Setting
Surah The reality [Al-Haaqqa] in Indonesian
ٱلْحَآقَّةُ ﴿١﴾
Hari kiamat,
[[69 ~ AL-HAQQAH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 52 ayat ~ Surat ini memaparkan keadaan pada hari kiamat dan menyebutkan kehancuran dan siksaan keras yang dialami umat-umat terdahulu karena mendustakan risalah. Surat ini juga berbicara tentang tiupan sangkakala, perubahan dan kehancuran bumi, gunung dan langit serta dikumpulkannya semua makhluk untuk diperhitungkan amalnya. Dalam surat ini terdapat berita gembira bagi para pengikut kebenaran berupa balasan terhormat dan kenikmatan yang akan mereka terima serta peringatan bagi para pengikut kebatilan akan siksa yang menyakitkan. Surat ini di tutup dengan pembicaraan tentang kebenaran Rasulullah saw. dalam semua yang disampaikannya dan kebenaran al-Qur'ân yang mutlak.]] Hari kiamat yang akan terjadi itu benar. Apakah hari kiamat yang benar-benar akan terjadi itu?
(Hari yang benar) yaitu hari kiamat, dikatakan demikian karena pada hari itu dibenarkan hal-hal yang diingkari, seperti mengenai adanya hari kebangkitan, hari hisab dan hari pembalasan. Atau dinamakan demikian karena pada hari itu ditampakkan kepada mereka hal-hal tersebut.
مَا ٱلْحَآقَّةُ ﴿٢﴾
apakah hari kiamat itu?
[[69 ~ AL-HAQQAH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 52 ayat ~ Surat ini memaparkan keadaan pada hari kiamat dan menyebutkan kehancuran dan siksaan keras yang dialami umat-umat terdahulu karena mendustakan risalah. Surat ini juga berbicara tentang tiupan sangkakala, perubahan dan kehancuran bumi, gunung dan langit serta dikumpulkannya semua makhluk untuk diperhitungkan amalnya. Dalam surat ini terdapat berita gembira bagi para pengikut kebenaran berupa balasan terhormat dan kenikmatan yang akan mereka terima serta peringatan bagi para pengikut kebatilan akan siksa yang menyakitkan. Surat ini di tutup dengan pembicaraan tentang kebenaran Rasulullah saw. dalam semua yang disampaikannya dan kebenaran al-Qur'ân yang mutlak.]] Hari kiamat yang akan terjadi itu benar. Apakah hari kiamat yang benar-benar akan terjadi itu?
(Apakah hari yang benar itu) ungkapan ini mengandung makna yang menggambarkan tentang keagungan hari kiamat; dan berkedudukan sebagai mubtada yang sekaligus sebagai khabar dari lafal al-haaqqah yang pertama.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحَآقَّةُ ﴿٣﴾
Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
Apakah yang dapat memberitahukanmu tentang hakikatnya dan memberikan gambaran kepadamu tentang kedahsatannya?
(Dan tahukah kamu) sudah tahukah kamu (apakah hari yang benar itu?) ungkapan ini menambah keagungan hari kiamat. Maa yang pertama menjadi mubtada sedangkan maa yang kedua menjadi khabarnya. Dan maa yang kedua berikut khabarnya berkedudukan sebagai maf'ul kedua dari lafal adraa.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌۢ بِٱلْقَارِعَةِ ﴿٤﴾
Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat.
Kaum Tsamûd dan 'Ad telah mendustakan hari kiamat yang mengejutkan semua makhluk karena kedahsatannya.
(Kaum Tsamud dan kaum 'Ad telah mendustakan hari yang menggentarkan) yakni hari kiamat, hari kiamat dinamakan demikian karena kedahsyatan dan kengerian yang terjadi pada hari itu sangat menggentarkan hati.
فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا۟ بِٱلطَّاغِيَةِ ﴿٥﴾
Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa.
Kaum Tsamûd dibinasakan dengan peristiwa yang luar biasa dahsatnya.
(Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan teriakan yang dahsyat) teriakan yang kerasnya melampaui batas.
وَأَمَّا عَادٌۭ فَأُهْلِكُوا۟ بِرِيحٍۢ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۢ ﴿٦﴾
Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
Sedangkan kaum 'Ad dibinasakan dengan angin kencang yang sangat dingin.
(Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat keras) sangat keras suaranya (lagi amat kuat) kuat lagi keras; angin tersebut ditimpakan atas kaum Ad, sekalipun mereka kuat lagi keras tetapi menghadapi angin ini mereka tidak berarti apa-apa.
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍۢ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًۭا فَتَرَى ٱلْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۢ ﴿٧﴾
yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Allah menimpakan angin tersebut kepada mereka selama tujuh hari delapan malam secara terus menerus. Kamu akan melihat, di tempat angin itu bertiup, mereka mati bagaikan pangkal-pangkal pohon yang telah lapuk bagian dalamnya.
(Yang Allah tundukkan angin itu) artinya Allah mengirimkannya dengan kekuasaan-Nya (kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari) dimulai pada pagi hari Rabu, tanggal dua puluh dua bulan Syawal; angin itu terjadi di pertengahan musim dingin (terus-menerus) atau secara berturut-turut. Keadaan angin itu diserupakan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tukang setrika, yaitu sewaktu ia mengulang-ulang setrikaannya pada penyakit yang diobatinya. Yakni, ia mengulang-ulanginya dari satu waktu ke waktu yang lainnya hingga penyakitnya lenyap sama sekali (maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan) mereka tercampakkan ke dalam keadaan binasa (seakan-akan mereka batang) pokok (pohon kurma yang lapuk) yang jatuh karena keropos atau lapuk.
فَهَلْ تَرَىٰ لَهُم مِّنۢ بَاقِيَةٍۢ ﴿٨﴾
Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.
Maka, apakah kamu masih melihat seseorang dari mereka yang tersisa dan tidak turut binasa?
(Maka apakah kamu melihat bekas-bekas mereka?) lafal baaqiyah adalah sifat dari lafal nafsin yang diperkirakan keberadaannya; yaitu apakah kamu melihat seseorang pun yang tinggal di antara mereka? Atau lafal baaqiyah ini huruf ta-nya untuk menunjukkan makna mubalaghah, yakni bekas-bekasnya? Tentu saja tidak.
وَجَآءَ فِرْعَوْنُ وَمَن قَبْلَهُۥ وَٱلْمُؤْتَفِكَٰتُ بِٱلْخَاطِئَةِ ﴿٩﴾
Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar.
Telah datang Fir'aun, orang-orang kafir dari umat terdahulu dan kelompok masyarakat yang keluar dari kebenaran dan fitrah yang suci dengan melakukan perbuatan dosa besar yang keji.
(Dan telah datang Firaun dan orang-orang yang mengikutinya) beserta para pengikutnya. Menurut suatu qiraat, lafal qabilahu dibaca qablahu sehingga artinya, orang-orang kafir yang sebelumnya (dan negeri-negeri yang dijungkirbalikkan) penduduknya dijungkirbalikkan berikut negeri-negeri tempat tinggal mereka; yang dimaksud adalah negeri-negeri tempat tinggal kaum Nabi Luth (karena kesalahan yang besar) karena mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa besar.
فَعَصَوْا۟ رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةًۭ رَّابِيَةً ﴿١٠﴾
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.
Masing-masing mereka durhaka kepada utusan Tuhan mereka. Maka Allah menyiksa mereka dengan siksa yang sangat keras.
(Maka masing-masing mereka mendurhakai rasul Rabb mereka) mendurhakai Nabi Luth dan nabi-nabi lainnya (lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras) siksaan yang lebih keras daripada siksaan-siksaan lainnya.
إِنَّا لَمَّا طَغَا ٱلْمَآءُ حَمَلْنَٰكُمْ فِى ٱلْجَارِيَةِ ﴿١١﴾
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera,
Sesungguhnya ketika air telah melampaui batas dan naik sampai ke atas gunung dalam peristiwa topan, Kami membawa kalian--dengan membawa tetua kalian--ke dalam bahtera yang berlayar.
(Sesungguhnya Kami tatkala air naik) naik ke atas, sehingga segala sesuatu termasuk gunung-gunung dan lain-lainnya semuanya tenggelam yaitu, pada masa banjir besar (Kami bawa kalian) bapak moyang kalian, karena kalian pada zaman itu masih berada di dalam tulang sulbi mereka (ke dalam bahtera) atau perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh. Akhirnya, selamatlah Nabi Nuh beserta orang-orang yang beriman bersamanya yang berada di dalam bahtera itu, sedangkan yang lainnya semua mati tenggelam.
لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةًۭ وَتَعِيَهَآ أُذُنٌۭ وَٰعِيَةٌۭ ﴿١٢﴾
agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.
Agar Kami jadikan peristiwa selamatnya orang-orang Mukmin dan tenggelamnya orang-orang kafir sebagai pelajaran dan nasehat bagi kalian. Juga agar setiap orang yang mendengar dapat memperhatikannya.
(Agar Kami jadikan peristiwa itu) atau perbuatan ini, yaitu diselamatkan-Nya orang-orang yang beriman dan ditenggelamkan-Nya orang-orang yang kafir (peringatan bagi kalian) pelajaran (dan agar diperhatikan) supaya hal itu tetap diingat (oleh telinga yang mau mendengar) mau menerima apa yang didengarnya.
فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفْخَةٌۭ وَٰحِدَةٌۭ ﴿١٣﴾
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup
Ketika sangkakala ditiup dengan sekali tiupan saja, bumi dan gunung diangkat dari tempatnya lalu dibenturkan dengan sekali bentur.
(Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup) yaitu, untuk tiupan yang kedua kalinya, sebagai pemula untuk dijalankannya peradilan di antara semua makhluk.
وَحُمِلَتِ ٱلْأَرْضُ وَٱلْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ ﴿١٤﴾
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
Ketika sangkakala ditiup dengan sekali tiupan saja, bumi dan gunung diangkat dari tempatnya lalu dibenturkan dengan sekali bentur.
(Dan diangkatlah) diangkatlah ke atas (bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya) diadukan (sekali bentur.)
فَيَوْمَئِذٍۢ وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ ﴿١٥﴾
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,
Pada hari itu terjadilah bencana, dan langit menjadi terbelah dengan hilangnya keseimbangan. Saat itu langit melemah setelah sebelumnya kuat dan terkendalikan.
(Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat) yakni hari terakhir.
وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍۢ وَاهِيَةٌۭ ﴿١٦﴾
dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
Pada hari itu terjadilah bencana, dan langit menjadi terbelah dengan hilangnya keseimbangan. Saat itu langit melemah setelah sebelumnya kuat dan terkendalikan.
(Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah) melemah.
وَٱلْمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرْجَآئِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍۢ ثَمَٰنِيَةٌۭ ﴿١٧﴾
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
Para malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas kepala mereka.
(Dan malaikat-malaikat) lafal al-malaku adalah bentuk jamak dari lafal malaa'ikah, artinya malaikat-malaikat (berada di penjuru-penjuru langit) berada di seantero langit. (Dan diangkatlah Arasy Rabbmu di atas mereka) oleh malaikat-malaikat tersebut (pada hari itu yang jumlahnya ada delapan malaikat) ada delapan malaikat atau delapan barisan malaikat.
يَوْمَئِذٍۢ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌۭ ﴿١٨﴾
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
Pada hari itu kalian dikumpulkan untuk diperhitungkan amal kalian. Tidak ada rahasia kalian yang tidak diketahui oleh-Nya.
(Pada hari itu kalian dihadapkan) untuk menjalani hisab (tiada yang tersembunyi) dapat dibaca laa takhfaa dan laa yakhfaa (dari keadaan kalian barang sedikit pun) yaitu dari hal-hal yang kalian rahasiakan.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟ كِتَٰبِيَهْ ﴿١٩﴾
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: \"Ambillah, bacalah kitabku (ini)\".
Orang yang diberikan kitab dari sebelah kanannya berkata, sambil mengungkapkan kegembiraannya kepada orang-orang disekelilingnya, \"Ambillah, bacalah kitabku ini!
(Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata) kepada golongannya untuk mengetahui apa yang dia rahasiakan: (\"Ambillah) terimalah (bacalah kitabku ini.\") Di dalam ungkapan ini terdapat perselisihan pendapat, manakah di antara lafal haa-umu dan iqra`uu yang menjadi amil dari lafal kitabiyah ini?
إِنِّى ظَنَنتُ أَنِّى مُلَٰقٍ حِسَابِيَهْ ﴿٢٠﴾
Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
Sesungguhnya aku, ketika di dunia, yakin akan menghadapi perhitungan ini. Maka aku pun mempersiapkannya untuk pertemuan itu.\"
(\"Sesungguhnya aku yakin) aku telah merasa yakin (bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.\")
فَهُوَ فِى عِيشَةٍۢ رَّاضِيَةٍۢ ﴿٢١﴾
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
Ia benar-benar dalam kehidupan yang diridai,
(Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai) lafal raadhiyah berarti mardhiyah, artinya diridai.
فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍۢ ﴿٢٢﴾
dalam surga yang tinggi,
dalam surga yang tinggi tempat dan derajatnya.
(Dalam surga yang tinggi.)
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌۭ ﴿٢٣﴾
buah-buahannya dekat,
Buah-buahannya sangat dekat untuk diambil.
(Buah-buahannya) buah-buahan yang dipetiknya (dekat) sangat dekat yaitu dapat dicapai oleh orang yang berdiri, orang yang duduk, dan malah orang yang berbaring.
كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا بِمَآ أَسْلَفْتُمْ فِى ٱلْأَيَّامِ ٱلْخَالِيَةِ ﴿٢٤﴾
(kepada mereka dikatakan): \"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu\".
Makan dan minumlah dengan enak disebabkan amal saleh yang kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu di dunia.
Maka dikatakan kepada mereka: (\"Makan dan minumlah dengan nyaman) lafal hanii'an berkedudukan sebagai hal, dengan sedap (disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu\") sewaktu kalian di dunia.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُوتَ كِتَٰبِيَهْ ﴿٢٥﴾
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: \"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).
Sedangkan orang yang diberikan kitab dari sebelah kirinya, dengan penuh rasa penyesalan, berkata, \"Alangkah baiknya sekiranya aku tidak diberi kitab dan tidak mengetahui perhitungan terhadap diriku!
(Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, \"Aduhai) wahai; lafal ya di sini menunjukkan makna tanbih (alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku.)
وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ ﴿٢٦﴾
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
Sedangkan orang yang diberikan kitab dari sebelah kirinya, dengan penuh rasa penyesalan, berkata, \"Alangkah baiknya sekiranya aku tidak diberi kitab dan tidak mengetahui perhitungan terhadap diriku!
(Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.)
يَٰلَيْتَهَا كَانَتِ ٱلْقَاضِيَةَ ﴿٢٧﴾
Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
Aduhai kiranya kematian yang pernah kualami menjadi batas pemisah dalam urusanku sehingga aku tidak dibangkitkan kembali.
(Wahai kiranya kematian itulah) kematian di dunia (yang menyelesaikan segala sesuatu.) Yang memutuskan hidupku dan tidak akan dibangkitkan lagi.
مَآ أَغْنَىٰ عَنِّى مَالِيَهْ ۜ ﴿٢٨﴾
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
Apa yang aku miliki selama di dunia tidak bermanfaat sama sekali bagiku. Kesehatanku telah hilang. Begitu pula kekuatanku.\"
(Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.)
هَلَكَ عَنِّى سُلْطَٰنِيَهْ ﴿٢٩﴾
Telah hilang kekuasaanku daripadaku\".
Apa yang aku miliki selama di dunia tidak bermanfaat sama sekali bagiku. Kesehatanku telah hilang. Begitu pula kekuatanku.\"
(Telah hilang kekuasaanku dariku\") kekuatanku dan argumentasi atau hujahku. Huruf Ha yang terdapat dalam lafal kitabiyah, hisabiyah, maliyah, dan sulthaniyah, semuanya adalah ha saktah yang tetap dibaca baik dalam keadaan Waqaf maupun dalam keadaan Washal. Demikian itu karena mengikut mushhaf imam/induk dan karena mengikut dalil naqli. Akan tetapi sekali pun demikian, ada pula sebagian ulama yang tidak membacakannya bila diwashalkan.
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ﴿٣٠﴾
(Allah berfirman): \"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.
Kepada para penjaga neraka dikatakan, \"Ambillah ia dan ikatkanlah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan ia ke dalam neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah ia dengan rantai yang sangat panjang.
(\"Peganglah dia) khithab atau perintah dalam ayat ini ditujukan kepada para malaikat penjaga neraka Jahanam (lalu belenggulah dia.\") Ikatlah kedua tangannya menjadi satu dengan kepalanya ke dalam belenggu.
ثُمَّ ٱلْجَحِيمَ صَلُّوهُ ﴿٣١﴾
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
Kepada para penjaga neraka dikatakan, \"Ambillah ia dan ikatkanlah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan ia ke dalam neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah ia dengan rantai yang sangat panjang.
(\"Kemudian ke dalam neraka Jahanam) neraka yang apinya menyala-nyala (masukkanlah dia\") jebloskanlah dia ke dalamnya.
ثُمَّ فِى سِلْسِلَةٍۢ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًۭا فَٱسْلُكُوهُ ﴿٣٢﴾
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Kepada para penjaga neraka dikatakan, \"Ambillah ia dan ikatkanlah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan ia ke dalam neraka yang menyala-nyala. Setelah itu belitlah ia dengan rantai yang sangat panjang.
(\"Kemudian dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta) menurut ukuran hasta malaikat (belitlah dia\") lilitlah dia dengan rantai itu sesudah ia dimasukkan ke dalam neraka. Huruf fa di sini tidak dapat mencegah hubungan antara fi'il dan zharaf yang mendahuluinya.
إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ ٱلْعَظِيمِ ﴿٣٣﴾
Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.
Sesungguhnya dulu ia tidak percaya kepada Allah Yang Mahaagung dan tidak menganjurkan orang lain untuk memberi makan orang miskin.\"
(\"Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.\")
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ ﴿٣٤﴾
Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
Sesungguhnya dulu ia tidak percaya kepada Allah Yang Mahaagung dan tidak menganjurkan orang lain untuk memberi makan orang miskin.\"
(\"Dan juga dia tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin.\")
فَلَيْسَ لَهُ ٱلْيَوْمَ هَٰهُنَا حَمِيمٌۭ ﴿٣٥﴾
Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.
Pada hari itu, di neraka, orang kafir itu tidak punya teman dekat yang dapat menolongnya dari api neraka. Minumannya tidak lain adalah hasil cucian penghuni neraka yang berupa darah dan nanah yang hanya dimakan oleh orang-orang yang sengaja dan terus menerus melakukan dosa.
(Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini) maksudnya, pada hari ini tiada kaum kerabat yang bermanfaat bagi dirinya.
وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍۢ ﴿٣٦﴾
Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
Pada hari itu, di neraka, orang kafir itu tidak punya teman dekat yang dapat menolongnya dari api neraka. Minumannya tidak lain adalah hasil cucian penghuni neraka yang berupa darah dan nanah yang hanya dimakan oleh orang-orang yang sengaja dan terus menerus melakukan dosa.
(Dan tiada pula makanan sedikit pun baginya kecuali dari darah dan nanah) yaitu nanah dan darah ahli neraka, atau shadiid, yaitu nama sejenis pohon yang ada di dalam neraka.
لَّا يَأْكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلْخَٰطِـُٔونَ ﴿٣٧﴾
Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
Pada hari itu, di neraka, orang kafir itu tidak punya teman dekat yang dapat menolongnya dari api neraka. Minumannya tidak lain adalah hasil cucian penghuni neraka yang berupa darah dan nanah yang hanya dimakan oleh orang-orang yang sengaja dan terus menerus melakukan dosa.
(Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa) orang-orang yang kafir.
فَلَآ أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ ﴿٣٨﴾
Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.
Aku bersumpah dengan apa-apa yang kalian lihat dan tidak kalian lihat berupa alam gaib, sesungguhnya al-Qur'ân itu benar-benar (wahyu) dari Allah yang disampaikan melalui seorang rasul yang mempunyai kedudukan tinggi.
(Maka) huruf laa di sini adalah huruf zaidah (Aku bersumpah dengan apa yang kalian lihat) makhluk-makhluk yang kalian lihat.
وَمَا لَا تُبْصِرُونَ ﴿٣٩﴾
Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.
Aku bersumpah dengan apa-apa yang kalian lihat dan tidak kalian lihat berupa alam gaib, sesungguhnya al-Qur'ân itu benar-benar (wahyu) dari Allah yang disampaikan melalui seorang rasul yang mempunyai kedudukan tinggi.
(Dan dengan apa yang tidak kalian lihat) di antara makhluk-makhluk itu.
إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍۢ كَرِيمٍۢ ﴿٤٠﴾
Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
Aku bersumpah dengan apa-apa yang kalian lihat dan tidak kalian lihat berupa alam gaib, sesungguhnya al-Qur'ân itu benar-benar (wahyu) dari Allah yang disampaikan melalui seorang rasul yang mempunyai kedudukan tinggi.
(Sesungguhnya dia) yakni Alquran itu (adalah benar-benar perkataan utusan yang mulia) yang disampaikan oleh malaikat Jibril dari Allah swt.
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍۢ ۚ قَلِيلًۭا مَّا تُؤْمِنُونَ ﴿٤١﴾
dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
Al-Qur'ân bukanlah perkatan seorang penyair seperti yang kalian kira. Hanya sedikit sekali keyakinan kalian bahwa al-Qur'ân itu dari Allah.
(Dan Alquran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya.)
وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍۢ ۚ قَلِيلًۭا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿٤٢﴾
Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.
Dan al-Qur'ân bukanlah mantra seperti mantranya para tukang tenung sebagaimana anggapan kalian. Hanya sedikit sekali sikap perenungan kalian untuk memahami perbedaan antara keduanya.
(Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya) lafal tu'minuuna pada ayat di atas dan lafal tadzakkaruuna, kedua-duanya dapat pula dibaca yu'minuuna dan yadzakkaruuna. Huruf maa-nya merupakan huruf zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna. Makna ayat, bahwasanya mereka itu hanya beriman kepada hal-hal yang sedikit sekali, dan mereka pun hanya ingat sedikit tentang hal-hal yang didatangkan oleh Nabi saw. yaitu berupa kebaikan, silaturahmi, dan memelihara kehormatan. Maka hal-hal tersebut tiada memberi manfaat kepada mereka barang sedikit pun.
تَنزِيلٌۭ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٤٣﴾
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
Al-Qur'ân adalah wahyu yang diturunkan oleh Zat yang menciptakan dan memelihara alam semesta ini.
Bahkan Alquran itu (diturunkan dari Rabb semesta alam.)
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ ٱلْأَقَاوِيلِ ﴿٤٤﴾
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
Sekiranya Muhammad mengada-ada sesuatu yang tidak Kami firmankan, tentu perkataannya itu akan Kami ambil seperti orang yang merampas sesuatu dengan keras. Kemudian Kami potong urat tali jantungnya sehingga ia mati seketika.
(Seandainya dia mengada-adakan) yakni Nabi Muhammad (sebagian perkataan atas nama Kami) seumpamanya dia mengatakan dari Kami, padahal Kami tidak pernah mengatakannya.
لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِٱلْيَمِينِ ﴿٤٥﴾
niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
Sekiranya Muhammad mengada-ada sesuatu yang tidak Kami firmankan, tentu perkataannya itu akan Kami ambil seperti orang yang merampas sesuatu dengan keras. Kemudian Kami potong urat tali jantungnya sehingga ia mati seketika.
(Niscaya benar-benar Kami pegang) niscaya Kami tangkap (dia) sebagai hukuman baginya (dengan kekuatan) dan kekuasaan-Ku.
ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ ٱلْوَتِينَ ﴿٤٦﴾
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
Sekiranya Muhammad mengada-ada sesuatu yang tidak Kami firmankan, tentu perkataannya itu akan Kami ambil seperti orang yang merampas sesuatu dengan keras. Kemudian Kami potong urat tali jantungnya sehingga ia mati seketika.
(Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya) yang apabila urat itu terputus maka orang itu akan mati.
فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَٰجِزِينَ ﴿٤٧﴾
Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
Tidak ada seorang pun di antara kalian--betapa pun kuatnya ia--yang dapat menghalangi siksa Kami.
(Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kalian) lafal min ahadin adalah isimnya maa, sedangkan huruf min adalah huruf zaidah yang mengandung makna mengukuhkan kenafiannya. Dan lafal minkum adalah hal dari lafal ahadin (yang dapat menghalang-halangi Kami daripadanya) tiada seorang pun yang dapat mencegah-Ku daripadanya. Lafal haajiziina adalah khabar dari maa, dan ia dijamakkan karena lafal ahadan di dalam konteks nafi yang maknanya mengandung pengertian jamak. Dan dhamir yang terdapat di dalam lafal `anhu merujuk kepada Nabi saw.; yakni tiada seorang pun yang dapat mencegah Kami dari hukumannya.
وَإِنَّهُۥ لَتَذْكِرَةٌۭ لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٤٨﴾
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya al-Qur'ân benar-benar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
(Dan sesungguhnya dia itu) Alquran itu (benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.)
وَإِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنكُم مُّكَذِّبِينَ ﴿٤٩﴾
Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
Kami sungguh mengetahui bahwa di antara kalian ada yang mendustakan al-Qur'ân.
(Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui, bahwa di antara kalian) hai manusia (ada orang-orang yang mendustakan) Alquran dan ada pula yang mempercayainya.
وَإِنَّهُۥ لَحَسْرَةٌ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٥٠﴾
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
Hal itu sungguh menyebabkan orang-orang yang mengingkarinya sangat menyesal, ketika mereka menyaksikan siksa yang mereka alami dan kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang mempercayainya.
(Dan sesungguhnya dia itu) Alquran itu (menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir) di saat mereka melihat pahala yang diterima oleh orang-orang yang beriman kepadanya, dan hukuman yang diterima oleh orang-orang yang mendustakannya.
وَإِنَّهُۥ لَحَقُّ ٱلْيَقِينِ ﴿٥١﴾
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini.
Sesungguhnya al-Qur'ân adalah kebenaran yang tidak mengandung keraguan.
(Dan sesungguhnya dia itu) Alquran itu (benar-benar perkara hak yang diyakini) atau keyakinan yang hak.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ ﴿٥٢﴾
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.
Maka, sucikanlah Tuhanmu Yang Mahaagung dan sebutlah nama-Nya selalu.
(Maka bertasbihlah) sucikanlah Dia (dengan menyebut nama) huruf ba di sini adalah huruf zaidah (Rabbmu Yang Maha Besar) Maha Suci Dia.