Main pages

Surah The man [Al-Insan] in Indonesian

Surah The man [Al-Insan] Ayah 31 Location Madanah Number 76

هَلْ أَتَىٰ عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ حِينٌۭ مِّنَ ٱلدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْـًۭٔا مَّذْكُورًا ﴿١﴾

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

Quraish Shihab

[[76 ~ AL-INSAN (MANUSIA) Pendahuluan: Madaniyyah, 31 ayat ~ Dalam surat ini dibicarakan perihal penciptaan dan cobaan kepada umat manusia yang berpotensi untuk bersyukur kepada Allah atau mengingkari-Nya. Balasan yang akan diberikan kepada orang-orang kafir, dalam surat ini, dibicarakan secara global. Sementara mengenai kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada orang-orang Mukmin dipaparkan secara lebih rinci. Surat ini kemudian mengkhususkan pembicaraan kepada Rasulullah saw. yang dikaruniai al-Qur'ân. Rasul diperintahkan agar bersabar dan selalu melakukan ketaatan. Surat ini juga memuat peringatan bagi mereka yang mencintai kehidupan dunia dengan tidak mempedulikan akhirat. Dibicarakan pula mengenai ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai nasihat dan peringatan dengan kehendak Allah. Sesungguhnya rahmat dan azab Allah akan diberikan sesuai dengan kehendak dan kemahakuasaan-Nya.]] Sungguh, manusia telah melewati suatu masa sebelum ditiupkan ruh ke dalam dirinya. Ketika itu, manusia adalah sesuatu yang tak bernama dan belum diketahui akan diperlakukan apa.

Tafsir Jalalayn

(Bukankah) artinya, sesungguhnya (telah datang atas manusia) Nabi Adam (satu waktu dari masa) empat puluh tahun (sedangkan dia belum merupakan) ketika itu (sesuatu yang dapat disebut) maksudnya, Nabi Adam selama empat puluh tahun masih tetap berbentuk tanah dan bukan berarti apa-apa. Atau bila yang dimaksud dengan manusia adalah jenis manusia selain dia, maka yang dimaksud dengan lafal Al-Hiin atau masa ialah masa mengandung, jadi bukan empat puluh tahun.

إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍۢ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا ﴿٢﴾

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah yang memiliki berbagai unsur. Lalu Kami menguji dan mencobanya dengan berbagai perintah dan larangan. Karena itu, ia Kami jadikan memiliki pendengaran dan penglihatan agar dapat mendengarkan ayat-ayat dan menyaksikan bukti-bukti kekuasaan Kami.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya, jenis manusia (dari setetes mani yang bercampur) yang bercampur dengan indung telur, yaitu air mani laki-laki bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan (yang Kami hendak mengujinya) dengan membebankan kewajiban-kewajiban kepadanya; jumlah ayat ini merupakan jumlah Isti`naf yakni kalimat permulaan; atau dianggap sebagai Hal dari lafal yang diperkirakan. Yaitu, Kami bermaksud hendak mengujinya ketika Kami mempersiapkan kejadiannya (karena itu Kami jadikan dia) Kami menjadikan dia dapat (mendengar dan melihat.)

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًۭا وَإِمَّا كَفُورًا ﴿٣﴾

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepada manusia petunjuk kebenaran, ada yang beriman dan ada pula yang ingkar.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan petunjuk) maksudnya, Kami telah menjelaskan kepadanya jalan hidayah dengan mengutus rasul-rasul kepada manusia (ada yang bersyukur) yaitu menjadi orang mukmin (dan ada pula yang kafir) kedua lafal ini, yakni Syaakiran dan Kafuuran merupakan Haal dari Maf'ul; yakni Kami telah menjelaskan jalan hidayah kepadanya, baik sewaktu ia dalam keadaan bersyukur atau pun sewaktu ia kafir sesuai dengan kepastian Kami. Lafal Immaa di sini menunjukkan rincian tentang keadaan.

إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ سَلَٰسِلَا۟ وَأَغْلَٰلًۭا وَسَعِيرًا ﴿٤﴾

Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.

Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami telah menyiapkan bagi orang-orang kafir rantai-rantai yang mengikat kaki mereka, dan belenggu untuk tangan dan leher mereka, serta api neraka yang berkobar-kobar.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami menyediakan) telah mempersiapkan (bagi orang-orang kafir rantai) untuk menyeret mereka ke dalam neraka (dan belenggu-belenggu) pada leher mereka dan rantai itu diikatkan kepadanya (serta neraka Sair) yaitu neraka yang apinya menyala-nyala dengan besarnya, tempat mereka diazab.

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍۢ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا ﴿٥﴾

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur,

Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar beriman akan mendapatkan minuman dari arak yang dicampur dengan air kâfûr, sebagai mata air yang mengalirkan minuman-minuman para hamba Allah yang dapat mereka peroleh dengan mudah sekehendak mereka.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaikan) lafal Al-Abraar bentuk jamak dari lafal Barrun atau Baarrun, artinya orang-orang yang taat (mereka minum dari gelas) atau tempat minum, yang berisikan khamar. Maksudnya, mereka meminum khamar. Hal ini diungkapkan dengan memakai nama alat peminumnya. Huruf Min bermakna Tab'idh (yang campurannya) yakni khamar itu dicampur dengan (kafur.)

عَيْنًۭا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًۭا ﴿٦﴾

(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.

Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar beriman akan mendapatkan minuman dari arak yang dicampur dengan air kâfûr, sebagai mata air yang mengalirkan minuman-minuman para hamba Allah yang dapat mereka peroleh dengan mudah sekehendak mereka.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu mata air) menjadi Badal dari lafal Kaafuur artinya, mata air itu berbau kafur (yang meminum daripadanya) dari mata air itu (hamba-hamba Allah) yakni kekasih-kekasih-Nya (yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya) mereka dapat mengalirkan air dari telaga itu menurut kehendaknya dari tempat-tempat tinggal mereka.

يُوفُونَ بِٱلنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًۭا كَانَ شَرُّهُۥ مُسْتَطِيرًۭا ﴿٧﴾

Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

Quraish Shihab

Mereka telah menunaikan kewajiban yang diembankan. Mereka pun selalu siaga akan datangnya hari besar yang malapetakanya teramat dahsyat dan menyebar secara luas dan merata.

Tafsir Jalalayn

(Mereka menunaikan nazar) untuk taat kepada Allah (dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana) menyebar di semua tempat.

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًۭا وَيَتِيمًۭا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Quraish Shihab

Mereka selalu memberi makan kaum fakir yang tidak dapat berusaha, anak yatim yang ditinggal mati bapaknya, dan para tawanan yang tidak memiliki daya apa-apa. Padahal mereka sendiri sangat menyukai dan memerlukan makanan yang mereka berikan itu.

Tafsir Jalalayn

(Dan mereka memberikan makanan yang disukainya) atau yang digemarinya (kepada orang miskin) atau orang fakir (anak yatim) anak yang ayahnya sudah tiada (dan orang yang ditawan) orang yang ditahan karena membela perkara yang hak.

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءًۭ وَلَا شُكُورًا ﴿٩﴾

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Quraish Shihab

Mereka berkata di dalam hati, \"Sungguh, kami memberi makan kalian hanya untuk mendapatkan rida Allah. Kami sama sekali tidak mengharapkan balasan atau hadiah dari kalian, juga bukan untuk mendapatkan pujian dari kalian.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah demi karena Allah) demi untuk mengharapkan pahala-Nya (kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terima kasih) berterima kasih atas pemberian makanan itu. Apakah mereka benar-benar mengucapkan demikian ataukah hal itu telah diketahui oleh Allah swt. kemudian Allah memuji mereka. Sesungguhnya dengan masalah ini ada dua pendapat.

إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًۭا قَمْطَرِيرًۭا ﴿١٠﴾

Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

Quraish Shihab

Sesungguhnya kami takut kepada Tuhan manakala kami menemui suatu hari ketika orang-orang bermuka masam dan wajah serta kening mereka berkerut.\"

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya kami takut kepada Rabb kami akan suatu hari yang penuh dengan kemasaman) yaitu muka-muka pada saat itu bermuram durja dan tidak enak dipandang karena kepahitannya (lagi penuh dengan kesulitan) yakni hari itu penuh dengan penderitaan yang sangat parah.

فَوَقَىٰهُمُ ٱللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمِ وَلَقَّىٰهُمْ نَضْرَةًۭ وَسُرُورًۭا ﴿١١﴾

Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

Quraish Shihab

Maka Allah melindungi mereka dari berbagai kesulitan di hari itu. Allah menjadikan wajah mereka berseri-seri, tidak seperti wajah masam orang-orang yang berbuat dosa. Hati mereka pun merasa senang dan gembira. Ganjaran dari kesabaran mereka adalah surga yang menyenangkan dan pakaian dari sutra yang sangat halus dan lembut.

Tafsir Jalalayn

(Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka) atau menghadiahkan kepada mereka (kejernihan) yaitu keindahan dan kecemerlangan pada wajah-wajah mereka (dan kegembiraan hati.)

وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُوا۟ جَنَّةًۭ وَحَرِيرًۭا ﴿١٢﴾

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

Quraish Shihab

Maka Allah melindungi mereka dari berbagai kesulitan di hari itu. Allah menjadikan wajah mereka berseri-seri, tidak seperti wajah masam orang-orang yang berbuat dosa. Hati mereka pun merasa senang dan gembira. Ganjaran dari kesabaran mereka adalah surga yang menyenangkan dan pakaian dari sutra yang sangat halus dan lembut.

Tafsir Jalalayn

(Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka) disebabkan kesabaran mereka dari perbuatan maksiat (surga) yang mereka dimasukkan ke dalamnya (dan sutera) yang menjadi pakaian mereka.

مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ ۖ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًۭا وَلَا زَمْهَرِيرًۭا ﴿١٣﴾

di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.

Quraish Shihab

Di surga itu mereka duduk bertelekan dipan-dipan. Mereka tidak merasakan sengatan terik matahari maupun udara dingin yang menusuk.

Tafsir Jalalayn

(Seraya bersandarkan) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari Isim yang dirafa'kan oleh lafal Udkhiluuha. Lafal Udkhiluuhaa ini keberadaannya diperkirakan (di dalamnya di atas dipan-dipan) atau ranjang-ranjang yang empuk (mereka tidak melihat) tidak menemukan; menjadi Haal yang kedua (di dalamnya matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan) maksudnya, di dalam surga mereka tidak merasakan panasnya matahari yang menyengat, dan tidak pula dingin yang mencekam. Tetapi menurut suatu pendapat bahwa lafal Zamhariiran ini artinya bulan. Maknanya, surga tetap terang-benderang sekalipun tanpa matahari dan bulan.

وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًۭا ﴿١٤﴾

Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.

Quraish Shihab

Pohon-pohon surga yang hijau menaungi mereka. Buah-buahannya pun mereka peroleh dengan sangat mudah.

Tafsir Jalalayn

(Dan dekatlah) di'athafkan secara Mahall kepada lafal Yarauna (di atas mereka) maksudnya, di antara mereka (naungannya) yaitu naungan pohon-pohon surga (dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya) artinya, buah-buahannya didekatkan sehingga dapat dipetik baik oleh orang yang berdiri, atau orang yang duduk, bahkan orang yang sedang berbaring sekalipun.

وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِـَٔانِيَةٍۢ مِّن فِضَّةٍۢ وَأَكْوَابٍۢ كَانَتْ قَوَارِيرَا۠ ﴿١٥﴾

Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,

Quraish Shihab

Para pelayan menjajakan kepada mereka bejana-bejana minuman dari perak dan gelas-gelas lembut dan putih yang sangat jernih bagai kaca dan terbuat dari perak. Minuman itu ditentukan oleh para pemberi minum sesuai dengan keinginan yang meminum.

Tafsir Jalalayn

(Dan diedarkan kepada mereka) di dalam surga itu (bejana-bejana dari perak dan piala-piala) atau gelas-gelas yang tanpa pengikat (yang bening laksana kaca.)

قَوَارِيرَا۟ مِن فِضَّةٍۢ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًۭا ﴿١٦﴾

(yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.

Quraish Shihab

Para pelayan menjajakan kepada mereka bejana-bejana minuman dari perak dan gelas-gelas lembut dan putih yang sangat jernih bagai kaca dan terbuat dari perak. Minuman itu ditentukan oleh para pemberi minum sesuai dengan keinginan yang meminum.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu kaca-kaca dari perak) gelas-gelas dan piala-piala itu terbuat dari perak yang bagian dalamnya dapat dilihat dari luar, sehingga tampak bening sebening kaca (yang telah diukur mereka) yakni oleh pelayan-pelayan yang mengedarkannya (dengan sebaik-baiknya) sesuai dengan kecukupan minum orang-orang yang meminumnya, tidak lebih dan tidak pula kurang; cara minum yang demikian itu merupakan cara minum yang paling nikmat.

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًۭا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا ﴿١٧﴾

Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

Quraish Shihab

Orang-orang yang baik itu, di dalam surga, akan diberi minum arak yang dicampur dengan sesuatu yang rasanya seperti jahe. Minuman ini berasal dari sebuah mata air di dalam surga yang disebut salsabîl, karena begitu mudah ditelan dan begitu sedap rasanya.

Tafsir Jalalayn

(Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas) khamar (yang campurannya) atau sesuatu yang dicampurkan ke dalam minuman itu (adalah jahe.)

عَيْنًۭا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًۭا ﴿١٨﴾

(Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.

Quraish Shihab

Orang-orang yang baik itu, di dalam surga, akan diberi minum arak yang dicampur dengan sesuatu yang rasanya seperti jahe. Minuman ini berasal dari sebuah mata air di dalam surga yang disebut salsabîl, karena begitu mudah ditelan dan begitu sedap rasanya.

Tafsir Jalalayn

(Yaitu dari mata air) menjadi Badal dari lafal Zanjabiilaa (yang dinamakan salsabil) yaitu air telaga itu rasanya seperti jahe yang sangat disukai oleh orang-orang Arab, dan minuman ini sangat mudah diteguknya.

۞ وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَٰنٌۭ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًۭا مَّنثُورًۭا ﴿١٩﴾

Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.

Quraish Shihab

Anak-anak muda yang tidak pernah tua turut serta dalam kegembiraan berkeliling melayani mereka. Jika kamu melihat pelayan-pelayan muda itu begitu cepat dan tangkas berkeliling melayani mereka, kamu akan mengira mereka--karena sangat tampan dan putihnya--bagaikan mutiara yang menaburkan cahaya.

Tafsir Jalalayn

(Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda) mereka sama sekali tidak akan menjadi tua. (Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka) karena penampilan mereka yang indah dan jumlah mereka yang menyebar dengan sangat banyaknya (mutiara yang bertaburan) dari untaiannya atau dari tempat asalnya, yang demikian itu lebih indah dibandingkan berada di tempat lain.

وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًۭا وَمُلْكًۭا كَبِيرًا ﴿٢٠﴾

Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

Quraish Shihab

Dan jika kamu dapat menyaksikan tempat-tempat di surga, kamu akan dapatkan di dalamnya kenikmatan yang besar dan kerajaan yang luas.

Tafsir Jalalayn

(Dan apabila kamu melihat di sana) maksudnya, kamu diizinkan untuk melihat surga (niscaya kamu akan melihat) menjadi Jawab Syarath dari Idzaa (berbagai macam kenikmatan) yang tak dapat digambarkan (dan kerajaan yang besar) yang luas dan tak terbatas.

عَٰلِيَهُمْ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضْرٌۭ وَإِسْتَبْرَقٌۭ ۖ وَحُلُّوٓا۟ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍۢ وَسَقَىٰهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًۭا طَهُورًا ﴿٢١﴾

Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.

Quraish Shihab

Mereka mengenakan baju sutra halus berwarna hijau dan baju sutera yang tebal. Perhiasan yang mereka kenakan di tangan adalah gelang-gelang yang terbuat dari perak. Mereka pun mendapatkan minuman lain yang suci dan tidak mengandung kotoran dan keburukan, sebagai karunia Tuhan kepada mereka.

Tafsir Jalalayn

(Pakaian luar mereka) dinashabkan karena menjadi Zharaf, dan menjadi Khabar dari Mubtada sesudahnya. Menurut qiraat lain dibaca 'Aaliyhim karena dianggap menjadi Mubtada sedangkan lafal sesudahnya menjadi Khabarnya, dan Dhamir Muttashilnya kembali kepada Ma'thuf 'Alaih (dari sutera halus) terbuat daripadanya (yang hijau) dibaca Rafa' yakni Khudhrun (dan sutera tebal) dibaca Jaar yakni Istabraqin artinya, sutera yang tebal. Yakni pakaian bagian luar mereka terbuat dari sutera halus, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari sutera tebal. Menurut suatu qiraat dibaca Khudhrin Waistabraqun; menurut qiraat lainnya dibaca Khudhrun Waistabraqun; dan menurut suatu qiraat lain lagi dibaca Khudrin Waistabraqin (dan mereka diberi perhiasan dari gelang-gelang perak) tetapi pada ayat lainnya disebutkan terbuat dari emas; hal ini menunjukkan bahwa mereka diberi perhiasan yang terbuat dari emas dan perak secara berbarengan, tetapi terpisah-pisah (dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman yang bersih) atau sangat bersih, berbeda dengan keadaan khamar di dunia.

إِنَّ هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَآءًۭ وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا ﴿٢٢﴾

Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).

Quraish Shihab

Sesungguhnya kenikmatan ini disediakan untuk kalian sebagai ganjaran dari amal perbuatan kalian. Usaha yang telah kalian lakukan di dunia itu dipuji, diridai dan diterima oleh Allah.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya ini) yakni kenikmatan ini (adalah balasan untuk kalian, dan usaha kalian adalah disyukuri.)

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ تَنزِيلًۭا ﴿٢٣﴾

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

Quraish Shihab

Sesungguhnya, dengan rahmat dan kebijakan Kami, Kami menurunkan kepadamu al-Qur'ân yang dapat menenteramkan hatimu dan senantiasa dapat diingat dan tak pernah terlupakan.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya Kami) lafal Nahnu berfungsi mengukuhkan makna isimnya Inna, atau dianggap sebagai Dhamir Fashal (telah menurunkan Alquran kepadamu dengan berangsur-angsur) ayat ini menjadi Khabar dari Inna, yakni Kami menurunkannya secara berangsur-angsur, tidak sekaligus.

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ ءَاثِمًا أَوْ كَفُورًۭا ﴿٢٤﴾

Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.

Quraish Shihab

Maka, hendaknya kamu bersabar atas ketetapan Allah untuk menunda kemenanganmu melawan musuh-musuhmu. Hendaknya pula kamu bersabar menghadapi penghinaan mereka. Janganlah kamu mengikuti orang-orang musyrik yang penuh dosa atau terjerumus dalam kekafiran.

Tafsir Jalalayn

(Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Rabbmu) yang dibebankan kepadamu yaitu, menyampaikan risalah-Nya (dan janganlah kamu ikuti, di antara mereka) yakni orang-orang kafir (orang yang berdosa dan orang yang kafir) yang dimaksud adalah Atabah bin Rabi'ah dan Walid bin Mughirah, kedua-duanya telah berkata kepada Nabi saw., \"Kembalilah kamu dari perkara ini dari agama Islam.\" Dan dapat pula diartikan setiap orang yang berdosa dan setiap orang yang kafir; makna yang dimaksud ialah janganlah kamu mengikuti ajakan dan seruan kedua jenis orang tersebut dalam keadaan bagaimana pun, yang seruannya itu mengajakmu kepada perbuatan dosa atau kekafiran.

وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةًۭ وَأَصِيلًۭا ﴿٢٥﴾

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

Quraish Shihab

Berzikirlah selalu kepada Tuhanmu. Lakukanlah salat subuh di pagi hari dan zuhur serta asar di siang hari. Di waktu malam, lakukanlah salat magrib dan isya. Dan isilah pula waktu malam yang panjang itu untuk bertahajud.

Tafsir Jalalayn

(Dan sebutlah nama Rabbmu) di dalam salatmu (pada waktu pagi dan petang) yakni dalam salat Subuh, Zuhur dan Asar.

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَٱسْجُدْ لَهُۥ وَسَبِّحْهُ لَيْلًۭا طَوِيلًا ﴿٢٦﴾

Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.

Quraish Shihab

Berzikirlah selalu kepada Tuhanmu. Lakukanlah salat subuh di pagi hari dan zuhur serta asar di siang hari. Di waktu malam, lakukanlah salat magrib dan isya. Dan isilah pula waktu malam yang panjang itu untuk bertahajud.

Tafsir Jalalayn

(Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kamu kepada-Nya) artinya, dirikanlah salat Magrib dan Isyak (dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari) lakukanlah salat sunat di malam hari, sebagaimana keterangan yang telah kami sebutkan yaitu, sepertiganya atau separohnya atau dua pertiganya.

إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمْ يَوْمًۭا ثَقِيلًۭا ﴿٢٧﴾

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).

Quraish Shihab

Sesungguhnya orang-orang kafir lebih mencintai dunia daripada akhirat. Mereka tidak mempedulikan hari yang kesulitannya teramat berat dan kedahsyatannya begitu menyeramkan, sehingga mereka tidak tahu apa yang dapat menyelamatkan mereka dari semua kesulitan itu.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia) (dan mereka tidak mempedulikan hari yang berat) yaitu hari yang penuh dengan penderitaan, yakni hari kiamat. Maksudnya, mereka tidak beramal untuk menyambut kedatangannya.

نَّحْنُ خَلَقْنَٰهُمْ وَشَدَدْنَآ أَسْرَهُمْ ۖ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَآ أَمْثَٰلَهُمْ تَبْدِيلًا ﴿٢٨﴾

Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.

Quraish Shihab

Kami telah menciptakan mereka dengan teliti. Apabila Kami berkehendak, niscaya Kami akan memusnahkan dan mengganti mereka dengan orang-orang yang taat kepada Allah.

Tafsir Jalalayn

(Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan) menjadikan kuat (persendian tubuh mereka) yakni semua anggota tubuh mereka dan sendi-sendinya (apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti) Kami menjadikan (orang-orang yang serupa dengan mereka) dalam bentuknya sebagai pengganti mereka, seumpamanya Kami membinasakan mereka terlebih dahulu (dengan sebenar-benarnya) lafal ayat ini berfungsi mengukuhkan makna yang terdapat dalam lafal Baddalnaa. lafal Idzaa berkedudukan sama dengan lafal In seperti contoh lain, yaitu: In Yasya' Yudzhibkum, artinya; Seandainya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan kalian. Demikian itu karena pengertian yang terkandung di dalam lafal Idzaa hanya khusus dipakai untuk sesuatu yang pasti akan terjadi, sedangkan di sini Allah swt. tidak menghendaki hal tersebut.

إِنَّ هَٰذِهِۦ تَذْكِرَةٌۭ ۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ سَبِيلًۭا ﴿٢٩﴾

Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.

Quraish Shihab

Sesungguhnya surat mulia ini merupakan nasihat bagi seluruh alam. Barangsiapa berkehendak, maka ia akan menjadikan keimanan dan ketakwaan kepada Allah sebagai jalan untuk memperoleh ampunan dan surga-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Sesungguhnya ini) surah ini (adalah suatu peringatan) suatu nasihat dan pelajaran bagi makhluk (maka barang siapa menghendaki niscaya dia mengambil jalan kepada Rabbnya) yakni jalan yang dapat menyampaikan dia kepada-Nya, yaitu melalui ketaatan.

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًۭا ﴿٣٠﴾

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Quraish Shihab

Kalian tidak dapat menginginkan sesuatu kecuali dengan kehendak Allah. Sesungguhnya Allah Mahatahu segala yang ada pada kalian. Dia Mahabijaksana dalam segala pilihan dan kehendak-Nya.

Tafsir Jalalayn

(Dan kalian tidak menghendaki) dapat dibaca Tasyaa-uuna dan Yasyaa-uuna, kalau dibaca Yasyaa-uuna artinya, dan mereka tidak menghendaki untuk mengambil jalan kepada Rabbnya dengan mengerjakan ketaatan (kecuali bila dikehendaki Allah) hal tersebut. (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.

يُدْخِلُ مَن يَشَآءُ فِى رَحْمَتِهِۦ ۚ وَٱلظَّٰلِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًۢا ﴿٣١﴾

Dan memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.

Quraish Shihab

Allah akan memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam surga. Dari itu, surga yang diperoleh seseorang adalah semata-mata karena karunia dan rahmat-Nya. Sebaliknya, Dia akan merendahkan orang-orang yang zalim dengan menyediakan azab yang pedih bagi mereka.

Tafsir Jalalayn

(Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya) yakni surga-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman. (Dan bagi orang-orang lalim) dinashabkan oleh Fi'il atau kata kerja yang keberadaannya diperkirakan, lengkapnya, Dia telah menyediakan bagi mereka. Pengertian ini disimpulkan dari firman berikutnya (disediakan-Nya azab yang pedih) azab yang menyakitkan; mereka adalah orang-orang kafir.