Main pages

Surah The Ascending stairways [Al-Maarij] in Indonesian

Surah The Ascending stairways [Al-Maarij] Ayah 44 Location Maccah Number 70

سَأَلَ سَآئِلٌۢ بِعَذَابٍۢ وَاقِعٍۢ ﴿١﴾

Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,

Quraish Shihab

[[70 ~ AL-MA'ARIJ (TEMPAT-TEMPAT NAIK) Pendahuluan: Makkiyyah, 44 ayat ~ Di dalam surat ini terdapat ancaman berupa hari kiamat, lama dan dahsatnya siksa pada hari itu yang tidak dapat diwakilkan oleh anak, istri, saudara dan kerabat. Bahkan juga tidak bisa ditebus oleh seluruh penghuni bumi. Surat ini memberitahukan kepada manusia akan kelemahannya pada saat suka maupun duka, kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah dengan ketakwaan dan amal saleh. Mereka selamat dari kelemahan itu Di dalam surat ini juga terdapat penolakan terhadap keinginan-keinginan jahat orang-orang kafir. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan pesan untuk Rasulullah saw. agar membiarkan mereka dalam kebodohan dan permainan mereka sampai datang hari yang telah dijanjikan untuk mereka.]] Seseorang telah meminta--dengan nada mengejek--agar disegerakan azab yang pasti akan diberikan Allah kepada orang-orang kafir. Tidak ada yang dapat menghalangi azab tersebut dari mereka, karena azab itu datang dari Allah, Pemilik seluruh langit yang merupakan sumber terlaksananya kekuatan dan keputusan.

Tafsir Jalalayn

(Seseorang telah meminta) yakni berdoa meminta (kedatangan azab yang akan menimpa.)

لِّلْكَٰفِرِينَ لَيْسَ لَهُۥ دَافِعٌۭ ﴿٢﴾

orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,

Quraish Shihab

[[70 ~ AL-MA'ARIJ (TEMPAT-TEMPAT NAIK) Pendahuluan: Makkiyyah, 44 ayat ~ Di dalam surat ini terdapat ancaman berupa hari kiamat, lama dan dahsatnya siksa pada hari itu yang tidak dapat diwakilkan oleh anak, istri, saudara dan kerabat. Bahkan juga tidak bisa ditebus oleh seluruh penghuni bumi. Surat ini memberitahukan kepada manusia akan kelemahannya pada saat suka maupun duka, kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah dengan ketakwaan dan amal saleh. Mereka selamat dari kelemahan itu Di dalam surat ini juga terdapat penolakan terhadap keinginan-keinginan jahat orang-orang kafir. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan pesan untuk Rasulullah saw. agar membiarkan mereka dalam kebodohan dan permainan mereka sampai datang hari yang telah dijanjikan untuk mereka.]] Seseorang telah meminta--dengan nada mengejek--agar disegerakan azab yang pasti akan diberikan Allah kepada orang-orang kafir. Tidak ada yang dapat menghalangi azab tersebut dari mereka, karena azab itu datang dari Allah, Pemilik seluruh langit yang merupakan sumber terlaksananya kekuatan dan keputusan.

Tafsir Jalalayn

(Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya) dia adalah Nadhr bin Haris, ia mengatakan di dalam permintaannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, \"Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau...\" (Q.S. Al-Anfal 32)

مِّنَ ٱللَّهِ ذِى ٱلْمَعَارِجِ ﴿٣﴾

(yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.

Quraish Shihab

[[70 ~ AL-MA'ARIJ (TEMPAT-TEMPAT NAIK) Pendahuluan: Makkiyyah, 44 ayat ~ Di dalam surat ini terdapat ancaman berupa hari kiamat, lama dan dahsatnya siksa pada hari itu yang tidak dapat diwakilkan oleh anak, istri, saudara dan kerabat. Bahkan juga tidak bisa ditebus oleh seluruh penghuni bumi. Surat ini memberitahukan kepada manusia akan kelemahannya pada saat suka maupun duka, kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah dengan ketakwaan dan amal saleh. Mereka selamat dari kelemahan itu Di dalam surat ini juga terdapat penolakan terhadap keinginan-keinginan jahat orang-orang kafir. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan pesan untuk Rasulullah saw. agar membiarkan mereka dalam kebodohan dan permainan mereka sampai datang hari yang telah dijanjikan untuk mereka.]] Seseorang telah meminta--dengan nada mengejek--agar disegerakan azab yang pasti akan diberikan Allah kepada orang-orang kafir. Tidak ada yang dapat menghalangi azab tersebut dari mereka, karena azab itu datang dari Allah, Pemilik seluruh langit yang merupakan sumber terlaksananya kekuatan dan keputusan.

Tafsir Jalalayn

(Yang datang dari Allah) lafal minallaah ini berkaitan erat dengan lafal Waaqi' yang ada di akhir ayat pertama (yang mempunyai tempat-tempat naik) tempat-tempat naik bagi para malaikat, yaitu langit.

تَعْرُجُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍۢ كَانَ مِقْدَارُهُۥ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍۢ ﴿٤﴾

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.

Quraish Shihab

Para malaikat dan Jibril naik ke hadapan-Nya dalam sehari yang lamanya lima puluh ribu tahun dalam hitungan tahun dunia.

Tafsir Jalalayn

(Naiklah) dapat dibaca ta`ruju dan ya`ruju (malaikat-malaikat dan Jibril) Malaikat Jibril (kepada-Nya) kepada tempat turun bagi perintah-Nya di langit (dalam sehari) lafal fii yaumin bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, azab menimpa orang-orang kafir pada hari kiamat (yang kadarnya lima puluh ribu tahun) ini menurut apa yang dirasakan oleh orang kafir, karena penderitaan dan kesengsaraan yang mereka temui di hari itu. Adapun orang yang beriman merasakan hal itu amat pendek, bahkan lebih pendek daripada satu kali salat fardu yang dilakukan sewaktu di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang disebutkan di dalam hadis.

فَٱصْبِرْ صَبْرًۭا جَمِيلًا ﴿٥﴾

Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.

Quraish Shihab

Maka bersabarlah, hai Muhammad, dalam menghadapi ejekan dan permintaan mereka agar azab disegerakan, tanpa berkeluh-kesah. Orang-orang kafir itu sungguh menganggap hari kiamat itu mustahil terjadi. Padahal itu amatlah mudah dan dapat dilakukan dengan kemampuan Kami.

Tafsir Jalalayn

(Maka bersabarlah kamu) ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berperang (dengan sabar yang baik) sabar yang tidak disertai dengan gelisah.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُۥ بَعِيدًۭا ﴿٦﴾

Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil).

Quraish Shihab

Maka bersabarlah, hai Muhammad, dalam menghadapi ejekan dan permintaan mereka agar azab disegerakan, tanpa berkeluh-kesah. Orang-orang kafir itu sungguh menganggap hari kiamat itu mustahil terjadi. Padahal itu amatlah mudah dan dapat dilakukan dengan kemampuan Kami.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya mereka memandangnya) memandang azab itu (jauh) artinya mustahil akan terjadi.

وَنَرَىٰهُ قَرِيبًۭا ﴿٧﴾

Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi).

Quraish Shihab

Maka bersabarlah, hai Muhammad, dalam menghadapi ejekan dan permintaan mereka agar azab disegerakan, tanpa berkeluh-kesah. Orang-orang kafir itu sungguh menganggap hari kiamat itu mustahil terjadi. Padahal itu amatlah mudah dan dapat dilakukan dengan kemampuan Kami.

Tafsir Jalalayn

(Sedangkan Kami memandangnya dekat) pasti terjadi.

يَوْمَ تَكُونُ ٱلسَّمَآءُ كَٱلْمُهْلِ ﴿٨﴾

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak,

Quraish Shihab

Pada saat langit seperti perak yang meleleh dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan, tidak ada seorang teman dekat pun yang menanyakan temannya, \"Bagaimana kabarmu?\" Semuanya sibuk dengan dirinya sendiri.

Tafsir Jalalayn

(Pada hari ketika langit) lafal ayat ini bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yaitu azab itu terjadi pada hari ketika langit (menjadi seperti luluhan perak) seperti leburan perak.

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ﴿٩﴾

dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),

Quraish Shihab

Pada saat langit seperti perak yang meleleh dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan, tidak ada seorang teman dekat pun yang menanyakan temannya, \"Bagaimana kabarmu?\" Semuanya sibuk dengan dirinya sendiri.

Tafsir Jalalayn

(Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu) maksudnya bagaikan bulu domba ringannya, terbawa terbang oleh angin.

وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيمٌ حَمِيمًۭا ﴿١٠﴾

dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,

Quraish Shihab

Pada saat langit seperti perak yang meleleh dan gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan, tidak ada seorang teman dekat pun yang menanyakan temannya, \"Bagaimana kabarmu?\" Semuanya sibuk dengan dirinya sendiri.

Tafsir Jalalayn

(Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya) tiada karib kerabat yang menanyakan kerabatnya, karena pada hari itu masing-masing orang disibukkan oleh keadaannya sendiri.

يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ ٱلْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِى مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍۭ بِبَنِيهِ ﴿١١﴾

sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,

Quraish Shihab

Mereka saling berkenalan sehingga satu sama lain benar-benar saling mengenal. Meskipun demikian, ia tidak dapat memanggilnya. Orang kafir itu menginginkan dapat menebus dirinya dari azab hari kiamat dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, keluarganya yang melindunginya dan seluruh yang ada di bumi sehingga tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Tafsir Jalalayn

(Sedangkan mereka saling melihat) sebagian teman-teman akrab itu saling melihat kepada sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun. Jumlah ayat ini merupakan kalimat baru atau jumlah isti'naf. (Orang kafir ingin) ia berharap (kalau sekiranya) lafal lau di sini bermakna an, yakni bahwasanya (dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu) dapat dibaca yaumi'idzin dan yauma'idzin (dengan anak-anaknya.)

وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ ﴿١٢﴾

dan isterinya dan saudaranya,

Quraish Shihab

Mereka saling berkenalan sehingga satu sama lain benar-benar saling mengenal. Meskipun demikian, ia tidak dapat memanggilnya. Orang kafir itu menginginkan dapat menebus dirinya dari azab hari kiamat dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, keluarganya yang melindunginya dan seluruh yang ada di bumi sehingga tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Tafsir Jalalayn

(Dan istrinya) atau teman hidupnya (dan saudaranya.)

وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـْٔوِيهِ ﴿١٣﴾

dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

Quraish Shihab

Mereka saling berkenalan sehingga satu sama lain benar-benar saling mengenal. Meskipun demikian, ia tidak dapat memanggilnya. Orang kafir itu menginginkan dapat menebus dirinya dari azab hari kiamat dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, keluarganya yang melindunginya dan seluruh yang ada di bumi sehingga tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Tafsir Jalalayn

(Dan kaum familinya) atau famili-familinya, mereka dinamakan fashiilah karena orang yang bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (yang melindunginya) yang pernah mengasuhnya.

وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا ثُمَّ يُنجِيهِ ﴿١٤﴾

Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Quraish Shihab

Mereka saling berkenalan sehingga satu sama lain benar-benar saling mengenal. Meskipun demikian, ia tidak dapat memanggilnya. Orang kafir itu menginginkan dapat menebus dirinya dari azab hari kiamat dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, keluarganya yang melindunginya dan seluruh yang ada di bumi sehingga tebusan itu dapat menyelamatkannya.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya) dapat membebaskannya dari azab itu. Lafal ayat ini diathafkan kepada lafal yaftadii.

كَلَّآ ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ ﴿١٥﴾

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,

Quraish Shihab

Hindarilah tebusan yang kamu angan-angankan itu, hai orang yang jahat! Sesungguhnya neraka itu api murni yang bergejolak dan akan melepas kedua tangan, kaki dan seluruh sendimu dengan keras. Neraka itu memanggil nama orang yang berpaling dari kebenaran, tidak taat serta mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa melaksanakan hak Allah di dalamnya.

Tafsir Jalalayn

(Sekali-kali tidak dapat) lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia harapkan itu (sesungguhnya neraka ini) neraka yang mereka saksikan itu (adalah api yang bergejolak) lafal lazhaa adalah nama lain dari neraka Jahanam, dinamakan demikian karena apinya bergejolak membakar orang-orang kafir.

نَزَّاعَةًۭ لِّلشَّوَىٰ ﴿١٦﴾

yang mengelupas kulit kepala,

Quraish Shihab

Hindarilah tebusan yang kamu angan-angankan itu, hai orang yang jahat! Sesungguhnya neraka itu api murni yang bergejolak dan akan melepas kedua tangan, kaki dan seluruh sendimu dengan keras. Neraka itu memanggil nama orang yang berpaling dari kebenaran, tidak taat serta mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa melaksanakan hak Allah di dalamnya.

Tafsir Jalalayn

(Yang mengelupaskan kulit kepala) asy-syawaa bentuk jamak dari lafal syawaatun, artinya kulit kepala.

تَدْعُوا۟ مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىٰ ﴿١٧﴾

yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama),

Quraish Shihab

Hindarilah tebusan yang kamu angan-angankan itu, hai orang yang jahat! Sesungguhnya neraka itu api murni yang bergejolak dan akan melepas kedua tangan, kaki dan seluruh sendimu dengan keras. Neraka itu memanggil nama orang yang berpaling dari kebenaran, tidak taat serta mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa melaksanakan hak Allah di dalamnya.

Tafsir Jalalayn

(Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling) dari iman; sebab neraka Jahanam itu mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.

وَجَمَعَ فَأَوْعَىٰٓ ﴿١٨﴾

serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.

Quraish Shihab

Hindarilah tebusan yang kamu angan-angankan itu, hai orang yang jahat! Sesungguhnya neraka itu api murni yang bergejolak dan akan melepas kedua tangan, kaki dan seluruh sendimu dengan keras. Neraka itu memanggil nama orang yang berpaling dari kebenaran, tidak taat serta mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa melaksanakan hak Allah di dalamnya.

Tafsir Jalalayn

(Serta mengumpulkan) harta (lalu menyimpannya) menaruhnya di dalam peti simpanan dan tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta bendanya itu.

۞ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا ﴿١٩﴾

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Quraish Shihab

Sesungguhnya manusia itu bersifat hala': sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Kecuali, pertama, orang-orang yang senantiasa mengerjakan salat dan tetap melakukannya tanpa meninggalkan satu waktu pun. Mereka mendapat perlindungan dan bimbingan dari Allah ke arah kebaikan.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah) lafal haluu`an merupakan hal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan sekaligus sebagai penafsirnya.

إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًۭا ﴿٢٠﴾

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

Quraish Shihab

Sesungguhnya manusia itu bersifat hala': sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Kecuali, pertama, orang-orang yang senantiasa mengerjakan salat dan tetap melakukannya tanpa meninggalkan satu waktu pun. Mereka mendapat perlindungan dan bimbingan dari Allah ke arah kebaikan.

Tafsir Jalalayn

(Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah) atau sewaktu ia ditimpa keburukan berkeluh kesah.

وَإِذَا مَسَّهُ ٱلْخَيْرُ مَنُوعًا ﴿٢١﴾

dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

Quraish Shihab

Sesungguhnya manusia itu bersifat hala': sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Kecuali, pertama, orang-orang yang senantiasa mengerjakan salat dan tetap melakukannya tanpa meninggalkan satu waktu pun. Mereka mendapat perlindungan dan bimbingan dari Allah ke arah kebaikan.

Tafsir Jalalayn

(Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir) sewaktu ia mendapat harta benda ia kikir, tidak mau menunaikan hak Allah yang ada pada hartanya itu.

إِلَّا ٱلْمُصَلِّينَ ﴿٢٢﴾

kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

Quraish Shihab

Sesungguhnya manusia itu bersifat hala': sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Kecuali, pertama, orang-orang yang senantiasa mengerjakan salat dan tetap melakukannya tanpa meninggalkan satu waktu pun. Mereka mendapat perlindungan dan bimbingan dari Allah ke arah kebaikan.

Tafsir Jalalayn

(Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat) yakni, orang-orang yang beriman.

ٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَآئِمُونَ ﴿٢٣﴾

yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

Quraish Shihab

Sesungguhnya manusia itu bersifat hala': sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Kecuali, pertama, orang-orang yang senantiasa mengerjakan salat dan tetap melakukannya tanpa meninggalkan satu waktu pun. Mereka mendapat perlindungan dan bimbingan dari Allah ke arah kebaikan.

Tafsir Jalalayn

(Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya) terus-menerus mengerjakannya.

وَٱلَّذِينَ فِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّۭ مَّعْلُومٌۭ ﴿٢٤﴾

dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,

Quraish Shihab

Kedua, orang-orang yang dalam hartanya terdapat bagian tertentu untuk orang yang meminta, dan orang yang menjaga kehormatan dirinya dari meminta-minta meskipun sebenarnya membutuhkan.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu) yakni zakat.

لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ ﴿٢٥﴾

bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

Quraish Shihab

Kedua, orang-orang yang dalam hartanya terdapat bagian tertentu untuk orang yang meminta, dan orang yang menjaga kehormatan dirinya dari meminta-minta meskipun sebenarnya membutuhkan.

Tafsir Jalalayn

(Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa) yang tidak mau meminta-minta, demi memelihara kehormatannya sekalipun ia tidak punya.

وَٱلَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ ﴿٢٦﴾

dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,

Quraish Shihab

Ketiga, orang-orang yang mempercayai hari pembalasan lalu bersiap-siap dengan bekal untuk menghadapinya dan orang-orang yang takut kepada azab Tuhan mereka lalu bertakwa dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan datangnya azab. Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat merasa aman dari kedatangan siksa Tuhan mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan) yaitu, hari ketika semua orang mendapatkan balasan amal perbuatannya.

وَٱلَّذِينَ هُم مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ ﴿٢٧﴾

dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

Quraish Shihab

Ketiga, orang-orang yang mempercayai hari pembalasan lalu bersiap-siap dengan bekal untuk menghadapinya dan orang-orang yang takut kepada azab Tuhan mereka lalu bertakwa dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan datangnya azab. Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat merasa aman dari kedatangan siksa Tuhan mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabbnya) mereka takut akan azab-Nya.

إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍۢ ﴿٢٨﴾

Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

Quraish Shihab

Ketiga, orang-orang yang mempercayai hari pembalasan lalu bersiap-siap dengan bekal untuk menghadapinya dan orang-orang yang takut kepada azab Tuhan mereka lalu bertakwa dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan datangnya azab. Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat merasa aman dari kedatangan siksa Tuhan mereka.

Tafsir Jalalayn

(Karena sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman) dari kedatangannya.

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ ﴿٢٩﴾

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,

Quraish Shihab

Keempat, orang-orang yang menjaga kemaluannya sehingga tidak dikalahkan oleh nafsu syahwat mereka. Tetapi terhadap istri-istri dan budak-budak yang mereka miliki mereka tidak menjaganya. Sebab tidak ada cela bagi mereka untuk menyalurkan nafsu syahwat kepada mereka. Maka, barangsiapa mencari kesenangan kepada selain istri dan budak, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas halal menuju yang haram.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya.)

إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ﴿٣٠﴾

kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Quraish Shihab

Keempat, orang-orang yang menjaga kemaluannya sehingga tidak dikalahkan oleh nafsu syahwat mereka. Tetapi terhadap istri-istri dan budak-budak yang mereka miliki mereka tidak menjaganya. Sebab tidak ada cela bagi mereka untuk menyalurkan nafsu syahwat kepada mereka. Maka, barangsiapa mencari kesenangan kepada selain istri dan budak, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas halal menuju yang haram.

Tafsir Jalalayn

(Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki) yakni budak-budak perempuan (maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.)

فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ ﴿٣١﴾

Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Quraish Shihab

Keempat, orang-orang yang menjaga kemaluannya sehingga tidak dikalahkan oleh nafsu syahwat mereka. Tetapi terhadap istri-istri dan budak-budak yang mereka miliki mereka tidak menjaganya. Sebab tidak ada cela bagi mereka untuk menyalurkan nafsu syahwat kepada mereka. Maka, barangsiapa mencari kesenangan kepada selain istri dan budak, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas halal menuju yang haram.

Tafsir Jalalayn

(Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas) melanggar batas kehalalan menuju kepada keharaman.

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ ﴿٣٢﴾

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

Quraish Shihab

Keenam, orang-orang yang memelihara amanat Tuhan, amanat manusia dan tidak mengkhianati komitmen mereka kepada Tuhan dan manusia. Ketujuh, orang-orang yang melaksanakan persaksian dengan benar tanpa menyembunyikan sesuatu yang diketahuinya. Dan, kedelapan, orang-orang yang memelihara salat mereka dengan melaksanakannya sebaik mungkin.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang terhadap amanat-amanat mereka) menurut suatu qiraat lafal amaanaatihim dibaca dalam bentuk mufrad atau tunggal, sehingga bacaannya menjadi amaanatihim, yakni perkara agama dan duniawi yang dipercayakan kepadanya untuk menunaikannya (dan janji mereka) yang telah diambil dari mereka dalam hal tersebut (mereka memeliharanya) benar-benar menjaganya.

وَٱلَّذِينَ هُم بِشَهَٰدَٰتِهِمْ قَآئِمُونَ ﴿٣٣﴾

Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.

Quraish Shihab

Keenam, orang-orang yang memelihara amanat Tuhan, amanat manusia dan tidak mengkhianati komitmen mereka kepada Tuhan dan manusia. Ketujuh, orang-orang yang melaksanakan persaksian dengan benar tanpa menyembunyikan sesuatu yang diketahuinya. Dan, kedelapan, orang-orang yang memelihara salat mereka dengan melaksanakannya sebaik mungkin.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang terhadap kesaksiannya) menurut suatu qiraat dibaca dalam bentuk jamak, sehingga bacaannya menjadi syahaadaatihim (mereka menunaikannya) mereka menegakkannya dan tidak menyembunyikannya.

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ ﴿٣٤﴾

Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

Quraish Shihab

Keenam, orang-orang yang memelihara amanat Tuhan, amanat manusia dan tidak mengkhianati komitmen mereka kepada Tuhan dan manusia. Ketujuh, orang-orang yang melaksanakan persaksian dengan benar tanpa menyembunyikan sesuatu yang diketahuinya. Dan, kedelapan, orang-orang yang memelihara salat mereka dengan melaksanakannya sebaik mungkin.

Tafsir Jalalayn

(Dan orang-orang yang memelihara salatnya) yaitu dengan mengerjakan pada waktunya.

أُو۟لَٰٓئِكَ فِى جَنَّٰتٍۢ مُّكْرَمُونَ ﴿٣٥﴾

Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.

Quraish Shihab

Orang-orang yang memiliki sifat-sifat terpuji di atas berada di surga dalam keadaan terhormat dari sisi Allah.

Tafsir Jalalayn

(Mereka itu dimasukkan ke dalam surga lagi dimuliakan.)

فَمَالِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ قِبَلَكَ مُهْطِعِينَ ﴿٣٦﴾

Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,

Quraish Shihab

Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin--setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga--dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Tafsir Jalalayn

(Mengapakah orang-orang kami itu ke arahmu) menuju kepadamu (dengan bersegera) lafal muhthi`iina berkedudukan sebagai hal atau kata keterangan keadaan, yakni mereka selalu menatapkan pandangannya ke arahmu secara terus-menerus.

عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ عِزِينَ ﴿٣٧﴾

dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok.

Quraish Shihab

Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin--setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga--dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Tafsir Jalalayn

(Dari kanan dan dari kiri) dari sebelah kananmu dan sebelah kirimu (dengan berkelompok-kelompok) secara bergerombol dan membentuk lingkaran di sekitarmu. Mereka berbuat demikian seraya mengatakan dengan nada mengejek, \"Sungguh jika mereka, yakni orang-orang yang beriman, masuk ke dalam surga, niscaya kami benar-benar akan masuk ke dalamnya sebelum mereka.\" Maka Allah berfirman:

أَيَطْمَعُ كُلُّ ٱمْرِئٍۢ مِّنْهُمْ أَن يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍۢ ﴿٣٨﴾

Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan?,

Quraish Shihab

Mengapakah orang-orang kafir bergegas datang kepadamu dan mengelilingi kamu dari arah kanan dan kirimu dengan berkelompok-kelompok? Apakah setiap orang dari mereka ingin--setelah mendengar janji Allah dan rasul-Nya untuk orang-orang Mukmin yang berupa surga--dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan?

Tafsir Jalalayn

(\"Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan?\")

كَلَّآ ۖ إِنَّا خَلَقْنَٰهُم مِّمَّا يَعْلَمُونَ ﴿٣٩﴾

sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).

Quraish Shihab

Hendaknya mereka jangan berangan-angan masuk surga. Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari air yang hina.

Tafsir Jalalayn

(Sekali-kali tidak!) kalimat ini merupakan sanggahan terhadap mereka yang ingin masuk surga, padahal mereka kafir. (Sesungguhnya Kami ciptakan mereka) sama dengan selain mereka (dari apa yang mereka ketahui) yakni dari air mani; maka tidak cukup hanya dengan itu mereka mengharapkan surga, karena sesungguhnya surga itu hanya dapat diharapkan bagi orang-orang yang bertakwa.

فَلَآ أُقْسِمُ بِرَبِّ ٱلْمَشَٰرِقِ وَٱلْمَغَٰرِبِ إِنَّا لَقَٰدِرُونَ ﴿٤٠﴾

Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Quraish Shihab

Aku bersumpah demi Tuhan Pemilik tempat terbit dan terbenamnya hari, bintang dan petunjuk. Sesungguhnya Kami mampu menghancurkan mereka dan mendatangkan pengganti mereka yang lebih taat kepada Allah. Dan Kami tidaklah lemah untuk melakukan penggantian itu(1). (1) Al-masyâriq (tempat terbit) dan al-maghârib (tempat terbenam) di sini dapat dimaksudkan sebagai tempat-tempat kerajaan Allah dengan luasnya yang tak terhingga seperti diisyaratkan pada ayat 137 surat al-A'râf untuk menunjukkan belahan-belahan bumi yang disebutkan pada ayat itu. Al-masyâriq dan al-maghârib dapat pula diartikan sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, seluruh bintang dan planet, di samping juga untuk menunjukkan semua kerajaan Allah. Gejala terbit dan terbenamnya benda-benda langit disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur. Oleh karena itu, benda-benda langit tersebut tampak bergerak di kubah langit berlawanan dengan perputaran tadi yaitu terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat. Atau paling sedikit berputar dari timur ke barat di sekitar bintang kutub utara--di belahan bola bumi bagian utara, misalnya. Apabila jarak kutub bintang itu lebih kecil dari lebarnya tempat peneropong, maka bintang tersebut tidak terbit dan tidak terbenam, tetapi membentuk putaran kecil di sekitar kutub utara. Oleh sebab itu ayat ini juga mengisaratkan saat-saat di malam hari (lihat ayat 16 surat al-Nahl). Jadi, fenomena terbit dan terbenam menunjukkan adanya perputaran bola bumi. Dan itu adalah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada semua makhluk hidup di planet ini. Kalau bumi tidak berputar pada porosnya maka setengah bagiannya akan terkena sinar matahari selama setengah tahun dan setengan bagian lainnya tidak terkena sinar matahari sama sekali. Dengan demikian, tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Kalau kita coba membatasi fenomena terbit dan terbenam hanya pada matahari saja, tanpa bintang dan planet lainnya, maka ini menunjukkan banyaknya tempat terbit dan terbenam di bumi yang tidak ada habisnya dari hari ke hari pada setiap tempat di muka bumi ini. Bahkan pada setiap saat yang berlalu di bola bumi ini. Pada setiap saat matahari terbenam pada suatu titik dan terbit pada titik lain yang berlawanan. Ini semua berkat ketelitian aturan Allah dan mukjizat kekuasaan-Nya (Lihat juga catatan kaki ayat 5 surat al-Shâffât dan ayat 17 surat al-Rahmân).

Tafsir Jalalayn

(Maka) huruf laa di sini adalah huruf zaidah (Aku bersumpah dengan nama Rabb yang memiliki arah timur dan arah barat) yang memiliki matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya (sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.)

عَلَىٰٓ أَن نُّبَدِّلَ خَيْرًۭا مِّنْهُمْ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ ﴿٤١﴾

Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

Quraish Shihab

Aku bersumpah demi Tuhan Pemilik tempat terbit dan terbenamnya hari, bintang dan petunjuk. Sesungguhnya Kami mampu menghancurkan mereka dan mendatangkan pengganti mereka yang lebih taat kepada Allah. Dan Kami tidaklah lemah untuk melakukan penggantian itu(1). (1) Al-masyâriq (tempat terbit) dan al-maghârib (tempat terbenam) di sini dapat dimaksudkan sebagai tempat-tempat kerajaan Allah dengan luasnya yang tak terhingga seperti diisyaratkan pada ayat 137 surat al-A'râf untuk menunjukkan belahan-belahan bumi yang disebutkan pada ayat itu. Al-masyâriq dan al-maghârib dapat pula diartikan sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, seluruh bintang dan planet, di samping juga untuk menunjukkan semua kerajaan Allah. Gejala terbit dan terbenamnya benda-benda langit disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur. Oleh karena itu, benda-benda langit tersebut tampak bergerak di kubah langit berlawanan dengan perputaran tadi yaitu terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat. Atau paling sedikit berputar dari timur ke barat di sekitar bintang kutub utara--di belahan bola bumi bagian utara, misalnya. Apabila jarak kutub bintang itu lebih kecil dari lebarnya tempat peneropong, maka bintang tersebut tidak terbit dan tidak terbenam, tetapi membentuk putaran kecil di sekitar kutub utara. Oleh sebab itu ayat ini juga mengisaratkan saat-saat di malam hari (lihat ayat 16 surat al-Nahl). Jadi, fenomena terbit dan terbenam menunjukkan adanya perputaran bola bumi. Dan itu adalah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada semua makhluk hidup di planet ini. Kalau bumi tidak berputar pada porosnya maka setengah bagiannya akan terkena sinar matahari selama setengah tahun dan setengan bagian lainnya tidak terkena sinar matahari sama sekali. Dengan demikian, tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Kalau kita coba membatasi fenomena terbit dan terbenam hanya pada matahari saja, tanpa bintang dan planet lainnya, maka ini menunjukkan banyaknya tempat terbit dan terbenam di bumi yang tidak ada habisnya dari hari ke hari pada setiap tempat di muka bumi ini. Bahkan pada setiap saat yang berlalu di bola bumi ini. Pada setiap saat matahari terbenam pada suatu titik dan terbit pada titik lain yang berlawanan. Ini semua berkat ketelitian aturan Allah dan mukjizat kekuasaan-Nya (Lihat juga catatan kaki ayat 5 surat al-Shâffât dan ayat 17 surat al-Rahmân).

Tafsir Jalalayn

(Untuk mengganti) mereka (dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan sekali-kali Kami tidak dapat dikalahkan) tidak ada yang dapat mengalahkan Kami dalam hal ini.

فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا۟ وَيَلْعَبُوا۟ حَتَّىٰ يُلَٰقُوا۟ يَوْمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ ﴿٤٢﴾

Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,

Quraish Shihab

Biarkanlah mereka tenggelam dalam kebatilan dan bersenang-senang dengan kehidupan dunia mereka sampai mereka menjumpai hari mereka yang azab itu dijanjikan.

Tafsir Jalalayn

(Maka biarkanlah mereka) tinggalkanlah mereka (tenggelam) dalam kebatilan (dan bermain-main) dalam keduniaan (sampai mereka menjumpai) menemui (hari yang diancamkan kepada mereka) yang pada hari itu ada azab bagi mereka.

يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ ٱلْأَجْدَاثِ سِرَاعًۭا كَأَنَّهُمْ إِلَىٰ نُصُبٍۢ يُوفِضُونَ ﴿٤٣﴾

(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),

Quraish Shihab

Yaitu hari ketika mereka bergegas keluar dari kubur mereka menuju ke arah seseorang yang memanggil. Mereka seolah bersegera menuju sesuatu selain Allah yang disembahnya di dunia. Saat itu pandangan mereka tertunduk. Mereka tidak mampu mengangkatnya. Mereka dipenuhi oleh kehinaan. Dahulu mereka pernah dijanjikan dengan datangnya hari ini, tetapi mereka mendustakannya.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur) dari tempat-tempat mereka dikubur (dengan cepat) menuju ke padang Mahsyar tempat mereka dihimpunkan (seakan-akan mereka pergi kepada berhala-berhala) menurut suatu qiraat dibaca nushubin, artinya sesuatu yang dibangun untuk pertanda atau tugu, yang dimaksud adalah berhala-berhala (dengan cepatnya) mereka pergi dengan cepat seakan-akan pergi kepada berhala-berhala mereka.

خَٰشِعَةً أَبْصَٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمُ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يُوعَدُونَ ﴿٤٤﴾

dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.

Quraish Shihab

Yaitu hari ketika mereka bergegas keluar dari kubur mereka menuju ke arah seseorang yang memanggil. Mereka seolah bersegera menuju sesuatu selain Allah yang disembahnya di dunia. Saat itu pandangan mereka tertunduk. Mereka tidak mampu mengangkatnya. Mereka dipenuhi oleh kehinaan. Dahulu mereka pernah dijanjikan dengan datangnya hari ini, tetapi mereka mendustakannya.

Tafsir Jalalayn

(Dalam keadaan hina) atau nista (pandangan mereka karena diliputi) diselimuti (oleh rasa hina. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka) lafal dzaalika menjadi mubtada, dan lafal-lafal sesudahnya berkedudukan menjadi khabarnya; makna yang dimaksud adalah hari kiamat.