai kekuatan, lagi sangat kokoh yang tidak terkalahkan.
(Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh) yakni Sangat Perkasa.
فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذَنُوبًۭا مِّثْلَ ذَنُوبِ أَصْحَٰبِهِمْ فَلَا يَسْتَعْجِلُونِ ﴿٥٩﴾
Maka sesungguhnya untuk orang-orang zalim ada bagian (siksa) seperti bahagian teman mereka (dahulu); maka janganlah mereka meminta kepada-Ku untuk menyegerakannya.
Sesungguhnya orang-orang yang menzalimi diri mereka dengan bersikap kafir dan berdusta akan mendapat bagian berupa siksa seperti yang dirasakan oleh umat-umat terdahulu. Maka hendaknya mereka tidak meminta Aku menyegerakan siksa tersebut sebelum waktunya.
(Maka sesungguhnya untuk orang-orang yang aniaya) terhadap diri mereka sendiri karena melakukan kekafiran, yaitu dari kalangan penduduk Mekah dan lain-lainnya (ada bagian) bagian siksaan (seperti bagian) yakni sebagaimana bagian siksa yang diterima oleh (teman-teman mereka) yang telah binasa sebelum mereka (maka janganlah mereka meminta kepada-Ku menyegerakannya) meminta azab disegerakan atas mereka bila Aku menangguhkannya sampai hari kiamat nanti.
فَوَيْلٌۭ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن يَوْمِهِمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ ﴿٦٠﴾
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka.
Maka kebinasaanlah bagi orang-orang kafir pada hari yang telah dijanjikan kepada mereka karena terdapat banyak siksa dan kepedihan.
(Maka kecelakaanlah) artinya, azab yang amat keraslah (bagi orang-orang yang kafir pada) (hari yang diancamkan kepada mereka) pada hari kiamat nanti.