Setting
Surah The Cleaving [AL-Infitar] in Indonesian
إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنفَطَرَتْ ﴿١﴾
Apabila langit terbelah,
[[82 ~ AL-INFITHAR (TERBELAHNYA LANGIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 19 ayat ~ Surat al-Infithâr memaparkan peristiwa-peristwa dahsyat yang terjadi pada hari kiamat dengan gaya bahasa yang dapat meyakinkan pembaca akan kesungguhan terjadinya kiamat. Saat itu, setiap orang akan mengetahui segala yang diperbuatnya di dunia. Ayat-ayat yang lain berisi peringatan pada manusia yang menyombongkan diri di hadapan Tuhan--yang telah menjadikannya dan memberinya bentuk paling sempurna di seluruh alam--dan mendustakan hari pembalasan. Ayat-ayat selanjutnya memberikan penjelasan bahwa Allah Swt. mempunyai malaikat yang bertugas sebagai penjaga dan pencatat amal perbuatan manusia. Dikemukakan pula, dalam surat ini, bahwa kenikmatan dan kesenangan hidup akhirat akan didapat oleh orang-orang yang berbuat kebajikan. Sementara orang-orang kafir yang bergelimang dosa akan menemukan kesengsaraan. Mereka akan merasakan api neraka pada hari kiamat, hari ketika seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Saat itu segala urusan berada dalam kekuasaan Allah.]] Bila langit terbelah.
(Apabila langit terbelah) atau menjadi belah.
وَإِذَا ٱلْكَوَاكِبُ ٱنتَثَرَتْ ﴿٢﴾
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
Bila bintang dan benda-benda langit lain jatuh berserakan,
(Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan) artinya menukik dan berjatuhan.
وَإِذَا ٱلْبِحَارُ فُجِّرَتْ ﴿٣﴾
dan apabila lautan menjadikan meluap,
Bila seluruh lautan dibuka dengan dihilangkan batasan-batasanya.
(Dan apabila laut-laut dijadikan meluap) maksudnya sebagian bertemu dengan sebagian lainnya sehingga seakan-akan menjadi satu lautan, maka bercampurlah air yang tawar dengan air yang asin.
وَإِذَا ٱلْقُبُورُ بُعْثِرَتْ ﴿٤﴾
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
Bila kuburan dibongkar sehingga keluarlah orang-orang mati yang ada di dalamnya.
(Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar) maksudnya tanahnya dibalik lalu orang-orang mati yang ada di dalamnya dibangunkan hidup kembali. Sebagai Jawab dari lafal Idzaa berikut lafal-lafal lain yang di'athafkan kepadanya ialah:
عَلِمَتْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ ﴿٥﴾
maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.
Setiap insan akan mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah mereka kerjakan, yang lewat maupun yang kemudian.
(Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui) waktu terjadinya hal-hal tersebut, yaitu hari kiamat (apa yang telah dikerjakannya) yaitu amal perbuatan yang telah dikerjakannya (dan) apa (yang dilalaikannya) yang tidak dikerjakannya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ ﴿٦﴾
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
Wahai manusia, apa yang membuat kalian tergoda sehingga berani mendurhakai Tuhanmu Yang Maha Pemurah?
(Hai manusia) yakni orang kafir (apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Rabbmu Yang Maha Mulia) sehingga kamu berbuat durhaka kepada-Nya?
ٱلَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ ﴿٧﴾
Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
Yang menghadirkan dirimu dari ketiadaan ke alam wujud, menciptakan organ-organ tubuh yang dapat kamu manfaatkan, dan menjadikanmu seimbang dan serasi.
(Yang telah menciptakan kamu) padahal sebelumnya kamu tidak ada (lalu menyempurnakan kejadianmu) yakni Dia menjadikan kamu dalam bentuk yang sempurna, lengkap dengan anggota-anggota tubuhmu (dan menjadikan kamu seimbang) artinya Dia menjadikan bentukmu seimbang, semua anggota tubuhmu disesuaikan-Nya; tiada tangan atau kaki yang lebih panjang atau lebih pendek dari yang lainnya; dapat dibaca Fa'adalak dan Fa'addalak.
فِىٓ أَىِّ صُورَةٍۢ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ ﴿٨﴾
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
Dalam bentuk yang dikehendaki-Nya, Tuhan menjadikanmu. .
(Dalam bentuk apa saja) huruf Ma di sini adalah huruf Shilah atau kata penghubung (yang Dia kehendaki. Dia menyusun tubuhmu.)
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِٱلدِّينِ ﴿٩﴾
Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
Tetapi kalian malah mendustakan pembalasan pada hari kiamat.
(Bukan hanya durhaka saja) kalimat ini mengandung makna cegahan atau larangan bersikap lupa daratan terhadap kemurahan Allah swt. (bahkan kalian mendustakan) hai orang-orang kafir Mekah (hari pembalasan) yakni pembalasan amal perbuatan.
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَٰفِظِينَ ﴿١٠﴾
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
Sesungguhnya diri kalian itu diawasi dan dijaga oleh para malaikat yang mulia di sisi Kami, yang mencatat dan membukukan segala perbuatan. Mereka mengetahui kebaikan dan kejahatan yang kalian lakukan.
(Padahal sesungguhnya bagi kalian ada yang mengawasi) yaitu malaikat-malaikat yang mengawasi semua amal perbuatan kalian.
كِرَامًۭا كَٰتِبِينَ ﴿١١﴾
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),
Sesungguhnya diri kalian itu diawasi dan dijaga oleh para malaikat yang mulia di sisi Kami, yang mencatat dan membukukan segala perbuatan. Mereka mengetahui kebaikan dan kejahatan yang kalian lakukan.
(Yang mulia) artinya mereka dimuliakan di sisi Allah (dan yang mencatat) maksudnya menjadi juru tulis amal perbuatan kalian.
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ﴿١٢﴾
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sesungguhnya diri kalian itu diawasi dan dijaga oleh para malaikat yang mulia di sisi Kami, yang mencatat dan membukukan segala perbuatan. Mereka mengetahui kebaikan dan kejahatan yang kalian lakukan.
(Mereka mengetahui semua apa yang kalian kerjakan) tanpa kecuali.
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍۢ ﴿١٣﴾
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan sepenuh hati, kelak akan berada dalam kebahagiaan dan kesenangan yang besar.
(Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti) yakni orang-orang mukmin yang benar-benar mantap dalam keimanannya, (benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan.)
وَإِنَّ ٱلْفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍۢ ﴿١٤﴾
dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
Sedangkan orang-orang yang menyalahi perintah Allah akan menjadi penghuni neraka yang membakar. Mereka akan masuk ke dalamnya pada hari pembalasan nanti.
(Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka) yakni orang-orang kafir (benar-benar berada dalam neraka) yang apinya sangat membakar.
يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ ٱلدِّينِ ﴿١٥﴾
Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
Sedangkan orang-orang yang menyalahi perintah Allah akan menjadi penghuni neraka yang membakar. Mereka akan masuk ke dalamnya pada hari pembalasan nanti.
(Mereka masuk ke dalamnya) atau menjadi penghuninya, ia merasakan panas api yang membakar itu (pada hari pembalasan) yaitu di saat mereka menerima pembalasan.
وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَآئِبِينَ ﴿١٦﴾
Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.
Mereka tidak akan pernah dikeluarkan dari neraka selama-lamanya.
(Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu) artinya tidak bisa melepaskan diri darinya.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا يَوْمُ ٱلدِّينِ ﴿١٧﴾
Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
Kamu tidak mengetahui apakah hari pembalasan itu, sebab persoalan ini berada di luar jangkauan pengetahuan dan akal pikiran.
(Tahukah kamu) lafal Adraaka maknanya sama dengan lafal A'lamaka, yakni tahukah kamu (apakah hari pembalasan itu?)
ثُمَّ مَآ أَدْرَىٰكَ مَا يَوْمُ ٱلدِّينِ ﴿١٨﴾
Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
Tahukah kalian betapa dahsyatnya hari pembalasan?
(Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?) ayat ini mengungkapkan tentang kedudukan hari pembalasan yang agung itu.
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌۭ لِّنَفْسٍۢ شَيْـًۭٔا ۖ وَٱلْأَمْرُ يَوْمَئِذٍۢ لِّلَّهِ ﴿١٩﴾
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
Pada hari itu tidak seorang pun dapat menolong atau mencelakakan orang lain. Semua urusan pada hari itu hanya ada pada Allah semata.
(Yaitu pada hari) yakni hari itu adalah hari (seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain) atau seseorang tidak dapat memberikan manfaat kepada orang lain. (Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah) artinya tiada suatu urusan pun pada hari itu selain-Nya. Dengan kata lain, pada hari itu tiada seorang pun yang dapat menjadi perantara atau penengah, berbeda halnya dengan di dunia.