Setting
Surah Those who set the ranks [As-Saaffat] in Indonesian
وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفًّۭا ﴿١﴾
Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya],
[[37 ~ ASH-SHAFFAT (ROMBONGAN YANG BERSAF-SAF) Pendahuluan: Makkiyyah, 182 ayat ~ Surat ini diawali dengan sebuah sumpah demi malaikat, salah satu makhluk Allah, yang mempunyai tugas berbaris, melarang dan selalu menyenandungkan bacaan bahwa Allah Mahaesa. Ayat-ayat selanjutnya menguatkan apa yang disenandungkan oleh malaikat-malaikat itu. Disebutkan, misalnya, bahwa Allah adalah Tuhan Penguasa langit, bumi, semua yang ada di antara keduanya, dan juga Tuhan Penguasa tempat-tempat terbitnya matahari, yang menghias langit yang terdekat dari bumi dengan berbagai gemintang. Dia melindungi semua itu dari setan pembangkang yang tidak mau menaati perintah- Nya. Setelah berbicara mengenai ajaran tauhid, ayat-ayat selanjutnya kemudian berbicara mengenai kepercayaan tentang datangnya hari kebangkitan. Orang-orang yang meragukan kedatangan hari itu diancam bahwa mereka benar-benar akan didatangi hari itu secara tiba-tiba. Ketika itu, mereka sendiri menyaksikan peristiwa itu. Pembicaraan tentang hari kiamat ini diperkuat dengan dalil-dali dan bukti-bukti yang menunjukkan betapa peristiwa itu sangat mungkin dan sangat mudah terjadi. Kelak, ketika mereka menyaksikan hari itu, mereka akan berkata, \"Celaka! Ini adalah hari pembalasan.\" Kepada mereka kemudian dikatakan \"Hari ini adalah hari pengadilan yang dahulu kalian dustakan.\" Orang-orang yang menzalimi dirinya itu pun dikumpulkan bersama tuhan-tuhan palsu yang dahulu mereka sembah. Mereka akan bertanya, dan tuhan-tuhan itu pun akan menjawab dan memberikan alasan. Masing-masing menyalahkan pihak lain setelah merasakan penderitaan di hari itu. Padahal, mereka semua akan merasakan siksaan. Sebab mereka melakukan kejahatan yang sama: bersikap sombong lalu tidak mau mengakui keesaan Tuhan, dan menuduh bahwa rasul yang diutus kepada mereka itu gila. Padahal, rasul itu justru datang membawa kebenaran dan bukti yang menguatkan bahwa mereka benar-benar jujur dalam menyampaikan misi Tuhan. Sedangkan orang-orang Mukmin yang beribadah dengan ikhlas, seperti disebutkan pada ayat-ayat selanjutnya, akan merasakan berbagai macam kenikmatan. Mereka akan mengingat-ingat karunia Allah yang telah mereka rasakan. Mereka juga akan mencari-cari orang yang dahulu menjadi teman buruknya, yang kemudian ditemukan sedang berada di dalam neraka. Mereka akhirnya mengucap tahmid memuji Allah karena telah terjaga sehingga tidak mengikuti ajakan teman- teman buruk itu. Pada bagian selanjutnya, surat ini berbicara mengenai derajat orang-orang zalim dan orang-orang Mukmin. Dilanjutkan, kemudian, dengan kisah beberapa rasul terdahulu sebagai pelipur lara bagi Nabi Muhammad saw. sekaligus sebagai pelajaran bagi kaumnya yang tidak percaya. Setelah mengutarakan berbagai kisah dari berbagai zaman dan dengan berbagai tokoh yang berbeda pula--dengan satu kesamaan, yaitu kisah mengenai misi kenabian--ayat-ayat berikutnya mematahkan anggapan orang-orang musyrik bahwa Allah mempunyai anak perempuan dan mereka mempunyai anak laki-laki, bahwa Allah menciptakan malaikat bergender perempuan, dan bahwa mereka adalah calon penghuni surga. Allah Mahasuci dari semua anggapan mereka itu. Orang-orang yang menghambakan diri kepada Allah akan mendapat pertolongan, dan tentara-tentara yang membela agama Allah itu akan menang. Sedangkan orang-orang yang diperingatkan itu akan menerima siksaan. Akhirnya surat ini ditutup dengan tasbih penyucian Tuhan dari segala sifat yang disandangkan orang-orang musyrik kepada-Nya, ucapan selamat kepada para rasul dan tahmid bagi-Nya, Tuhan alam semesta.]] Aku bersumpah demi sekelompok makhluk ciptaan-Ku yang berbaris teratur, tunduk beribadah.
(Demi yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya) yaitu para malaikat yang berbaris membentuk saf-saf dalam menyembah Allah, atau para malaikat yang sayap-sayapnya bersaf-saf membentuk barisan di udara sambil menunggu apa yang diperintahkan kepada mereka.
فَٱلزَّٰجِرَٰتِ زَجْرًۭا ﴿٢﴾
dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat),
Mereka mencegah orang-orang yang melampaui batas-batas yang telah ditentukan-Nya dengan sungguh-sungguh sehingga menjamin kelestarian sistem aturan Tuhan dan kehidupan semua makhluk.
(Dan demi rombongan yang menggiring dengan sebenar-benarnya) demi para malaikat yang menggiring atau mengarak awan.
فَٱلتَّٰلِيَٰتِ ذِكْرًا ﴿٣﴾
dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran,
Mereka membacakan ayat-ayat Tuhan dan selalu berzikir kepada Allah dengan bertasbih dan bertahmid.
(Dan demi rombongan yang membacakan) maksudnya para pembaca Alquran yang sedang membacakannya sebagai (peringatan) lafal Dzikran menjadi Mashdar dari makna Fi'il At-Taaliyaat. Maksudnya, demi para qari yang membacakan peringatan atau Alquran.
إِنَّ إِلَٰهَكُمْ لَوَٰحِدٌۭ ﴿٤﴾
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.
Sesungguhnya Tuhan yang pantas kalian sembah hanya satu. Dia tidak mempunyai sekutu yang menyertainya, baik pada diri, perbuatan maupun sifat-Nya.
(Sesungguhnya Tuhan kalian) hai penduduk Mekah (benar-benar Esa.)
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ ٱلْمَشَٰرِقِ ﴿٥﴾
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.
Hanya Dialah Pencipta langit dan bumi beserta apa yang ada di antara keduanya. Dia yang mengatur segala sesuatu. Dan Dialah Pemilik tempat-tempat terbitnya matahari. (1). (1) Allah adalah pencipta langit dan bumi beserta benda-benda langit dan planet-planet yang ada di antara keduanya. Dialah yang memelihara dan menjaga tempat terbitnya matahari dan bintang-bintang lainnya. Dialah yang setiap hari memunculkannya dari ufuk timur pada posisi yang berbeda dengan sehari sebelumnya. Hal itu merupakan ketetapan hukum alam yang berlaku dalam tata surya ketika bumi berputar pada porosnya dari arah barat ke arah timur sekali dalam satu hari dan pada saat yang bersamaan berputar pada orbitnya mengelilingi matahari. Dengan berputarnya bumi pada porosnya setiap hari, matahari dan bintang-bintang tampak bagi penghuni bumi bersinar di tempat yang berbeda-beda. Setiap kali bumi mengubah posisinya ketika beredar pada kubah langit, matahari tampak bersinar dari tempat berbeda. Kalau kita memperhatikan matahari secara teratur mulai akhir bulan Maret--yaitu ketika terjadi musim semi--dan dari belahan bumi sebelah utara, matahari tampak bersinar pada sebuah titik di ufuk timur. Setiap suatu hari berlalu matahari terbit pada titik yang mendekati arah utara. Pada akhir Juni kita akan melihat matahari terbit di tempat yang paling dekat ke utara. Setelah itu ia akan tampak bergeser kembali ke arah semula sampai akhir September--saat musim gugur--di mana matahari terbit pada posisi seperti pada musim semi. Setelah itu matahari terus bergerak ke arah selatan dan terbit pada titik terdekat ke selatan pada akhir Desember. Kemudian tampak kembali ke arah utara dengan meyelesaikan putarannya pada musim semi berikutnya. Semua itu memakan waktu 365,25 hari. Bintang-bintang pun demikian pula, terbit di tempat yang berbeda-beda di ufuk timur saat perjalanan bumi di busur langit. Khususnya bintang-bintang zodiak yang dua belas yang merupakan tempat berpindahnya matahari sepanjang tahun.
(Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari) dan tempat-tempat terbenamnya pada setiap harinya, yaitu arah Timur dan arah Barat.
إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ ﴿٦﴾
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terletak tidak jauh dari penghuni bumi dengan sebuah hiasan berupa planet dan bintang yang bersinar, dengan ukuran dan posisi yang berbeda-beda dalam pandangan mata di dunia.
(Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang) dengan cahayanya, atau hiasan itu berupa bintang-bintang itu sendiri. Pengertian Idhafah di sini mengandung makna bayan atau menjelaskan, perihalnya sama dengan makna qiraat yang menanwinkannya.
وَحِفْظًۭا مِّن كُلِّ شَيْطَٰنٍۢ مَّارِدٍۢ ﴿٧﴾
dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,
Kami telah menjaganya dengan penuh seksama dari setiap setan yang durhaka.
(Dan sebagai pemelihara) lafal Hifzhan dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya, yakni Kami memelihara langit dengan bintang-bintang atau meteor-meteor (dari setiap) lafal ayat ini berta'alluq kepada Fi'il yang diperkirakan keberadaannya (setan yang durhaka) setan yang membangkang atau tidak mau taat.
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلْمَلَإِ ٱلْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍۢ ﴿٨﴾
syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.
Setan-setan yang durhaka itu tidak akan mungkin dapat mendengar apa yang tengah berlangsung di antara para malaikat pilihan (al-mala' al-a'lâ). Mereka dilempari dengan segala sesuatu yang mendorong mereka dari seluruh penjuru.
(Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan) maksudnya setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan apa yang telah dipelihara oleh-Nya. Lafal ayat ini merupakan jumlah Isti'naf (pembicaraan para malaikat) yang berada di langit. Lafal Yasma'uuna dimuta'addikan dengan huruf Ilaa karena pengertiannya mengandung makna seperti apa yang terdapat di dalam lafal Al-Ishghaa. Menurut suatu qiraat dibaca La Yassamma'uuna dengan memakai Tasydid pada huruf Mim dan Sin-nya, berasal dari lafal Yatasamma'uuna, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Sin, sehingga jadilah Yassamma'uuna (Dan mereka dilempari) yakni setan-setan itu dengan meteor-meteor (dari segala penjuru) langit.
دُحُورًۭا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌۭ وَاصِبٌ ﴿٩﴾
Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,
Mereka diusir dengan kejam sehingga tidak sampai mendengar berita-berita dari langit. Di akhirat kelak mereka akan mendapat siksa pedih yang abadi.
(Untuk mengusir mereka) lafal Duhuuran bentuk Mashdar dari lafal Daharahu, artinya dia mengusir mereka dan menjauhkan mereka, juga menjadi Maf'ul Lah (dan bagi mereka) di akhirat kelak (azab yang kekal) yang abadi.
إِلَّا مَنْ خَطِفَ ٱلْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌۭ ثَاقِبٌۭ ﴿١٠﴾
akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
Kecuali beberapa di antara mereka yang mencuri pembicaraan tentang berita-berita langit. Sesungguhnya Kami akan terus mengikutinya dengan suluh api yang menyinari udara untuk kemudian membakarnya.
(Terkecuali setan yang mencuri-curi -pembicaraan malaikat- dengan sekali curi) lafal Al-Khathfah adalah Mashdar Marrah dan yang diistitsnakan atau yang dikecualikan adalah dhamir yang terkandung di dalam lafal Laa Yasma'uuna. Maksudnya, tiada yang dapat mendengarkan pembicaraan para malaikat kecuali hanya setan yang dapat mencuri-curinya dengan cepat (maka ia dikejar oleh meteor) yakni bintang yang bercahaya (yang melubanginya) yang menembus tubuh setan-setan itu, atau membakarnya, atau membuatnya cacat.
فَٱسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَآ ۚ إِنَّا خَلَقْنَٰهُم مِّن طِينٍۢ لَّازِبٍۭ ﴿١١﴾
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): \"Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?\" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
Maka tanyakanlah, hai Muhammad, orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan menafikan terjadinya, apakah mereka yang lebih sulit kejadiannya ataukah ciptaan Kami yang berupa langit, bumi, planet-planet dan sebagainya. Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah yang menempel satu dengan lainnya. Lalu mengapa mereka menafikan kemungkinan mereka dibangkitkan kembali?
(Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah, kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada menetapkan atau celaan, (\"Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?\") yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal Man mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi Adam (dan tanah liat) tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.
بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ ﴿١٢﴾
Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.
Bahkan kamu heran, wahai Muhammad, terhadap keingkaran mereka akan kebangkitan meskipun bukti- bukti kekuasaan Allah telah ada. Mereka menghinamu karena keherananmu dan pernyataanmu tentang kebangkitan itu.
(Bahkan) lafal Bal di sini menunjukkan arti Intiqal, yakni perpindahan dari suatu topik pembicaraan kepada pembicaraan yang lain, yaitu pembahasan mengenai keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Mekah (kamu heran) pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi saw. yakni kamu heran akan keingkaran mereka terhadapmu (dan) mereka (menghinakan kamu) karena keherananmu itu.
وَإِذَا ذُكِّرُوا۟ لَا يَذْكُرُونَ ﴿١٣﴾
Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.
Jika dihadapkan kepada bukti-bukti kekuasaan Allah untuk membangkitkan, mereka tidak menoleh dan tidak memanfaatkan bukti-bukti itu.
(Dan apabila mereka diberi pelajaran) maksudnya, dinasihati dengan ayat-ayat Alquran (mereka tiada mengingatinya) mereka tidak menjadikannya sebagai pelajaran.
وَإِذَا رَأَوْا۟ ءَايَةًۭ يَسْتَسْخِرُونَ ﴿١٤﴾
Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.
Apabila mereka melihat bukti kekuasaan Allah, mereka saling mengajak satu sama lain untuk semakin mengejeknya.
(Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah) seperti terbelahnya bulan (mereka sangat menghinakan) mereka menghina dan mengejeknya.
وَقَالُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌۭ مُّبِينٌ ﴿١٥﴾
Dan mereka berkata \"Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.
Terhadap ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah, mereka mengatakan, \"Yang kita lihat ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
(Dan mereka berkata) sehubungan dengan adanya tanda kebesaran Allah itu, (\"Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah sihir yang nyata\") jelas sihirnya. Kemudian mereka berkata seraya mengingkari adanya hari berbangkit:
أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًۭا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ ﴿١٦﴾
Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
Apakah, apabila kami telah mati dan menjadi tanah serta tulang belulang, kami akan dikeluarkan dari dalam kubur dalam keadaan hidup?
(Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang-belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan?) lafal A-idzaa dan A-innaa dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga bacaannya menjadi Ayidzaa dan Ayinnaa.
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ ﴿١٧﴾
Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)\"?
Apakah kami akan dihidupkan, dan apakah nenek moyang kami terdahulu yang telah mati dan binasa akan dibangkitkan kembali?\"
(Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu) kalau dibaca Au berarti huruf 'Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham, Wawu-nya adalah huruf 'Athaf, sedangkan Ma'thuf 'Alaihnya adalah Inna dan Isimnya secara Mahall, atau di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Lamab'uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?
قُلْ نَعَمْ وَأَنتُمْ دَٰخِرُونَ ﴿١٨﴾
Katakanlah: \"Ya, dan kamu akan terhina\"
Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka, \"Ya, kalian semua akan dibangkitkan dalam keadaan hina dan tunduk.\"
(Katakanlah kepada mereka, \"Ya) mereka pasti dibangkitkan hidup kembali (dan kalian akan terhina\") kalian akan menjadi orang-orang yang terhina karenanya.
فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌۭ وَٰحِدَةٌۭ فَإِذَا هُمْ يَنظُرُونَ ﴿١٩﴾
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka meIihatnya.
Kebangkitan itu terjadi dengan satu teriakan saja. Seketika mereka hidup kembali, menunggu apa yang telah dijanjikan kepada mereka.
(Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah dengan) dhamir pada ayat ini bersifat Mubham, kurang jelas, lalu ditafsirkan oleh ayat selanjutnya (suatu teriakan) atau satu hardikan saja (maka tiba-tiba mereka) yakni makhluk semuanya, menjadi hidup kembali seraya (melihat) apa yang dilakukan terhadap diri mereka.
وَقَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا هَٰذَا يَوْمُ ٱلدِّينِ ﴿٢٠﴾
Dan mereka berkata: \"Aduhai celakalah kita!\" Inilah hari pembalasan.
Orang-orang musyrik berkata, \"Wah, binasalah kita! Inilah hari perhitungan dan pembalasan terhadap semua amal perbuatan.\"
(Dan mereka berkata) yakni orang-orang kafir, (\"Aduhai!) lafal Ya di sini menunjukkan makna Tanbih (celakalah kita\") binasalah kita. Lafal Al-Wail merupakan bentuk Mashdar yang tidak mempunyai kata kerja dari lafalnya sendiri. Kemudian para malaikat berkata kepada orang-orang kafir itu. (Inilah hari pembalasan) hari penghisaban amal perbuatan dan pembalasannya.
هَٰذَا يَوْمُ ٱلْفَصْلِ ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ ﴿٢١﴾
Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
Mereka dijawab, \"Inilah hari keputusan dan penentuan terhadap amal perbuatan yang selalu kalian dustakan di dunia.\"
(Inilah hari keputusan) di antara para makhluk semuanya (yang kalian selalu mendustakannya.)
۞ ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ﴿٢٢﴾
(kepada malaikat diperintahkan): \"Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
Kumpulkanlah, hai para malaikat-Ku, orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran bersama istri-istri mereka yang kafir dan tuhan-tuhan selain Allah yang selalu mereka sembah seperti berhala dan sekutu! Tunjukilah mereka jalan ke neraka untuk mereka lalui!
Kemudian diperintahkan kepada para malaikat itu, (\"Kumpulkanlah orang-rang yang zalim) yaitu orang-orang yang berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri karena mereka telah berbuat kemusyrikan (beserta teman sejawat mereka) teman-teman karib mereka, yaitu setan-setan (dan sesembahan-sesembahan yang selalu mereka sembah.)
مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْجَحِيمِ ﴿٢٣﴾
selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
Kumpulkanlah, hai para malaikat-Ku, orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran bersama istri-istri mereka yang kafir dan tuhan-tuhan selain Allah yang selalu mereka sembah seperti berhala dan sekutu! Tunjukilah mereka jalan ke neraka untuk mereka lalui!
(Selain Allah) yaitu berhala-berhala (maka tunjukkanlah kepada mereka) dan giringlah mereka (ke jalan jahim) atau jalan ke neraka.
وَقِفُوهُمْ ۖ إِنَّهُم مَّسْـُٔولُونَ ﴿٢٤﴾
Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya:
Tahanlah mereka di tempat tersebut. Sesungguhnya mereka akan ditanya tentang keyakinan dan perbuatan mereka.
(Dan tahanlah mereka) di tempat perhentian atau Ash-Shirat (karena sesungguhnya mereka akan ditanya\") mengenai semua perkataan dan perbuatan mereka.
مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ ﴿٢٥﴾
\"Kenapa kamu tidak tolong menolong?\"
Hai orang-orang musyrik, mengapa sekarang kalian tidak saling menolong seperti ketika kalian di dunia dulu?
Dikatakan kepada mereka dengan nada yang mengandung penghinaan dan cemoohan, (\"Kenapa kalian tidak tolong-menolong\") maksudnya mengapa sebagian di antara kalian tidak menolong kepada sebagian yang lain sebagaimana keadaan kalian waktu di dunia? Dan dikatakan pula kepada mereka:
بَلْ هُمُ ٱلْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ ﴿٢٦﴾
Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.
Pada hari itu, mereka memang tidak dapat saling menolong. Bahkan mereka pasrah dan menyerah kepada keputusan Allah.
(\"Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri) atau mereka itu tunduk dalam keadaan penuh kehinaan.
وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٢٧﴾
Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan.
Mereka saling berhadapan dan saling mencaci dan berbantah-bantahan satu sama lain. Mereka juga saling bertanya tentang nasib jelek yang mereka terima.
(Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan\") saling cela-mencela dan saling bantah-membantah.
قَالُوٓا۟ إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ ٱلْيَمِينِ ﴿٢٨﴾
Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): \"Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan.
Orang-orang yang lemah berkata kepada pembesar-pembesar mereka, \"Kalian telah mendatangi kami dari suatu arah, yang kami kira ada kebaikan dan harapan, untuk mengalihkan kami dari kebenaran kepada kesesatan.\"
(Mereka berkata) yaitu sebagian dari pengikut-pengikut mereka berkata kepada para pemimpin mereka, (\"Sesungguhnya kalianlah yang datang kepada kami dari kanan\") maksudnya, dari segi yang kami merasa percaya kepada kalian karena kalian telah bersumpah kepada kami, bahwa kalian adalah orang-orang yang benar, karenanya kami percaya kepada kalian, dan kami mengikuti kalian. Maksudnya sesungguhnya kalian telah menyesatkan kami.
قَالُوا۟ بَل لَّمْ تَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ ﴿٢٩﴾
Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: \"Sebenarnya kamulah yang tidak beriman\".
Orang-orang yang sombong itu berkata, \"Kami tidak memalingkan kalian. Bahkan kalianlah yang enggan beriman dan memilih berpaling dari keimanan.
(Mereka berkata) yakni pemimpin-pemimpin yang diikuti oleh mereka (\"Sebenarnya kalianlah yang tidak beriman\") dan sesungguhnya tidak akan percaya penyesatan yang kami lakukan seandainya kalian adalah orang-orang yang beriman, niscaya kalian akan ingkar terhadap kami.
وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ ۖ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًۭا طَٰغِينَ ﴿٣٠﴾
Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
Sekali-kali kami tidak mempunyai kekuasaan terhadap kalian sehingga kami dapat merenggut kebebasan memilih kalian. Bahkan kalianlah kaum yang keluar dari kebenaran.
(Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadap kalian) kami tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa kalian mengikuti kami (bahkan kalianlah kaum yang melampaui batas) maksudnya, orang-orang yang sesat seperti kami.
فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ﴿٣١﴾
Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu).
Keputusan Tuhan telah ditentukan untuk kita, yaitu bahwa kita akan merasakan azab pada hari kiamat.
(Maka pastilah) atau tetaplah (atas kita) semua (putusan Rabb kita) yakni azab-Nya, yaitu sebagaimana yang telah diungkapkan-Nya pada ayat yang lain, \"Sesungguhnya Aku akan penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.\" (Q.S. As-Sajdah, 13). (sesungguhnya kita) semua (akan merasakan) azab dengan adanya keputusan itu, yang akhirnya membuat mereka berkata:
فَأَغْوَيْنَٰكُمْ إِنَّا كُنَّا غَٰوِينَ ﴿٣٢﴾
Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.
Kami mengajak kalian kepada kesesatan dan kalian memenuhi ajakan kami itu. Tugas kami adalah menipu untuk mengajak manusia kepada kesesatan kami. Kesalahan bukan ada pada kami.
(Maka kami telah menyesatkan kalian) sebagai penjelasan dari perkataan mereka yang disitir oleh firman-Nya (sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.)
فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍۢ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ ﴿٣٣﴾
Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab.
Sesungguhnya, baik pengikut maupun orang-orang yang diikuti, semuanya bersama-sama akan disiksa pada hari kiamat.
Allah swt. berfirman, (Maka sesungguhnya mereka pada hari itu) pada hari kiamat (bersama-sama dalam azab) karena mereka bersekutu dalam kesesatan.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفْعَلُ بِٱلْمُجْرِمِينَ ﴿٣٤﴾
Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat.
Dengan siksa seperti itu, Kami akan mengazab orang-orang yang melanggar hak Allah dengan kemusyrikan dan perbuatan maksiat.
(Sesungguhnya demikianlah) artinya, sebagaimana Kami memperlakukan mereka (Kami berbuat terhadap orang-orang yang jahat) selain mereka. Yakni Kami pasti akan mengazab orang yang sesat beserta pengikut-pengikutnya.
إِنَّهُمْ كَانُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ ﴿٣٥﴾
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: \"Laa ilaaha illallah\" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
Dahulu, ketika dikatakan Lâ ilâha illâ Allâh kepada mereka, dengan sombong dan angkuh mereka enggan menyatakannya.
(Sesungguhnya mereka) yaitu orang-orang tersebut; dialamatkan kepada mereka karena berdasarkan penjelasan selanjutnya yaitu (dahulu apabila dikatakan kepada mereka, \"Laa Ilaaha Illallaah\") Tiada Tuhan melainkan Allah, (mereka menyombongkan diri.)
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓا۟ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍۢ مَّجْنُونٍۭ ﴿٣٦﴾
dan mereka berkata: \"Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?\"
Mereka mengatakan, \"Apakah kami harus meninggalkan tuhan-tuhan yang kami sembah hanya karena omongan seorang penyair gila?\"
(Dan mereka berkata, \"Apakah sesungguhnya kami) lafal A-innaa dapat pula dibaca Ayinnaa (harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?\") yakni demi karena Muhammad.
بَلْ جَآءَ بِٱلْحَقِّ وَصَدَّقَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٣٧﴾
Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
Sebenarnya, rasul mereka (Muhammad) telah datang membawa ajaran tauhid yang juga diserukan oleh semua rasul. Dan dengan ajaran itu ia telah membenarkan dakwah para rasul.
Allah swt. berfirman: (Sebenarnya dia Muhammad telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul) yang juga datang membawa kebenaran, yaitu kalimat Laa Ilaaha Illallaah/tidak ada Tuhan selain Allah.
إِنَّكُمْ لَذَآئِقُوا۟ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَلِيمِ ﴿٣٨﴾
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang musyrik, akan merasakan siksa yang pedih di akhirat.
(Sesungguhnya kalian) di dalam ungkapan ini terkandung Iltifat karena seharusnya Innahum (pasti akan merasakan azab yang pedih.)
وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٣٩﴾
Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan,
Yang kalian dapatkan di akhirat itu tidak lain adalah balasan atas perbuatan kalian di dunia.
(Dan kalian tidak diberi pembalasan melainkan) pembalasan (apa yang telah kalian kerjakan.)
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
Kecuali hamba-hamba Allah yang telah dibuat ikhlas. Sesungguhnya mereka tidak akan merasakan azab. Sebab mereka adalah orang-orang yang beriman dan taat.
(Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan) yakni hamba-hamba Allah yang beriman, Istitsna di sini bersifat Munqathi', dan pembalasannya disebutkan pada firman selanjutnya, yaitu:
أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌۭ مَّعْلُومٌۭ ﴿٤١﴾
Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,
Orang-orang yang dibuat ikhlas tersebut akan mendapat rezeki yang telah ditentukan oleh Allah pada hari kiamat.
(Mereka itu memperoleh) di dalam surga (rezeki yang tertentu) setiap pagi dan sorenya.
فَوَٰكِهُ ۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ ﴿٤٢﴾
yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,
Yaitu buah-buahan yang bermacam-macam. Mereka adalah orang-orang yang ditenteramkan dan dimuliakan.
(Yaitu buah-buahan) menjadi Badal atau 'Athaf Bayan dari lafal Rizqun; yaitu bermacam-macam rezeki yang dimakan hanya untuk dinikmati, bukan untuk memelihara kesehatan, karena penduduk surga tidak perlu lagi memelihara kesehatan sebab mereka telah diciptakan untuk hidup abadi dan sehat selama-lamanya. (Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan) dengan pahala yang berlimpah dari Allah swt.
فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿٤٣﴾
di dalam surga-surga yang penuh nikmat.
Di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
(Di dalam surga-surga yang penuh nikmat.)
عَلَىٰ سُرُرٍۢ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴿٤٤﴾
di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
Mereka duduk di atas tahta dengan saling berhadapan.
(Di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan) artinya, sebagian dari mereka duduk menghadap kepada sebagian yang lain, sehingga sebagian dari mereka tidak melihat tengkuk sebagian yang lainnya.
يُطَافُ عَلَيْهِم بِكَأْسٍۢ مِّن مَّعِينٍۭ ﴿٤٥﴾
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
Mereka dikelilingi oleh anak-anak kecil yang membawa bejana berisikan minuman dari sumber yang terus mengalir tanpa terputus.
(Diedarkan kepada mereka) maksudnya, kepada masing-masing di antara mereka diedarkan (gelas) yaitu tempat untuk minum berikut minumannya (yang berisikan khamar dari sungai khamar) yang mengalir bagaikan sungai di bumi.
بَيْضَآءَ لَذَّةٍۢ لِّلشَّٰرِبِينَ ﴿٤٦﴾
(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Warnanya putih bersih ketika dicampur. Rasanya pun menggairahkan orang-orang yang meminumnya.
(Warnanya putih) lebih putih daripada air susu (sedap rasanya) sangat lezat rasanya (bagi orang-orang yang minum) berbeda dengan khamar di dunia yang apabila diminum rasanya tidak enak.
لَا فِيهَا غَوْلٌۭ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنزَفُونَ ﴿٤٧﴾
Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
Minuman itu tidak membuat pusing dan membuat mereka mabuk. Dengan meminumnya kesadaran mereka tidak hilang.
(Tidak ada di dalam khamar itu alkohol) yakni zat yang membuat akal mereka mabuk (dan mereka tiada mabuk karenanya) dapat dibaca Yunzafuuna atau yanzifuuna, yang berasal dari kalimat, Nazafasy Syaaribu, dan Anzafa, artinya memabukkan; maksudnya khamar surga itu tidak memabukkan berbeda halnya dengan khamar di dunia.
وَعِندَهُمْ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ عِينٌۭ ﴿٤٨﴾
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
Di surga, di sisi orang-orang yang dibersihkan dari dosa itu terdapat bidadari-bidadari yang diciptakan dalam keadaan terjaga kesuciannya. Pandangan mereka hanya tertuju pada pasangannya. Mereka tidak mau melihat keinginan syahwat yang menyesatkan. Kecantikan mereka ada pada kejelitaan matanya.
(Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya) yaitu bidadari-bidadari yang selalu menundukkan pandangan matanya, atau dengan kata lain mereka hanya memandang suami-suami mereka saja dan tidak memandang orang lain, karena menurut mereka suami-suami mereka adalah orang-orang yang paling cakap (dan jelita matanya) artinya mata bidadari-bidadari itu sangat jelita.
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌۭ مَّكْنُونٌۭ ﴿٤٩﴾
seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
Mereka bagaikan telur burung unta yang terlindungi oleh sayap, sehingga tak tersentuh tangan dan tak terkena debu.
(Seakan-akan mereka) yakni warna kulit mereka (adalah telur) burung unta (yang tersimpan dengan baik) bagaikan telur burung unta yang terlindungi oleh bulu induknya, sehingga tidak ada suatu debu pun yang menempel padanya, demikian pula warnanya, putih kekuning-kuningan, warna kulit seperti itu adalah warna kulit wanita yang paling cantik.
فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٥٠﴾
Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.
Orang-orang yang dibersihkan dari dosa itu kemudian saling berhadapan dan saling berbincang tentang ihwal mereka dan tentang keadaan mereka ketika masih di dunia.
(Lalu sebagian mereka menghadap) yakni sebagian penduduk surga (kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap) mengenai apa yang telah mereka lakukan di dunia.
قَالَ قَآئِلٌۭ مِّنْهُمْ إِنِّى كَانَ لِى قَرِينٌۭ ﴿٥١﴾
Berkatalah salah seorang di antara mereka: \"Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman,
Saat itu salah seorang dari mereka berkata, \"Dulu aku punya seorang teman yang musyrik. Ia selalu mendebatku dalam masalah agama dan ajaran-ajaran yang dibawa oleh al-Qur'ân.\"
(Berkatalah salah seorang di antara mereka, \"Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai seorang teman) yakni teman yang ingkar kepada adanya hari berbangkit.
يَقُولُ أَءِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُصَدِّقِينَ ﴿٥٢﴾
yang berkata: \"Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?
\"Temanku itu,\" katanya melanjutkan, berkata, \"Apakah kamu mempercayai adanya kebangkitan setelah mati, perhitungan dan pembalasan?
(Yang berkata,) kepadaku dengan nada yang mengejek, ('Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan) adanya hari berbangkit?
أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًۭا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَدِينُونَ ﴿٥٣﴾
Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?\"
Apakah, setelah kita binasa dan menjadi debu dan tulang belulang, kita akan hidup lagi untuk diperhitungkan dan dibalas segala amal perbuatan kita?\"
(Apakah apabila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita) kedua huruf Hamzah pada ketiga tempat yang disebutkan di atas, yaitu A-innaka, A-idzaa dan A-innaa boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?') maksudnya akan dibalas dan dihisab? Ia ternyata ingkar kepada hal tersebut.
قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ ﴿٥٤﴾
Berkata pulalah ia: \"Maukah kamu meninjau (temanku itu)?\"
Orang itu melanjutkan berkata kepada teman-temannya, \"Wahai penghuni surga, apakah kalian menyaksikan penghuni neraka sehingga melihat temanku itu?\"
(Berkata pulalah ia) yaitu penghuni surga yang mengatakan demikian kepada temannya ('Maukah kamu melihat keadaan temanku itu?'\") maksudnya bersama-sama untuk melihat apa yang dialami temannya di dalam neraka? Temannya menjawab, \"Tidak mau.\"
فَٱطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ ﴿٥٥﴾
Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala.
Pandangannya pun tertuju ke neraka. Lalu ia melihat teman lamanya itu berada di tengah-tengahnya: tersiksa oleh api neraka.
(Maka ia meninjaunya) yakni orang yang mengatakan demikian itu dari sebagian jendela surga (lalu ia melihat temannya itu) yaitu temannya yang ingkar kepada adanya hari berbangkit itu (di tengah-tengah neraka menyala-nyala) berada di tengah-tengah neraka Jahim.
قَالَ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ ﴿٥٦﴾
Ia berkata (pula): \"Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku,
Ketika melihatnya, ia berkata, \"Demi Allah, kamu hampir saja membinasakanku di dunia dulu, kalau aku mematuhimu bersikap kufur dan berbuat maksiat.
(Ia berkata pula) dengan nada mengejek, (\"Demi Allah, sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari Inna (kamu benar-benar hampir) kamu hampir saja (mencelakakanku) membinasakan aku melalui penyesatanmu itu.
وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَ ﴿٥٧﴾
jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).
Kalau tidak karena nikmat Tuhanku yang berupa hidayah dan restu-Nya kepadaku untuk beriman kepada Allah dan kebangkitan, tentu aku akan seperti kamu: dijebloskan ke dalam siksa.
(Jika tidak karena nikmat Rabbku) atas diriku yaitu berupa iman (pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret) bersamamu ke dalam neraka. Dan penduduk surga berkata,
أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ ﴿٥٨﴾
Maka apakah kita tidak akan mati?,
Apakah kita akan kekal dalam kenikmatan surga dan selamanya tidak akan mati selain mati yang pertama di dunia? Dan apakah kita tidak akan merasakan siksa setelah masuk surga?
(Maka apakah kita tidak akan mati.)
إِلَّا مَوْتَتَنَا ٱلْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ ﴿٥٩﴾
melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)?
Apakah kita akan kekal dalam kenikmatan surga dan selamanya tidak akan mati selain mati yang pertama di dunia? Dan apakah kita tidak akan merasakan siksa setelah masuk surga?
(Melainkan hanya kematian kita yang pertama) yakni kematian kita di dunia (dan kita tidak akan disiksa di akhirat ini?\") Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan kenikmatan yang mereka rasakan dan sebagai ungkapan rasa syukur mereka atas nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada diri mereka, yaitu mereka dijadikan hidup abadi dengan penuh kenikmatan dan tidak disiksa untuk selama-lamanya.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٦٠﴾
Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar.
Sesungguhnya kemuliaan di surga yang diberikan Allah kepada kita adalah suatu kemenangan yang amat besar. Kemuliaan itu juga merupakan keselamatan terbesar dari siksa Allah yang selalu kita takuti di dunia.\"
(Sesungguhnya ini) yakni apa yang Aku jelaskan mengenai keadaan penduduk surga (benar-benar kemenangan yang besar.)
لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ ٱلْعَٰمِلُونَ ﴿٦١﴾
Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja\"
Untuk mendapatkan kemuliaan seperti yang diterima oleh orang-orang Mukmin di akhirat itu, hendaknya orang-orang yang berbuat di dunia itu berusaha untuk mendapatkan seperti yang mereka dapatkan.
(Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang beramal) menurut suatu pendapat, bahwa perkataan ini ditujukan kepada mereka. Dan menurut pendapat yang lain disebutkan, bahwa merekalah yang mengatakan demikian.
أَذَٰلِكَ خَيْرٌۭ نُّزُلًا أَمْ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ ﴿٦٢﴾
(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Apakah rezeki tertentu yang telah disediakan untuk penghuni surga itu lebih baik ataukah pohon zaqqûm yang tersedia untuk penghuni neraka?
(Apakah yang demikian itu) hal-hal yang telah disebutkan bagi ahli surga itu (merupakan hidangan yang lebih baik) suguhan atau hidangan yang diperuntukkan menjamu tamu atau orang yang menginap (ataukah pohon zaqqum) yang disediakan buat ahli neraka; pohon zaqqum adalah pohon yang paling buruk dan sangat pahit rasanya, tempat asalnya adalah Tihamah. Allah menumbuhkan pohon itu di dalam neraka Jahim, sebagaimana yang akan diterangkan nanti.
إِنَّا جَعَلْنَٰهَا فِتْنَةًۭ لِّلظَّٰلِمِينَ ﴿٦٣﴾
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqûm itu sebagai bencana dan siksaan bagi orang-orang musyrik di akhirat.
(Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu) artinya ditumbuhkannya pohon tersebut di dalam neraka (sebagai fitnah bagi orang-orang yang lalim) yakni orang-orang kafir Mekah, karena mereka telah mengatakan, bahwa api itu membakar pohon, mana mungkin di dalam neraka dapat ditumbuhkan pohon.
إِنَّهَا شَجَرَةٌۭ تَخْرُجُ فِىٓ أَصْلِ ٱلْجَحِيمِ ﴿٦٤﴾
Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala.
Zaqqûm itu adalah pohon yang berada di tengah-tengah neraka jahim. Pohon itu tumbuh dan berasal dari api.
(Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala) yakni dari dasar neraka Jahanam, dan ranting-rantingnya mencuat sampai ke relung-relungnya.
طَلْعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ ٱلشَّيَٰطِينِ ﴿٦٥﴾
mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.
Buahnya tak indah dipandang. Bentuknya pun amat buruk. Rasa-rasanya, tak ingin mata memandang. Ia seperti kepala setan yang, meskipun belum pernah dilihat manusia, gambaran bentuknya yang jelas sudah ada dalam benaknya.
(Mayangnya) diserupakan dengan mayang pohon kurma (seperti kepala setan-setan) maksudnya, seperti ular-ular yang sangat buruk dan menjijikkan tampangnya.
فَإِنَّهُمْ لَءَاكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِـُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ ﴿٦٦﴾
Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.
Mereka benar-benar memakan dan mengisi perutnya dengan buah pohon itu, karena tak ada apa-apa lagi yang dapat dimakan.
(Maka sesungguhnya mereka) yakni orang-orang kafir (benar-benar memakan sebagian dari pohon itu) sekalipun rasanya sangat memuakkan, karena mereka dalam keadaan sangat lapar (maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.)
ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًۭا مِّنْ حَمِيمٍۢ ﴿٦٧﴾
Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.
Kemudian, setelah memakan buah dari zaqqûm itu, orang-orang musyrik akan mendapatkan campuran minuman panas yang membakar muka dan merobek perut mereka.
(Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas) yang mereka minum, hingga bercampur di dalam perut mereka apa yang mereka makan dan apa yang mereka minum itu.
ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى ٱلْجَحِيمِ ﴿٦٨﴾
Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.
Lalu, tempat kembali mereka adalah neraka. Mereka berada dalam siksaan terus menerus: digiring ke pohon zaqqûm untuk makan dan minum kemudian dikembalikan lagi ke tempat mereka semula.
(Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim) ayat ini memberikan pengertian, bahwa mereka keluar dahulu dari dalam neraka untuk meminum air hamim atau air yang sangat panas itu, dan bahwasanya air yang sangat panas itu adanya di luar neraka.
إِنَّهُمْ أَلْفَوْا۟ ءَابَآءَهُمْ ضَآلِّينَ ﴿٦٩﴾
Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam Keadaaan sesat.
Sesungguhnya mereka mendapatkan nenek moyangnya dalam keadaan sesat. Kemudian dengan tergesa-gesa mengikuti jejak langkah mereka menelusuri jalan kesesatan secara membabi buta. Seakan- akan mereka menganjurkan untuk mengikuti nenek moyang mereka tanpa berpikir.
(Karena sesungguhnya mereka mendapati) menemukan (bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat.)
فَهُمْ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ يُهْرَعُونَ ﴿٧٠﴾
Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu.
Sesungguhnya mereka mendapatkan nenek moyangnya dalam keadaan sesat. Kemudian dengan tergesa-gesa mengikuti jejak langkah mereka menelusuri jalan kesesatan secara membabi buta. Seakan- akan mereka menganjurkan untuk mengikuti nenek moyang mereka tanpa berpikir.
(Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu) atau terburu-buru mengikutinya, oleh karenanya mereka tergesa-gesa mengikuti kesesatan bapak-bapak mereka, tanpa berpikir lebih jauh lagi.
وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿٧١﴾
Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,
Sesungguhnya, sebelum orang-orang musyrik Mekah itu, sebagian besar umat terdahulu pun telah sesat pula dari jalan kebenaran dan keimanan.
(Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka sebagian besar dari orang-orang yang dahulu) umat-umat yang terdahulu.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ ﴿٧٢﴾
dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka.
Kepada umat-umat terdahulu itu, Kami telah mengutus para rasul yang memperingatkan mereka dari azab Allah. Tetapi mereka mendustakan rasul-rasul itu.
(Dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan di kalangan mereka) yakni rasul-rasul yang memberi peringatan kepada mereka.
فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ ﴿٧٣﴾
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.
Maka perhatikanlah, wahai orang yang dapat memperhatikan, bagaimana nasib orang-orang yang telah diperingatkan oleh para rasul tersebut. Sesungguhnya mereka telah dibinasakan. Mereka dapat dijadikan pelajaran bagi manusia.
(Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu) yakni orang-orang kafir itu, kesudahan mereka mendapat azab.
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ ﴿٧٤﴾
Tetapi hamba-hamba Allah yang bersihkan (dari dosa tidak akan diazab).
Namun demikian, terdapat orang-orang Mukmin yang telah dibuat ikhlas oleh Allah dalam beribadah kepada-Nya, agar memperoleh karunia kemuliaan-Nya. Mereka memperoleh kemenangan berupa pahala dan keselamatan dari azab Allah.
(Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan -dari dosa-dosa-) yakni kaum mukminin, sesungguhnya mereka selamat dari azab, karena keikhlasan mereka dalam beribadah kepada Allah. Atau karena Allah telah membersihkan mereka dari dosa-dosanya, makna ini berdasar qiraat yang membacanya Mukhlashiina.
وَلَقَدْ نَادَىٰنَا نُوحٌۭ فَلَنِعْمَ ٱلْمُجِيبُونَ ﴿٧٥﴾
Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).
Sesungguhnya Nûh memohon kepada Kami ketika telah merasa putus asa menghadapi kaumnya. Sungguh, Kami adalah sebaik-baik yang memperkenankan, karena Kami mengabulkan doanya dan membinasakan kaumnya dengan topan.
(Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami) melalui doanya, sebagaimana yang disitir oleh ayat lain, yaitu firman-Nya, \"Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).\" (Q.S. Al-Qamar, 10). (maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan) doanya adalah Kami. Maksudnya, Nuh berdoa kepada Allah untuk dimenangkan atas kaumnya, lalu Allah binasakan mereka melalui banjir besar hingga mereka tenggelam semuanya.
وَنَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥ مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ ﴿٧٦﴾
Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar.
Kami telah menyelamatkan Nûh dan orang-orang yang beriman bersamanya dari bencana tenggelam dan topan.
(Dan Kami telah menyelamatkannya beserta keluarganya dari bencana yang besar) yakni dari banjir yang besar itu.
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلْبَاقِينَ ﴿٧٧﴾
Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
Keturunan Nûh Kami jadikan sebagai orang-orang yang tersisa di muka bumi setelah kaumnya binasa.
(Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan) dengan demikian maka manusia semuanya adalah anak cucu dari Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Sam adalah bapak moyang bangsa Arab, bangsa Persia dan bangsa Romawi; Ham adalah bapak moyang bangsa yang berkulit hitam; Yafits adalah bapak moyang bangsa Turki, bangsa Khazr, Ya'juj dan Ma'juj dan lain-lainnya.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ ﴿٧٨﴾
Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;
Kami meninggalkan kesan yang baik tentang Nûh untuk umat-umat yang lain sampai hari kiamat.
(Dan Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Nuh itu) pujian yang baik (di kalangan orang-orang yang datang kemudian) yakni para nabi dan semua umat manusia hingga hari kiamat.
سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍۢ فِى ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٧٩﴾
\"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam\".
Salam sejahtera dan rasa aman untuk Nûh di kalangan malaikat, manusia dan jin seluruhnya.
(Kesejahteraan) dari Kami dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.)
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿٨٠﴾
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dengan balasan seperti itu, sungguh Kami akan membalas setiap orang yang berbuat baik, berjuang untuk menegakkan agama Kami dan tabah menanggung derita untuk itu.
(Sesungguhnya demikianlah Kami,) artinya sebagaimana Kami memberikan balasan kepada mereka (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.)
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٨١﴾
Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.
Sesungguhnya Nûh termasuk hamba-hamba Kami yang beriman kepada Kami, menepati janjinya kepada Kami dan menyampaikan risalah Kami.
(Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.)
ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْءَاخَرِينَ ﴿٨٢﴾
Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain.
Kemudian Kami menenggelamkan orang-orang lain dari kaumnya yang kafir.
(Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain) yakni orang-orang kafir dari kaum Nabi Nuh.
۞ وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِۦ لَإِبْرَٰهِيمَ ﴿٨٣﴾
Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).
Sesungguhnya di antara yang mengikuti jejak dan kebiasaannya dalam berdakwah kepada tawhid dan beriman kepada Allah adalah Ibrâhîm.
(Dan sesungguhnya di antara golongan Nuh) yang mengikutinya dalam masalah pokok agama, yaitu masalah tauhid (adalah Ibrahim) sekalipun jarak zaman di antara keduanya sangat jauh, yaitu dua ribu enam ratus empat puluh tahun; dan adalah di antara keduanya terdapat Nabi Hud dan Nabi Saleh.
إِذْ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍ ﴿٨٤﴾
(lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci:
Yaitu ketika ia menghadap Tuhannya dengan hati yang bersih dari syirik, dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya.
(Ingatlah ketika ia datang kepada Rabbnya) maksudnya, ia mengikuti-Nya sewaktu datang kepada kaumnya (dengan hati yang suci) dari keraguan dan hal-hal lainnya.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَاذَا تَعْبُدُونَ ﴿٨٥﴾
(Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: \"Apakah yang kamu sembah itu?
Dan ketika dia mengingkari penyembahan berhala yang dilakukan oleh bapak dan kaumnya dengan mengatakan, \"Berhala-berhala apa yang kalian sembah ini?
(Ingatlah ketika ia berkata) sedangkan ia dalam keadaan demikian, yakni bersih dari keraguan terhadap Rabbnya (kepada bapaknya dan kaumnya) dengan nada yang mencela. (\"Apakah) yang (kalian sembah itu?)
أَئِفْكًا ءَالِهَةًۭ دُونَ ٱللَّهِ تُرِيدُونَ ﴿٨٦﴾
Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong?
Apakah, dengan perbuatan itu, kalian ingin melakukan kebohongan yang memalukan, sebab kalian menyembah selain Allah, dan kalian menginginkan kebohongan itu tanpa alasan kecuali sekadar pilihan kalian?
(Apakah dengan jalan berbohong) kedua huruf Hamzah pada ayat ini dapat dibaca Tahqiq atau Tas-hil (kalian menghendaki sesembahan-sesembahan selain Allah?) lafal Ifkan adalah Maf'ul Lah, dan lafal Aalihah adalah Maf'ul Bih bagi lafal Turiduuna. Al-Ifku artinya dusta yang paling buruk; makna yang dimaksud adalah, apakah kalian menyembah selain Allah?
فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٨٧﴾
Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?\"
Bagaimanakah anggapan kalian terhadap Zat yang berhak disembah karena Dialah yang menciptakan seluruh alam apabila kalian menjumpai-Nya, sementara kalian telah menyekutukan-Nya dalam ibadah?
(Maka apakah anggapanmu terhadap Rabb semesta alam?\") jika kalian menyembah selain-Nya; apakah kalian menganggap bahwa Dia akan membiarkan kalian tanpa mengazab kalian? Tentu saja tidak, Dia pasti mengazab kalian. Mereka adalah orang-orang ahli perbintangan. Lalu mereka keluar pada hari raya mereka dan meletakkan makanan mereka di depan latar berhala-berhala mereka, mereka menduga bahwa hal itu dapat membawa berkah pada makanan mereka. Apabila mereka kembali, maka mereka memakan makanan tersebut. Mereka mengatakan kepada Nabi Ibrahim, \"Marilah kita keluar.\"
فَنَظَرَ نَظْرَةًۭ فِى ٱلنُّجُومِ ﴿٨٨﴾
Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang.
Ibrâhîm kemudian melemparkan pandangan ke arah bintang-bintang untuk mencari argumentasi adanya Sang Pencipta alam ini. Lalu ia mendapatkan bintang-bintang itu berubah-ubah.
(Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang) untuk mengelabui mereka, bahwasanya dia percaya kepada bintang-bintang itu, supaya mereka tidak menaruh rasa curiga terhadap dirinya.
فَقَالَ إِنِّى سَقِيمٌۭ ﴿٨٩﴾
Kemudian ia berkata: \"Sesungguhnya aku sakit\".
Dia memutuskan bahwa dia khawatir dirinya tersesat dan mendapatkan keyakinan yang salah.
(Kemudian ia berkata, \"Sesungguhnya aku sakit\") maksudnya, aku akan mengalami sakit.
فَتَوَلَّوْا۟ عَنْهُ مُدْبِرِينَ ﴿٩٠﴾
Lalu mereka berpaling daripadanya dengan membelakang.
Lalu kaumnya berpaling darinya dan meninggalkan omongannya.
(Lalu mereka berpaling daripadanya) menuju ke tempat perayaan mereka (dengan membelakangi)
فَرَاغَ إِلَىٰٓ ءَالِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ ﴿٩١﴾
Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: \"Apakah kamu tidak makan?
Kemudian dengan segera dan secara diam-diam ia pergi menuju patung-patung mereka. Kepada patung-patung tersebut ia menyodorkan makanan yang diletakkan oleh kaumnya di muka agar mendapat berkah. Dengan nada mengejek dan menghina, Ibrâhîm berkata, \"Apakah kalian tidak makan?
(Kemudian ia pergi dengan diam-diam) atau Nabi Ibrahim berangkat dengan diam-diam menuju (kepada berhala-berhala mereka) yang pada saat itu di hadapannya terdapat banyak hidangan makanan (lalu ia berkata) dengan nada yang sinis ditujukan kepada berhala-berhala mereka itu, (\"Apakah kalian tidak makan?\") tetapi berhala-berhala itu diam saja.
مَا لَكُمْ لَا تَنطِقُونَ ﴿٩٢﴾
Kenapa kamu tidak menjawab?\"
Mengapa kalian tidak mampu berkata 'ya' atau 'tidak'?\"
Maka Ibrahim berkata, (\"Kenapa kalian tidak menjawab?\") ternyata berhala-berhala itu tidak juga menjawab.
فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًۢا بِٱلْيَمِينِ ﴿٩٣﴾
Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat).
Kemudian dengan tangan kanannya--sebab tangan kanan lebih kuat--ia memukul mereka dan menghancurkannya.
(Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya) artinya, dengan sekuat-kuatnya hingga berhala-berhala itu pecah berantakan. Berita penghancuran berhala-berhala itu sampai kepada kaumnya melalui orang-orang yang melihat Nabi Ibrahim sedang menghancurkannya.
فَأَقْبَلُوٓا۟ إِلَيْهِ يَزِفُّونَ ﴿٩٤﴾
Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas.
Dengan bergegas, setelah mengetahui bahwa yang menghancurkan tuhan-tuhan mereka itu adalah Ibrâhîm, kaumnya menuju kepadanya. Mereka ingin segera menghukumnya atas perlakuannya terhadap tuhan-tuhan mereka.
(Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas) mereka berjalan dengan terburu-buru, lalu mereka berkata kepada Nabi Ibrahim, \"Kami menyembahnya sedangkan kamu memecahkannya.\"
قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ ﴿٩٥﴾
Ibrahim berkata: \"Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
Dengan nada mengejek, Ibrâhîm berkata kepada mereka, \"Apakah kalian menyembah batu-batu yang kalian bentuk sendiri dengan tangan kalian? Di mana otak kalian?
(Ibrahim berkata) kepada mereka dengan nada sinis, (\"Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu?) dari batu dan dari bahan-bahan lainnya sebagai berhala-berhala yang kalian sembah.
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ ﴿٩٦﴾
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu\".
Allah telah menciptakan kalian dan patung-patung yang kalian buat dengan tangan kalian. Maka hanya Dialah yang berhak untuk disembah.\"
(Padahal Allahlah yang telah menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat itu\") yakni tentang apa yang kalian pahat dan hasil pahatan kalian itu, karenanya sembahlah Dia dan esakanlah Dia. Huruf Maa di sini menurut suatu pendapat adalah Maa Mashdariyah, menurut pendapat lainnya adalah Maa Maushulah, dan menurut pendapat lainnya lagi adalah Maa Maushufah.
قَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ لَهُۥ بُنْيَٰنًۭا فَأَلْقُوهُ فِى ٱلْجَحِيمِ ﴿٩٧﴾
Mereka berkata: \"Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu\".
Ketika merasa kalah berargumentasi, mereka ingin menggunakan kekuatan. Mereka berketetapan untuk membakar Ibrâhîm. Lalu para penyembah berhala itu saling berkata satu sama lain, \"Dirikanlah suatu bangunan untuknya, lalu isi dengan api yang menyala. Setelah itu lemparkan dia ke tengah-tengahnya.\"
(Mereka berkata) di antara sesama mereka (\"Dirikanlah suatu bangunan untuknya) lalu kumpulkanlah kayu-kayu bakar di bawahnya, dan nyalakanlah api padanya, maka apabila ia telah menyala (lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu\") yakni ke dalam api yang telah membesar nyalanya itu.
فَأَرَادُوا۟ بِهِۦ كَيْدًۭا فَجَعَلْنَٰهُمُ ٱلْأَسْفَلِينَ ﴿٩٨﴾
Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
Dengan itu mereka bermaksud menyakitinya. Kemudian Allah menyelamatkannya dari api setelah ia dilempar ke dalamnya. Allah Mahasuci dengan kemuliaan-Nya. Allah menjadikan mereka orang-orang yang hina dan rendah derajatnya.
(Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya) dengan melemparkannya ke dalam api yang menyala-nyala untuk membinasakannya (maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina) orang-orang yang dikalahkan; karena ternyata Nabi Ibrahim keluar dari dalam api itu dalam keadaan selamat tidak apa-apa.
وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَهْدِينِ ﴿٩٩﴾
Dan Ibrahim berkata: \"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
Setelah putus harapan untuk membawa mereka beriman, Ibrâhîm berkata, \"Sesungguhnya aku akan pergi ke tempat yang diperintahkan oleh Allah. Tuhanku akan memberikan petunjuk ke sebuah tempat yang aman dan negeri yang baik.
(Dan Ibrahim berkata, \"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku) artinya berhijrah demi karena-Nya meninggalkan negeri orang-orang kafir (dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku) ke tempat yang aku diperintahkan-Nya berangkat ke sana, yaitu negeri Syam. Tatkala ia sampai di tanah suci yaitu Baitulmakdis, berkatalah ia dalam doanya,
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿١٠٠﴾
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Ya Tuhan, berikanlah aku keturunan yang saleh yang akan melanjutkan misi dakwah setelah aku.
('Ya Rabbku! Anugerahkanlah kepadaku) seorang anak (yang termasuk orang-orang yang saleh.')
فَبَشَّرْنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍۢ ﴿١٠١﴾
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
Kemudian malaikat memberinya kabar gembira berupa anak yang cerdas dan sabar.
(Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar) yakni yang banyak memiliki kesabaran.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿١٠٢﴾
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: \"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!\" Ia menjawab: \"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar\".
Anak itu pun lahir dan tumbuh. Ketika anak itu menginjak dewasa dan telah pantas mencari nafkah, Ibrâhîm diuji dengan sebuah mimpi. Ia berkata, \"Wahai anakku, dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu dari Allah yang meminta aku untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?\" Anak yang saleh itu menjawab, \"Wahai bapakku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah kamu akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar.\"
(Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim) yaitu telah mencapai usia sehingga dapat membantunya bekerja; menurut suatu pendapat bahwa umur anak itu telah mencapai tujuh tahun. Menurut pendapat yang lain bahwa pada saat itu anak Nabi Ibrahim berusia tiga belas tahun (Ibrahim berkata, \"Hai anakku! Sesungguhnya aku melihat) maksudnya, telah melihat (dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu!) mimpi para nabi adalah mimpi yang benar, dan semua pekerjaan mereka berdasarkan perintah dari Allah swt. (maka pikirkanlah apa pendapatmu!\") tentang impianku itu; Nabi Ibrahim bermusyawarah dengannya supaya ia menurut, mau disembelih, dan taat kepada perintah-Nya. (Ia menjawab, \"Hai bapakku) huruf Ta pada lafal Abati ini merupakan pergantian dari Ya Idhafah (kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu) untuk melakukannya (Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar\") menghadapi hal tersebut.
فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Tatkala sang bapak dan anak pasrah kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun membawa anaknya ke suatu tumpukan pasir. Kemudian Ibrâhîm membaringkannya dengan posisi pelipis di atas tanah sehingga siap disembelih.
(Tatkala keduanya telah berserah diri) artinya, tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt. (dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya) Nabi Ismail dibaringkan pada salah satu pelipisnya; setiap manusia memiliki dua pelipis dan di antara keduanya terdapat jidat. Kejadian ini di Mina; kemudian Nabi Ibrahim menggorokkan pisau besarnya ke leher Nabi Ismail, akan tetapi berkat kekuasaan Allah pisau itu tidak mempan sedikit pun.
وَنَٰدَيْنَٰهُ أَن يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ ﴿١٠٤﴾
Dan Kami panggillah dia: \"Hai Ibrahim,
Allah mengetahui kebenaran Ibrâhîm dan anaknya dalam melaksanakan cobaan tersebut. Kemudian Allah memanggilnya dengan panggilan kekasih, \"Wahai Ibrâhîm, sesungguhnya engkau telah memenuhi panggilan wahyu melalui mimpi dengan tenang, dan engkau tidak ragu-ragu dalam melaksanakannya. Cukuplah bagimu itu semua. Sesungguhnya Kami akan meringankan cobaan Kami untukmu sebagai balasan atas kebaikanmu, seperti halnya Kami membalas orang-orang yang berbuat baik karena kebaikan mereka.\"
(Dan Kami panggil dia, \"Hai Ibrahim!)
قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Allah mengetahui kebenaran Ibrâhîm dan anaknya dalam melaksanakan cobaan tersebut. Kemudian Allah memanggilnya dengan panggilan kekasih, \"Wahai Ibrâhîm, sesungguhnya engkau telah memenuhi panggilan wahyu melalui mimpi dengan tenang, dan engkau tidak ragu-ragu dalam melaksanakannya. Cukuplah bagimu itu semua. Sesungguhnya Kami akan meringankan cobaan Kami untukmu sebagai balasan atas kebaikanmu, seperti halnya Kami membalas orang-orang yang berbuat baik karena kebaikan mereka.\"
(Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu\") melalui apa yang telah kamu kerjakan, yaitu melaksanakan penyembelihan yang diperintahkan itu atau dengan kata lain, cukuplah bagimu hal itu. Jumlah kalimat Naadainaahu merupakan jawab dari lafal Lammaa, hanya ditambahi Wau (sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami memberikan pahala kepadamu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri dengan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, yaitu Kami akan melepaskan mereka dari kesulitan.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَٰٓؤُا۟ ٱلْمُبِينُ ﴿١٠٦﴾
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Sesungguhnya cobaan yang Kami berikan kepada Ibrâhîm dan anaknya adalah bentuk cobaan yang menjelaskan inti keimanan dan keyakinan mereka kepada Tuhan semesta alam.
(Sesungguhnya ini) penyembelihan yang diperintahkan ini (benar-benar suatu ujian yang nyata) atau cobaan yang jelas.
وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍۢ ﴿١٠٧﴾
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Kami menebus anak itu dengan sembelihan yang besar, sebab datangnya atas perintah Allah.
(Dan Kami tebus anak itu) maksudnya, anak yang diperintahkan untuk disembelih (Nabi Ismail). Menurut suatu pendapat bahwa anak yang disembelih itu adalah Nabi Ishak (dengan seekor sembelihan) yakni dengan domba (yang besar) dari surga, yaitu domba yang sama dengan domba yang dijadikan kurban oleh Habil. Domba itu dibawa oleh malaikat Jibril, lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya seraya membaca takbir.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ ﴿١٠٨﴾
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
Kami abadikan Ibrâhîm dengan pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang setelahnya.
(Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Ibrahim itu di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ ﴿١٠٩﴾
(yaitu)\"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim\".
Salam kesejahteraan dilimpahkan kepada Ibrâhîm.
(\"Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ibrahim.\")
كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١١٠﴾
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Seperti balasan yang menolak bencana itu, Kami akan memberi balasan orang-orang yang berbuat baik dengan melaksanakan semua perintah Allah.
(Demikianlah) sebagaimana Kami memberikan imbalan pahala kepada Ibrahim (kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) terhadap diri mereka sendiri.
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١١١﴾
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Sesungguhnya Ibrâhîm termasuk hamba-hamba Kami yang tunduk pada kebenaran.
(Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.)
وَبَشَّرْنَٰهُ بِإِسْحَٰقَ نَبِيًّۭا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿١١٢﴾
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
Dengan perintah Kami, malaikat memberi kabar gembira kepadanya berupa kedatangan seorang anak, yaitu Ishâq, meskipun istrinya mandul dan sudah putus asa untuk mendapatkan anak. Anak itu nantinya akan menjadi seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh.
(Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak) dengan adanya ayat ini dapat disimpulkan, bahwa anak yang disembelih itu bukanlah Nabi Ishak tetapi anak Nabi Ibrahim yang lainnya, yaitu Nabi Ismail (seorang nabi) menjadi Hal dari lafal yang diperkirakan keberadaannya, artinya kelak ia akan menjadi seorang nabi (yang termasuk orang-orang yang saleh.)
وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌۭ وَظَالِمٌۭ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌۭ ﴿١١٣﴾
Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Ibrâhîm dan anaknya Kami berikan keberkahan dan kebaikan di dunia dan akhirat. Di antara anak keturunannya ada yang berbuat baik dengan keimanan dan ketaatan, dan ada pula yang menzalimi diri sendiri dan jelas-jelas tersesat karena kekafiran dan kemaksiatan yang dilakukannya.
(Kami limpahkan keberkatan atasnya) dengan diperbanyak anak cucunya (dan atas Ishak) anak Nabi Ibrahim, yaitu Kami menjadikan kebanyakan para nabi dari keturunannya. (Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik) maksudnya, yang beriman (dan ada pula yang lalim terhadap dirinya sendiri) yang kafir (dengan nyata) nyata kekafirannya.
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ﴿١١٤﴾
Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun.
Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat kepada Mûsâ dan Hârûn berupa kenabian dan karunia yang besar.
(Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun) yakni nikmat kenabian.
وَنَجَّيْنَٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ ﴿١١٥﴾
Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar.
Mereka berdua beserta kaumnya Kami selamatkan dari bencana besar yang menimpa Fir'aun dan kaumnya.
(Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya) yaitu kaum Bani Israel (dari bencana yang besar) dari perbudakan Firaun atas mereka.
وَنَصَرْنَٰهُمْ فَكَانُوا۟ هُمُ ٱلْغَٰلِبِينَ ﴿١١٦﴾
Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
Mereka Kami berikan kemenangan atas musuh-musuhnya. Maka jadilah mereka kelompok orang-orang yang menang.
(Dan Kami tolong mereka) dari cengkeraman bangsa Koptik (maka jadilah mereka orang-orang yang menang.)
وَءَاتَيْنَٰهُمَا ٱلْكِتَٰبَ ٱلْمُسْتَبِينَ ﴿١١٧﴾
Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas.
Mûsâ dan Hârûn Kami berikan kitab suci yang jelas, Tawrât, yang menerangkan hukum-hukum agama.
(Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas) yang di dalamnya terkandung hukum-hukum dan batasan-batasan serta hal-hal lainnya, yang kesemuanya itu diterangkan dengan jelas dan gamblang di dalamnya; Kitab yang dimaksud adalah Kitab Taurat.
وَهَدَيْنَٰهُمَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ ﴿١١٨﴾
Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.
Mereka Kami tunjukkan ke jalan yang lurus.
(Dan kami tunjuki keduanya ke jalan) yakni kepada tuntunan (yang lurus.)
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِى ٱلْءَاخِرِينَ ﴿١١٩﴾
Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian;
Mereka pun Kami abadikan dengan pujian yang baik di kalangan generasi yang datang setelahnya.
(Dan Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk keduanya di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
سَلَٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ﴿١٢٠﴾
(yaitu): \"Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun\".
Salam sejahtera dan damai dilimpahkan kepada Mûsâ dan Hârûn.
(Yaitu \"Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Musa dan Harun\".')
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٢١﴾
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sungguh, seperti balasan yang Kami berikan kepada Mûsâ dan Hârûn, Kami akan membalas semua yang berbuat baik.
(Sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami memberikan balasan pahala kepada keduanya (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.)
إِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٢٢﴾
Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Mereka berdua, sungguh, termasuk hamba-hamba Kami yang tunduk pada kebenaran.
(Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.)
وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٢٣﴾
Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.
Sesungguhnya Ilyâs termasuk orang yang Kami utus untuk memberi petunjuk kepada kaumnya.
(Dan sesungguhnya Ilyas) dapat dibaca Ilyaas atau Alyaas (benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul) menurut suatu pendapat bahwa Nabi Ilyas itu adalah anak saudara lelaki Nabi Harun dan Nabi Musa. Menurut pendapat yang lain bukan; ia diutus oleh Allah kepada kaum yang tinggal di kota Ba'albak dan sekitarnya.
إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٢٤﴾
(ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: \"Mengapa kamu tidak bertakwa?
Yaitu tatkala ia berkata kepada kaumnya yang selalu menyembah patung, \"Apakah kalian ingin terus berada dalam kesesatan sehingga kalian tidak takut kepada Allah dengan menghindari siksa-Nya?
(Ingatlah ketika) lafal Idz di sini dinashabkan oleh lafal Udzkur yang diperkirakan keberadaannya (ia berkata kepada kaumnya, \"Mengapa kalian tidak bertakwa) kepada Allah?
أَتَدْعُونَ بَعْلًۭا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ ٱلْخَٰلِقِينَ ﴿١٢٥﴾
Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,
Pantaskah kalian menyembah patung yang bernama Ba'l dan tidak menyembah Allah yang telah menciptakan alam ini dengan baik?
(Patutkah kalian menyembah Ba'l) Ba'l adalah nama berhala yang terbuat dari emas, dan dengan nama berhala itu pula negeri mereka diberi nama, lalu dimudhafkan kepada lafal Bik, sehingga jadilah Ba'alabak. Maksud ayat ini ialah mengapa kalian menyembahnya (dan kalian tinggalkan) artinya kalian tidak menyembah (sebaik-baik pencipta) yakni Allah; maksudnya mengapa kalian tidak menyembah Allah?
ٱللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿١٢٦﴾
(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?\"
Allah telah menciptakan kalian dan nenek moyang kalian. Maka Dialah yang patut disembah.\"
(Yaitu Allah Rabb kalian dan Rabb bapak-bapak kalian yang terdahulu?\") kalau dibaca Allaahu Rabbukum Warabbu Aabaa-ikum, berarti sebelumnya diperkirakan adanya lafal Huwa. Kalau dibaca Allaaha Rabbakum warabba Aabaa-ikum berarti menjadi Badal dari lafal Ahsanal Khaaliqiina.
فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ ﴿١٢٧﴾
Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),
Lalu mereka mendustakanya. Mereka akan dihadirkan ke neraka pada hari kiamat, sebagai balasannya.
(Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret) ke dalam neraka.
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ ﴿١٢٨﴾
kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
Kecuali hamba-hamba Allah yang beriman dengan tulus. Mereka adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
(Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa) yaitu hamba-hamba Allah yang beriman, mereka diselamatkan dari neraka.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ ﴿١٢٩﴾
Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
Kami mengabadikan pujian yang baik untuk Ilyâs di kalangan orang-orang yang datang setelahnya.
(Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ ﴿١٣٠﴾
(yaitu): \"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?\"
Salam sejahtera untuk Ilyâsîn, Ilyâs dan keluarganya.
(Yaitu \"Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ilyasin) yang dimaksud adalah Nabi Ilyas yang tadi, ia dinamakan demikian secara Taghlib, perihalnya sama dengan ucapan orang-orang Arab jika menamakan Muhallab dan kaumnya, mereka menamakannya Al-Muhallabuun. Dan menurut qiraat yang membacakannya menjadi Aali Yasiina dengan dipanjangkan harakat Hamzahnya, berarti keluarga Nabi Ilyas, dan makna yang dimaksud adalah Nabi Ilyas pula.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ﴿١٣١﴾
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya seperti balasan yang Kami berikan kepada keluarga Ilyâs itu, Kami akan memberi balasan kepada setiap orang yang berbuat baik.
(Sesungguhnya demikianlah) sebagaimana Kami memberikan balasan pahala kepadanya (Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.)
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٣٢﴾
Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Sesunguhnya Ilyâs termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
(Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.)
وَإِنَّ لُوطًۭا لَّمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٣٣﴾
Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.
Dan sesuangguhnya Lûth juga termasuk yang Kami utus untuk menyampaikan pesan-pesan suci Kami kepada manusia.
(Dan sesungguhnya Luth benar-benar adalah seorang rasul.)
إِذْ نَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ ﴿١٣٤﴾
(Ingatlah) ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua,
Kami telah menyelamatkannya dan semua keluarganya dari azab yang telah menimpa kaumnya.
(Ingatlah ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya pengikut-pengikutnya semua.)
إِلَّا عَجُوزًۭا فِى ٱلْغَٰبِرِينَ ﴿١٣٥﴾
kecuali seorang perempuan tua (isterinya yang berada) bersama-sama orang yang tinggal.
Kecuali istrinya yang telah lanjut usia. Ia binasa bersama orang-orang yang binasa lainnya.
(Kecuali seorang perempuan tua istrinya yang berada bersama-sama orang yang ditinggal) orang-orang yang ditinggal tertimpa azab.
ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْءَاخَرِينَ ﴿١٣٦﴾
Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.
Selain Lûth dan kaumnya yang beriman, semua orang kemudian Kami binasakan.
(Kemudian Kami binasakan) Kami hancurkan (orang-orang yang lain) yaitu orang-orang yang kafir dari kaumnya.
وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ ﴿١٣٧﴾
Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi,
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang Mekah, selalu melewati perkampungan kaum Nabi Lûth dalam setiap perjalanan kalian ke Syâm, pagi dan petang. Apakah kalian telah kehilangan akal sehingga tidak mencermati apa yang menimpa mereka akibat mendustai rasul?
(Dan sesungguhnya kalian hai penduduk Mekah benar-benar akan melalui mereka) melalui bekas-bekas dan tempat-tempat tinggal mereka bila kalian mengadakan perjalanan (di waktu pagi) maksudnya di waktu siang hari.
وَبِٱلَّيْلِ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿١٣٨﴾
dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang Mekah, selalu melewati perkampungan kaum Nabi Lûth dalam setiap perjalanan kalian ke Syâm, pagi dan petang. Apakah kalian telah kehilangan akal sehingga tidak mencermati apa yang menimpa mereka akibat mendustai rasul?
(Dan di waktu malam hari. Maka apakah kalian tidak memikirkan?) hai penduduk Mekah, mengenai apa yang telah menimpa mereka berupa azab, oleh karena kalian lalu mengambil pelajaran darinya.
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٣٩﴾
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,
Sesungguhnya Yûnus termasuk di antara rasul-rasul yang Kami utus untuk menyampaikan risalah Kami kepada umat manusia.
(Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul.)
إِذْ أَبَقَ إِلَى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ﴿١٤٠﴾
(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,
Ingatlah ketika ia meninggalkan kaumnya sebelum datang perintah Tuhan. Yûnus pergi menumpang sebuah kapal yang sangat penuh. Kapal tersebut tertimpa sesuatu yang mengharuskan diadakan undian untuk mengeluarkan seorang penumpang guna mengurangi beban muatan. Undian jatuh pada Yûnus dan ia termasuk yang kalah sehingga harus diceburkan ke laut sesuai dengan tradisi mereka saat itu.
(Ingatlah ketika ia lari) maksudnya, minggat (ke kapal yang penuh muatan) hal ini terjadi sewaktu ia bersitegang dengan kaumnya, karena ternyata azab yang diancamkan olehnya kepada kaumnya tidak turun-turun juga, akhirnya ia melarikan diri naik kapal. Dan kapal yang dinaikinya itu berhenti di tengah laut yang besar ombaknya. Juru mudi kapal mengatakan, bahwa di dalam kapal ini terdapat seorang hamba yang melarikan diri dari tuannya, hal ini akan tampak jelas melalui undian.
فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُدْحَضِينَ ﴿١٤١﴾
kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.
Ingatlah ketika ia meninggalkan kaumnya sebelum datang perintah Tuhan. Yûnus pergi menumpang sebuah kapal yang sangat penuh. Kapal tersebut tertimpa sesuatu yang mengharuskan diadakan undian untuk mengeluarkan seorang penumpang guna mengurangi beban muatan. Undian jatuh pada Yûnus dan ia termasuk yang kalah sehingga harus diceburkan ke laut sesuai dengan tradisi mereka saat itu.
(Kemudian ia ikut berundi) para penumpang kapal itu semuanya diundi (lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu) akibatnya ia dilemparkan ke laut.
فَٱلْتَقَمَهُ ٱلْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌۭ ﴿١٤٢﴾
Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
Kemudian ia ditelan oleh seekor ikan hiu dalam keadaan tercela sebagai balasan melarikan diri dari seruan kepada kebenaran dan tidak sabar menghadapi orang-orang yang melanggar.
(Maka ia ditelan oleh ikan besar) ditelan bulat-bulat (dalam keadaan tercela) karena ia melakukan perbuatan yang tercela, yaitu pergi dengan memakai jalan laut kemudian naik kapal meninggalkan kaumnya, tanpa izin terlebih dahulu dari Rabbnya.
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
Kalau sekiranya Yûnus tidak termasuk orang yang menyucikan Allah dengan bertasbih dan selalu mengingatNya, niscaya ia sudah mati di dalam perut ikan hiu dan tidak akan keluar dari situ sampai hari kiamat.
(Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih) yakni selalu ingat kepada Allah, melalui zikirnya di dalam perut ikan seraya mengatakan, \"Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii Kuntu Minazh Zhaalimiina\", artinya, \"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya.\"
لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
Kalau sekiranya Yûnus tidak termasuk orang yang menyucikan Allah dengan bertasbih dan selalu mengingatNya, niscaya ia sudah mati di dalam perut ikan hiu dan tidak akan keluar dari situ sampai hari kiamat.
(Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit) artinya, niscaya perut ikan besar itu akan menjadi kuburnya hingga hari kiamat nanti.
۞ فَنَبَذْنَٰهُ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٌۭ ﴿١٤٥﴾
Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.
Kemudian ia Kami campakkan di sebuah daerah luas yang tidak ada pepohonan dan bangunan. Ia merasa sakit dengan keadaan seperti itu(1). (1) Apa yang dialami Nabi Yûnus itu merupakan mukjizat. Secara hukum alam, peristiwa ditelannya seseorang oleh ikan hiu dan kemudian tetap hidup di dalam perutnya untuk beberapa lama, adalah sesuatu yang mungkin saja terjadi. Ada dua kemungkinan mengapa peristiwa itu dapat terjadi. Pertama, bisa jadi ikan hiu itu termasuk jenis hiu besar bersirip tak bergigi seperti yang terdapat di laut tengah. Panjangnya bisa mencapai sekitar 20 meter. Nabi Yûnus berada di antara langit-langit mulutnya yang besar sampai akhirnya ia dilemparkan ke sebuah daerah tandus karena hiu itu merasakan sesak pada tenggorokannya akibat menelan manusia. Kedua, bisa jadi pula hiu itu termasuk jenis hiu besar yang bergigi yang panjangnya mencapai sekitar 20 meter. Jenis hiu ini juga sering dapat dilihat di laut tengah. Hiu tersebut biasanya dapat memangsa hewan-hewan besar yang panjangnya mencapai tiga meter.
(Kemudian Kami lemparkan dia) Kami campakkan dia dari dalam perut ikan besar itu (ke daerah yang tandus) di permukaan bumi yang tandus, yakni ke tepi pantai pada hari itu juga, setelah tiga hari, tujuh hari, dua puluh hari atau setelah empat puluh hari sejak ia ditelan ikan besar itu (sedangkan ia dalam keadaan sakit) yakni kurus kering dan sakit bagaikan anak ayam yang terserang penyakit kok.
وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةًۭ مِّن يَقْطِينٍۢ ﴿١٤٦﴾
Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.
Untuk kepentingannya, Kami menumbuhkan sebuah pohon yang tidak menjalar sehingga daunnya dapat digunakan untuk berlindung dari cuaca buruk.
(Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu) pohon itu dapat menaunginya dengan batangnya, berbeda keadaannya dengan pohon labu yang biasanya. Hal ini merupakan suatu mukjizat baginya, setiap pagi dan petang datang kepadanya kambing hutan, ia meminum air susu dari teteknya hingga ia kuat kembali.
وَأَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ مِا۟ئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ ﴿١٤٧﴾
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.
Sampai akhirnya ketika sembuh dari sakitnya, ia Kami utus kepada sekelompok manusia yang, kalau dilihat, mereka itu berjumlah seratus ribu orang atau lebih.
(Dan Kami utus dia) sesudah itu, sebagaimana status sebelumnya, kepada kaum Bunainawiy yang tinggal di daerah Maushul (kepada seratus ribu orang atau) bahkan (lebih dari itu) yakni lebih dua puluh atau tiga puluh atau tujuh puluh ribu orang.
فَـَٔامَنُوا۟ فَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍۢ ﴿١٤٨﴾
Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Mereka pun menerima dakwah Yûnus. Maka Kami berikan kepada mereka nikmat Kami sampai batas waktu yang ditentukan.
(Lalu mereka beriman) sewaktu mereka menyaksikan azab yang telah dijanjikan kepada mereka (karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka) artinya, kami biarkan mereka menikmati harta yang ada pada mereka (hingga waktu yang tertentu) hingga ajal mereka datang.
فَٱسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ ٱلْبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلْبَنُونَ ﴿١٤٩﴾
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): \"Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki,
Tanyakanlah, hai Muhammad, kepada kaummu, apakah Tuhanmu, bukan mereka, memiliki anak-anak perempuan dan mereka, bukan Tuhanmu, memiliki anak laki-laki?
(Tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah; ungkapan ini dimaksud sebagai ejekan terhadap mereka, (\"Apakah untuk Rabb kamu anak-anak perempuan) sesuai dengan dugaan mereka bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah (dan untuk mereka anak laki-laki) mereka memilih yang lebih kuat dan yang lebih baik.
أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثًۭا وَهُمْ شَٰهِدُونَ ﴿١٥٠﴾
atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?
Atau apakah Kami menciptakan malaikat berbentuk perempuan dan mereka menyaksikan proses penciptaannya sehingga terpesona dengan apa yang mereka lihat?
(Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikannya\") yakni mereka menyaksikan penciptaan Kami itu, yang karenanya mereka mengatakan demikian?
أَلَآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ ﴿١٥١﴾
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:
Hai orang yang mendengar, hati-hatilah terhadap omongan mereka. Karena kebohongannya, mereka berkata, \"Allah beranak.\" Padahal Dia tersucikan dari sifat melahirkan dan dilahirkan. Mereka benar- benar bohong dalam ucapannya itu, dengan adanya bukti-bukti kemahaesaan-Nya.
(Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya) dengan kedustaan mereka itu (benar-benar mengatakan,)
وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَٰذِبُونَ ﴿١٥٢﴾
\"Allah beranak\". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
Hai orang yang mendengar, hati-hatilah terhadap omongan mereka. Karena kebohongannya, mereka berkata, \"Allah beranak.\" Padahal Dia tersucikan dari sifat melahirkan dan dilahirkan. Mereka benar- benar bohong dalam ucapannya itu, dengan adanya bukti-bukti kemahaesaan-Nya.
(\"Allah beranak\") melalui perkataan mereka yang menyatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. (Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta) dalam hal ini.
أَصْطَفَى ٱلْبَنَاتِ عَلَى ٱلْبَنِينَ ﴿١٥٣﴾
Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?
Apakah Tuhan lebih memilih anak perempuan--yang dalam pandangan kalian tidak disukai--untuk diri- Nya daripada anak laki-laki yang kalian sukai, padahal Dialah pencipta semua itu?
(Apakah Tuhan memilih) lafal Ashthafaa Hamzahnya adalah Hamzah Istifham yang berharakat Fatah, oleh karenanya Hamzah Washal tidak dibutuhkan lagi, sebab itu dibuang. Yakni apakah Allah mengutamakan (anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?)
مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ ﴿١٥٤﴾
Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
Apa yang telah terjadi pada diri kalian ketika kalian menilai sesuatu tanpa bukti? Bagaimana kalian melakukan penilaian seperti itu padahal kepalsuan sudah sangat jelas?
(Apakah yang terjadi pada kalian? Bagaimanakah caranya kalian menetapkan?) kesimpulan yang rusak ini.
أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿١٥٥﴾
Maka apakah kamu tidak memikirkan?
Apakah kalian melupakan bukti-bukti kekuasaan dan kesucian Allah sehingga tidak ingat dan terjerumus ke dalam kesesatan?
(Maka apakah kalian tidak memikirkan?) bahwasanya Allah swt. itu Maha Tinggi lagi Maha Suci dari mempunyai anak?
أَمْ لَكُمْ سُلْطَٰنٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿١٥٦﴾
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
Atau apakah kalian mempunyai kekuatan berupa bukti-bukti nyata yang dapat kalian gunakan untuk membenarkan tuduhan kalian?
(Atau apakah kalian mempunyai bukti yang nyata?) artinya hujah yang jelas menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبِكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ ﴿١٥٧﴾
Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.
Datangkanlah argumentasi kalian--kalau memang argumentasi itu ada dalam kitab suci kalian--jika kalian termasuk orang-orang yang benar dalam ucapan dan keputusan.
(Maka bawalah kitab kalian) kitab Taurat kalian, kemudian perlihatkanlah kepadaku mengenai hal itu di dalamnya (jika kalian memang orang-orang yang benar) di dalam perkataan dan dugaan kalian itu.
وَجَعَلُوا۟ بَيْنَهُۥ وَبَيْنَ ٱلْجِنَّةِ نَسَبًۭا ۚ وَلَقَدْ عَلِمَتِ ٱلْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ ﴿١٥٨﴾
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka),
Mereka semakin melenceng jauh dari akidah. Mereka menciptakan hubungan kerabat antara Allah dan jin yang tidak mereka lihat. Sesungguhnya para jin sudah mengetahui bahwa orang-orang kafir itu benar- benar akan diseret ke hadapan Allah untuk menerima balasan yang telah ditentukan.
(Dan mereka adakan) orang-orang musyrik itu (antara Dia) yakni Allah swt. (dan antara jin) yakni malaikat dinamakan Al-Jinnah karena mereka tidak dapat dilihat oleh mata (hubungan nasab) melalui perkataan mereka yang menyatakan bahwasanya malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. (Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka) yakni orang-orang yang mengatakan demikian (benar-benar akan diseret) ke dalam neraka dan mereka akan diazab di dalamnya.
سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿١٥٩﴾
Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
Allah Mahasuci dari sifat-sifat lemah dan kurang yang dilontarkan oleh para pembohong itu.
(Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan Dia (dari apa yang mereka sifatkan) yaitu bahwasanya Allah mempunyai anak.
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ ﴿١٦٠﴾
Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari (dosa).
Tetapi, hamba-hamba Allah yang ikhlas terhindar dari apa yang dilakukan orang-orang kafir itu.
(Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa) yakni kecuali orang-orang yang beriman. Istitsna di sini adalah bersifat Munqathi'. Maksudnya bahwa mereka yang beriman itu memahasucikan Allah swt. dari apa yang telah disifatkan oleh mereka kepada-Nya.
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ ﴿١٦١﴾
Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,
Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.
(Maka sesungguhnya kalian dan apa-apa yang kalian sembah itu) yakni berhala-berhala sesembahan-sesembahan kalian itu.
مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَٰتِنِينَ ﴿١٦٢﴾
Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.
(Sekali-kali kalian dengannya tidak akan dapat) dengan melalui sesembahan kalian itu; lafal 'Alaihi berta'alluq kepada firman selanjutnya, yaitu (menyesatkan) seorang pun.
إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ ٱلْجَحِيمِ ﴿١٦٣﴾
kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala.
Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.
(Kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala) menurut ilmu Allah swt.
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌۭ مَّعْلُومٌۭ ﴿١٦٤﴾
Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,
Para malaikat berkata, dengan mengakui posisi penghambaan, \"Masing-masing kita memiliki posisi yang telah ditentukan dan tidak boleh dilanggar dalam pengetahuan dan penghambaan.
Malaikat Jibril berkata kepada Nabi saw., (\"Tiada seorang pun di antara kami) para malaikat (melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu) di langit, di tempat itu ia beribadah kepada Allah dan tidak melampaui tempat atau kedudukan yang lain.
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلصَّآفُّونَ ﴿١٦٥﴾
dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
Sesungguhnya kami berbaris dalam posisi selalu menyembah.
(Dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf) artinya meluruskan telapak kaki kami dalam salat.
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلْمُسَبِّحُونَ ﴿١٦٦﴾
Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).
Dan kami selalu menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas dalam setiap keadaan.
(Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih.\") menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya.
وَإِن كَانُوا۟ لَيَقُولُونَ ﴿١٦٧﴾
Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata:
Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, 'Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. '
(Sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari lafal Inna (mereka) yakni orang-orang kafir Mekah (akan berkata,)
لَوْ أَنَّ عِندَنَا ذِكْرًۭا مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿١٦٨﴾
\"Kalau sekiranya di sksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, 'Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. '
(\"Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah peringatan) maksudnya, sebuah kitab (dari orang-orang yang dahulu) yakni dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang yang dahulu.
لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ ﴿١٦٩﴾
benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)\".
Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, 'Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. '
(Benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang mukhlis\") maksudnya beribadah kepada-Nya semata.
فَكَفَرُوا۟ بِهِۦ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿١٧٠﴾
Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
Kitab suci itu telah datang kepada mereka, tetapi mereka mengingkarinya. Maka kelak mereka akan mengetahui akibat kekafiran mereka.\"
Allah berfirman, (\"Tetapi mereka mengingkarinya) mengingkari Kitab yang diturunkan kepada mereka, yaitu Alquran kitab yang lebih mulia daripada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran dan keingkaran mereka itu.
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٧١﴾
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
Aku bersumpah bahwa dalam ketentuan yang telah Kami tetapkan untuk hamba-hamba utusan Kami, mereka akan menang atas orang-orang kafir.
(Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami) pertolongan Kami (kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul) yaitu sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, \"Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.\" (Q.S. Al-Mujadilah, 21).
إِنَّهُمْ لَهُمُ ٱلْمَنصُورُونَ ﴿١٧٢﴾
(yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.
Aku bersumpah bahwa dalam ketentuan yang telah Kami tetapkan untuk hamba-hamba utusan Kami, mereka akan menang atas orang-orang kafir.
Atau janji tersebut sebagaimana yang diungkapkan-Nya pada ayat berikut ini, yaitu, (yaitu, 'Sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.')
وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلْغَٰلِبُونَ ﴿١٧٣﴾
Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang,
Dan hanya para pengikut dan penolong Kami sajalah yang akan memperoleh kemenangan atas orang-orang yang ingkar.
(Dan sesungguhnya tentara Kami) yakni orang-orang mukmin (itulah yang pasti menang) atas orang-orang kafir melalui hujah, dan mendapat kemenangan atas mereka di dunia ini. Dan jika sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak mendapat kemenangan atas orang-orang kafir di dunia ini, maka mereka pasti mendapat kemenangan di akhirat nanti.
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍۢ ﴿١٧٤﴾
Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika.
Biarkan mereka dan tunggu sampai batas waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya Kami akan menjadikan kemenangan dan keberuntungan untukmu, Muhammad.
(Maka berpalinglah kamu dari mereka) yaitu dari orang-orang kafir Mekah (sampai suatu ketika\") sampai Dia memerintahkannya untuk memerangi mereka.
وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ ﴿١٧٥﴾
Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
Perhatikan dan nantikan siksa dan derita yang akan menimpa mereka akibat melanggar dan mendustakanmu. Kelak mereka akan menyaksikan kekalahan di pihak mereka dan pertolongan Allah di pihak orang-orang yang beriman.
(Dan terangkanlah kepada mereka) apabila azab turun kepada mereka (maka kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran mereka.
أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ ﴿١٧٦﴾
Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan?
Apakah mereka tidak berpikir sehingga meminta agar siksa Kami disegerakan?
Maka mereka mengatakan dengan nada yang mengejek, \"Kapankah turunnya azab itu?\" Lalu Allah berfirman mengancam mereka yang mengatakan demikian: (Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan.)
فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلْمُنذَرِينَ ﴿١٧٧﴾
Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
Tatakala siksa itu turun di halaman mereka yang luas, maka amat buruklah pagi yang dialami oleh orang-orang yang diberi peringatan berupa siksa itu.
(Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka) maksudnya, di tengah-tengah mereka. Sehubungan dengan makna lafal As-Saahah ini Imam Al-Farra mengatakan, bahwa orang-orang Arab bila menyebutkan suatu kaum cukup hanya dengan menyebutkan halaman tempat mereka tinggal (maka amat buruklah) yakni seburuk-buruk pagi hari adalah (pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu) di dalam ungkapan ayat ini terdapat Isim Zahir yang menduduki tempatnya Isim Mudhmar.
وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍۢ ﴿١٧٨﴾
Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika.
Berpalinglah dari mereka sampai datang waktu siksa itu.
(Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika.)
وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ ﴿١٧٩﴾
Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat.
Perhatikanlah apa yang mereka dan kamu hadapi, mereka juga kelak akan menyaksikan siksa yang mereka minta disegerakan.
(Dan lihatlah, karena mereka juga akan melihat) ayat ini diulangi penyebutannya dengan maksud untuk mengukuhkan ancaman yang ditujukan kepada mereka, dan sekaligus sebagai penenang hati bagi Nabi saw.
سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿١٨٠﴾
Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
Mahasuci Allah, Penciptamu dan Pencipta segala kekuatan dan keperkasaan, dari segala tuduhan palsu yang mereka sematkan kepada-Nya.
(Maha Suci Rabbmu Yang mempunyai keperkasaan) yakni kemenangan (dari apa yang mereka katakan) yaitu, bahwa Dia memiliki anak.
وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٨١﴾
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
Salam sejahtera tercurahkan kepada para rasul pilihan.
(Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul) yang menyampaikan ajaran tauhid dan syariat-syariat dari Allah swt.
وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٨٢﴾
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Segala puji bagi Allah semata, Pencipta alam semesta dan Pengatur semua makhluk.
(Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam) Yang menolong mereka dan yang membinasakan orang-orang yang kafir.