Setting
Surah The Clear proof [Al-Bayyina] in Indonesian
لَمْ يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ ﴿١﴾
Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
[[98 ~ AL-BAYYINAH (BUKTI YANG NYATA) Pendahuluan: Madaniyyah, 8 ayat ~ Melalui kitab suci yang ada pada mereka, orang-orang Ahl al-Kitâb mengetahui bahwa akan muncul seorang nabi akhir zaman. Dan orang-orang musyrik Mekah mengetahui hal itu melalui mereka. Hal itu semestinya membuat mereka percaya ketika nabi itu benar-benar telah diutus. Tetapi, ketika seseorang dari kalangan mereka diangkat untuk menjadi rasul utusan Allah, dan diperkuat dengan al-Qur'ân, mereka saling berselisih dan mengingkari janji. Pengingkaran para Ahl al-Kitâb tersebut lebih dari pengingkaran para musyrikin. Kelak, di akhirat, mereka semua akan hidup abadi dalam api neraka. Sedangkan orang-orang Mukmin yang memiliki kedudukan yang tinggi adalah sebaik-baiknya makhluk. Balasan yang disediakan untuk mereka adalah kehidupan abadi di dalam surga dan kepuasan dengan apa yang dicapainya. Kenikmatan ini diperuntukkan bagi mereka yang takut kepada Tuhannya.]] Orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya, tidak akan berpaling dari kelengahan dan ketidaktahuan mereka akan kebenaran sampai datang kepada mereka bukti yang nyata.
(Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.
رَسُولٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًۭا مُّطَهَّرَةًۭ ﴿٢﴾
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
Seorang Rasul yang diutus Allah untuk membacakan kepada mereka lembaran-lembaran yang bebas dari kesalahan, yaitu al-Qur'ân, yang mengandung hukum-hukum yang benar yang menjelaskan keyakinan dan kebenaran.
(Yaitu seorang rasul dari Allah) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Al-Bayyinah, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan) dari segala bentuk kebatilan.
فِيهَا كُتُبٌۭ قَيِّمَةٌۭ ﴿٣﴾
di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
Seorang Rasul yang diutus Allah untuk membacakan kepada mereka lembaran-lembaran yang bebas dari kesalahan, yaitu al-Qur'ân, yang mengandung hukum-hukum yang benar yang menjelaskan keyakinan dan kebenaran.
(Di dalamnya terdapat kitab-kitab) maksudnya hukum-hukum yang tertulis (yang lurus) artinya hukum-hukum yang lurus. Dia akan membacakan apa yang dikandungnya, yaitu Alquran; di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya dan ada pula orang-orang yang kafir kepadanya.
وَمَا تَفَرَّقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ ﴿٤﴾
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi kitab suci itu juga tidak akan berselisih sampai datang kepada mereka bukti yang jelas yang menunjukkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang dijanjikan dalam kitab suci mereka.
(Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Alkitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada Nabi Muhammad saw. (melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad saw., atau Alquran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. mereka adalah orang-orang yang sepakat untuk beriman kepadanya/Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad saw. datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mereka.
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Mereka tidak dibebani tugas kecuali agar ibadah mereka hanya ditujukan kepada Allah dengan ikhlas, agar mereka menjauhi kebatilan, beristikamah dalam kebenaran dan agar mereka selalu melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.
(Padahal mereka tidak disuruh) di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil (kecuali menyembah Allah) kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An Ya'budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah Liya'budullaaha (dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama) artinya membersihkannya dari kemusyrikan (dengan lurus) maksudnya berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya (dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama) atau tuntunan (yang mustaqim) yang lurus.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿٦﴾
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Sesungguhnya orang-orang Ahl al-Kitâb dan orang-orang musyrikin, yang ingkar kepada Allah, akan dimasukkan ke dalam api neraka dan tidak akan dapat keluar dari dalamnya. Mereka itu adalah makhluk yang keyakinan dan perbuatannya paling jahat.
(Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik -dimasukkan- ke dalam neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya) lafal Khaalidiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan; lengkapnya mereka telah dipastikan oleh Allah swt. untuk menjadi penghuni tetap di dalam neraka Jahanam untuk selama-lamanya. (Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.)
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Sesungguhnya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal saleh adalah makhluk yang keyakinan dan perbuatannya paling baik.
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk) artinya makhluk yang paling baik.
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ ﴿٨﴾
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Balasan yang akan mereka terima kelak, di akhirat, atas keimanan dan amal saleh yang mereka lalukan adalah surga yang dialiri sungai-sungai di bawahnya. Mereka akan hidup abadi di dalamnya. Allah menerima perbuatan mereka, dan mereka pun bersyukur atas kebaikan-Nya kepada mereka. Demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada siksaan Tuhannya, lalu ia beriman dan berbuat amal saleh.
(Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn) sebagai tempat tinggal tetap mereka (yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun rida kepada-Nya) yakni merasa puas akan pahala-Nya. (Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Rabbnya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang karena itu lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.