Main pages

Surah She that disputes [Al-Mujadila] in Indonesian

Surah She that disputes [Al-Mujadila] Ayah 22 Location Madanah Number 58

قَدْ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوْلَ ٱلَّتِى تُجَٰدِلُكَ فِى زَوْجِهَا وَتَشْتَكِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَآ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ ﴿١﴾

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Quraish Shihab

[[58 ~ AL-MUJADILAH (WANITA YANG MENGGUGAT) Pendahuluan: Madaniyyah, 22 ayat ~ Surat ini diawali dengan pembicaraan tentang wanita yang dijatuhi sumpah zihar oleh suaminya berikut keterangan mengenai hukumnya. Pada ayat-ayat berikutnya, Allah kemudian menyalahkan orang-orang yang memusuhi agama-Nya lalu memperingatkan mereka untuk tidak mengadakan pembicaraan rahasia dalam masalah dosa dan permusuhan. Setelah itu Allah mengajarkan suatu etika--berkenaan dengan pembicaraan rahasia--kepada orang-orang Mukmin, baik di antara sesama mereka ataupun antara mereka dengan Rasulullah saw. Setelah itu dalam surat ini Allah juga menyalahkan orang-orang munafik yang menjadikan orang-orang kafir sebagai teman. Mereka itu, menurut Allah, adalah anggota kelompok setan (hizb al-syaithân) yang pasti kalah. Surat ini ditutup dengan gambaran menyeluruh mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki oleh orang Mukmin seperti, di antaranya, lebih mengutamakan restu Allah dan rasul-Nya daripada restu orang lain meskipun mereka adalah bapak, anak, saudara, atau kerabat dekat mereka. Allah menggambarkan bahwa mereka adalah anggota golongan Allah (hizb Allâh) yang pasti menang.]] Allah benar-benar telah mendengar wanita yang mendebatmu tentang hal ihwal suaminya yang menjatuhkan sumpah zihar kepadanya dan mengeluhkannya kepada Allah. Allah mendengar perkataan yang kalian berdua perdebatkan. Pendengaran-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu yang mungkin didengar dan penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu yang mungkin terlihat. (1) (1) Latar belakang turunnya ayat ini adalah sebuah kasus yang mengisahkan bahwa Aws ibn al-Shâmit suatu ketika memarahi istrinya, Khawlah bint Tsa'labah. Kepada sang istri, Aws berkata, \"Bagiku, punggungmu seperti punggung ibuku.\" Pada zaman jahiliah, ungkapan seperti itu mengandung makna majas (metaforis) yang berarti bahwa istri tidak lagi halal untuk digauli. Khawlah mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. yang kemudian menanggapinya dengan bersabda, \"Aku tidak mendapat perintah apa-apa mengenai persoalanmu itu. Menurutku kamu telah haram untuk digauli suamimu.\" Khawlah pun mendebat Rasulullah dan mengadukan perkaranya kepada Allah karena didorong oleh rasa takut berpisah dengan suami dan takut kehilangan anak. Kemudian turunlah ayat ini bersama tiga ayat berikutnya.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu) yakni seorang wanita yang melapor kepadamu, hai nabi (tentang suaminya) yang telah mengucapkan kata-kata zihar kepadanya. Suami wanita itu berkata kepadanya, \"Kamu menurutku bagaikan punggung ibuku.\" Lalu wanita itu menanyakan hal tersebut kepada Nabi saw., maka beliau menjawab bahwa dia haram atas suaminya. Hal ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di kalangan mereka, bahwa zihar itu akibatnya adalah perpisahan untuk selama-lamanya. Wanita yang dimaksud bernama Khaulah binti Tsa'labah, sedangkan suaminya bernama Aus bin Shamit (dan mengadukan halnya kepada Allah) yakni tentang keadaannya yang tidak mempunyai orang tua dan famili yang terdekat, serta keadaan ekonominya yang serba kekurangan, di samping itu ia menanggung beban anak-anaknya yang masih kecil-kecil; apabila anak-anaknya dibawa oleh suaminya, niscaya mereka akan tersia-sia dan tak terurus lagi keadaannya tetapi apabila anak-anak itu di bawah pemeliharaannya, niscaya mereka akan kelaparan. (Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua) dialog kamu berdua. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat) artinya Maha Mengetahui.

ٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِنكُم مِّن نِّسَآئِهِم مَّا هُنَّ أُمَّهَٰتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَٰتُهُمْ إِلَّا ٱلَّٰٓـِٔى وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنكَرًۭا مِّنَ ٱلْقَوْلِ وَزُورًۭا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌۭ ﴿٢﴾

Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Quraish Shihab

Orang-orang yang, di antara kalian, menjatuhkan sumpah zihar kepada istrinya dengan menganggapnya haram digauli--seperti halnya ibu mereka yang juga haram mereka gauli--telah berbuat salah. Istri bukanlah ibu. Ibu mereka yang sebenarnya adalah orang yang melahirkan mereka. Orang-orang yang menjatuhkan sumpah zihar itu benar-benar mengatakan sesuatu yang buruk dan tidak disukai oleh selera yang normal, di samping telah mengatakan suatu kebohongan yang menyimpang dari kebenaran. Ampunan Allah benar-benar amat besar terhadap apa-apa yang terlanjur kalian lakukan.

Tafsir Jalalayn

(Orang-orang yang menzihar) asal kata yazhzhahharuuna adalah yatazhahharuuna, kemudian huruf ta diidgamkan ke dalam huruf zha sehingga jadilah yazhzhahharuuna. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca dengan memakai huruf alif di antara huruf zha dan ha, sehingga bacaannya menjadi yazhaaharuuna. Menurut qiraat lainnya dibaca seperti wazan yuqaatiluuna, yakni menjadi yuzhaahiruuna. Lafal yang sama pada ayat berikutnya berlaku pula ketentuan ini (istrinya di antara kalian, padahal tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita-wanita) lafal allaaiy dapat dibaca dengan memakai huruf ya dan dapat pula dibaca tanpa ya (yang melahirkan mereka. Sesungguhnya mereka) dengan melakukan zihar itu (sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta). (Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun) kepada orang yang melakukan zihar dengan pembayaran kifarat.

وَٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِن نِّسَآئِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا۟ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍۢ مِّن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا ۚ ذَٰلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِۦ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ ﴿٣﴾

Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Quraish Shihab

Adapun mereka yang pada mulanya menjatuhkan sumpah zihar tetapi kemudian menengok kembali ucapannya itu, menyadari kesalahannya dan menginginkan agar hubungan suami istri tetap berlanjut, mereka harus memerdekakan seorang hamba sahaya sebelum kembali berhubungan dengan istri. Memerdekakan hamba sahaya yang telah diwajibkan Allah itu merupakan pelajaran bagi kalian agar tidak kembali kepada perbuatan semula. Allah mengetahui semua yang kalian perbuat.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan) tentang zihar ini, seumpama dia bersikap berbeda dengan apa yang telah dikatakannya itu, yaitu dengan cara tetap memegang istri yang diziharnya. Sedangkan perbuatan ini jelas bertentangan dengan maksud tujuan daripada perkataan zihar, yaitu menggambarkan istri dengan sifat yang menjadikannya haram bagi dia (maka memerdekakan seorang budak) maksudnya wajib atasnya memerdekakan seorang budak (sebelum kedua suami istri itu bercampur) bersetubuh. (Demikianlah yang diajarkan kepada kalian, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا ۖ فَمَن لَّمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًۭا ۚ ذَٰلِكَ لِتُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۗ وَلِلْكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٤﴾

Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.

Quraish Shihab

Sedangkan bagi orang yang tidak menemukan seorang hamba sahaya, maka ia harus melakukan puasa dua bulan berturut-turut sebelum melakukan hubungan suami istri. Jika tidak mampu juga, maka ia harus memberi makan enam puluh orang miskin. Hal itu Kami syariatkan agar kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian berbuat atas dasar keimanan itu. Itu semua adalah aturan Allah, maka jangan kalian langgar! Orang-orang kafir akan mendapatkan siksa yang sangat menyakitkan.

Tafsir Jalalayn

(Maka barang siapa yang tidak mendapatkan) budak (maka wajib atasnya berpuasa dua bulan berturut-turut, sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak mampu) melakukan puasa (memberi makan enam puluh orang miskin) diwajibkan atasnya, yakni sebelum keduanya bercampur kembali sebagai suami istri; untuk tiap-tiap orang miskin satu mudd makanan pokok negeri orang yang bersangkutan. Kesimpulan hukum ini berdasarkan pemahaman menyamakan pengertian yang mutlak dengan yang muqayyad. (Demikianlah) keringanan ini dengan memakai kifarat (supaya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah) yakni hukum-hukum tersebut (batasan-batasan Allah, dan bagi orang-orang yang ingkar) kepada batasan-batasan atau hukum-hukum Allah itu (azab yang sangat pedih) atau siksaan yang amat menyakitkan.

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحَآدُّونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ كُبِتُوا۟ كَمَا كُبِتَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ وَقَدْ أَنزَلْنَآ ءَايَٰتٍۭ بَيِّنَٰتٍۢ ۚ وَلِلْكَٰفِرِينَ عَذَابٌۭ مُّهِينٌۭ ﴿٥﴾

Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan.

Quraish Shihab

Orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya benar-benar telah terhinakan seperti halnya orang-orang sebelum mereka. Kami telah menurunkan bukti-bukti kebenaran yang jelas. Karenanya, orang-orang yang mengingkarinya akan mendapatkan siksa yang sangat menghinakan.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya orang-orang yang menentang) orang-orang yang melawan (Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan) mereka pasti akan memperoleh kehinaan (sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan) karena mereka menentang rasul-rasul mereka. (Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas) yang menunjukkan kebenaran Rasul. (Dan bagi orang-orang yang kafir) yang ingkar kepada ayat-ayat itu (ada azab yang menghinakan) yaitu siksaan yang membuat mereka hina.

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًۭا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ ﴿٦﴾

Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Quraish Shihab

Yaitu di hari ketika Allah menghidupkan mereka setelah mati, lalu diberi tahu tentang amalan-amalan yang telah mereka perbuat. Amalan-amalan itu telah Allah hitung dengan tepat, sedang mereka sendiri telah melupakannya. Allah benar-benar melihat dan menyaksikan segala sesuatu.

Tafsir Jalalayn

(Pada hari ketika mereka semuanya dibangkitkan Allah lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitung amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu).

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَىٰ ثَلَٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ أَدْنَىٰ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا۟ ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ ﴿٧﴾

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Quraish Shihab

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi? Bila saja ada tiga orang yang mengadakan pembicaraan rahasia, maka--karena Dia selalu mengetahuinya--Dia adalah yang keempatnya. Jika ada lima orang yang berbuat demikian, maka Dia adalah yang keenamnya. Atau jika orang yang mengadakan pembicaran rahasia itu berjumlah lebih kecil atau lebih besar dari itu, Dia selalu menyertai mereka. Dia mengetahui segala sesuatu yang mereka bisikkan di mana saja mereka berada. Pada hari kiamat, Allah akan memberitahukan mereka segala sesuatu yang pernah mereka perbuat. Allah benar-benar mengetahui segala sesuatu.

Tafsir Jalalayn

(Tidakkah kamu perhatikan) tidakkah kamu ketahui (bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya) yakni melalui ilmu-Nya. (Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).

أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ نُهُوا۟ عَنِ ٱلنَّجْوَىٰ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا۟ عَنْهُ وَيَتَنَٰجَوْنَ بِٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ وَمَعْصِيَتِ ٱلرَّسُولِ وَإِذَا جَآءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ ٱللَّهُ وَيَقُولُونَ فِىٓ أَنفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا ٱللَّهُ بِمَا نَقُولُ ۚ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا ۖ فَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ﴿٨﴾

Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: \"Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?\" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Quraish Shihab

Apakah kamu, wahai Rasulullah, tidak mengetahui orang-orang yang dilarang mengadakan pembicaraan rahasia di antara mereka mengenai hal-hal yang menimbulkan keragu-raguan di dalam hati orang-orang Mukmin, lalu kembali melakukan hal-hal yang dilarang, melakukan pembicaraan tentang dosa yang akan mereka lakukan secara rahasia, permusuhan yang mereka inginkan dan mendurhakai utusan Allah? Bila datang kepadamu, mereka mengucapkan salam dengan kata yang \"dipelesetkan\" yang tidak digunakan oleh Allah dalam menyambutmu. Di dalam hati mereka mengatakan, \"Mengapa Allah tidak menyiksa kita jika ia benar-benar seorang rasul?\" Cukuplah bagi mereka neraka jahanam yang akan mereka masuki. Mereka akan terbakar. Tempat kembali yang paling buruk adalah tempat kembali mereka. (1) (1) Suatu ketika, antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi di Madinah terjadi perjanjian damai. Salah satu kebiasaan orang-orang Yahudi adalah bahwa jika ada seorang Muslim yang akan lewat di hadapan mereka, mereka saling berbisik satu sama lain sehingga orang Muslim itu menyangka bahwa mereka berencana hendak membunuh atau menyakitinya. Akhirnya orang Muslim itu membatalkan rencananya berjalan melewati tempat itu. Kebiasaan orang-orang Yahudi itu kemudian dilarang oleh Rasulullah saw., tetapi mereka tidak mengindahkan larangan itu. Mereka bahkan mengucapkan doa buruk (umpatan dan sebagainya) ketika berjumpa Rasulullah yang dikemas dalam bentuk salam. Dengan latar belakang itu turunlah ayat ini.

Tafsir Jalalayn

(Apakah tidak kamu perhatikan) apakah tidak kamu lihat (orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali mengerjakan larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada rasul) mereka adalah orang-orang Yahudi; Nabi saw. telah melarang mereka dari pembicaraan rahasia yang dahulu sering mereka lakukan. Pembicaraan rahasia mereka itu dalam rangka merencanakan tindakan sabotase terhadap kaum mukminin, dimaksud supaya mereka dapat menanamkan keraguan dalam hati kaum mukminin. (Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu) hai nabi (dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu) yaitu perkataan mereka, \"As-Sammu 'alaika,\" yakni kematian atasmu. (Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, \"Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan azab atas kami oleh Allah disebabkan apa yang kita katakan itu?\") Yakni salam penghinaan yang kami katakan itu, kalau begitu dia bukanlah seorang nabi, sekalipun dia adalah nabi. (Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki Dan seburuk-buruk tempat kembali itu) adalah neraka Jahanam.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا تَنَٰجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَٰجَوْا۟ بِٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ وَمَعْصِيَتِ ٱلرَّسُولِ وَتَنَٰجَوْا۟ بِٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ﴿٩﴾

Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

Quraish Shihab

Wahai orang-orang yang mempercayai Allah dan Rasul-Nya, apabila kalian mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kalian lakukan itu demi berbuat dosa, menyakiti orang lain atau melanggar perintah Rasul! Sebaliknya, lakukanlah pembicaraan rahasia itu dalam hal saling berpesan untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa! Kemudian takutlah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kalian akan digiring setelah dibangkitkan dari kematian!

Tafsir Jalalayn

(Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kalian membicarakan tentang berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada rasul. Dan bicarakanlah tentang berbuat kebaikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kalian akan dikembalikan).

إِنَّمَا ٱلنَّجْوَىٰ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ لِيَحْزُنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَيْسَ بِضَآرِّهِمْ شَيْـًٔا إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ﴿١٠﴾

Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.

Quraish Shihab

Sesungguhnya melakukan pembicaraan rahasia yang dapat menimbulkan keraguan adalah salah satu godaan setan untuk memasukkan kesedihan ke dalam hati orang-orang Mukmin. Tetapi hal itu tidak akan membahayakan mereka kecuali dengan kehendak Allah. Dari itu, hanya kepada-Nyalah orang-orang Mukmin harus bersandar.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu) yakni yang membicarakan berbuat dosa dan yang sejenisnya (adalah dari setan) melalui bujuk rayuannya (supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan tiadalah) pembicaraan itu (dapat memberikan mudarat kepada mereka barang sedikit pun kecuali dengan izin Allah) atas kehendak-Nya (dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal).

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ ﴿١١﴾

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: \"Berlapang-lapanglah dalam majlis\", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: \"Berdirilah kamu\", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Quraish Shihab

Wahai orang-orang yang mempercayai Allah dan rasul-Nya, apabila kalian diminta untuk melapangkan tempat duduk bagi orang lain agar ia dapat duduk bersama kalian maka lakukanlah, Allah pasti akan melapangkan segala sesuatu untuk kalian! Juga apabila kalian diminta untuk berdiri dari tempat duduk, maka berdirilah! Allah akan meninggikan derajat orang-orang Mukmin yang ikhlas dan orang-orang yang berilmu menjadi beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang kalian perbuat.

Tafsir Jalalayn

(Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, \"Berlapang-lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis\") yaitu majelis tempat Nabi saw. berada, dan majelis zikir sehingga orang-orang yang datang kepada kalian dapat tempat duduk. Menurut suatu qiraat lafal al-majaalis dibaca al-majlis dalam bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk kalian) di surga nanti. (Dan apabila dikatakan, \"Berdirilah kalian\") untuk melakukan salat dan hal-hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan (maka berdirilah) menurut qiraat lainnya kedua-duanya dibaca fansyuzuu dengan memakai harakat damah pada huruf Syinnya (niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut (dan) Dia meninggikan pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) di surga nanti. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نَٰجَيْتُمُ ٱلرَّسُولَ فَقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىْ نَجْوَىٰكُمْ صَدَقَةًۭ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ وَأَطْهَرُ ۚ فَإِن لَّمْ تَجِدُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾

Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Quraish Shihab

Wahai orang-orang yang mempercayai Allah dan Rasul-Nya, apabila kalian hendak melakukan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, maka bersedekahlah lebih dahulu karena hal itu lebih baik bagi kalian dan lebih dapat membersihkan hati. Apabila kalian tidak mempunyai sesuatu yang disedekahkan, maka Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Tafsir Jalalayn

(Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul) yakni kalian bermaksud untuk melakukannya dengan dia (hendaklah kalian mengeluarkan sebelum pembicaraan kalian itu) sebelum pembicaraan khusus itu diadakan (sedekah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian dan lebih bersih) artinya lebih membersihkan dosa-dosa kalian (jika kalian tidak menemukan) apa yang kalian sedekahkan (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap pembicaraan khusus yang akan kalian lakukan itu (lagi Maha Penyayang) terhadap kalian. Makna yang dimaksud, tiada dosa bagi kalian untuk melakukan pembicaraan khusus itu sekalipun tanpa sedekah.

ءَأَشْفَقْتُمْ أَن تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىْ نَجْوَىٰكُمْ صَدَقَٰتٍۢ ۚ فَإِذْ لَمْ تَفْعَلُوا۟ وَتَابَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٣﴾

Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Quraish Shihab

Apakah kalian takut untuk selalu memberikan sedekah sebelum melakukan pembicaraan dengan Rasulullah? Apabila kalian tidak melakukannya padahal Allah mengampuni kalian, maka lakukanlah terus salat dan membayar zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya! Allah mengetahui amal perbuatan kalian dan akan selalu memberi balasan sesuai dengan hal itu.

Tafsir Jalalayn

(Apakah kalian takut) dapat dibaca tahqiq dan tashil, artinya merasa takut dari (karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan rasul) karena takut menjadi miskin. (Maka jika kalian tiada memperbuatnya) artinya tidak memberikan sedekah (dan Allah telah memberi tobat kepada kalian) maksudnya Dia telah membebaskan kalian dari sedekah itu (maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya) yakni terus-meneruslah kalian melakukan hal-hal tersebut (dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْا۟ قَوْمًا غَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى ٱلْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٤﴾

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.

Quraish Shihab

Wahai Rasulullah, apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang munafik yang menjadikan bangsa yang dimurkai Allah sebagai teman? Mereka yang menjadikan teman itu bukan bagian dari kalian dan bukan pula bagian dari mereka yang dijadikan teman. Mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongannya, padahal mereka benar-benar tahu bahwa mereka adalah pembohong.

Tafsir Jalalayn

(Tidakkah kamu perhatikan) tidakkah kamu melihat (orang-orang yang menjadikan teman) mereka adalah kaum munafik (suatu kaum) yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi (yang dimurkai Allah? Orang-orang itu bukan) yakni orang-orang munafik itu bukan (dari golongan kalian) orang-orang mukmin (dan bukan pula dari golongan mereka) bukan dari kalangan orang-orang Yahudi akan tetapi mereka adalah orang-orang yang bermuka dua. (Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan) yakni perkataan mereka bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang beriman (sedang mereka mengetahui) bahwa dalam hal ini mereka berdusta belaka.

أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمْ عَذَابًۭا شَدِيدًا ۖ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١٥﴾

Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

Quraish Shihab

Allah menyediakan untuk orang-orang munafik itu suatu siksa yang sangat keras. Kemunafikan dan sumpah bohong yang pernah mereka lakukan itu benar-benar sangat buruk.

Tafsir Jalalayn

(Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan) dari perbuatan-perbuatan maksiat.

ٱتَّخَذُوٓا۟ أَيْمَٰنَهُمْ جُنَّةًۭ فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌۭ ﴿١٦﴾

Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.

Quraish Shihab

Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai untuk menghindari pembunuhan, penawanan anak dan perampasan harta mereka. Dengan begitu mereka telah menghalangi jalan Allah. Karenanya mereka akan mendapatkan siksa yang sangat menghinakan.

Tafsir Jalalayn

(Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai) untuk melindungi jiwa dan harta mereka (lalu mereka halangi) dengan sumpah mereka itu orang-orang mukmin (dari jalan Allah) untuk berjihad melawan mereka yang musuh dalam selimut itu, dengan cara membunuh mereka dan merampas harta benda mereka (karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan) siksaan yang membuat mereka hina.

لَّن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿١٧﴾

Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya.

Quraish Shihab

Harta dan anak mereka tidak akan dapat menghalangi mereka dari siksa Allah sedikit pun. Mereka adalah penghuni neraka yang kekal di dalamnya.

Tafsir Jalalayn

(Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna untuk menolong mereka dari Allah) dari azab-Nya (barang sedikit pun) yakni tiada berguna sama sekali. (Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya).

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًۭا فَيَحْلِفُونَ لَهُۥ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ ﴿١٨﴾

(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.

Quraish Shihab

Pada hari ketika Allah membangkitkan mereka semua dari kubur, dan mereka bersumpah bahwa dulu mereka beriman sebagaimana sekarang ini bersumpah di depan kalian. Mereka mengira bahwa, dengan sumpah itu, mereka telah melakukan suatu kelicikan yang menguntungkan mereka. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka adalah golongan yang mencapai puncak kebohongan.

Tafsir Jalalayn

Ingatlah (hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya) bahwasanya mereka adalah orang-orang yang beriman (sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh sesuatu) manfaat dari sumpah mereka di akhirat itu sebagaimana sumpah mereka di dunia. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta).

ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ ﴿١٩﴾

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.

Quraish Shihab

Mereka dikuasai oleh setan hingga lupa berzikir kepada Allah dan merenungi keagungan-Nya. Mereka adalah kelompok setan. Dan kelompok setan adalah orang-orang yang mencapai puncak kerugian.

Tafsir Jalalayn

(Telah berkuasa) maksudnya telah berhasil mempengaruhi (atas mereka setan) karena ternyata mereka menaatinya (lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan) yakni pengikut-pengikutnya. (Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi).

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحَآدُّونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ٱلْأَذَلِّينَ ﴿٢٠﴾

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina.

Quraish Shihab

Orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya adalah bagian dari golongan yang mencapai puncak kehinaan itu.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya orang-orang yang menentang) melawan (Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina) yang dikalahkan.

كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِىٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌۭ ﴿٢١﴾

Allah telah menetapkan: \"Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang\". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Quraish Shihab

Allah telah menentukan bahwa Dia dan rasul-rasul-Nya benar-benar akan menang. Allah benar-benar sempurna kekuatan-Nya dan tidak akan terkalahkan.

Tafsir Jalalayn

(Allah telah menetapkan) di Lohmahfuz, atau Allah telah memastikan: (\"Aku dan Rasul-Ku pasti menang.\") Dalam berhujah atau berdebat atau menggunakan senjata. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa).

لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿٢٢﴾

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

Quraish Shihab

Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang percaya kepada Allah dan hari kiamat saling mencinta dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan para utusan-Nya, kendati mereka itu adalah bapak, anak, saudara, atau kerabat mereka sendiri. Mereka yang tidak menjadikan orang-orang yang memusuhi Allah sebagai teman, telah ditetapkan imannya oleh Allah di dalam hati mereka. Allah mendukung mereka, dengan kekuatan dari-Nya, dan akhirnya memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang dialiri sungai- sungai. Di situ mereka akan kekal, dan akan mendapatkan kesenangan yang tiada putus-putusnya. Mereka dicintai dan mencintai Allah. Mereka itulah kelompok Allah, dan hanya kelompok Allah yang akan menang.

Tafsir Jalalayn

(Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang) artinya berteman (dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang-orang itu) yakni orang-orang yang menentang itu (bapak-bapak mereka) yakni bapak-bapak orang-orang yang beriman (atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, atau pun keluarga mereka) bahkan orang-orang yang beriman itu pasti memusuhi mereka dan memerangi mereka demi keimanannya, sebagaimana yang dialami oleh sebagian para sahabat. (Mereka itulah) orang-orang yang tidak mau berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya (yang Allah telah menanamkan) yakni meneguhkan (keimanan dalam kalbu mereka dan menguatkan mereka dengan cahaya) yakni nur (dari-Nya) dari Allah swt. (Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun merasa puas terhadap-Nya) atas pahala. (Mereka itulah golongan Allah) artinya yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung) yang memperoleh keberuntungan.