Setting
Surah Jonah [Yunus] in Indonesian
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْحَكِيمِ ﴿١﴾
[[10 ~ YUNUS (NABI YUNUS) Pendahuluan: Makkiyyah, 109 ayat ~ Surat ini termasuk dalam Surat Makkiyyah yang diturunkan di Mekah. Dengan berisikan 109 ayat, surat ini dimulai dengan menerangkan tentang kedudukan Kitab Suci al-Qur'ân dan apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik tentang Nabi Muhammad saw. Kemudian disebutkan tentang alam semesta dan bukti-bukti kebesaran Allah yang ada di dalamnya, tentang ganjaran pada hari kiamat dan ketentuan Allah yang berlaku atas orang-orang kafir serta keterangan tentang kejelekan akidah mereka. Dijelaskan juga tentang keadaan manusia dalam kesusahan dan kegembiraan, tentang kekuasaan Allah dan ketidakmampuan berhala-berhala atas segala sesuatu, tentang tantangan untuk mendatangkan satu surat, meskipun hanya berbentuk tipu daya. Selain itu, terdapat pula ancaman keras dengan azab Allah, keterangan mengenai keadaan jiwa manusia dan bahwa Allah Mahateliti terhadap perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian pembicaran beralih untuk menghibur Rasulullah saw. yang merasa sakit oleh kekufuran mereka, dengan memberikan alasan yang pasti kepada mereka. Muhammad dihibur dengan kisah para nabi dengan kaumnya: kisah Nabi Nûh, Nabi Mûsâ dan Nabi Hârûn beserta Fir'aun dan Banû Isrâ'îl, kemudian kisah Nabi Yûnus, yang namanya dijadikan tajuk surat ini. Kemudian setelah itu keterangan yang ada pada surat ini diarahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyempurnakan pelajaran.]] Alif, Lâm, Mîm merupakan huruf-huruf yang digunakan Allah untuk membuka sebagian surat. Dialah yang Maha Mengetahui makna sebenarnya dari huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf-huruf seperti itu. Kendati demikian, orang-orang musyrik tetap tidak dapat mendatangkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur'ân! Sekalipun mereka telah bersepakat untuk tidak mendengarkan ayat-ayat suci ini atau ayat-ayat al-Qur'ân lain yang memiliki gaya bahasa dan makna sangat sempurna, dan juga mengandung hikmah serta segala yang bermanfaat bagi manusia dalam urusan dunia maupun akhirat, huruf-huruf fonetis ini merangsang perhatian orang-orang musyrik, sehingga mereka mendengarkannya.
أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ رَجُلٍۢ مِّنْهُمْ أَنْ أَنذِرِ ٱلنَّاسَ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ ٱلْكَٰفِرُونَ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌۭ مُّبِينٌ ﴿٢﴾
Tidak patut bagi manusia untuk merasa heran dan mengingkari wahyu Kami yang Kami turunkan kepada salah seorang laki-laki di antara mereka (Muhammad), untuk memberi peringatan kepada mereka tentang azab Allah dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka bahwa mereka disediakan kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan. Janji Allah tidak akan dipungkiri. Dan tidak pantas bagi orang-orang yang ingkar itu untuk mengatakan bahwa Muhammad, Rasul Kami, adalah seorang tukang sihir yang benar-benar jelas keadaannya.
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍۢ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿٣﴾
Sesungguhnya Tuhan kalian, wahai manusia, adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya dalam waktu enam hari(1). Tidak ada yang mengetahui panjangnya enam hari itu kecuali Allah. Kemudian hanya Dialah--dengan keagungan kekuasaan-Nya--yang menguasai dan mengurus hal ihwal makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuasaan atas sesuatu bersama Allah dan tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat memberi syafaat kepada orang lain, kecuali dengan izin-Nya. Itulah Allah, Sang Pencipta. Dialah Tuhan yang mengendalikan nikmat untuk kalian, maka sembahlah Dia semata, benarkanlah Rasul-Nya, dan berimanlah kepada kitab suci-Nya. Hendaklah kalian mengingat nikmat Allah dan merenungi ayat-ayat yang menunjukkan keesaan-Nya. (1) Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya dalam enam tahapan. Setiap tahapan itu terdiri atas rentang waktu yang cukup panjang. Tahapan-tahapan yang disebutkan sebagai enam hari itu merupakan tahap penundukan matahari, bulan dan bintang- bintang untuk keperluan manusia. Termasuk dalam tahapan itu juga adalah pergantian siang dan malam dan timbulnya siang menggantikan kegelapan cakrawala. Disebutnya kata \"malam\" sebelum kata \"siang\" disebabkan karena kegelapan merupakan asal dan pangkal. Sedangkan siang timbul akibat tersebarnya sinar matahari pada lapisan udara bumi yang berotasi dan juga karena radiasi matahari.
إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًۭا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ إِنَّهُۥ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ بِٱلْقِسْطِ ۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ شَرَابٌۭ مِّنْ حَمِيمٍۢ وَعَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ ﴿٤﴾
Dan sebagaimana Allah yang memulai penciptaan-Nya, hanya kepada-Nya pula tempat kembali kalian dan seluruh makhluk. Allah telah menjanjikannya dengan janji yang benar dan tidak dapat dipungkiri. Dia memulai penciptaan dengan kekuasaan-Nya, kemudian dengan kekuasaan-Nya pula, Dia mengulangi penciptaan itu setelah binasa, untuk memberi pahala kepada orang-orang Mukmin yang taat dengan keadilan-Nya yang sempurna. Sedangkan orang-orang kafir, disediakan minuman yang sangat mendidih di neraka. Dan mereka juga mendapatkan azab yang sangat pedih, sebagai ganjaran atas kekufuran mereka.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءًۭ وَٱلْقَمَرَ نُورًۭا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَعْلَمُونَ ﴿٥﴾
Tuhan kalianlah yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan matahari memancarkan sinar dan bulan mengirimkan cahaya. Dialah yang menjadikan tempat-tempat beredarnya bulan, sehingga cahayanya berbeda-beda sesuai dengan tempat edarnya ini, dengan maksud agar kalian dapat mempergunakannya untuk memperkirakan waktu kalian dan dapat mengetahui bilangan tahun dan hisab(1). Allah tidak akan menciptakan itu semua kecuali dengan hikmah. Dialah yang menjelaskan bukti-bukti yang menunjukkan ketuhanan dan kesempurnaan kekuasaan-Nya di dalam kitab suci-Nya, agar kalian merenunginya dengan akal kalian dan memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan. (1) Matahari adalah benda langit yang menyala dan memancarkan sinar dari dirinya sendiri serta sebagai sumber kekuatan bagi bumi, seperti sinar dan panasnya. Sedangkan bulan tidak memancarkan sinar dari dirinya sendiri, tetapi memantulkan atau mengembalikan sinar matahari yang jatuh di permukaannya, sehingga terlihat seolah tampak bercahaya. Tempat-tempat beredarnya bulan tidak sama jika dilihat dari bumi dan matahari. Hal inilah yang menghasilkan bentuk-bentuk bulan. Dari sini dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan kamariah, yaitu tanda-tanda angkasa yang jelas untuk menentukan bulan. Dalam mengelilingi bumi, bulan memakan waktu selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,8 persepuluh detik.
إِنَّ فِى ٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَّقُونَ ﴿٦﴾
Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang, perbedaan panjang pendeknya, juga dalam penciptaan langit dan bumi dan seluruh makhluk yang ada di dalamnya, terdapat bukti-bukti yang jelas dan alasan-alasan yang nyata atas ketuhanan Sang Pencipta dan kekuasaan-Nya terhadap orang-orang yang menghindari kemurkaan-Nya dan takut kepada azab-Nya(1). (1) Kata ikhtilâf di sini bisa diartikan dengan 'perbedaan' atau 'pergantian'. Ikhtilâf yang berarti perbedaan mengandung makna bahwa malam dan siang adalah dua cahaya yang masing-masing memiliki keistimewaan. Perbedaan antara siang dan malam merupakan sebuah gejala alam di mana seluruh makhluk hidup di planet ini tunduk kepadanya, seperti disebut pada tempat-tempat lain dalam al-Qur'ân. Perbedaan di sini juga dapat berarti pertautan antara panjangnya siang dan malam selama satu tahun di setiap tempat di bumi. Maka hal ini terkait dengan gejala musim. Ikhtilâf dengan arti ini disebabkan oleh revolusi bumi yang mengelilingi matahari sekali dalam setahun. Sedangkan ikhtilâf yang berarti 'pergantian', disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya. (Tentang hal ini, lihat juga catatan kaki tafsir ayat 80 surat al-Mu'minûn).
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱطْمَأَنُّوا۟ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنْ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ ﴿٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan hari pertemuan dengan Allah pada hari akhir, berkeyakinan--atas dasar praduga saja--bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan akhir bagi mereka, yang tidak ada kehidupan setelahnya. Dengan keyakinan seperti ini, mereka merasa tenang dan tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka lalai dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan hakikat kebangkitan dan perhitungan.
أُو۟لَٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٨﴾
Tempat tinggal mereka adalah neraka, sebagai ganjaran atas kekufuran dan perbuatan-perbuatan buruk. yang mereka lakukan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُم بِإِيمَٰنِهِمْ ۖ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿٩﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan keimanan yang benar dan mengerjakan amal saleh di dunia akan memperoleh petunjuk dari Allah disebabkan keimanan mereka itu, dan pada hari kiamat akan masuk ke dalam surga-surga yang dialiri bermacam-macam sungai. Di dalamnya, mereka diberi kenikmatan yang abadi.
دَعْوَىٰهُمْ فِيهَا سُبْحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَٰمٌۭ ۚ وَءَاخِرُ دَعْوَىٰهُمْ أَنِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٠﴾
Doa orang-orang Mukmin di dalam surga-surga ini adalah berupa penyucian (tasbih) dan pengagungan terhadap Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir di dunia. Ucapan penghormatan Allah kepada mereka dan juga penghormatan di antara mereka adalah pernyataan akan rasa aman dan tenteram. Dan mereka senantiasa menutup doa dengan memuji Allah atas pertolongan-Nya kepada mereka dengan keimanan dan kemenangan sesuai dengan keridaan-Nya.
۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ ٱلشَّرَّ ٱسْتِعْجَالَهُم بِٱلْخَيْرِ لَقُضِىَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ ﴿١١﴾
Dan kalau sekiranya Allah mengabulkan untuk menyegerakan permohonan keburukan yang mereka pinta--sebagaimana kebaikan--pasti Allah akan membinasakan mereka semua. Namun Dia berlemah lembut dengan mereka, sehingga menangguhkan kebinasaan mereka, untuk menunggu apa yang tampak dari diri mereka, sesuai dengan apa yang diketahui-Nya tentang mereka. Maka dari sini tampak keadilan-Nya dalam memberikan ganjaran kepada mereka karena mereka memang telah meninggalkan (kebenaran) sedangkan dalil-dalil telah jelas mereka dapati. Mereka telah dengan sengaja melenceng dan berjalan dalam kesesatan dan kegelapan.
وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَآئِمًۭا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّۢ مَّسَّهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١٢﴾
Apabila manusia mendapat musibah yang menimpa diri, harta, atau apa saja yang berkaitan dengan dirinya, seketika dirinya merasa lemah. Dia lalu berdoa kepada Tuhannya dalam segala keadaan, dengan berbaring, duduk atau berdiri, agar Allah menghilangkan cobaan itu. Tetapi, ketika Allah mengabulkannya dengan menghilangkan cobaan yang menimpa darinya, ia segera meninggalkan Allah dan meneruskan kedurhakaannya serta lupa akan karunia Allah pada dirinya. Seakan-akan ia tidak pernah tertimpa musibah dan tidak pernah berdoa meminta kepada Allah untuk menghilangkannya. Dengan cara seperti inilah setan menghias perbuatan jelek dan kebatilan yang orang-orang kafir lakukan.
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ مِن قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا۟ ۙ وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَمَا كَانُوا۟ لِيُؤْمِنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْقَوْمَ ٱلْمُجْرِمِينَ ﴿١٣﴾
Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kalian karena kekufuran mereka, ketika rasul-rasul mereka datang kepada mereka dan membawa bukti-bukti nyata yang menunjukkan kebenaran dakwah mereka kepada keimanan. Sesuai dengan ilmu Allah--yang mengetahui bahwa mereka tetap bersikeras dalam kekufuran dan kedurhakaan--mereka tidak akan beriman. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang kafir Quraisy, bahwa sebagaimana Kami telah membinasakan orang-orang sebelum kalian Kami juga akan memberikan balasan bagi orang-orang jahat dengan membinasakan mereka.
ثُمَّ جَعَلْنَٰكُمْ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلْأَرْضِ مِنۢ بَعْدِهِمْ لِنَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ ﴿١٤﴾
Kemudian Kami menjadikan kalian, wahai umat Muhammad, sebagai khalifah di bumi yang membangunnya setelah orang-orang terdahulu itu, untuk menguji kalian dan menampakkan pada kalian apa yang akan kalian pilih untuk diri kalian--ketaatan ataukah kedurhakaan--setelah kalian mengetahui apa yang terjadi atas orang-orang sebelum kalian.
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُنَا بَيِّنَٰتٍۢ ۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا ٱئْتِ بِقُرْءَانٍ غَيْرِ هَٰذَآ أَوْ بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلْقَآئِ نَفْسِىٓ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ ﴿١٥﴾
Dan ketika ayat-ayat al-Qur'ân dari Rasul Kami, Muhammad, telah jelas bagi orang-orang musyrik, orang-orang kafir yang tidak takut kepada azab Allah dan tidak mengharapkan pahala dari-Nya berkata kepada Nabi Muhammad, \"Datangkanlah kitab selain al-Qur'ân kepada kami, atau gantilah apa yang tidak kami sukai di dalamnya.\" Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, \"Aku tidak mungkin mendatangkannya dan tidak boleh mengganti apa yang ada di dalamnya dari diriku sendiri. Aku hanya mengikuti dan menyampaikan apa yang diwahyukan kepadaku dari Tuhanku. Sesungguhnya aku takut bahaya dan besarnya azab pada hari yang sangat mengerikan, apabila aku melanggar wahyu Tuhanku.
قُل لَّوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا تَلَوْتُهُۥ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَدْرَىٰكُم بِهِۦ ۖ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًۭا مِّن قَبْلِهِۦٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿١٦﴾
Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, \"Kalau Allah menghendaki untuk tidak menurunkan al-Qur'ân kepadaku dari sisi-Nya dan tidak menghendaki diriku untuk menyampaikannya kepada kalian, niscaya Dia tidak akan menurunkannya. Aku pun tidak akan membacakannya kepada kalian, dan Dia tidak akan memberitahukannya kepada kalian. Tetapi ternyata al-Qur'ân itu turun. Berarti Allah telah mengutusku dengannya, dan aku membacakannya kepada kalian sebagaimana yang Dia perintahkan. Aku telah tinggal di tengah-tengah kalian dalam waktu yang panjang sebelum aku diutus. Pada saat itu aku belum mendakwahkan ajaran dan belum membacakan sesuatu pun kepada kalian. Pada saat itu, kalian juga telah bersaksi atas sifat kebenaran dan kejujuran yang ada pada diriku. Tetapi kemudian wahyu datang, dan aku diperintahkan untuk membacanya. Maka pikirkanlah semua itu dan ketahuilah serta kaitkanlah antara masa lalu dan masa kini.
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِـَٔايَٰتِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿١٧﴾
Tidak ada yang lebih zalim kepada dirinya daripada orang-orang yang kafir dan membuat-buat kebohongan tentang Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya. Sesungguhnya orang kafir tidak akan berhasil dalam perbuatannya. Dia benar-benar rugi besar lantaran kekufuran dan perbuatannya yang membangkitkan kemurkaan Allah itu.
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿١٨﴾
Orang-orang musyrik yang membuat-buat kebohongan tentang Allah dengan kesyirikan itu menyembah berhala-berhala yang batil, yang tidak memberikan mudarat atau manfaat kepada mereka. Mereka berkata, \"Berhala-berhala itu akan memberi syafaat kepada kami di sisi Allah di akhirat nanti.\" Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, \"Apakah kalian memberitahukan kepada Allah tentang adanya sekutu bagi-Nya, yang tidak Dia ketahui keberadaannya di langit dan bumi. Allah Mahasuci dari sekutu dan dari prasangka serta peribadatan kalian kepada sekutu-sekutu itu.\"
وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَٱخْتَلَفُوا۟ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌۭ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ﴿١٩﴾
Pada awal penciptaannya, fitrah manusia itu satu. Kemudian Kami mengutus rasul-rasul kepada mereka untuk memberikan arahan dan petunjuk sesuai dengan wahyu Allah. Tabiat manusia yang berpotensi untuk menerima kebaikan dan keburukan adalah penyebab berkuasanya keburukan, hawa nafsu dan godaan setan kepada sebagian mereka. Oleh sebab itu, mereka berselisih satu sama lain. Kalau bukan karena ketetapan terdahulu dari Tuhanmu dengan menangguhkan perkara orang kafir itu denganmu, Muhammad, serta menangguhkan kebinasaan mereka sampai saat yang telah Dia tentukan, niscaya Dia akan mempercepat kebinasaan dan azab bagi mereka, oleh sebab perselisihan yang terjadi di antara mereka, sebagaimana yang terjadi pada umat-umat sebelum mereka.
وَيَقُولُونَ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌۭ مِّن رَّبِّهِۦ ۖ فَقُلْ إِنَّمَا ٱلْغَيْبُ لِلَّهِ فَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُم مِّنَ ٱلْمُنتَظِرِينَ ﴿٢٠﴾
Dan orang-orang musyrik itu berkata, \"Mengapa tidak diturunkan mukjizat dari sisi Allah kepada Muhammad selain al-Qur'ân, yang dapat memuaskan kami akan kebenaran ajaran yang dibawanya?\" Maka katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, \"Sesungguhnya turunnya ayat adalah sesuatu yang bersifat gaib. Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib itu kecuali Allah. Apabila al-Qur'ân tidak dapat memuaskan kalian, maka tunggulah keputusan Allah antara aku dan kalian tentang apa yang kalian durhakai. Sesungguhnya bersama kalian, aku termasuk orang-orang yang menunggu.\"
وَإِذَآ أَذَقْنَا ٱلنَّاسَ رَحْمَةًۭ مِّنۢ بَعْدِ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُم مَّكْرٌۭ فِىٓ ءَايَاتِنَا ۚ قُلِ ٱللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا ۚ إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ ﴿٢١﴾
Di antara tabiat manusia adalah bahwa apabila Kami memberikan nikmat kepada mereka--setelah diri, keluarga dan harta mereka tertimpa kesusahan--mereka tidak mensyukuri Allah atas nikmat yang diberikan kepada mereka setelah kesusahan itu dihilangkan. Bahkan sebaliknya, mereka membalasnya dengan terus mendustakan dan menentang bukti-bukti kekuasaan Allah. Katakanlah, wahai Rasulullah, \"Kalau bukan karena ketetapan Allah yang terdahulu untuk menangguhkan kalian sampai waktu yang Dia ketahui, sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk membinasakan dan mempercepat siksa kalian. Sesungguhnya Rasul- rasul Kami dari jenis malaikat yang Kami sertakan bersama kalaian mencatat tipu daya kalian dan Dia akan menghisab dan mengganjar kalian.\"
هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍۢ طَيِّبَةٍۢ وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌۭ وَجَآءَهُمُ ٱلْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍۢ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنْ أَنجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿٢٢﴾
Allah, yang kalian ingkari nikmat-Nya dan kalian dustakan ayat-ayat-Nya, adalah yang menjadikan kalian mampu berjalan di daratan--baik dengan berjalan kaki maupun berkendaraan--dan di lautan dengan bahtera yang berlayar di atas air, dengan kekuatan angin yang disediakan bagi mereka dan mendorongnya dengan selamat sampai ke tujuan. Hingga apabila kalian merasa tenang dan gembira dengannya, datanglah badai yang membawa gelombang dari segenap penjuru. Kalian merasa yakin bahwa kebinasaan akan segera datang dengan pasti. Dalam kesulitan ini, kalian tidak mendapatkan pelindung kecuali Allah, sehingga kalian berdoa kepada-Nya dengan ikhlas dan penuh keyakinan bahwa tidak ada seorang penolong pun selain Allah. Kalian berjanji akan beriman kepada Allah dan menjadi golongan orang yang bersyukur apabila Dia menolong kalian dari bencana ini.
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُم ۖ مَّتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٢٣﴾
Lalu, ketika Dia menolong mereka dari kebinasaan yang hampir menimpa, mereka mengingkari janji dan kembali dengan cepat kepada kejahatan sebagaimana keadaan mereka semula. Wahai manusia yang mengingkari janji, sesungguhnya dampak buruk dari kejahatan dan kezaliman kalian akan kembali kepada kalian sendiri. Dan sesungguhnya kenikmatan yang kalian rasakan di dunia adalah kenikmatan duniawi yang fana. Kemudian kepada Allahlah, pada akhirnya, tempat kembali kalian. Dia akan memberikan balasan dari segala perbuatan yang telah kalian lakukan di dunia.
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلْأَنْعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَٰدِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَىٰهَآ أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًۭا فَجَعَلْنَٰهَا حَصِيدًۭا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِٱلْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢٤﴾
Kehidupan dunia dengan kesenangan dan keelokannya yang berakhir dengan kefanaan, bagaikan air yang turun dari langit, bercampur dengan tumbuhan bumi yang menjadi makanan manusia dan hewan. Tumbuh-tumbuhan itu lalu berbunga dan berbuah sehingga menambah keelokan bumi. Kemudian, ketika hiasan ini telah sampai pada kesempurnaannya dan penduduknya telah menguasai serta mengambil manfaat dari buah dan kebaikannya, tiba-tiba datang keputusan Kami untuk mematikannya. Sehingga Kami jadikan itu semua laksana sesuatu yang telah dipanen, seakan-akan tidak pernah berpenghuni dan tidak pernah menjadi bagus sebelumnya. Maka pada kedua keadaan itu--yaitu keelokan yang menggembirakan manusia kemudian disusul dengan kehilangan dan kemusnahan sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dengan tamsil yang jelas ini--Allah menjelaskan ayat-ayat dan merinci segala hukum dan bukti-bukti yang ada di dalamnya kepada kaum yang berpikir dan berakal(1). (1) Ayat ini menunjuk pada suatu hakikat yang mulai memperlihatkan tanda-tandanya, yaitu bahwa manusia mampu menggunakan ilmu pengetahuan untuk kepentingannya dan dengannya manusia mampu mewujudkan tujuannya. Sehingga apabila hakikat ini telah mendekati kesempurnaannya, dan manusia mengira bahwa dia merasa telah sampai pada puncak pengetahuan, maka ketentuan Allah akan datang.
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٢٥﴾
Allah memanggil hamba-hamba-Nya dengan keimanan dan amal saleh ke surga, tempat yang aman dan damai. Dialah yang memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang benar, yaitu keselamatan, disebabkan kesiapan dan kecondongannya kepada kebaikan.
۞ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌۭ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌۭ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٢٦﴾
Orang-orang yang berbuat baik dengan memenuhi seruan Allah, sehingga beriman dan berbuat baik untuk agama dan dunia mereka, akan mendapatkan kedudukan yang mulia di akhirat, yaitu surga. Dan mereka juga mendapatkan tambahan karunia dan kemurahan dari Allah. Wajah-wajah mereka tidak tertutup oleh kesedihan berupa kesusahan dan kehinaan. Mereka itulah penghuni surga yang diberi kenikmatan di dalamnya untuk selama-lamanya.
وَٱلَّذِينَ كَسَبُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ جَزَآءُ سَيِّئَةٍۭ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌۭ ۖ مَّا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنْ عَاصِمٍۢ ۖ كَأَنَّمَآ أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًۭا مِّنَ ٱلَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٢٧﴾
Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah, lalu mereka kufur dan melakukan kemaksiatan, maka mereka akan dibalas sesuai dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Mereka akan tertutupi oleh kehinaan. Tidak ada pelindung yang dapat menghindarkan diri mereka dari siksa Allah. Wajah mereka menjadi hitam karena kesusahan dan kesedihan, seakan-akan tertimpa oleh kegelapan malam. Mereka itulah penghuni neraka yang akan sengsara di dalamnya untuk selama-lamanya.
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًۭا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ مَكَانَكُمْ أَنتُمْ وَشُرَكَآؤُكُمْ ۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ ۖ وَقَالَ شُرَكَآؤُهُم مَّا كُنتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ ﴿٢٨﴾
Ingatlah, wahai Rasul, betapa dahsyatnya keadaan pada hari di saat Kami mengumpulkan semua makhluk. Kami berkata kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sembahan selain Dia, \"Berdirilah kalian beserta orang-orang yang kalian jadikan sekutu-sekutu selain Allah, sampai kalian melihat apa yang akan mereka lakukan pada kalian.\" Lalu terjadilah perpecahan antara orang-orang musyrik dan sekutu mereka. Sekutu-sekutu itu berlepas tangan dari penyembah-penyembah mereka, sambil berkata, \"Kami tidak menyeru kalian untuk menyembah kami. Dan kalian juga tidak menyembah kami, tetapi kalian menyembah hawa nafsu kalian sendiri.
فَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًۢا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَٰفِلِينَ ﴿٢٩﴾
Dan cukuplah Allah sebagai saksi dan pemisah di antara kita dengan ilmu dan keputusan-Nya. Sesungguhnya kami jauh dari kalian dan tidak merasakan peribadatan kalian kepada kami.\"
هُنَالِكَ تَبْلُوا۟ كُلُّ نَفْسٍۢ مَّآ أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ مَوْلَىٰهُمُ ٱلْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ ﴿٣٠﴾
Di tempat itu, setiap orang mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah diperbuatnya, dan menerima balasannya. Dan di tempat itu pula, orang-orang musyrik meyakini keesaan Allah Yang Mahabenar, dan menyalahkan segala yang mereka ada-adakan tentang Allah.
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿٣١﴾
Berserulah, wahai Muhammad, kepada tauhid yang murni, dan katakan, \"Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dengan menurunkan hujan, dan dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh- tumbuhan dan buah-buahan? Dan siapakah yang memberi kalian pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang melahirkan kehidupan dari kematian, seperti tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas tanah yang mati? Siapakah yang mengeluarkan kematian dari kehidupan, seperti manusia yang kehidupannya ditiadakan? Siapakah yang mengurus dan mengatur segala urusan alam semesta dengan kekuasaan dan kebijaksanaan- Nya?\" Mereka pasti akan mengakui--dan mereka tidak mungkin mengingkari--bahwa Allahlah satu-satunya yang melakukan semua itu. Maka katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, ketika mereka mengakuinya, \"Bukankah suatu kewajiban yang pasti bagi kalian untuk tunduk kepada kebenaran dan takut kepada Allah, Sang Pemilik kerajaan?
فَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ ٱلْحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ﴿٣٢﴾
Itulah Allah yang kalian akui. Dialah satu-satunya Tuhan kalian yang terbukti ketuhanan-Nya dan wajib untuk disembah, bukan selain-Nya. Tidak ada apa-apa setelah kebenaran dari ketauhidan kepada Allah dan penyembahan kepada-Nya, selain keterjerumusan dalam kesesatan, yaitu berupa penyekutuan Allah dan penyembahan kepada selain Dia. Maka, mengapa kalian berpaling dari kebenaran kepada kebatilan?
كَذَٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ فَسَقُوٓا۟ أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٣٣﴾
Sebagaimana terbukti ketuhanan Allah dan kewajiban untuk menyembah-Nya, terbukti pula ketentuan- Nya atas orang-orang yang keluar dari perintah-Nya dengan membangkang. Ketentuan itu, bahwa mereka tidak akan tunduk kepada kebenaran. Hal ini disebabkan Allah tidak akan memberi petunjuk kebenaran kecuali kepada orang-orang yang berjalan pada jalan-Nya, bukan orang-orang yang membangkang kepada- Nya.\"
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ۚ قُلِ ٱللَّهُ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ ﴿٣٤﴾
Katakanlah, wahai Rasulullah, kepada orang-orang musyrik itu, \"Apakah di antara sembahan-sembahan yang kalian jadikan sekutu-sekutu Allah itu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengembalikannya setelah mati?\" Mereka pasti tidak akan mampu menjawabnya! Maka, pada saat itu, katakan kepada mereka, \"Allahlah satu-satunya yang memulai penciptaan dari ketiadaan, kemudian menghidupkannya kembali setelah mati. Lalu, mengapa kalian menolak beriman kepada-Nya?\"
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ ۚ قُلِ ٱللَّهُ يَهْدِى لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَن يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبَعَ أَمَّن لَّا يَهِدِّىٓ إِلَّآ أَن يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ ﴿٣٥﴾
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik itu, \"Apakah di antara sembahan-sembahan kalian yang telah kalian jadikan sekutu-sekutu bagi Allah itu ada yang dapat membedakan antara kebenaran dan kesesatan, sehingga sekutu selain Allah itu dapat mengarahkan kalian ke jalan yang benar?\" Mereka, pasti, tidak akan mampu! Dan bukankah Yang Mahakuasa untuk memberi petunjuk kepada kebenaran lebih utama untuk diikuti dan disembah ketimbang yang tidah mampu memberi petunjuk kepada dirinya--dan tentunya tidak dapat memberi petunjuk kepada selain dirinya--kecuali apabila selain dirinya memberi petunjuk kepadanya? Sekutu-sekutu itu, misalnya, seperti para pemimpin orang-orang kafir, pendeta dan rahib yang telah kalian jadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Apakah yang membuat kalian berpaling, sehingga kalian menyekutukan mereka dengan Allah? Apakah keadaan yang mengherankan ini yang membawa kalian untuk mengambil keputusan-keputusan kalian yang aneh itu?
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ ٱلظَّنَّ لَا يُغْنِى مِنَ ٱلْحَقِّ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِمَا يَفْعَلُونَ ﴿٣٦﴾
Kebanyakan orang musyrik, dalam akidah mereka, tidak mengikuti apa-apa selain prasangka-prasangka batil yang tidak beralasan. Dan prasangka-prasangka itu--secara umum--tidak berguna sama sekali dan tidak dapat menggantikan keyakinan. Lebih-lebih jika prasangka itu lemah, sebagaimana prasangka orang-orang musyrik itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu dan pengikut-pengikut mereka yang bertaklid kepada mereka. Allah akan membalas mereka atas hal itu.
وَمَا كَانَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانُ أَن يُفْتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٣٧﴾
Tidak akan ada satu hal pun dalam al-Qur'ân ini yang memungkinkan untuk dibuat-buat oleh seseorang, karena al-Qur'ân--dengan kemukjizatan, petunjuk dan kecermatannya--tidak mungkin dihasilkan oleh selain Allah. Al-Qur'ân ini tidak lain adalah penegas atas kebenaran yang terkandung di dalam kitab-kitab samawi yang telah diturunkan sebelumnya. Al-Qur'ân juga merupakan penjelas bagi fakta-fakta dan syariat-syariat yang telah ditulis dan ditetapkan. Tidak ada keraguan bahwa al-Qur'ân diturunkan dari sisi Allah. Dan al-Qur'ân adalah mukjizat yang tidak ada seorang pun yang mampu membuat sesuatu yang semisal dengannya.
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍۢ مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ ﴿٣٨﴾
Akan tetapi, orang-orang musyrik itu berkata, \"Muhammad telah membuat-buat al-Qur'ân dari dirinya sendiri!\" Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, \"Jika al-Qur'ân ini adalah hasil karya manusia, maka datangkanlah satu surat yang semisal dengannya. Mintalah pertolongan kepada orang-orang selain Allah yang kalian kehendaki, jika kalian memang benar menganggap al-Qur'ân adalah hasil karyaku.\"
بَلْ كَذَّبُوا۟ بِمَا لَمْ يُحِيطُوا۟ بِعِلْمِهِۦ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٣٩﴾
Namun, orang-orang musyrik itu segera mendustakan al-Qur'ân tanpa merenungi dan mengetahui apa yang ada di dalamnya. Padahal mereka belum mengkajinya secara langsung dan belum meminta penjelasan dan keterangan hukum-hukumnya kepada selain diri mereka. Dengan cara seperti inilah--mendustakan al-Qur'ân tanpa mengkaji terlebih dahulu--orang-orang kafir terdahulu mendustakan rasul-rasul dan kitab-kitab suci mereka. Maka lihatlah, wahai manusia, akibat dari keadaan orang-orang terdahulu yang mendustakan, yaitu berupa kehinaan dan kebinasaan dengan azab. Inilah ketentuan Allah atas orang-orang yang seperti mereka.
وَمِنْهُم مَّن يُؤْمِنُ بِهِۦ وَمِنْهُم مَّن لَّا يُؤْمِنُ بِهِۦ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِٱلْمُفْسِدِينَ ﴿٤٠﴾
Di antara orang-orang yang mendustakan itu terdapat orang yang akan percaya kepada al-Qur'ân setelah mengetahui apa yang ada di dalamnya dan memperhatikan makna-maknanya. Selain itu, di antara mereka juga terdapat kelompok yang tidak percaya kepadanya dan tidak berubah dari kesesatannya. Allah swt lebih mengetahui orang-orang yang berdusta dan berbuat kerusakan. Dia akan membalas mereka atas apa yang mereka lakukan.
وَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل لِّى عَمَلِى وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنتُم بَرِيٓـُٔونَ مِمَّآ أَعْمَلُ وَأَنَا۠ بَرِىٓءٌۭ مِّمَّا تَعْمَلُونَ ﴿٤١﴾
Apabila mereka masih bersikeras mendustakanmu, Muhammad, setelah jelas bagi mereka tanda-tanda kenabianmu, maka katakanlah kepada mereka, \"Sesungguhnya aku mendapatkan balasan dari perbuatanku, dan kalian juga mendapatkan balasan dari perbuatan kalian--bagaimana pun bentuknya. Aku akan meneruskan dakwahku. Dari itu, kalian tidak perlu mencela perbuatanku, sebagaimana aku tidak akan mencela perbuatan kalian. Maka lakukanlah apa yang kalian kehendaki, dan Allah akan membalas seluruh perbuatan kita sesuai dengan apa yang kita kerjakan.\"
وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا۟ لَا يَعْقِلُونَ ﴿٤٢﴾
Di antara orang-orang kafir itu ada yang mendengarmu, wahai Rasul, ketika kamu menyeru mereka kepada agama Allah. Namun demikian, kalbu mereka telah tertutup untuk mendengar seruanmu. Maka kamu tidak akan dapat memperdengarkan mereka yang tuli itu dan tidak pula dapat memberi mereka petunjuk. Apalagi jika ditambahkan dalam ketulian mereka itu, ketidakpahaman mereka terhadap apa yang kamu katakan.
وَمِنْهُم مَّن يَنظُرُ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تَهْدِى ٱلْعُمْىَ وَلَوْ كَانُوا۟ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٤٣﴾
Di antara mereka ada yang melihatmu dan peduli dengan keadaanmu, sehingga ia dapat melihat bukti- bukti kenabianmu yang jelas. Tetapi, sayang, mereka tidak mau menerima petunjuk kenabian itu. Perumpamaan bagi mereka adalah bagaikan orang buta, dan kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta itu. Kebutaan penglihatan adalah seperti kebutaan mata hati, kedua-duanya tidak dapat menerima petunjuk. Orang yang buta tidak dapat menerima petunjuk yang berbentuk materi, dan orang yang sesat tidak dapat menerima petunjuk yang bersifat maknawi.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ ٱلنَّاسَ شَيْـًۭٔا وَلَٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ ﴿٤٤﴾
Sesungguhnya Allah Swt. akan memberikan balasan bagi manusia sesuai dengan perbuatan mereka dengan adil. Dia tidak menzalimi seorang pun dari mereka, tetapi manusialah yang menzalimi diri mereka sendiri dengan memilih kekufuran daripada keimanan.
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَن لَّمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةًۭ مِّنَ ٱلنَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ ۚ قَدْ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُوا۟ مُهْتَدِينَ ﴿٤٥﴾
Berilah peringatan kepada mereka, wahai Rasul, akan hari di mana Kami kumpulkan mereka untuk dihitung, sehingga terbukti kedatangan hari akhir setelah mereka mendustakannya. Mereka sadar kehidupan mereka di dunia terasa seakan-akan hanya sesaat dari siang saja, tidak cukup untuk mengerjakan perbuatan baik sebagaimana mestinya. Mereka saling mengetahui satu sama lain dan saling mencela atas kekufuran dan kesesatan mereka. Orang-orang yang mendustakan hari akhir itu sangat merugi, karena mereka tidak sempat mengerjakan amal saleh di dunia, dan mereka tidak akan beruntung untuk mendapatkan kenikmatan akhirat, disebabkan kekufuran mereka.
وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ ٱلَّذِى نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ ٱللَّهُ شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ ﴿٤٦﴾
Dan apabila Kami perlihatkan kepadamu, wahai Rasul, sebagian dari apa yang Kami janjikan kepada mereka, yaitu berupa kemenanganmu atas mereka dan penimpaan azab atas mereka, atau Kami wafatkan kamu sebelum kamu melihat itu semua, maka sesungguhnya kepada Kami jualah mereka akan kembali untuk dihitung dan diberi balasan. Allah Swt. Mahateliti dan Mahatahu apa yang mereka kerjakan, dan akan memberikan balasan kepada mereka.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولٌۭ ۖ فَإِذَا جَآءَ رَسُولُهُمْ قُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٤٧﴾
Telah datang seorang rasul untuk setiap umat guna menyampaikan seruan Allah. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian lainnya ada yang mendustakan. Maka apabila telah datang hari pengumpulan, dan Rasul mereka datang dan memberikan kesaksian kekufuran atas orang-orang yang mendustakannya, dan kesaksian keimanan kepada orang-orang yang beriman, maka Allah akan memutuskan di antara mereka dengan keadilan yang sempurna. Maka Dia tidak akan menzalimi seorang pun dalam memberikan balasan bagi orang yang berhak menerimanya.
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ ﴿٤٨﴾
Orang-orang kafir terus-menerus mendustakan hari akhir, dan meminta untuk disegerakan. Dengan mengejek, mereka berkata, \"Kapankah datangnya azab yang kamu janjikan kepadaku, apabila kamu, wahai Rasul, dan orang-orang yang bersamamu memang benar dengan apa yang kalian imani dan kalian serukan itu.\"
قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى ضَرًّۭا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةًۭ ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ﴿٤٩﴾
Katakan kepada mereka, Muhammad, \"Sesungguhnya aku tidak mampu mendatangkan kebaikan atau keburukan kepada diriku, kecuali dengan kemampuan yang diberikan oleh Allah kepadaku. Maka bagaimana aku mampu mempercepat datangnya siksa? Sesungguhnya setiap umat memiliki ajal yang telah ditetapkan oleh Allah sejak dahulu. Apabila saat itu datang, maka mereka tidak akan dapat menangguhkannya ke saat lain atau menyegerakannya.\"
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَتَىٰكُمْ عَذَابُهُۥ بَيَٰتًا أَوْ نَهَارًۭا مَّاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿٥٠﴾
Katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan dan ingin menyegerakan turunnya azab itu, \"Katakanlah kepadaku, apabila azab Allah menimpa kalian siang malam, maka manfaat apakah yang didapatkan oleh orang-orang yang jahat yang penuh dengan dosa itu dengan disegerakannya azab itu.
أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓ ۚ ءَآلْـَٰٔنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ ﴿٥١﴾
Apakah sekarang kalian tetap mengingkari azab Allah? Lalu, apabila azab itu telah menimpa kalian, dikatakan kepada kalian dengan ejekan, 'Apakah kalian mempercayainya saat kalian telah mengalaminya, sedangkan sebelumnya, di dunia, kalian--dengan sikap meremehkan dan membangkang-telah meminta untuk disegerakan?'\"
ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ ﴿٥٢﴾
Kelak di hari kiamat, orang-orang yang telah menganiaya diri dengan melakukan pengingkaran dan kebohongan, akan dikatakan kepada mereka, \"Rasakan oleh kalian azab yang kekal. Yang kalian rasakan ini tidak lain kecuali balasan dari perbuatan-perbuatan yang kalian lakukan di dunia.\"
۞ وَيَسْتَنۢبِـُٔونَكَ أَحَقٌّ هُوَ ۖ قُلْ إِى وَرَبِّىٓ إِنَّهُۥ لَحَقٌّۭ ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ ﴿٥٣﴾
Dengan nada mengejek dan mengingkari, orang-orang kafir bertanya kepadamu, Muhammad, apakah al-Qur'ân yang kamu sampaikan, hari kebangkitan dan siksaan yang kamu janjikan itu banar. Katakan kepada mereka, \"Ya. Demi kemahabenaran Tuhanku yang menciptakanku, itu semua adalah benar. Kalian tidak akan menang dalam menolak dan mencegah siksaan yang dikehendaki oleh Allah untuk kalian.\"
وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍۢ ظَلَمَتْ مَا فِى ٱلْأَرْضِ لَٱفْتَدَتْ بِهِۦ ۗ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۖ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٥٤﴾
Seandainya semua yang ada di bumi ini dimiliki oleh orang-orang yang berbuat syirik dan kufur, mereka tentu akan menjadikannya sebagai tebusan untuk menghadapi siksaan yang mereka saksikan pada hari kiamat. Ketika itu, mereka akan merasakan penyesalan dalam hati karena sudah tak sanggup lagi berbicara dan karena begitu ngerinya menyaksikan siksaan itu. Ketentuan Allah pun dilaksanakanlah, sementara mereka tidak akan dizalimi dalam pembalasan itu, sebab pembalasan itu merupakan akibat dari apa yang mereka telah mereka lakukan.
أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ أَلَآ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٥٥﴾
Hendaknya manusa mengetahui bahwa Allah adalah Pemilik dan Pengendali semua yang ada di langit dan di bumi, dan bahwa janji-Nya adalah benar hingga tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya dan menghindar dari balasan-Nya. Tetapi mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia, dan mereka tidak mengetahuinya dengan sbenarnya.
هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٥٦﴾
Allah Swt. memberi kehidupan kepada sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ada dan mencabutnya kembali. Kepada-Nyalah tempat kembali di akhirat. Tidak ada yang besar bagi-Nya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌۭ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًۭى وَرَحْمَةٌۭ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾
Wahai umat manusia, telah datang kepada kalian kitab Allah yang disampaikan melalui rasul-Nya, Muhammad. Di dalamnya terdapat peringatan untuk taat dan beriman serta nasihat untuk melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. Di dalamnya juga terdapat kisah-kisah orang sebelum kalian agar dapat dijadikan bahan renungan dan juga terdapat anjuran untuk melakukan pengamatan terhadap rahasia- rahasia alam raya, sehingga kalian dapat menyadari keagungan ciptaan-Nya. Selain itu, kitab ini pun mengandung terapi penyakit hati, semisal kemusyrikan dan kemunafikan. Kitab yang diturunkan ini (al-Qur'ân) merupakan pedoman untuk mendapatkan jalan kebenaran. Semua itu adalah rahmat bagi orang-orang Mukmin yang menerimanya dengan baik.
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌۭ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٥٨﴾
Wahai Rasulullah, katakanlah kepada mereka, \"Bergembiralah atas rahmat dan karunia Allah kepada kalian dengan diturunkannya al-Qur'ân dan dijelaskannya syariat Islam. Sungguh hal ini adalah lebih baik dari seluruh kesenangan dunia yang dapat dikumpulkan manusia. Karena ia merupakan santapan rohani dan penyembuh segala penyakit hati.\"
قُلْ أَرَءَيْتُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ لَكُم مِّن رِّزْقٍۢ فَجَعَلْتُم مِّنْهُ حَرَامًۭا وَحَلَٰلًۭا قُلْ ءَآللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ ۖ أَمْ عَلَى ٱللَّهِ تَفْتَرُونَ ﴿٥٩﴾
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang kafir yang diberi sebagian kesenangan dunia, \"Cobalah jelaskan kepadaku mengenai rizki yang halal dan baik yang telah Allah berikan kepada kalian. Mengapa kalian menganggap diri kalian pembuat hukum, lalu menghalalkan sebagiannya dan mengharamkan sebagian lainnya tanpa mengacu pada syariat yang Allah tentukan? Sesungguhnya Allah tidak memperkenankan kalian melakukan hal itu, kalian hanya membuat-buat kebohongan kepada Allah ketika melakukan hal itu!\"
وَمَا ظَنُّ ٱلَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٦٠﴾
Apa yang diduga akan terjadi oleh orang-orang yang membuat-buat kebohongan kepada Allah dengan menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa dalil di hari kiamat nanti? Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada mereka nikmat yang banyak. Dengan karunia-Nya, dihalalkanlah semua itu kepada mereka, lalu diturunkan pula syari'at untuk kebaikan mereka. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah, bahkan mereka membuat-buat kebohongan kepada-Nya.
وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍۢ وَمَا تَتْلُوا۟ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍۢ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرَ إِلَّا فِى كِتَٰبٍۢ مُّبِينٍ ﴿٦١﴾
Dan sesungguhnya kamu, Muhammad, telah menyampaikan semua itu. Dan Allah mengetahui hal itu. Tak ada satu urusan pun yang sedang kamu hadapi, bacaan al-Qur'ânmu dan segala perbuatanmu, juga umatmu, kecuali Kami menjadi Saksi dan Pengawasnya pada saat kalian mengerjakannya dengan sungguh- sungguh. Dan tak sesuatu pun yang terlepas dari pengetahuan Allah, seringan dzarrah (atom) sekalipun, baik di langit maupun di bumi, lebih ringan atau lebih berat. Semuanya tercatat dengan terang dan jelas dalam kitab yang ada di sisi Allah.
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾
Camkanlah wahai manusia bahwa sesungguhnya para wali Allah yang beriman dan menaati-Nya, dicintai oleh Allah sebagaimana mereka mencintai-Nya. Bagi mereka tidak ada rasa takut dari keterhinaan di dunia dan siksaan di akhirat. Mereka pun tak merasa sedih karena tidak mendapatkan kesenangan dunia, karena di sisi Allah, mereka akan memperoleh sesuatu yang lebih besar dan lebih banyak dari itu semua.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ﴿٦٣﴾
Dan mereka adalah orang-orang yang membenarkan seluruh apa yang datang dari Allah. Mereka tunduk kepada kebenaran, menjauhi kemaksiatan dan takut kepada Allah dalam segala tindakan.
لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٦٤﴾
Di dunia ini, para wali Allah akan mendapatkan kabar gembira berupa janji kemenangan dan kemuliaan dari Allah di dunia, dan terlaksananya janji itu di akhirat. Allah tidak akan mengkhianati janji-Nya. Sesuatu yang dijanjikan di dunia, kemudian mereka peroleh di akhirat ini adalah suatu keberuntungan yang besar.
وَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ۚ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٦٥﴾
Janganlah kamu bersedih, wahai Rasulullah, karena mendapatkan orang-orang musyrik telah mengejek, menghujat dan mendustakanmu. Janganlah mengira keadaan mereka akan berlanjut seperti itu. Sungguh, pada gilirannya, kemenangan akan berada di pihakmu dan Islam akan menjadi jaya. Sesungguhnya kejayaan itu seluruhnya milik Allah. Kemenangan ada dalam genggaman-Nya dan Dia akan memenangkanmu menghadapi mereka. Allah Maha Mendengar akan kebohongan-kebohongan yang mereka buat terhadapmu dan Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan Dia akan membalas segala perbuatan mereka itu.
أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿٦٦﴾
Agar kalian tahu, wahai manusia, bahwa Allahlah Pencipta, Pemilik dan Pemelihara tunggal segala yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya orang-orang yang menyekutukan Allah, mereka sebenarnya tidak meyakini sekutu-sekutu itu, melainkan hanya sekadar mengikuti praduga yang tidak benar. Mereka hanya menduga dan menyangka akan adanya suatu kekuatan pada sesuatu yang sebenarnya tidak dapat memberikan kebaikan dan keburukan.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَسْمَعُونَ ﴿٦٧﴾
Sesungguhnya Allahlah pemilik segala yang ada di langit dan di bumi, Dialah yang menciptakan malam agar kalian dapat beristirahat setelah letih berusaha di siang hari. Dia jualah yang menciptakan siang terang benderang agar kalian dapat berusaha dan memperoleh kemaslahatan. Sesungguhnya pada penciptaan siang dan malam itu terdapat bukti yang jelas bagi mereka yang mau mendengar dan berpikir.
قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًۭا ۗ سُبْحَٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ۖ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنْ عِندَكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ بِهَٰذَآ ۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٦٨﴾
Dan jika para penyembah berhala itu telah mempersekutukan Allah dengan menjadikan bebatuan sebagai sembahan, serta tidak mensucikan-Nya secara layak dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, maka Allah Mahasuci dari yang demikian itu. Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan keberadaan anak, sebab keberadaan anak merupakan pertanda butuhnya seseorang untuk mengabadikan kehidupannya. Sementara Allah adalah zat yang kekal dan abadi, serta Pemilik seluruh yang ada di langit dan di bumi. Maka kalian, wahai para pendusta, tidak memiliki argumen dan bukti yang membenarkan dugaaan kalian itu. Oleh karenanya, janganlah kalian membuat-buat sesuatu yang tidak ada dasarnya mengenai Allah.
قُلْ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ ﴿٦٩﴾
Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, \"Sesungguhnya orang-orang yang membuat-buat kebohongan kepada Allah dan menganggap bahwa Allah mempunyai anak, mereka tidak akan beruntung selama- lamanya.\"
مَتَٰعٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ ٱلْعَذَابَ ٱلشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ ﴿٧٠﴾
Mereka diberikan kesenangan dunia yang memperdaya. Kesenangan seperti itu--baik berlangsung lama atau sebentar--sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh di kemudian hari. Kepada Kamilah mereka akan kembali. Kami akan membuat perhitungan dan menimpakan azab yang pedih atas kekufuran yang mereka lakukan.
۞ وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُم مَّقَامِى وَتَذْكِيرِى بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوٓا۟ أَمْرَكُمْ وَشُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةًۭ ثُمَّ ٱقْضُوٓا۟ إِلَىَّ وَلَا تُنظِرُونِ ﴿٧١﴾
Dan sesungguhnya perlakuan kaummu ini juga telah dialami oleh para nabi sebelum kamu. Maka bacakanlah, wahai Rasul, kepada manusia apa yang Kami turunkan dalam al-Qur'ân tentang kisah Rasulullah Nûh, saat ia mendapati kebencian dan sikap memusuhi pada kaumnya. Maka berkatalah Nûh kepada mereka, \"Wahai kaumku, kendatipun keberadaanku di tengah-tengah kalian untuk menyampaikan misi kerasulan ini telah membuat susah kalian, aku akan terus berjalan dan tidak merasa bosan menyerukannya seraya berserah diri kepada-Nya. Kerahkanlah segala kekuatan kalian bersama sekutu- sekutu kalian untuk melakukan persekongkolan. Tak usah kalian sembunyikan lagi rasa permusuhan kalian kepadaku. Janganlah kalian menunda niat jahat yang kalian rencanakan untukku, jika kalian memang benar-benar sanggup menyakitiku. Sesungguhnya Tuhanku akan senantiasa memelihara dan menjagaku.\"
فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ﴿٧٢﴾
Dan kalau pun kalian tetap menolak ajakanku, maka hal itu tidak merugikan diriku. Aku tidak melakukan hal itu untuk mendapatkan imbalan yang khawatir tidak aku dapatkan jika kalian ternyata menolak seruanku. Sesungguhnya aku hanya mengharapkan ganjaran dari Allah semata. Dialah yang menyuruhku untuk selalu berserah diri kepada-Nya dalam segala urusan.\"
فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَعَلْنَٰهُمْ خَلَٰٓئِفَ وَأَغْرَقْنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ ﴿٧٣﴾
Meskipun Nûh telah mncurahkan segala daya dan upaya untuk memberi petunjuk, mereka tetap bersikeras mendustakan dan memusuhinya. Maka Allah menyelamatkannya bersama orang-orang beriman yang menyertainya dalam sebuah bahtera. Kami jadikan mereka sebagai pembangun bumi setelah kemusnahan orang-orang kafir yang dihancurkan topan. Maka renungkanlah, wahai Muhammad, betapa buruknya akhir perjalanan orang-orang yang meremehkan peringatan.
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَآءُوهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَمَا كَانُوا۟ لِيُؤْمِنُوا۟ بِمَا كَذَّبُوا۟ بِهِۦ مِن قَبْلُ ۚ كَذَٰلِكَ نَطْبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلْمُعْتَدِينَ ﴿٧٤﴾
Kemudian setelah Nûh, Kami pun mengutus rasul-rasul lainnya. Mereka mengajak untuk mengesakan Allah (tauhid) dan menyampaikan janji dan ancaman dengan dukungan mukjizat-mukjizat yang membuktikan kebenaran risalah yang mereka sampaikan. Tetapi kaum-kaum mereka mendustakan ajakan para rasul, sebagaimana perlakuan kaum Nûh kepada Nabinya. Begitulah keadaan orang-orang yang ingkar, mereka tidak mau tunduk dan patuh. Sebab, pengingkaran dan pendustaan telah mereka lakukan sebelum terlebih dulu mempertimbangkan dan mengambil pelajaran dari apa yang mereka dapatkan melalui para rasul. Karena itulah, orang-orang yang selalu menolak dan memusuhi kebenaran, Allah kunci hati mereka dalam kebatilan.
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنۢ بَعْدِهِم مُّوسَىٰ وَهَٰرُونَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ بِـَٔايَٰتِنَا فَٱسْتَكْبَرُوا۟ وَكَانُوا۟ قَوْمًۭا مُّجْرِمِينَ ﴿٧٥﴾
Setelah para rasul itu, kami juga mengutus Mûsâ dan saudaranya, Hârûn, untuk menyampaikan dakwah kepada Fir'aun, raja Mesir, dan orang-orang dekatnya. Kedua rasul itu mengajak mereka untuk menyembah Allah yang kami dukung dengan bukti-bukti yang kuat. Tetapi Fir'aun dan kaumnya bersikap angkuh dan tak mau mengikuti seruan Mûsâ dan Harun. Dengan penolakan ini, mereka sebenarnya telah melakukan tindak kejahatan dan dosa yang besar.
فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوٓا۟ إِنَّ هَٰذَا لَسِحْرٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٧٦﴾
Tatkala mereka melihat kebenaran Kami melalui mukjizat yang Kami berikan malah berkata, \"Sungguh, tak diragukan lagi, hal ini merupakan sihir yang jelas.\"
قَالَ مُوسَىٰٓ أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَآءَكُمْ ۖ أَسِحْرٌ هَٰذَا وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّٰحِرُونَ ﴿٧٧﴾
Mûsâ membantah anggapan mereka, dan berkata, \"Patutkah kalian menganggap kebenaran yang kusampaikan dari Allah ini sebagai suatu bentuk sihir? Apakah mungkin kebenaran yang kalian saksikan ini dapat disebut sebagai sihir? Inilah aku, Mûsâ, yang menantang kalian untuk membuktikan anggapan itu. Kerahkanlah para ahli sihir untuk membuktikannya, pasti mereka tidak dapat mengalahkannya untuk selamanya.\"
قَالُوٓا۟ أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا ٱلْكِبْرِيَآءُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ ﴿٧٨﴾
Berkatalah Fir'aun dan kaumnya kepada Mûsâ, \"Sesungguhnya apa yang kalian sampaikan ini hanya sekadar untuk mengalihkan kami dari agama nenek moyang dan adat istiadat kaum kami. Dengan demikian, kamu bisa menjadikan kami sebagai pengikut-pengikutmu sehingga kalian berdua akan mendapatkan kekuasaan, kehormatan dan kepemimpinan. Karena itu, kami tidak akan mempercayai kalian berdua, juga risalah yang kalian bawa.\"
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ٱئْتُونِى بِكُلِّ سَٰحِرٍ عَلِيمٍۢ ﴿٧٩﴾
Fir'aun dan kaumnya telah menganggap Mûsâ dan Hârûn sebagai dua orang ahli sihir, bukan sebagai rasul. Maka, Fir'aun pun kemudian mengerahkan orang-orangnya untuk mendatangkan siapa saja di antara rakyatnya yang mempunyai keahlian dalam ilmu sihir.
فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلْقُوا۟ مَآ أَنتُم مُّلْقُونَ ﴿٨٠﴾
Para ahli sihir pun berdatangan dan berdiri di hadapan Mûsâ untuk menaklukkannya. Disaksikan khalayak ramai, Mûsâ angkat bicara, \"Silakan tunjukkan sihir yang kalian miliki!\"
فَلَمَّآ أَلْقَوْا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥٓ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ ٱلْمُفْسِدِينَ ﴿٨١﴾
Ketika mereka telah melemparkan seluruh tali dan tongkat mereka, Mûsâ pun berkata, \"Sungguh yang kalian lakukan ini benar-benar sihir. Allah akan membinasakannya dengan perantaraan diriku. Sesungguhnya Allah tidak menyiapkan perbuatan orang-orang yang merusak itu untuk menjadi baik dan berguna.\"
وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿٨٢﴾
Sedangkan kebenaran, maka Allahlah--dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya--akan menjadi penolong dan penyokongnya, kendati tampak kebencian dan permusuhan orang-orang kafir kepada kebenaran itu.
فَمَآ ءَامَنَ لِمُوسَىٰٓ إِلَّا ذُرِّيَّةٌۭ مِّن قَوْمِهِۦ عَلَىٰ خَوْفٍۢ مِّن فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِمْ أَن يَفْتِنَهُمْ ۚ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلْمُسْرِفِينَ ﴿٨٣﴾
Meskipun bukti-bukti yang membenarkan risalah telah diperlihatkan, tetapi yang mempercayai Mûsâ hanyalah segelintir dari kaum Fir'aun. Itu pun dengan perasaan cemas bila Fir'aun dan pengikutnya akan memaksa mereka untuk melepaskan keimanan yang ada. Betapa kejamnya tindakan Fir'aun di tanah Mesir. Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang melampaui batas dan merasa sangat hebat dan adidaya.
وَقَالَ مُوسَىٰ يَٰقَوْمِ إِن كُنتُمْ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ ﴿٨٤﴾
Untuk memberi dorongan dan harapan kepada orang-orang yang telah beriman, Mûsâ pun berkata, \"Wahai kaumku, bila keimanan dan keikhlasan kepada Allah telah merasuk ke lubuk hati, maka janganlah kalian merasa takut kecuali kepada-Nya. Serahkanlah diri kalian, dalam segala hal, kepada Allah. Dan yakinlah, jika kalian benar-benar tetap dalam kepasrahan (Islam).\"
فَقَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةًۭ لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٨٥﴾
Orang-orang yang beriman itu berkata, \"Hanya kepada Allah kami berserah diri.\" Kemudian mereka memohon kepada Allah untuk berkenan menghindarkan mereka dari sasaran fitnah dan siksaan orang-orang kafir.
وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٨٦﴾
Mereka berdoa kepada Allah, seraya berkata, \"Dengan karunia dan rahmat yang Engkau berikan kepada kami, dan dengan curahan kasih sayang yang menjadi sifat-Mu, selamatkanlah kami dari orang-orang yang ingkar dan zalim.\"
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّءَا لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًۭا وَٱجْعَلُوا۟ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةًۭ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٨٧﴾
Dan Kami wahyukan kepada Mûsâ dan Hârûn, saudaranya, agar menjadikan beberapa rumah di tanah Mesir sebagai tempat tinggal dan kiblat bagi orang-orang Mukmin yang mengikuti seruan Allah. Dan agar mereka melaksanakan salat secara sempurna. Berita gembira yang baik ini hanyalah untuk orang-orang yang beriman.
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَآ إِنَّكَ ءَاتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُۥ زِينَةًۭ وَأَمْوَٰلًۭا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا۟ عَن سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا ٱطْمِسْ عَلَىٰٓ أَمْوَٰلِهِمْ وَٱشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا۟ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ﴿٨٨﴾
Tatkala Mûsâ mendapati orang-orang kafir itu semakin keras kepala dalam menghadapi seruannya, ia memanjatkan doa kepada Allah, \"Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memberi Fir'aun dan orang-orang dekatnya perhiasan dan kemewahan dunia berupa harta, keturunan dan kekuasaan. Tetapi dengan adanya nikmat-nikmat itu, mereka semakin terpuruk dalam kesesatan dan menyesatkan orang lain. Maka musnahkanlah harta kekayaan mereka dan biarkanlah mereka dalam kegelapan hati sehingga tidak dapat menerima petunjuk untuk beriman sampai suatu saat nanti mereka akan lihat sendiri azab menyakitkan yang menyambut mereka. Semua ini agar orang-orang dapat menjadikannya sebagai bahan renungan dan pelajaran.\"
قَالَ قَدْ أُجِيبَت دَّعْوَتُكُمَا فَٱسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٨٩﴾
Allah berfirman, \"Doa kalian berdua Aku kabulkan. Teruskan perjalanan kalian di jalan yang lurus. Tinggalkan jalan orang-orang yang tidak mengetahui persoalan dengan baik dan tidak pula tunduk kepada kebenaran yang telah dijelaskan.\"
۞ وَجَٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُۥ بَغْيًۭا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ﴿٩٠﴾
Tatkala Banû Isrâ'îl melintasi lautan, Fir'aun dan bala tentaranya membuntuti mereka untuk menyerang. Tetapi Kami buat mereka tenggelam ditelan laut. Dan di saat Fir'aun hampir mati tenggelam, ia berkata, \"Aku percaya kepada Allah yang diyakini Banû Isrâ'îl, dan aku tunduk kepada-Nya. Sungguh aku termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh.\"
ءَآلْـَٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ ﴿٩١﴾
Tetapi Allah tidak berkenan dan menerima keimanan Fir'aun yang dinyatakan-Nya dalam keadaan terdesak ini. Tobatnya yang dilakukan pada saat sekarat ini pun tidak diterima Allah, setelah sebelumnya ia hidup bergelimang kemaksiatan dan selalu membuat kerusakan di bumi. Fir'aun pun mati dalam kekufuran dan keterhinaan.
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةًۭ ۚ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ﴿٩٢﴾
Pada hari kebinasaanmu itu (wahai Fir'aun), Kami mengangkat dan mengeluarkan mayatmu dari laut, agar menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi mereka yang telah menuhankanmu. Mereka tidak akan menyangka bahwa nasibmu akan berakhir dengan kondisi yang sangat memilukan dan menyedihkan seperti ini. Akan tetapi banyak manusia yang tidak mau mengamati bukti-bukti kekuasaan Kami di alam raya yang begitu banyak ini(1). (1) Ayat ini, tampaknya, mengisyaratkan bahwa jasad Fir'aun akan terus terpelihara sehingga manusia dapat menjadikannya sebagai bahan pelajaran, betapa mengenaskan nasib seseorang yang pernah mengaku Tuhan dan memaksa kaumnya yang bersahaja untuk mengatakan bahwa tiada tuhan selain dia. Diperkirakan, peristiwa eksodus Banû Isrâ'îl itu terjadi di akhir abad ke-13 S. M., pada masa salah seorang raja dari dinasti XIX bernama Minfatah putra Ramsis II, yang pernah memberlakukan kerja paksa terhadap Banû Isrâ'îl untuk membangun ibukota kerajaannya. Dalam temuan sejarah modern, ibukota yang tertimbun di bawah tanah ini bernama Buramsis. Adapun mengenai sebab terjadinya eksodus adalah dalam upaya menyebarkan agama tauhid sekaligus membebaskan diri dari cengkeraman Fir'aun yang telah memperbudak dan menyiksa Banû Isrâ'îl. Sampai di sini, tampaknya, kita patut bertanya, \"Bukankah ayat ini menjadi salah satu bukti bahwa al-Qur'ân itu benar-benar diturunkan oleh Allah?\"
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍۢ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ فَمَا ٱخْتَلَفُوا۟ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِى بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ﴿٩٣﴾
Dan sungguh, setelah peristiwa itu, Kami beri kekuatan kepada Banû Isrâ'îl. Mereka pun kemudian hidup tenteram di tanah yang subur dan dapat melaksanakan ajaran agama serta terhindar dari penindasan yang mereka alami sebelumnya. Mereka telah mendapatkan pelbagai rezeki dan karunia yang melimpah ruah. Tetapi baru saja mereka merasakan kenikmatan hidup mulia setelah sebelumnya hidup dalam keterhinaan, mereka sudah dihinggapi perpecahan. Maka terjadilah perselisihan antara mereka, meski sebenarnya sudah jelas bagi mereka mana yang benar dan mana yang salah. Di hari kiamat nanti, Allah akan memutuskan apa yang telah mereka perselisihkan, dan Dia akan memberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
فَإِن كُنتَ فِى شَكٍّۢ مِّمَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ فَسْـَٔلِ ٱلَّذِينَ يَقْرَءُونَ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَآءَكَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ ﴿٩٤﴾
Jika dirimu, atau orang lain, dihantui oleh rasa ragu mengenai kebenaran wahyu yang Kami turunkan ini, maka tanyakanlah kepada mereka yang telah mendapatkan kitab-kitab suci melalui para Nabi terdahulu. Kamu akan mendapatkan jawaban pasti dari mereka, yang membenarkan apa yang telah Kami turunkan kepadamu (al-Qur'ân). Hal itu adalah untuk menegaskan kebenaran dengan memaparkan dalil pada hal-hal yang dimungkinkan dapat menimbulkan keragu-raguan. Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu kebenaran yang tidak disangsikan ini. Maka jangan biarkan orang lain membuat kamu bimbang dan ragu.
وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ ﴿٩٥﴾
Dan jangan biarkan dirimu dan para pengikutmu masuk ke dalam kelompok orang-orang yang mendustakan bukti-bukti dan penjelasan-penjelasan. Dengan demikian, kamu tidak mendapatkan kerugian dan murka Tuhan, sebagaimana dialami oleh orang-orang kafir. (Ayat ini, meskipun ditujukan kepada Nabi Muhammad, tetapi mencakup juga para pengikutnya).
إِنَّ ٱلَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٩٦﴾
Sesungguhnya orang-orang yang telah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang kafir, mereka itu--karena Allah Mahatahu pembangkangan dan fanatisme buta yang ada pada mereka--tidak akan beriman, meskipun kamu telah mencurahkan segala daya dan upaya untuk meyakinkan mereka.
وَلَوْ جَآءَتْهُمْ كُلُّ ءَايَةٍ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ﴿٩٧﴾
Kalau pun kamu berikan kepada mereka seluruh bukti yang jelas sekali pun mereka tidak akan menerimanya dan terus dalam kesesatan, hingga akhirnya mereka mendapatkan azab yang pedih.
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍۢ ﴿٩٨﴾
Andaikan saja seluruh penduduk negeri itu beriman, niscaya mereka akan mendapatkan manfaat- manfaat yang baik dari keimanan itu. Akan tetapi pada kenyataannya, kebaikan itu hanya didapat oleh kaum Yûnus saja, karena tidak semua penduduk negeri itu turut beriman.
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَءَامَنَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنتَ تُكْرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ ﴿٩٩﴾
Kalaulah Allah menghendaki seluruh penduduk bumi ini beriman, niscaya semuanya akan beriman. Maka janganlah kamu merasa sedih melihat kekufuran orang-orang musyrik. Sebab, tidak ada keimanan kecuali atas dasar kesukarelaan hati. Karenanya, kamu tak bakal mampu memaksa mereka untuk patuh dan menerima kebenaran. Dari itu janganlah memaksa mereka untuk beriman, karena--sekuat apa pun usahamu--kamu tidak akan dapat melakukannya.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ ﴿١٠٠﴾
Manusia tak mungkin beriman kecuali jika ia sendiri menginginkannya. Lalu Allah akan menyediakan faktor dan sarana yang dapat mengantarkannya untuk mewujudkan keinginannya itu. Adapun orang yang tidak menginginkan keimanan, ia berhak mendapat murka dan azab Allah. Sebab, sudah merupakan hukum Allah untuk menimpakan murka dan siksa-Nya kepada orang-orang yang membangkang dan tak mau mencermati bukti-bukti yang jelas itu.
قُلِ ٱنظُرُوا۟ مَاذَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِى ٱلْءَايَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوْمٍۢ لَّا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠١﴾
Katakanlah, wahai Nabi, kepada orang-orang yang tetap membangkang itu, \"Cermati dan renungilah apa yang ada di langit dan di bumi berupa bukti-bukti yang menunjukkan keagungan dan keesaan Tuhan. Di situ akan kalian dapati bukti-bukti yang dapat membawa kalian untuk menerima ajakan beriman. Akan tetapi, betapa pun banyaknya bukti dan dahsyatnya ancaman, semua itu tidak berguna bagi kaum yang ingkar dan tak mau berpikir. Sebab, ketika orang-orang kafir itu memutuskan untuk tidak beriman, mereka pun tak bakal bersedia melakukan perenungan dan pengamatan terlebih dahulu(1). (1) Ayat ini, dan banyak lagi yang lainnya, mendorong umat manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kontemplasi, eksperimentasi dan pengamatan. Ayat ini juga mengajak untuk menggali pengetahuan yang berhubungan dengan alam raya beserta isinya. Sebab, alam raya yang diciptakan untuk kepentingan manusia ini, hanya dapat dieksplorasi melalui pengamatan indrawi.
فَهَلْ يَنتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِهِمْ ۚ قُلْ فَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُم مِّنَ ٱلْمُنتَظِرِينَ ﴿١٠٢﴾
Tidakkah orang-orang yang ingkar itu hanya menanti turunnya siksa di hari-hari yang penuh penderitaan yang dulu pernah dialami orang-orang sebelum mereka, seperti kaum Nûh, kaum Mûsâ, dan lain sebagainya? Bila demikian, katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, \"Jika kalian masih mau menunggu, maka lakukanlah. Aku akan menunggu bersama kalian. Tidak lama lagi kalian akan mendapatkan kehancuran dan azab di hari kiamat.\"
ثُمَّ نُنَجِّى رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنجِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٠٣﴾
Lalu Kami selamatkan para rasul Kami beserta orang-orang Mukmin dari siksaan itu. Keselamatan bagi mereka telah dijanjikan Allah. Dan janji-Nya pasti terjadi dan tidak akan dipungkiri.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمْ فِى شَكٍّۢ مِّن دِينِى فَلَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِنْ أَعْبُدُ ٱللَّهَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُمْ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٠٤﴾
Katakan kepada mereka, wahai Rasul, \"Jika kalian meragukan kebenaran agama yang kusampaikan ini, maka ketahuilah bahwa aku tidak akan pernah menyembah berhala-berhala sembahan kalian. Aku hanya menyembah Allah yang akhir perjalanan kalian berada di tangan-Nya. Dialah yang akan mematikan kalian dan Dia memerintahkan kepadaku agar aku termasuk orang-orang yang beriman kepada-Nya.\"
وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًۭا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ﴿١٠٥﴾
Wahai Muhammad, hadapkanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah. Janganlah kamu hanyut dalam golongan orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Hendaknya kamu dan pengikutmu menjauhi dan menghindari mereka itu.
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًۭا مِّنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٠٦﴾
Janganlah kamu berlindung, dengan berdoa dan menyembah kepada sesuatu selain Allah, suatu sembahan yang tidak memberikan kebaikan dan juga tidak mendatangkan keburukan. Sesungguhnya jika kamu melakukan hal itu, berarti kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang musyrik dan zalim. (Larangan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad ini juga berlaku untuk para pengikutnya. Larangan yang mustahil terjadi pada Nabi ini merupakan gaya atau ungkapan hiperbolis [mubâlaghah] dari larangan dimaksud).
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّۢ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍۢ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٠٧﴾
Dan jika Allah menimpakan suatu keburukan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Demikian pula, jika Dia telah menentukan suatu kebaikan kepadamu, maka tak seorang pun yang dapat menghalanginya. Dialah Allah yang, dengan karunia-Nya, memberikan kebaikan kepada para hamba yang dikehendaki-Nya. Allah Yang Mahasuci, ampunan-Nya amat luas dan rahmat-Nya berlimpah.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍۢ ﴿١٠٨﴾
Sampaikanlah seruan Allah, wahai Rasul, kepada seluruh umat manusia. Katakan kepada mereka, \"Wahai umat manusia, sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kalian syariat yang benar dari sisi- Nya. Maka barangsiapa yang ingin mendapat petunjuk dari syariat itu, bergegaslah! Karena faedah dari petunjuk itu sebenarnya terpulang untuk diri kalian sendiri. Dan barangsiapa yang tetap mempertahankan kesesatannya, maka kesesatan itu akan mereka rasakan sendiri. Dan aku tidak ditugaskan untuk memaksa kalian beriman, karena aku tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal itu kepada kalian.\"
وَٱتَّبِعْ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ وَٱصْبِرْ حَتَّىٰ يَحْكُمَ ٱللَّهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْحَٰكِمِينَ ﴿١٠٩﴾
Dan tetaplah, wahai Rasul, berada pada agama yang benar. Ikutilah wahyu yang diturunkan kepadamu. Dan bersabarlah dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam menyampaikan dakwahmu, sampai suatu saat nanti Allah memutuskan apa yang akan terjadi di antara kamu dan mereka, berupa janji kemenangan bagi orang-orang Mukmin dan keterhinaan bagi orang-orang kafir. Dan Allah adalah hakim yang Mahabijaksana.