Setting
Surah The cloaked one [Al-Muddathir] in Indonesian
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ ﴿١﴾
Hai orang yang berkemul (berselimut),
[[74 ~ AL-MUDDATSTSIR (ORANG YANG BERSELIMUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 56 ayat ~ Surat mulia ini mengajak Rasulullah saw. untuk memperingatkan kaumnya, mengagungkan Allah dan meninggalkan segala hal yang tidak pantas dilakukan. Dalam surat ini dibicarakan juga perihal tiupan sangkakala dan azab yang pedih bagi orang-orang kafir. Surat ini mengandung perintah bagi Rasulullah saw. untuk tidak menghiraukan mereka yang menentang segala nikmat Allah. Sebab, orang seperti itu bukan saja menentang, bahkan malah meminta ditambahkan karunia tanpa penghargaan dan rasa syukur sedikit pun. Dijelaskan pula bagaimana cara berfikir orang yang mengingkari al-Qur'ân. Kemudian dituturkan secara terperinci hal ihwal neraka Saqar yang dahsyat dan menakutkan. Disebutkan juga balasan bagi orang-orang yang melakukan kebaikan maupun kejahatan. Lalu diberitakan tentang hal ihwal golongan kanan yang membungkam mulut para pelaku dosa ketika mereka bertanya kepada para pelaku dosa mengapa mereka berada di neraka Saqar. Surat ini kemudian ditutup dengan pembicaraan tentang al-Qur'ân yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi siapa saja yang menerimanya. Sesungguhnya mereka yang menjadikan al-Qur'ân sebagai pelajaran adalah golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan ampunan.]] Wahai orang yang melipat diri dengan selimut, bangunlah dari tidurmu. Peringatkanlah umat manusia tentang azab Allah yang akan ditimpakan bagi mereka yang tidak beriman. Agungkanlah Tuhanmu dan sucikanlah pakaianmu dari kotoran dengan menggunakan air.
(Hai orang yang berselimut!) yakni Nabi saw. Bentuk asal lafal al-muddatstsir ialah al-mutadatstsir, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dal sehingga jadilah al-Muddatstsir, artinya orang yang menyelimuti dirinya dengan pakaiannya sewaktu wahyu turun kepadanya.
قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢﴾
bangunlah, lalu berilah peringatan!
[[74 ~ AL-MUDDATSTSIR (ORANG YANG BERSELIMUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 56 ayat ~ Surat mulia ini mengajak Rasulullah saw. untuk memperingatkan kaumnya, mengagungkan Allah dan meninggalkan segala hal yang tidak pantas dilakukan. Dalam surat ini dibicarakan juga perihal tiupan sangkakala dan azab yang pedih bagi orang-orang kafir. Surat ini mengandung perintah bagi Rasulullah saw. untuk tidak menghiraukan mereka yang menentang segala nikmat Allah. Sebab, orang seperti itu bukan saja menentang, bahkan malah meminta ditambahkan karunia tanpa penghargaan dan rasa syukur sedikit pun. Dijelaskan pula bagaimana cara berfikir orang yang mengingkari al-Qur'ân. Kemudian dituturkan secara terperinci hal ihwal neraka Saqar yang dahsyat dan menakutkan. Disebutkan juga balasan bagi orang-orang yang melakukan kebaikan maupun kejahatan. Lalu diberitakan tentang hal ihwal golongan kanan yang membungkam mulut para pelaku dosa ketika mereka bertanya kepada para pelaku dosa mengapa mereka berada di neraka Saqar. Surat ini kemudian ditutup dengan pembicaraan tentang al-Qur'ân yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi siapa saja yang menerimanya. Sesungguhnya mereka yang menjadikan al-Qur'ân sebagai pelajaran adalah golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan ampunan.]] Wahai orang yang melipat diri dengan selimut, bangunlah dari tidurmu. Peringatkanlah umat manusia tentang azab Allah yang akan ditimpakan bagi mereka yang tidak beriman. Agungkanlah Tuhanmu dan sucikanlah pakaianmu dari kotoran dengan menggunakan air.
(Bangunlah, lalu berilah peringatan) maksudnya pertakutilah penduduk Mekah dengan neraka jika mereka tidak mau beriman.
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ﴿٣﴾
dan Tuhanmu agungkanlah!
[[74 ~ AL-MUDDATSTSIR (ORANG YANG BERSELIMUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 56 ayat ~ Surat mulia ini mengajak Rasulullah saw. untuk memperingatkan kaumnya, mengagungkan Allah dan meninggalkan segala hal yang tidak pantas dilakukan. Dalam surat ini dibicarakan juga perihal tiupan sangkakala dan azab yang pedih bagi orang-orang kafir. Surat ini mengandung perintah bagi Rasulullah saw. untuk tidak menghiraukan mereka yang menentang segala nikmat Allah. Sebab, orang seperti itu bukan saja menentang, bahkan malah meminta ditambahkan karunia tanpa penghargaan dan rasa syukur sedikit pun. Dijelaskan pula bagaimana cara berfikir orang yang mengingkari al-Qur'ân. Kemudian dituturkan secara terperinci hal ihwal neraka Saqar yang dahsyat dan menakutkan. Disebutkan juga balasan bagi orang-orang yang melakukan kebaikan maupun kejahatan. Lalu diberitakan tentang hal ihwal golongan kanan yang membungkam mulut para pelaku dosa ketika mereka bertanya kepada para pelaku dosa mengapa mereka berada di neraka Saqar. Surat ini kemudian ditutup dengan pembicaraan tentang al-Qur'ân yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi siapa saja yang menerimanya. Sesungguhnya mereka yang menjadikan al-Qur'ân sebagai pelajaran adalah golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan ampunan.]] Wahai orang yang melipat diri dengan selimut, bangunlah dari tidurmu. Peringatkanlah umat manusia tentang azab Allah yang akan ditimpakan bagi mereka yang tidak beriman. Agungkanlah Tuhanmu dan sucikanlah pakaianmu dari kotoran dengan menggunakan air.
(Dan Rabbmu agungkanlah) agungkanlah Dia dari persekutuan yang diada-adakan oleh orang-orang musyrik.
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ﴿٤﴾
dan pakaianmu bersihkanlah,
[[74 ~ AL-MUDDATSTSIR (ORANG YANG BERSELIMUT) Pendahuluan: Makkiyyah, 56 ayat ~ Surat mulia ini mengajak Rasulullah saw. untuk memperingatkan kaumnya, mengagungkan Allah dan meninggalkan segala hal yang tidak pantas dilakukan. Dalam surat ini dibicarakan juga perihal tiupan sangkakala dan azab yang pedih bagi orang-orang kafir. Surat ini mengandung perintah bagi Rasulullah saw. untuk tidak menghiraukan mereka yang menentang segala nikmat Allah. Sebab, orang seperti itu bukan saja menentang, bahkan malah meminta ditambahkan karunia tanpa penghargaan dan rasa syukur sedikit pun. Dijelaskan pula bagaimana cara berfikir orang yang mengingkari al-Qur'ân. Kemudian dituturkan secara terperinci hal ihwal neraka Saqar yang dahsyat dan menakutkan. Disebutkan juga balasan bagi orang-orang yang melakukan kebaikan maupun kejahatan. Lalu diberitakan tentang hal ihwal golongan kanan yang membungkam mulut para pelaku dosa ketika mereka bertanya kepada para pelaku dosa mengapa mereka berada di neraka Saqar. Surat ini kemudian ditutup dengan pembicaraan tentang al-Qur'ân yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi siapa saja yang menerimanya. Sesungguhnya mereka yang menjadikan al-Qur'ân sebagai pelajaran adalah golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapatkan ampunan.]] Wahai orang yang melipat diri dengan selimut, bangunlah dari tidurmu. Peringatkanlah umat manusia tentang azab Allah yang akan ditimpakan bagi mereka yang tidak beriman. Agungkanlah Tuhanmu dan sucikanlah pakaianmu dari kotoran dengan menggunakan air.
(Dan pakaianmu bersihkanlah) dari najis, atau pendekkanlah pakaianmu sehingga berbeda dengan kebiasaan orang-orang Arab yang selalu menguntaikan pakaian mereka hingga menyentuh tanah di kala mereka menyombongkan diri, karena dikhawatirkan akan terkena barang yang najis.
وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ ﴿٥﴾
dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
Hindarilah siksaan itu. Waspadailah selalu hal-hal yang dapat menjerumuskanmu ke dalam siksaan. Janganlah kamu memberi sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar dari orang tersebut. Untuk mendapatkan rida Tuhanmu, bersabarlah atas segala perintah dan larangan serta segala sesuatu yang berat dan penuh tantangan.
(Dan perbuatan dosa) lafal Ar-Rujza ditafsirkan oleh Nabi saw. berhala-berhala (tinggalkanlah) hal itu untuk selama-lamanya.
وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ ﴿٦﴾
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
Hindarilah siksaan itu. Waspadailah selalu hal-hal yang dapat menjerumuskanmu ke dalam siksaan. Janganlah kamu memberi sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar dari orang tersebut. Untuk mendapatkan rida Tuhanmu, bersabarlah atas segala perintah dan larangan serta segala sesuatu yang berat dan penuh tantangan.
(Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) lafal Tastaktsiru dibaca Rafa' berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan. Maksudnya, janganlah kamu memberi sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh balasan yang lebih banyak dari apa yang telah kamu berikan. Hal ini khusus berlaku hanya bagi Nabi saw. karena sesungguhnya dia diperintahkan untuk mengerjakan akhlak-akhlak yang paling mulia dan pekerti yang paling baik.
وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ ﴿٧﴾
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Hindarilah siksaan itu. Waspadailah selalu hal-hal yang dapat menjerumuskanmu ke dalam siksaan. Janganlah kamu memberi sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar dari orang tersebut. Untuk mendapatkan rida Tuhanmu, bersabarlah atas segala perintah dan larangan serta segala sesuatu yang berat dan penuh tantangan.
(Dan kepada Rabbmu bersabarlah) di dalam melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ ﴿٨﴾
Apabila ditiup sangkakala,
Apabila sangkakala ditiupkan, maka saat itu merupakan hari yang sulit bagi orang-orang kafir untuk melarikan diri dari perhitungan dan kedahsyatan-kedahsyatan lainnya yang mereka dapatkan.
(Apabila ditiup sangkakala) untuk tiupan yang kedua, guna membangkitkan manusia.
فَذَٰلِكَ يَوْمَئِذٍۢ يَوْمٌ عَسِيرٌ ﴿٩﴾
maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,
Apabila sangkakala ditiupkan, maka saat itu merupakan hari yang sulit bagi orang-orang kafir untuk melarikan diri dari perhitungan dan kedahsyatan-kedahsyatan lainnya yang mereka dapatkan.
(Maka waktu itu) waktu peniupan sangkakala yang kedua (adalah waktu) lafal Yaumaidzin berkedudukan menjadi Badal dari lafal yang sebelumnya, dan sekaligus menjadi Mubtada. Lafal Yaumaidzin dimabnikan karena mengingat dimudhafkan kepada Isim yang Ghairu Mutamakkin. Kemudian yang menjadi Khabarnya ialah (datangnya hari yang sulit) Amil yang mempengaruhi lafal Idza adalah kalimat yang disimpulkan dari pengertian keseluruhannya. Yakni pada hari itu perkara dirasakan amat berat.
عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍۢ ﴿١٠﴾
bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.
Apabila sangkakala ditiupkan, maka saat itu merupakan hari yang sulit bagi orang-orang kafir untuk melarikan diri dari perhitungan dan kedahsyatan-kedahsyatan lainnya yang mereka dapatkan.
(Bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah) di dalam ungkapan ini terkandung pengertian, bahwa keadaan pada hari itu dirasakan amat ringan oleh orang-orang yang beriman di balik kesulitan yang dirasakan oleh orang-orang kafir.
ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًۭا ﴿١١﴾
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.
(Biarkanlah Aku) artinya, serahkanlah kepada-Ku (untuk menindak orang yang Aku ciptakan) lafal Waman di'athafkan kepada Maf'ul atau kepada Maf'ul Ma'ah (dalam keadaan sendirian) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Man, atau bagi Dhamirnya yang tidak disebutkan. Maksudnya, orang yang diciptakan-Nya hanya dia sendiri, tanpa keluarga, tanpa harta benda, dia adalah Walid bin Mughirah Al-Makhzumi.
وَجَعَلْتُ لَهُۥ مَالًۭا مَّمْدُودًۭا ﴿١٢﴾
Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,
Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.
(Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak) harta yang luas dan berlimpah, berupa tanam-tanaman, susu perahan, dan perniagaan.
وَبَنِينَ شُهُودًۭا ﴿١٣﴾
dan anak-anak yang selalu bersama dia,
Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.
(Dan anak-anak) yang jumlahnya sepuluh orang atau lebih (yang selalu bersama dia) di kala menyaksikan perayaan-perayaan dan kamu pun mendengar tentang persaksian mereka itu.
وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمْهِيدًۭا ﴿١٤﴾
dan Ku-lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,
Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.
(Dan Kulapangkan) Kuluaskan (baginya) kehidupan, umurnya dan anak-anak yang dimilikinya (dengan selapang-lapangnya.)
ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ ﴿١٥﴾
kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.
(Kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahkannya.)
كَلَّآ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِءَايَٰتِنَا عَنِيدًۭا ﴿١٦﴾
Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Quran).
Terjegallah ia dengan ketamakannya. Sesungguhnya ia adalah penentang dan pendusta kebenaran al-Qur'ân. Aku akan jegal ia dengan rintangan dan beban berat yang tidak mungkin dapat dilaluinya.
(Sekali-kali tidak) Aku tidak akan memberikan tambahan lagi kepadanya selain dari hal tersebut (karena sesungguhnya dia terhadap ayat-ayat Kami) yakni terhadap Alquran (selalu menentang) selalu melawan dan ingkar.
سَأُرْهِقُهُۥ صَعُودًا ﴿١٧﴾
Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
Terjegallah ia dengan ketamakannya. Sesungguhnya ia adalah penentang dan pendusta kebenaran al-Qur'ân. Aku akan jegal ia dengan rintangan dan beban berat yang tidak mungkin dapat dilaluinya.
(Aku akan membebaninya) Aku akan memberatinya (mendaki pendakian yang memayahkan) yaitu kepayahan karena azab; atau gunung api yang dia daki, kemudian dia jatuh, demikianlah untuk selama-lamanya.
إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ ﴿١٨﴾
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),
Sesungguhnya ia telah memikirkan dan mempersiapkan diri atas segala ucapannya untuk mencela al-Qur'ân. Ia berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari ketetapannya mencela al-Qur'ân. Lalu ia pun berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari persiapannya melakukan pencelaan ini.
(Sesungguhnya dia telah memikirkan) tentang apa yang dikatakannya mengenai Alquran yang ia dengar dari Nabi saw. (dan menetapkan) di dalam dirinya hal tersebut.
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ﴿١٩﴾
maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,
Sesungguhnya ia telah memikirkan dan mempersiapkan diri atas segala ucapannya untuk mencela al-Qur'ân. Ia berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari ketetapannya mencela al-Qur'ân. Lalu ia pun berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari persiapannya melakukan pencelaan ini.
(Maka celakalah dia) dikutuk dan diazablah dia. (Bagaimanakah dia menetapkan?) maksudnya, keadaan apakah yang telah ditetapkannya itu?
ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ﴿٢٠﴾
kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,
Sesungguhnya ia telah memikirkan dan mempersiapkan diri atas segala ucapannya untuk mencela al-Qur'ân. Ia berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari ketetapannya mencela al-Qur'ân. Lalu ia pun berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari persiapannya melakukan pencelaan ini.
(Kemudian celakalah dia. Bagaimanakah dia menetapkan?)
ثُمَّ نَظَرَ ﴿٢١﴾
kemudian dia memikirkan,
Lalu ia menatapi wajah-wajah manusia. Ia pun mengerutkan wajahnya sehingga tampak semakin suram. Kemudian ia berpaling dari kebenaran dan merasa sombong untuk mengakui kebenaran. Ia pun berkata, \"Ini tidak lain hanyalah suatu sihir yang didapatkannya dari orang-orang terdahulu.
(Kemudian ia memikirkan) rencana yang ditekuninya itu, atau dia melayangkan pandangannya ke muka kaumnya.
ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ﴿٢٢﴾
sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,
Lalu ia menatapi wajah-wajah manusia. Ia pun mengerutkan wajahnya sehingga tampak semakin suram. Kemudian ia berpaling dari kebenaran dan merasa sombong untuk mengakui kebenaran. Ia pun berkata, \"Ini tidak lain hanyalah suatu sihir yang didapatkannya dari orang-orang terdahulu.
(Sesudah itu dia bermasam muka) mukanya cemberut dan suram karena merasa sempit dengan apa yang dikatakannya (dan merengut) makin bertambah masam mukanya.
ثُمَّ أَدْبَرَ وَٱسْتَكْبَرَ ﴿٢٣﴾
kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,
Lalu ia menatapi wajah-wajah manusia. Ia pun mengerutkan wajahnya sehingga tampak semakin suram. Kemudian ia berpaling dari kebenaran dan merasa sombong untuk mengakui kebenaran. Ia pun berkata, \"Ini tidak lain hanyalah suatu sihir yang didapatkannya dari orang-orang terdahulu.
(Kemudian dia berpaling) dari iman (dan menyombongkan diri) sombong tidak mau mengikut Nabi saw.
فَقَالَ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌۭ يُؤْثَرُ ﴿٢٤﴾
lalu dia berkata: \"(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),
Lalu ia menatapi wajah-wajah manusia. Ia pun mengerutkan wajahnya sehingga tampak semakin suram. Kemudian ia berpaling dari kebenaran dan merasa sombong untuk mengakui kebenaran. Ia pun berkata, \"Ini tidak lain hanyalah suatu sihir yang didapatkannya dari orang-orang terdahulu.
(Lalu dia berkata) di dalam menanggapi apa yang didatangkan oleh Nabi saw. yakni Alquran (\"Tiada lain) (Alquran ini hanyalah sihir yang dipelajari\") maksudnya, yang diambil dari tukang-tukang sihir.
إِنْ هَٰذَآ إِلَّا قَوْلُ ٱلْبَشَرِ ﴿٢٥﴾
ini tidak lain hanyalah perkataan manusia\".
Ini hanyalah perkataan manusia yang telah diketahui oleh Muhammad, tetapi kemudian dikatakannya dari sisi Allah.\"
(\"Tiada lain) (ini hanyalah perkataan manusia\") sama dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik lainnya, yaitu bahwasanya Alquran ini diajarkan kepadanya oleh manusia.
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ ﴿٢٦﴾
Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam untuk membakarnya. Tahukah kamu, apakah neraka jahanam itu? Neraka jahanam adalah neraka yang tidak membiarkan daging dan tulang tanpa terbakar. Yang akan menghanguskan sampai ke kulit luarnya. Di sana terdapat sembilan belas malaikat yang akan menjaga dan menyiksa penghuninya.
(Aku akan memasukkannya) akan menjerumuskannya (ke dalam Saqar) yakni neraka Jahanam.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا سَقَرُ ﴿٢٧﴾
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam untuk membakarnya. Tahukah kamu, apakah neraka jahanam itu? Neraka jahanam adalah neraka yang tidak membiarkan daging dan tulang tanpa terbakar. Yang akan menghanguskan sampai ke kulit luarnya. Di sana terdapat sembilan belas malaikat yang akan menjaga dan menyiksa penghuninya.
(Tahukah kamu, apakah Saqar itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang kedahsyatannya.
لَا تُبْقِى وَلَا تَذَرُ ﴿٢٨﴾
Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam untuk membakarnya. Tahukah kamu, apakah neraka jahanam itu? Neraka jahanam adalah neraka yang tidak membiarkan daging dan tulang tanpa terbakar. Yang akan menghanguskan sampai ke kulit luarnya. Di sana terdapat sembilan belas malaikat yang akan menjaga dan menyiksa penghuninya.
(Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan) sedikit pun dari daging dan otot melainkan dia melahapnya habis-habisan, kemudian daging dan otot itu kembali seperti semula, lalu dilahapnya lagi, demikianlah seterusnya.
لَوَّاحَةٌۭ لِّلْبَشَرِ ﴿٢٩﴾
(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam untuk membakarnya. Tahukah kamu, apakah neraka jahanam itu? Neraka jahanam adalah neraka yang tidak membiarkan daging dan tulang tanpa terbakar. Yang akan menghanguskan sampai ke kulit luarnya. Di sana terdapat sembilan belas malaikat yang akan menjaga dan menyiksa penghuninya.
(Lagi sangat membakar kulit manusia) membakar permukaan kulit dengan cepat.
عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ ﴿٣٠﴾
Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam untuk membakarnya. Tahukah kamu, apakah neraka jahanam itu? Neraka jahanam adalah neraka yang tidak membiarkan daging dan tulang tanpa terbakar. Yang akan menghanguskan sampai ke kulit luarnya. Di sana terdapat sembilan belas malaikat yang akan menjaga dan menyiksa penghuninya.
(Di atasnya ada sembilan belas) malaikat yang bertugas menjaganya. Seorang di antara orang-orang kafir yang terkenal dengan kekuatan dan kekerasan tubuhnya mengatakan, \"Aku menjamin kalian untuk dapat mengalahkan tujuh belas malaikat itu, dan kalian harus menjamin aku untuk dapat mengalahkan dua malaikat lainnya.\" Maka Allah berfirman:
وَمَا جَعَلْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةًۭ ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةًۭ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمَٰنًۭا ۙ وَلَا يَرْتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌۭ وَٱلْكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًۭا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ ﴿٣١﴾
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): \"Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?\" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat. Kami pun tidak menjadikan jumlah penjaga neraka sebanyak sembilan belas malaikat melainkan untuk menguji orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi al-Kitab meyakini bahwa apa yang dikatakan al-Qur'ân mengenai penjaga neraka jahanam adalah benar dari sisi Allah sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab suci mereka. Demikian juga, agar para pengikut Muhammad semakin bertambah imannya, dan mereka yang telah diberikan al-Kitab beserta orang-orang Mukmin tidak lagi meragukan kebenaran hal ini. Sebaliknya, orang-orang munafik dan orang-orang kafir akan bertanya-tanya, \"Perumpamaan apakah yang Allah inginkan dari jumlah yang aneh ini?\" Sesuai dengan kadar kesesatan atau petunjuk seperti disebutkan di atas, Allah akan membuat sesat orang-orang kafir dan memberi petunjuk kepada orang-orang Mukmin. Demikian banyaknya balatentara Allah sehingga tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia yang Mahasuci dan Mahaagung. Neraka Saqar tidak lain hanyalah suatu peringatan kepada manusia dan ancaman yang menakutkan bagi mereka.
(Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan malaikat) yakni mereka tidak akan dapat dilawan, tidak sebagaimana yang diduga oleh orang-orang kafir (dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka) yang sembilan belas itu (melainkan untuk jadi cobaan) atau membawa kepada kesesatan (bagi orang-orang kafir) seumpamanya mereka mengatakan, mengapa jumlah malaikat-malaikat penjaga neraka itu hanya sembilan belas? (supaya menjadi yakin) menjadi tambah jelas (orang-orang yang diberi Alkitab) artinya, supaya orang-orang Yahudi yakin akan kebenaran Nabi saw. yang telah menyatakan bahwa jumlah mereka sembilan belas malaikat, dan ini sesuai dengan keterangan yang terdapat di dalam kitab mereka (dan supaya orang-orang yang beriman bertambah) yaitu, orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab (imannya) kepercayaannya, karena apa yang dijelaskan oleh Nabi saw. itu sesuai dan cocok dengan keterangan yang terdapat di dalam Kitab mereka (dan supaya orang-orang yang diberi Alkitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu) yaitu orang-orang yang beriman bukan dari kalangan mereka; tentang bilangan malaikat-malaikat penjaga neraka itu (dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa keragu-raguan; mereka berada di Madinah (dan orang-orang kafir mengatakan) yaitu orang-orang kafir Mekah: (\"Apakah yang dikehendaki Allah dengan hal ini) yakni bilangan ini (sebagai suatu perumpamaan?\") mereka menamakannya sebagai perumpamaan, karena hal itu amat aneh didengar oleh mereka. Lafal Matsalan berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan. (Demikianlah) sebagaimana disesatkan-Nya orang yang tidak mempercayai bilangan ini, dan diberi-Nya petunjuk orang yang percaya kepada-Nya (Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu) yaitu malaikat-malaikat tentang kekuatan dan kemampuan mereka (melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain) neraka itu (hanyalah peringatan bagi manusia.)
كَلَّا وَٱلْقَمَرِ ﴿٣٢﴾
Sekali-kali tidak, demi bulan,
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.
(Ingatlah) lafal Kallaa pada ayat ini merupakan lafal yang mengandung makna Istiftah atau kata pembuka, artinya, ingatlah (demi bulan.)
وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ ﴿٣٣﴾
dan malam ketika telah berlalu,
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.
(Dan malam ketika) dibaca Idzaa bukan Idz (datang) sesudah siang hari habis. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca Adbara, yakni telah berlalu.
وَٱلصُّبْحِ إِذَآ أَسْفَرَ ﴿٣٤﴾
dan subuh apabila mulai terang.
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.
(Dan subuh apabila mulai terang) mulai menampakkan sinarnya.
إِنَّهَا لَإِحْدَى ٱلْكُبَرِ ﴿٣٥﴾
Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.
(Sesungguhnya Saqar itu) neraka Saqar itu (adalah salah satu bencana yang amat besar) malapetaka yang paling besar.
نَذِيرًۭا لِّلْبَشَرِ ﴿٣٦﴾
sebagai ancaman bagi manusia.
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.
(Sebagai ancaman) berkedudukan menjadi Haal dari lafal Ihdaa, disebutkan karena mengingat di dalamnya terkandung makna azab (bagi manusia.)
لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ ﴿٣٧﴾
(Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.
Sebagai suatu peringatan bagi manusia, baik yang ingin berbuat baik maupun tidak.
(Yaitu bagi siapa di antara kalian) lafal ayat ini berkedudukan sebagai Badal dari lafal Al-Basyar (yang berkehendak akan maju) kepada kebaikan atau surga dengan beriman (atau mundur) menuju kepada perbuatan dosa, atau neraka dengan melakukan kekafiran.
كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ ﴿٣٨﴾
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
Setiap jiwa akan mendapat balasan dari kejahatan yang diperbuatnya, kecuali golongan muslim yang telah membebaskan diri dengan melakukan ketaatan.
(Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya) dia tergadaikan, yaitu diazab di dalam neraka disebabkan amal perbuatannya sendiri.
إِلَّآ أَصْحَٰبَ ٱلْيَمِينِ ﴿٣٩﴾
kecuali golongan kanan,
Setiap jiwa akan mendapat balasan dari kejahatan yang diperbuatnya, kecuali golongan muslim yang telah membebaskan diri dengan melakukan ketaatan.
(Kecuali golongan kanan) mereka adalah orang-orang yang beriman, mereka selamat dari siksa neraka, di mana mereka berada.
فِى جَنَّٰتٍۢ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٤٠﴾
berada di dalam surga, mereka tanya menanya,
Mereka akan berada di dalam surga yang tidak dapat dibayangkan keindahannya. Ketika itu mereka saling bertanya mengenai nasib buruk para pembuat dosa. Mereka bertanya kepada para pembuat dosa, \"Mengapa kalian dimasukkan ke dalam neraka Saqar?\"
(Di dalam surga saling tanya-menanya) di antara sesama mereka.
عَنِ ٱلْمُجْرِمِينَ ﴿٤١﴾
tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
Mereka akan berada di dalam surga yang tidak dapat dibayangkan keindahannya. Ketika itu mereka saling bertanya mengenai nasib buruk para pembuat dosa. Mereka bertanya kepada para pembuat dosa, \"Mengapa kalian dimasukkan ke dalam neraka Saqar?\"
(Tentang orang-orang yang berdosa) tentang keadaan orang-orang yang berdosa, lalu mereka berkata kepada ahli neraka sesudah orang-orang yang bertauhid dikeluarkan daripadanya:
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ ﴿٤٢﴾
\"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?\"
Mereka akan berada di dalam surga yang tidak dapat dibayangkan keindahannya. Ketika itu mereka saling bertanya mengenai nasib buruk para pembuat dosa. Mereka bertanya kepada para pembuat dosa, \"Mengapa kalian dimasukkan ke dalam neraka Saqar?\"
(\"Apakah yang memasukkan kalian) yang menjerumuskan kalian (ke dalam Saqar?\")
قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ ﴿٤٣﴾
Mereka menjawab: \"Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
Mereka menjawab, \"Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami.\"
(Mereka menjawab, \"Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat,)
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ ﴿٤٤﴾
dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
Mereka menjawab, \"Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami.\"
(dan Kami tidak pula memberi makan orang miskin.)
وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ ﴿٤٥﴾
dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
Mereka menjawab, \"Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami.\"
(Dan adalah Kami tenggelam ke dalam pembicaraan) yang batil (bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.)
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ ﴿٤٦﴾
dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
Mereka menjawab, \"Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami.\"
(Dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan) yakni hari berbangkit dan hari pembalasan.
حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ ﴿٤٧﴾
hingga datang kepada kami kematian\".
Mereka menjawab, \"Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami.\"
(Hingga datang kepada kami kematian\") ajal kami.
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ ﴿٤٨﴾
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at.
Pertolongan dari mereka yang berhak memberikan syafaat--baik para malaikat, para nabi, maupun orang-orang saleh--tidak dapat menyelamatkan mereka.
(Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat) baik dari kalangan malaikat, para nabi atau pun orang-orang saleh. Makna yang dimaksud ialah bahwa tiada syafaat bagi mereka.
فَمَا لَهُمْ عَنِ ٱلتَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ ﴿٤٩﴾
Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?,
Mereka pun berpaling dan menolak nasihat al-Qur'ân.
(Maka mengapa) berkedudukan menjadi Mubtada (mereka) menjadi Khabar dari Mubtada, berta'alluq kepada lafal yang tidak disebutkan yang Dhamirnya dipindahkan kepadanya (berpaling dari peringatan?) lafal Mu'ridhiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari Dhamir Lahum. Makna yang dimaksud, apakah gerangan sesuatu yang terjadi pada diri mereka sehingga mereka berpaling dari peringatan?
كَأَنَّهُمْ حُمُرٌۭ مُّسْتَنفِرَةٌۭ ﴿٥٠﴾
seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,
Mereka itu bagaikan keledai liar yang melarikan diri dari terkaman pemangsanya.
(Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut) keledai-keledai liar yang larat.
فَرَّتْ مِن قَسْوَرَةٍۭ ﴿٥١﴾
lari daripada singa.
Mereka itu bagaikan keledai liar yang melarikan diri dari terkaman pemangsanya.
(Lari dari singa) lari sekencang-kencangnya karena menghindar dan menyelamatkan diri dari singa.
بَلْ يُرِيدُ كُلُّ ٱمْرِئٍۢ مِّنْهُمْ أَن يُؤْتَىٰ صُحُفًۭا مُّنَشَّرَةًۭ ﴿٥٢﴾
Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.
Kendatipun demikian, mereka semua berharap akan mendapatkan lembaran-lembaran dari langit yang jelas dan terbuka, yang menegaskan kebenaran Rasulullah saw.
(Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka) dari Allah swt. disebabkan mengikuti Nabi saw. Sebagaimana yang telah mereka katakan, bahwa tidak sekali-kali kami beriman kepadamu sebelum kamu menurunkan kepada kami sebuah kitab yang kami baca.
كَلَّا ۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلْءَاخِرَةَ ﴿٥٣﴾
Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.
Tertolaklah mereka dengan segala keinginan mereka. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tidak mewaspadai kedatangan hari akhirat. Sebab itulah mereka senantiasa menolak peringatan dan, dengan berbagai cara, selalu meminta didatangkan bukti-bukti kebenaran.
(Sekali-kali tidak) lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang mereka kehendaki itu. (Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat) kepada azabnya.
كَلَّآ إِنَّهُۥ تَذْكِرَةٌۭ ﴿٥٤﴾
Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.
Sungguh al-Qur'ân merupakan suatu peringatan yang jelas dan meyakinkan. Maka, barangsiapa yang ingin menjadikannya sebagai pelajaran dan tidak mengabaikannya, niscaya ia akan mendapatkannya.
(Ingatlah) Kallaa di sini menunjukkan makna Istiftah atau kata pembukaan (sesungguhnya dia itu) Alquran itu (adalah peringatan) nasihat dan pelajaran.
فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ ﴿٥٥﴾
Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran).
Sungguh al-Qur'ân merupakan suatu peringatan yang jelas dan meyakinkan. Maka, barangsiapa yang ingin menjadikannya sebagai pelajaran dan tidak mengabaikannya, niscaya ia akan mendapatkannya.
(Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya) niscaya dia membacanya kemudian mengambil pelajaran daripadanya.
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ هُوَ أَهْلُ ٱلتَّقْوَىٰ وَأَهْلُ ٱلْمَغْفِرَةِ ﴿٥٦﴾
Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.
Mereka tidak akan dapat menjadikannya sebagai pelajaran kecuali dengan kehendak Allah yang harus ditakuti dan berhak memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertakwa.
(Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya) dapat dibaca Yadzkuruuna dan Tadzkuruuna (kecuali bila Allah menghendakinya. Dia adalah Tuhan Yang patut kita bertakwa kepada-Nya) Dia adalah yang harus ditakwai (dan berhak memberi ampun) seumpamanya Dia memberikan ampunan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.