Setting
Surah The Overwhelming [Al-Ghashiya] in Indonesian
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلْغَٰشِيَةِ ﴿١﴾
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?
[[88 ~ AL-GHASYIYAH (HARI PEMBALASAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 26 ayat ~ Surat ini diawali dengan gaya bahasa yang memancing kita untuk mengetahui peristiwa apa yang akan terjadi di hari kiamat. Disebutkan, misalnya, bahwa manusia pada hari itu terbagi menjadi dua golongan. Pertama, mereka yang tidak menyambut kedatangan hari itu dengan penghormatan, kemudian mereka masuk ke dalam neraka jahanam yang sangat panas. Dan, kedua, mereka yang menyambut hari itu dengan rasa gembira dengan rahmat dan perkenan Tuhan yang disediakan untuk mereka. Kemudian pembicaraan diarahkan kepada pemaparan bukti-bukti yang jelas akan kekuasaan Allah untuk membangkitkan kembali manusia, yang diambil dari hal-hal yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri dan mereka ambil manfaatnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setelah menyebutkan bukti-bukti ini, surat ini beralih memerintah Rasulullah untuk memberi peringatan, karena hal itu merupakan misi utamanya. Perintah kepada Rasulullah untuk memberi peringatan ini disertai dengan keterangan bahwa dirinya tidak mempunyai kekuasaan apa-apa sehingga dapat memaksa mereka untuk beriman. Diikuti pula dengan keterangan bahwa orang yang menolak untuk beriman dan tetap bersikap kafir setelah peringatan ini pasti akan mendapat balasan dan siksaan yang amat besar dari Allah saat ia kembali kepada-Nya kelak setelah ia mati. Sebab, mereka semua akan kembali kepada-Nya dan akan diperhitungkan oleh-Nya.]] Wahai Muhammad, apakah berita tentang hari kiamat dengan kedahsyatannya yang membuat manusia tidak sadarkan diri itu telah sampai kepadamu?
(Apakah) telah (datang kepadamu berita hari kiamat) hari kiamat dinamakan hari yang menutupi karena pada hari itu semua makhluk diselimuti oleh kengerian-kengeriannya.
وُجُوهٌۭ يَوْمَئِذٍ خَٰشِعَةٌ ﴿٢﴾
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,
Pada hari kiamat, terdapat wajah-wajah yang sangat terhina dan selalu mengerjakan sesuatu yang melelahkan dan mencelakannya di dalam neraka.
(Banyak muka pada hari itu) yang dimaksud dengan ungkapan lafal Wujuuh atau muka adalah orang-orangnya, demikian lafal yang sama sesudahnya nanti (tunduk) terhina.
عَامِلَةٌۭ نَّاصِبَةٌۭ ﴿٣﴾
bekerja keras lagi kepayahan,
Pada hari kiamat, terdapat wajah-wajah yang sangat terhina dan selalu mengerjakan sesuatu yang melelahkan dan mencelakannya di dalam neraka.
(Pekerja keras lagi kepayahan) maksudnya dalam keadaan lelah dan payah karena diikat dengan rantai dan belenggu.
تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةًۭ ﴿٤﴾
memasuki api yang sangat panas (neraka),
Masuk ke dalam neraka yang sangat panas.
(Memasuki) dapat dibaca Tashlaa dan Tushlaa, jika dibaca Tushlaa artinya dimasukkan ke dalam (api yang sangat panas.)
تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ ءَانِيَةٍۢ ﴿٥﴾
diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
Lalu diberi minum dari sumber air yang sangat panas.
(Diberi minum dari sumber yang sangat panas) atau dengan air yang sangat panas.
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍۢ ﴿٦﴾
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,
Mereka tidak mendapatkan makanan, kecuali dari jenis yang buruk dan menyiksa orang yang memakannya.
(Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri) Dharii' adalah sejenis pohon yang berduri, hewan ternak pun tidak mau memakannya karena duri itu keras lagi kotor.
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍۢ ﴿٧﴾
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Makanan itu tidak memberikan kegemukan untuk tubuh dan tidak juga menghilangkan rasa lapar.
(Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.)
وُجُوهٌۭ يَوْمَئِذٍۢ نَّاعِمَةٌۭ ﴿٨﴾
Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
Pada hari kiamat, juga terdapat wajah-wajah yang sangat berseri-seri disebabkan oleh balasan dari perbuatan yang dilakukannya di dunia. Wajah-wajah itu senang, berada di dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya.
(Banyak muka pada hari itu berseri-seri) atau tampak cerah dan cantik.
لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌۭ ﴿٩﴾
merasa senang karena usahanya,
Pada hari kiamat, juga terdapat wajah-wajah yang sangat berseri-seri disebabkan oleh balasan dari perbuatan yang dilakukannya di dunia. Wajah-wajah itu senang, berada di dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya.
(Karena usahanya) sewaktu di dunia yaitu karena ketaatannya (mereka merasa senang) di alam akhirat, yaitu sewaktu mereka melihat pahalanya.
فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍۢ ﴿١٠﴾
dalam surga yang tinggi,
Pada hari kiamat, juga terdapat wajah-wajah yang sangat berseri-seri disebabkan oleh balasan dari perbuatan yang dilakukannya di dunia. Wajah-wajah itu senang, berada di dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya.
(Dalam surga yang tinggi) secara nyata dan dapat mereka rasakan.
لَّا تَسْمَعُ فِيهَا لَٰغِيَةًۭ ﴿١١﴾
tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.
Kamu tidak akan mendengar perkataan yang tidak berguna di dalamnya. Di sana terdapat sumber air yang mengalir dan tidak ada putus-putusnya.
(Tidak kamu dengar) dapat dibaca Tasma'u dan Yasma'u, jika Yasma'u artinya tidak dia dengar (di dalamnya perkataan yang tak berguna) tiada seorang yang berkata melantur yang tidak ada gunanya.
فِيهَا عَيْنٌۭ جَارِيَةٌۭ ﴿١٢﴾
Di dalamnya ada mata air yang mengalir.
Kamu tidak akan mendengar perkataan yang tidak berguna di dalamnya. Di sana terdapat sumber air yang mengalir dan tidak ada putus-putusnya.
(Di dalamnya ada mata air yang mengalir) lafal `Ainun sekalipun bentuknya Mufrad tetapi maknanya jamak.
فِيهَا سُرُرٌۭ مَّرْفُوعَةٌۭ ﴿١٣﴾
Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
Dan juga terdapat tahta-tahta yang sangat tinggi tempat dan kedudukannya, sebagai tambahan kesenangan bagi mereka di surga.
(Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan) yaitu tempat kedudukan dan derajatnya ditinggikan.
وَأَكْوَابٌۭ مَّوْضُوعَةٌۭ ﴿١٤﴾
dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
Gelas-gelas yang terletak di depan mereka.
(Dan gelas-gelas) yakni tempat-tempat untuk minum tanpa gagang (yang terletak) di setiap tepi mata air yang disediakan untuk peminum-peminumnya.
وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌۭ ﴿١٥﴾
dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
Bantal-bantal yang tersusun rapi.
(Dan bantal-bantal) untuk bersandar (yang tersusun) atau dalam keadaan tersusun untuk tempat bersandar.
وَزَرَابِىُّ مَبْثُوثَةٌ ﴿١٦﴾
dan permadani-permadani yang terhampar.
Dan permadani-permadani yang terhampar di tempat-tempat duduk.
(Dan permadani-permadani) yaitu permadani yang empuk lagi tebal (yang terhampar) dalam keadaan terbentang.
أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ ﴿١٧﴾
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
Maka apakah mereka tetap meremehkan dan tidak mau merenungi bukti-bukti, sehingga mereka tidak memperhatikan unta: bagaimana dia diciptakan dengan penciptaan yang begitu indah yang menunjukan kekuasaan Allah?(1). (1) Dalam penciptaan unta terdapat mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah untuk kita renungkan. Dari bentuk lahirnya, seperti kita ketahui, unta benar-benar memiliki potensi untuk menjadi kendaraan di wilayah gurun pasir. Matanya terletak pada bagian kepala yang agak tinggi dan agak ke belakang, ditambah dengan dua lapis bulu mata yang melindunginya dari pasir dan kotoran. Begitu pula dengan kedua lubang hidung dan telinga yang dikelilingi dengan rambut untuk maksud yang sama. Maka apabila badai pasir bertiup kencang, kedua lubang hidung itu akan tertutup dan kedua telinganya akan melipat ke tubuhnya, meski bentuknya kecil dan hampir tak terlihat. Sedangkan kakinya yang panjang adalah untuk membantu mempercepat geraknya, seimbang dengan lehernya yang panjang pula. Telapak kakinya yang sangat lebar seperti sepatu berguna untuk memudahkannya dalam berjalan di atas pasir yang lembut. Unta juga mempunyai daging tebal di bawah dadanya dan bantalan-bantalan pada persendian kakinya yang memungkinkannya untuk duduk di atas tanah yang keras dan panas. Pada sisi-sisi ekornya yang panjang terdapat bulu yang melindungi bagian-bagian belakang yang lembut dari segala macam kotoran. Sedang kemampuan kerja unta terlihat lebih istimewa lagi. Pada musim dingin, unta tidak membutuhkan air. Bahkan unta dapat bertahan tanpa minum air selama dua bulan berturut-turut, apabila makanan yang dimakannya segar dan berair, dan selama dua minggu berturut-turut apabila makanannya kering. Unta juga dapat menahan rasa haus saat terik musim panas selama satu atau dua minggu. Pada saat seperti itu, dia akan kehilangan lebih dari sepertiga berat badannya. Kemudian bila menemukan air, unta segera meminumya dalam jumlah yang sangat banyak untuk mengembalikan berat badannya semula dalam waktu beberapa menit saja. Air yang diminum unta tidak disimpan di lambungnya, sebagaimana diduga orang banyak, melainkan di sela-sela badannya. Air itu digunakannya dengan sangat hemat. Maka dari itu, unta sama sekali tidak pernah terengah-engah, tidak pernah bernafas dengan mulutnya, dan tidak mengeluarkan keringat dari kulitnya, kecuali dalam jumlah yang sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh suhu tubuhnya sangat yang rendah pada pagi hari, kemudian mulai meninggi secara perlahan-lahan lebih dari enam derajat sebelum dia perlu mengeluarkan keringat untuk menyegarkan dan menurunkan suhu badannya kembali. Meski kehilangan air dalam jumlah yang sangat banyak setelah mengalami kehausan yang sangat panjang, tekanan darah unta sama sekali tidak terpengaruh kecuali dalam batas-batas tertentu saja. Maka dari itu, unta tidak akan mati arena kehausan dan dahaga. Lebih dari itu, melalui ilmu pengetahuan mtakhir telah ditemukan pula bahwa lemak yang terdapat di punuk unta merupakan tempat menyimpan kekuatannya yang dapat menjaganya dari rasa lapar. Namun demikian, lemak itu tidak banyak memberikan manfaat untuk penyimpanan air yang cukup bagi tubuhnya. Setiap kali dilakukan penelitian pada hewan ini oleh para ahli, selalu ditemukan kebenaran perintah Allah agar kita memperhatikan ciptaan-Nya yang mengandung mukjizat itu.
(Maka apakah mereka tidak memperhatikan) dengan perhatian yang dibarengi keinginan mengambil pelajaran; yang dimaksud adalah orang-orang kafir Mekah (unta bagaimana dia diciptakan?)
وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ رُفِعَتْ ﴿١٨﴾
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Juga langit yang selalu mereka saksikan: bagaimana dia diangkat begitu tinggi tanpa tiang?
(Dan langit, bagaimanakah ia ditinggikan?)
وَإِلَى ٱلْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ ﴿١٩﴾
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Juga gunung yang mereka daki sampai ke puncaknya: bagaimana dia didirikan dengan kokoh sehingga dapat menahan bumi agar tidak condong?
(Dan gunung-gunung, bagaimana ia dipancangkan?)
وَإِلَى ٱلْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ ﴿٢٠﴾
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Juga bumi yang mereka olah: bagaimana dia diluaskan dan dihamparkan?(1). (1) Pada beberapa ayat al-Qur'ân sering disebutkan bahwa bumi beratap dan terhampar. Ayat-ayat itu harus dipahami bahwa bumi terlihat beratap dan terhampar, meskipun pada hakikatnya berbentuk bulat. Dengan demikian pernyataan al-Qur'ân bahwa bumi itu terhampar tidak bertentangan dengan penemuan ilmu pengetahuan modern.
(Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?) maksudnya dijadikan sehingga terhampar. Melalui hal-hal tersebutlah mereka mengambil kesimpulan tentang kekuasaan Allah swt. dan keesaan-Nya. Pembahasan ini dimulai dengan menyebut unta, karena unta adalah binatang ternak yang paling mereka kenal daripada yang lain-lainnya. Firman Allah \"Suthihat\" jelas menunjukkan bahwa bumi itu rata bentuknya. Pendapat inilah yang dianut oleh para ulama Syara'. Jadi bentuk bumi bukanlah bulat seperti bola sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli ilmu konstruksi. Masalah ini sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan salah satu rukun syariat.
فَذَكِّرْ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٌۭ ﴿٢١﴾
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
Maka dari itu, berilah peringatan melalui dakwahmu. Sebab, misi utamamu sebenarnya adalah menyampaikan, dan kamu tidak berkuasa apa-apa atas mereka.
(Maka berilah peringatan) berilah mereka peringatan yang mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah dan bukti-bukti yang menunjukkan keesaan-Nya (karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.)
لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ ﴿٢٢﴾
Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
Maka dari itu, berilah peringatan melalui dakwahmu. Sebab, misi utamamu sebenarnya adalah menyampaikan, dan kamu tidak berkuasa apa-apa atas mereka.
(Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka) menurut suatu qiraat lafal Mushaithirin dibaca Musaithirin yakni dengan memakai huruf Sin bukan Shad, artinya menguasai mereka. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berjihad.
إِلَّا مَن تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ ﴿٢٣﴾
tetapi orang yang berpaling dan kafir,
Tetapi barangsiapa di antara mereka yang berpaling dan ingkar, maka Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang paling besar dan tak ada yang melebihinya.
(Kecuali) tetapi (orang yang berpaling) dari keimanan (dan kafir) kepada Alquran, artinya ingkar kepadanya.
فَيُعَذِّبُهُ ٱللَّهُ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَكْبَرَ ﴿٢٤﴾
maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.
Tetapi barangsiapa di antara mereka yang berpaling dan ingkar, maka Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang paling besar dan tak ada yang melebihinya.
(Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar) yaitu azab di akhirat dan azab di dunia dengan dibunuh dan ditawan.
إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ ﴿٢٥﴾
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
Sesungguhnya hanya kepada Kami, bukan kepada yang lain, mereka akan kembali dengan cara kematian dan kebangkitan.
(Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka) maksudnya mereka akan kembali kepada-Nya sesudah mati.
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم ﴿٢٦﴾
kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.
Kemudian hanya Kamilah yang bertugas untuk menghitung dan memberikan balasan.
(Kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka) atau memberikan balasan kepada mereka, Kami sama sekali tidak akan membiarkan mereka begitu saja, mereka pasti Kami hisab.