Setting
Surah The morning star [At-Tariq] in Indonesian
وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ ﴿١﴾
Demi langit dan yang datang pada malam hari,
[[86 ~ ATH-THARIQ (YANG TAMPAK PADA MALAM HARI) Pendahuluan: Makkiyyah, 17 ayat ~ Surat kedelapan puluh enam dalam urutan mushaf al-Qur'ân ini dimulai dengan sumpah Allah dengan menyebut berbagai bukti kekuasaan Tuhan, sembari menegaskan bahwa setiap diri manusia mempunyai seorang penjaga dan pengawas. Manusia diharuskan memikirkan asal dan perkembangan hidupnya yang bermula dari air yang memancar. Dari kejadian penciptaan ini mestinya dapat ditemukan sebuah bukti bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia itu pasti sanggup menjadikan mereka hidup kembali sesudah mengalami fase kematian. Di bagian lain terdapat pula ayat yang berisi sumpah Allah Swt. untuk menyatakan bahwa al-Qur'ân adalah kitab suci yang membedakan antara yang benar dan yang palsu, dan al-Qur'ân itu bukan senda gurau. Meskipun demikian, orang-orang kafir tetap ingkar dan berupaya melakukan tipu daya terhadap al-Qur'ân. Namun Allah membalas makar mereka dengan makar lain yang lebih jitu. Surat ini ditutup dengan permohonan agar orang-orang kafir diberikan tangguhan waktu.]] Aku bersumpah demi langit dan bintang yang bermunculan di waktu malam.
(Demi langit dan yang datang pada malam hari) lafal Ath-Thaariq pada asalnya berarti segala sesuatu yang datang pada malam hari, antara lain ialah bintang-bintang, karena bintang-bintang baru muncul bila malam tiba.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ ﴿٢﴾
tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
Tahukah kalian apa hakikat bintang itu? Bintang adalah benda langit yang cahayanya menembus kegelapan.
(Tahukah kamu) artinya apakah kamu mengetahui (apakah yang datang pada malam hari itu?) lafal Maa adalah Mubtada sedangkan lafal Ath-Thaariq adalah Khabarnya, kedua lafal tersebut berkedudukan menjadi Maf'ul kedua dari lafal Adraa. Lafal Maa yang kedua juga menjadi Khabar dari lafal Maa yang pertama, di dalamnya terkandung makna yang menjelaskan kedudukan Ath-Thaariq yang agung itu; selanjutnya pengertian Ath-Thaariq dijelaskan oleh firman berikutnya.
ٱلنَّجْمُ ٱلثَّاقِبُ ﴿٣﴾
(yaitu) bintang yang cahayanya menembus,
Tahukah kalian apa hakikat bintang itu? Bintang adalah benda langit yang cahayanya menembus kegelapan.
(Yaitu bintang) yakni bintang Tsurayya, atau semua bintang (yang cahayanya menembus) kegelapan malam. Yang menjadi Jawab Qasam ialah:
إِن كُلُّ نَفْسٍۢ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۭ ﴿٤﴾
tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.
Setiap manusia pasti didampingi oleh penjaga yang mengawasi dan mencatat amal perbuatannya.
(Tidak ada suatu jiwa pun melainkan ada penjaganya) jika dibaca Lamaa tanpa memakai Tasydid, berarti huruf Maa adalah huruf Zaidah, dan In adalah bentuk Takhfif dari Inna sedangkan Isimnya tidak disebutkan, dan huruf Lamnya adalah huruf Fariqah. Artinya sesungguhnya setiap diri itu ada penjaganya. Jika dibaca Lammaa dengan memakai Tasydid, berarti In adalah bermakna Nafi, sedangkan Lammaa bermakna Illaa; artinya tiada suatu jiwa pun melainkan ada penjaganya, yakni penjaga yang terdiri dari malaikat; malaikat penjaga itu bertugas untuk mencatat amal baik dan amal buruknya.
فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ ﴿٥﴾
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?
Manusia hendaknya berpikir: dari apa dirinya diciptakan.
(Maka hendaklah manusia memperhatikan) dengan perhatian yang dibarengi dengan mempelajarinya (dari apakah dia diciptakan?) artinya berasal dari apakah dia tercipta?
خُلِقَ مِن مَّآءٍۢ دَافِقٍۢ ﴿٦﴾
Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
Manusia diciptakan dari air yang memancar.
(Dia diciptakan dari air yang terpancar) yakni yang dipancarkan oleh laki-laki ke dalam rahim wanita.
يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ ﴿٧﴾
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
Air itu keluar dari tulang rusuk dan tulang dada laki-laki dan wanita(1). (1) Kata shulb berarti tulang belakang atau tulang punggung. Sedangkan kata tarâ'ib berarti tulang dada. Dari berbagai studi genetika yang dilakukan belakangan didapat penjelasan bahwa cikal bakal organ reproduksi dan organ pembuangan dalam tubuh janin terdapat di antara sel-sel tulang muda, yang akan membentuk tulang punggung, dan sel-sel pembentuk tulang dada. Sedangkan bakal ginjal terletak pada tempatnya yang normal, demikian pula testis yang telah terbungkus dalam kantung. Demikian pula urat saraf yang menyalurkan rasa kepada cikal bakal itu, dan membantu memproduksi sperma--dengan cairan-cairan lain yang menyertainya--juga berasal dari tulang dada kesepuluh yang mengarah ke tulang sumsum antara telang rusuk kesepuluh dan kesebelas. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa organ-organ reproduksi, urat saraf perasa dan pembuluh darah di sekitarnya muncul di tempat antara tulang punggung dan tulang dada.
(Yang keluar dari antara tulang sulbi) laki-laki (dan tulang dada) perempuan.
إِنَّهُۥ عَلَىٰ رَجْعِهِۦ لَقَادِرٌۭ ﴿٨﴾
Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).
Sesungguhnya Allah Swt. yang telah menciptakan manusia sedemikian rupa sejak semula sangat mampu untuk menghidupkan mereka kembali sesudah mati.
(Sesungguhnya Dia) yakni Allah swt. (untuk mengembalikannya) atau menghidupkan kembali manusia setelah mati (benar-benar kuasa) maka apabila manusia itu benar-benar memperhatikan asal mula kejadiannya, niscaya dia akan menyimpulkan, bahwasanya Yang Maha Kuasa menciptakan demikian, berkuasa pula untuk menghidupkannya kembali.
يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ ﴿٩﴾
Pada hari dinampakkan segala rahasia,
Pada suatu hari ketika semua hati nurani diuji dan dibedakan antara yang baik dan yang buruk.
(Pada hari ditampakkan) maksudnya, diuji dan dibuka (segala rahasia) yaitu hal-hal yang terkandung di dalam kalbu berupa keyakinan-keyakinan dan niat-niat.
فَمَا لَهُۥ مِن قُوَّةٍۢ وَلَا نَاصِرٍۢ ﴿١٠﴾
maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.
Pada hari itu, manusia tidak memiliki kekuatan dan penolong yang akan membela dirinya.
(Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu) yaitu bagi orang yang tidak mempercayai adanya hari berbangkit (suatu kekuatan pun) yang dapat melindunginya dari azab (dan tidak pula seorang penolong pun) yang dapat menolak azab Allah.
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ ﴿١١﴾
Demi langit yang mengandung hujan
Aku bersumpah demi langit yang menurunkan hujan dalam siklus yang berulang-ulang.
(Demi langit yang mengandung hujan) hujan dinamakan Ar-Raj'u karena berulang datang pada musimnya.
وَٱلْأَرْضِ ذَاتِ ٱلصَّدْعِ ﴿١٢﴾
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
Demi bumi yang merekah mengeluarkan tetumbuhan.
(Dan demi bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan) maksudnya retak-retak karena daripadanya keluar tumbuh-tumbuhan.
إِنَّهُۥ لَقَوْلٌۭ فَصْلٌۭ ﴿١٣﴾
sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.
Al-Qur'ân itu, sungguh, merupakan pembatas antara yang benar dan batil dan tidak mengandung kata-kata permainan dan palsu.
(Sesungguhnya Alquran itu) yakni wahyu Alquran (benar-benar firman yang memutuskan) yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang batil.
وَمَا هُوَ بِٱلْهَزْلِ ﴿١٤﴾
dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.
Al-Qur'ân itu, sungguh, merupakan pembatas antara yang benar dan batil dan tidak mengandung kata-kata permainan dan palsu.
(Dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau) atau mainan dan kebatilan.
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًۭا ﴿١٥﴾
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân selalu membuat makar sangat hebat untuk memalsukan al-Qur'ân.
(Sesungguhnya mereka) yakni orang-orang kafir (merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya) yaitu mereka melakukan tipu daya yang jahat terhadap diri Nabi saw.
وَأَكِيدُ كَيْدًۭا ﴿١٦﴾
Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
Akan tetapi Kami membalas mereka dengan makar yang jauh lebih kuat sehingga mereka tidak berdaya untuk menghadapinya.
(Dan Aku pun membuat rencana pula dengan sebenar-benarnya) maksudnya, Aku biarkan mereka bersenang-senang sesuka hatinya, tanpa mereka sadari bahwa hal itu merupakan Istidraj dari Aku, yang kelak Aku akan mengazab mereka dengan sepedih-pedihnya.
فَمَهِّلِ ٱلْكَٰفِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًۢا ﴿١٧﴾
Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.
Tangguhkanlah persoalan orang-orang kafir. Berikan mereka waktu hingga Kami memerintahkanmu dengan sesuatu yang pasti.
(Karena itu beri tangguhlah) hai Muhammad (orang-orang kafir itu, beri tangguhlah mereka) lafal Amhilhum mengukuhkan makna yang terkandung di dalam lafal Famahhil; dianggap baik karena lafalnya berbeda dengan yang pertama, artinya tangguhkanlah mereka itu (barang sebentar) dalam waktu yang singkat. Lafal Ruwaidan adalah mashdar yang mengukuhkan makna 'Amilnya. Ia adalah bentuk Tashghir dari lafal Rawdun atau Arwaadun yang mengandung makna Tarkhiim. Dan Allah swt. benar-benar mengazab orang-orang kafir itu dalam perang Badar. Akan tetapi ayat penangguhan ini dinasakh oleh ayat perang, yakni Allah memerintahkan Nabi-Nya supaya berjihad memerangi mereka.