Setting
Surah The Sundering, Splitting Open [Al-Inshiqaq] in Indonesian
إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنشَقَّتْ ﴿١﴾
Apabila langit terbelah,
[[84 ~ AL-INSYIQAQ (PERISTIWA TERBELAHNYA LANGIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 25 ayat ~ Dalam surat al-Insyiqâq ini dijelaskan sebagian tanda kiamat dan tunduknya langit dan bumi pada perintah Allah. Diterangkan pula di sini bahwa manusia akan dipertemukan dengan Tuhan, dan bahwa setiap perbuatan manusia dicatat dalam sebuah kitab yang kelak akan diperlihatkan kepada dirinya. Barangsiapa menerima catatan perbuatannya melalui tangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah. Sebaliknya, siapa yang menerimanya melalui tangan kiri, maka ia akan meminta perlindungan dari sengatan api neraka. Kemudian, pada ayat selanjutnya, Allah bersumpah demi berbagai fenomena ketuhanan yang sekiranya dapat merebut hati manusia beriman pada hari kiamat. Akan tetapi orang-orang kafir tetap tidak mau beriman, enggan merenungkan dan tunduk pada hukum al-Qur'ân. Surat al-Insyiqâq ditutup dengan pernyataan ancaman bahwa Allah Swt. mengetahui apa saja yang menjadi rahasia mereka. Allah telah menyiapkan bagi orang-orang kafir siksa yang amat memilukan dan menyediakan pahala yang abadi dan tidak akan terputus bagi orang-orang beriman.]] Bila langit terbelah, sebagai pertanda akan hancur.
(Apabila langit terbelah)
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ ﴿٢﴾
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,
Mendengar dan mentaati perintah Tuhannya. Dan sudah seharusnya langit mendengar dan taat.
(Dan patuh) artinya mendengar dan tunduk mau membelah dirinya (kepada Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh) langit itu harus patuh dan taat kepada-Nya.
وَإِذَا ٱلْأَرْضُ مُدَّتْ ﴿٣﴾
dan apabila bumi diratakan,
Bila bumi diperluas dengan diratakannya gunung-gunung dan tebing-tebingnya.
(Dan apabila bumi diperlebar) diperluas sebagaimana kulit yang direntangkan, sehingga lenyaplah semua bangunan dan gunung yang ada pada permukaannya. Dengan kata lain, apabila bumi diratakan.
وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ ﴿٤﴾
dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
Lalu melemparkan orang-orang mati dan apa saja yang terpendam di dalamnya sehingga menjadi kosong.
(Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya) yakni orang-orang mati yang berada di dalam perutnya dicampakkan ke permukaannya (dan menjadi kosong) artinya tiada sesuatu pun yang tertinggal di dalamnya.
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ ﴿٥﴾
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).
Menurut perintah Tuhan untuk memperluas kawasan dan mengosongkan isi perutnya. Dan begitulah seharusnya. Apabila peristiwa-peristiwa itu telah terjadi, manusia akan segera menerima balasan amal perbuatan masing-masing.
(Dan patuh) tunduk dan taat dalam hal tersebut (kepada Rabbnya dan sudah semestinya bumi itu patuh) hal tersebut terjadi pada hari kiamat. Jawab dari lafal Idzaa dan lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya tidak disebutkan, tetapi pengertiannya diisyaratkan oleh firman selanjutnya, yaitu, \"Semua manusia akan menjumpai amal perbuatannya masing-masing.\"
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًۭا فَمُلَٰقِيهِ ﴿٦﴾
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.
Wahai manusia, sesungguhnya kamu sangat giat dalam segala usaha demi menggapai tujuan, kemudian semua akan menjumpai Tuhan dengan membawa amal perbuatanmu masing-masing. Selanjutnya Allah akan memberimu balasan atas amal perbuatan itu.
(Hai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja) telah beramal dengan sekuat tenagamu (hingga) menemui (Rabbmu) yakni mati (dengan sungguh-sungguh, maka pasti kalian akan menemuinya) yakni, menemui amal perbuatanmu yang telah disebutkan tadi pada hari kiamat nanti, baik amal kebaikan atau pun amal keburukan, semuanya pasti kamu jumpai.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ﴿٧﴾
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
Barangsiapa yang diserahi catatan amal perbuatannya melalui tangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah dan akan kembali kepada sanak keluarganya yang beriman dengan penuh kebahagiaan
(Adapun orang yang diberikan kitabnya) yakni kitab catatan amalnya (dari sebelah kanannya) dia adalah orang yang beriman.
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًۭا يَسِيرًۭا ﴿٨﴾
maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
Barangsiapa yang diserahi catatan amal perbuatannya melalui tangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah dan akan kembali kepada sanak keluarganya yang beriman dengan penuh kebahagiaan
(Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah) yaitu pada hari ditampakkan kepadanya amal perbuatannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis sahih yang antara lain dikatakan, \"Barang siapa yang diinterogasi di dalam penghisabannya, niscaya dia bakal binasa atau celaka.\" Kemudian setelah kepada orang mukmin itu ditampakkan amal perbuatannya, lalu Allah memaafkannya.
وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًۭا ﴿٩﴾
dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Barangsiapa yang diserahi catatan amal perbuatannya melalui tangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah dan akan kembali kepada sanak keluarganya yang beriman dengan penuh kebahagiaan
(Dan dia akan kembali kepada kaumnya) di dalam surga (dengan gembira) karena mendapatkan ampunan-Nya.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ ﴿١٠﴾
Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,
Dan siapa yang menerima catatan amal perbuatannya dengan tangan kiri, dari balik punggungnya, sebagai pertanda penghinaan, maka ia akan berangan-angan bahwa dirinya lebih baik binasa saja, masuk dan terbakar di neraka.
(Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya) dia adalah orang kafir; tangan kanannya diikat dengan belenggu dijadikan satu dengan kepala, kemudian tangan kirinya ditekuk ke belakang berada di punggungnya, maka dengan tangan kirinya itulah ia mengambil kitab catatan amalnya.
فَسَوْفَ يَدْعُوا۟ ثُبُورًۭا ﴿١١﴾
maka dia akan berteriak: \"Celakalah aku\".
Dan siapa yang menerima catatan amal perbuatannya dengan tangan kiri, dari balik punggungnya, sebagai pertanda penghinaan, maka ia akan berangan-angan bahwa dirinya lebih baik binasa saja, masuk dan terbakar di neraka.
(Maka dia akan berteriak) yakni sewaktu dia melihat apa yang tercatat di dalam kitab amalnya (\"Celakalah aku\") ia berseru meratapi kebinasaannya, dengan ucapannya, \"Celakalah aku.\"
وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا ﴿١٢﴾
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
Dan siapa yang menerima catatan amal perbuatannya dengan tangan kiri, dari balik punggungnya, sebagai pertanda penghinaan, maka ia akan berangan-angan bahwa dirinya lebih baik binasa saja, masuk dan terbakar di neraka.
(Dan dia akan masuk ke dalam neraka Sa'iir) yakni neraka yang apinya sangat besar. Menurut suatu qiraat lafal Yashlaa dibaca Yushallaa.
إِنَّهُۥ كَانَ فِىٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا ﴿١٣﴾
Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).
Sesungguhnya dahulu, ketika di dunia, ia hidup penuh kesenangan di tengah-tengah keluarganya tanpa memikirkan akibat perbuatannya.
(Sesungguhnya dia dahulu di kalangan kaumnya) maksudnya kaum kerabatnya sewaktu di dunia (selalu bergembira) yakni sombong karena selalu mengikuti hawa nafsunya.
إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ ﴿١٤﴾
Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
Ia menduga bahwa dirinya tidak akan kembali kepada Allah untuk dihisab.
(Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia) lafal An di sini adalah bentuk Takhfif dari Anna, sedangkan Isimnya tidak disebutkan, lengkapnya Annahuu; artinya bahwasanya dia (sekali-kali tidak akan kembali) tidak akan kembali kepada Rabbnya.
بَلَىٰٓ إِنَّ رَبَّهُۥ كَانَ بِهِۦ بَصِيرًۭا ﴿١٥﴾
(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.
Tidak demikian! Ia akan kembali kepada-Nya untuk diperhitungkan amal perbuatannya. Sesungguhnya Tuhannya benar-benar Maha Mengetahui diri dan perbuatannya.
(Yang benar) dia akan dikembalikan kepada-Nya (sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya) artinya mengetahui bahwa dia akan kembali kepada-Nya.
فَلَآ أُقْسِمُ بِٱلشَّفَقِ ﴿١٦﴾
Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,
Aku benar-benar bersumpah, demi ufuk yang memerah di waktu senja,
(Maka sesungguhnya aku bersumpah) huruf Laa di sini adalah huruf Zaidah (dengan cahaya merah di waktu senja) yakni dengan nama mega merah yang berada di ufuk barat sesudah matahari terbenam.
وَٱلَّيْلِ وَمَا وَسَقَ ﴿١٧﴾
dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,
demi malam dengan segala makhluk yang diselubungi kegelapannya, baik manusia, binatang dan sebagainya,
(Dan dengan malam dan apa yang diselubunginya) yakni semua yang ditutupinya termasuk segala jenis binatang dan makhluk lainnya.
وَٱلْقَمَرِ إِذَا ٱتَّسَقَ ﴿١٨﴾
dan dengan bulan apabila jadi purnama,
dan demi rembulan di waktu purnama, bahwa kalian benar-benar akan melalui beberapa masa yang semakin lama semakin dahsyat: kematian, kebangkitan dan petaka kiamat.
(Dan dengan bulan apabila jadi purnama) bila bentuknya membulat dan sinarnya tampak penuh, yang demikian itu terjadi di malam-malam yang cerah tak berawan.
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍۢ ﴿١٩﴾
sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),
dan demi rembulan di waktu purnama, bahwa kalian benar-benar akan melalui beberapa masa yang semakin lama semakin dahsyat: kematian, kebangkitan dan petaka kiamat.
(Sesungguhnya kalian melalui) hai manusia. Bentuk asal lafal Latarkabunna adalah Latarkabuunanna, kemudian huruf Nun alamat Rafa'nya dibuang karena berturut-turutnya Nun, demikian pula huruf Wau alamat jamaknya, tetapi bukan karena 'illat bertemunya kedua huruf yang disukunkan, sehingga jadilah Latarkabunna (tingkat demi tingkat) fase demi fase; yaitu mulai dari mati lalu dihidupkan kembali, kemudian menyaksikan keadaan-keadaan di hari kiamat.
فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٢٠﴾
Mengapa mereka tidak mau beriman?
Lalu, apakah yang merintangi para pendurhaka itu untuk beriman pada Allah dan hari kebangkitan setelah semua bukti yang memastikan hal itu menjadi jelas?
(Mengapa mereka) yakni orang-orang kafir itu (tidak mau beriman?) artinya apakah gerangan yang mencegah mereka hingga tidak mau beriman. Atau apakah yang menjadi alasan mereka sehingga tidak mau beriman, padahal bukti-bukti yang membimbing mereka untuk beriman sudah ada dan cukup?
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ ٱلْقُرْءَانُ لَا يَسْجُدُونَ ۩ ﴿٢١﴾
dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,
Apabila mendengar ayat-ayat al-Qur'ân mereka tidak mau tunduk dan bersujud.
(Dan) mengapakah mereka (apabila dibacakan kepada mereka Alquran, mereka tidak mau bersujud?) atau mengapa mereka tidak mau tunduk, seumpamanya mereka beriman kepada Alquran, karena mengingat kemukjizatan yang terkandung di dalamnya.
بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُكَذِّبُونَ ﴿٢٢﴾
bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).
Bahkan, lantaran sikap kafir mereka, mereka mendustakan dan menentang kebenaran itu dengan sikap sombong.
(Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan) adanya hari berbangkit dan lain-lainnya.
وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ ﴿٢٣﴾
Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).
Allah Mahatahu apa yang tersembunyi dalam hati mereka.
(Padahal Allah mengetahui apa yang mereka kumpulkan) di dalam catatan amal perbuatan mereka; yaitu berupa kekafiran, kedustaan dan amal-amal buruk lainnya.
فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿٢٤﴾
Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,
Maka, beritakan pada mereka akan siksa yang memilukan.
(Maka beri kabar gembiralah mereka) beritakanlah kepada mereka (dengan azab yang pedih) atau siksaan yang menyakitkan.
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۭ ﴿٢٥﴾
tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.
Tetapi, orang-orang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah, yang tak akan terputus atau terhitung.
(Kecuali) tetapi (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya) yakni pahala mereka tidak akan terputus dan tidak akan dikurangi serta tidak akan disebut-sebutkan sekalipun sangat banyak dan berlimpah ruah untuk selama-lamanya.