Main pages

Surah The Poets [Ash-Shuara] in Indonesian

Surah The Poets [Ash-Shuara] Ayah 227 Location Maccah Number 26

طسٓمٓ ﴿١﴾

[[26 ~ ASY-SYU'ARA' (PARA PUJANGGA) Pendahuluan: Makkiyyah, 227 ayat ~ Surat ini dibuka dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân. Setelah itu, pembicaraan beralih kepada ancaman atas orang-orang kafir yang akan disiksa oleh Allah Yang Mahakuasa, dan hiburan untuk Nabi Muhammad saw. dari pendustaan kaumnya dengan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu juga dialami oleh beberapa rasul sebelumnya. Maka disebutlah kisah tentang pertemuan Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun yang membangkang; kisah Ibrâhîm a. s., bapak para nabi; kisah Nûh a. s. bersama kaumnya; kisah Hûd a. s. dengan kabilah 'Ad dan Shâlih a. s. dengan kabilah Tsamûd; kisah Lûth a. s. yang, dalam surat ini, dipaparkan secara lebih panjang; dan kisah Syu'aib a. s. tatkala menghadapi penduduk Aykah. Kisah ketujuh nabi ini, jika dicermati, mencerminkan kesatuan pokok-pokok dasar dakwah seluruh rasul yang diutus kepada umat manusia. Di sisi lain, dari kisah-kisah itu dapat dipetik satu pelajaran bahwa orang-orang kafir menggunakan cara yang praktis sama ketika menolak risalah dan seruan para rasul. Surat ini ditutup, sebagaimana awalnya, dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân, yang diakhiri dengan menolak anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang pujangga dan al-Qur'ân tidak lebih dari kumpulan syair.]] Thâ, Sîn, Mîm. Dengan huruf-huruf ini dijelaskan bahwa al-Qur'ân merupakan suatu mukjizat yang menundukkan manusia. Untaian katanya tersusun dari huruf-huruf sejenis itu, yang masih dalam kemampuan manusia. Karenanya, jika ada yang meragukan bahwa al-Qur'ân benar-benar diturunkan oleh Allah, tentu manusia dapat membuat seperti itu. Tapi sudah pasti, tak ada satu makhluk pun yang dapat membuat seperti al-Qur'ân.

تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ ﴿٢﴾

Firman yang Aku wahyukan kepadamu ini, wahai Muhammad, merupakan ayat-ayat al-Qur'ân yang menjelaskan berbagai hukum dan aturan yang terkandung di dalamnya.

لَعَلَّكَ بَٰخِعٌۭ نَّفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ ﴿٣﴾

Aku merasa prihatin melihat dirimu, wahai Muhammad, bersedih hati mendapatkan pengingkaran dan ketakberimanan kaummu.

إِن نَّشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ءَايَةًۭ فَظَلَّتْ أَعْنَٰقُهُمْ لَهَا خَٰضِعِينَ ﴿٤﴾

Sesungguhnya Kami Mahakuasa untuk mendatangkan kepada mereka suatu mukjizat yang dapat memaksa mereka untuk beriman, sehingga--sebagaimana yang kamu harapkan--mereka semua menjadi patuh dan tunduk kepada-Ku. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal seperti itu, karena sudah menjadi ketetapan hukum Kami (sunnatullâh) untuk menyuruh mereka beriman tanpa paksaan. Dengan demikian, perintah dan larangan yang akan menghasilkan pahala atau siksa itu tidak kehilangan maknanya.

وَمَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍۢ مِّنَ ٱلرَّحْمَٰنِ مُحْدَثٍ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهُ مُعْرِضِينَ ﴿٥﴾

Dan kalaulah Allah terus menurunkan wahyu-Nya lagi kepadamu, yang mengingatkan mereka--sebagai suatu rahmat--akan kebenaran agama ini, mereka akan terus-menerus menampik dan mengingkarinya. Pelbagai jalan yang dapat menghantarkan mereka untuk menerima petunjuk telah tertutup.

فَقَدْ كَذَّبُوا۟ فَسَيَأْتِيهِمْ أَنۢبَٰٓؤُا۟ مَا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٦﴾

Sungguh mereka itu telah mendustakan dan mengejek kebenaran yang kamu sampaikan. Maka bersabarlah menghadapi perlakuan mereka ini. Kelak mereka akan mendapati akibat dari ejekan yang membawa petaka besar ini.

أَوَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَى ٱلْأَرْضِ كَمْ أَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۢ كَرِيمٍ ﴿٧﴾

Adakah mereka akan terus mempertahankan kekufuran dan pendustaan serta tidak merenungi dan mengamati sebagian ciptaan Allah di bumi ini? Sebenarnya, jika mereka bersedia merenungi dan mengamati hal itu, niscaya mereka akan mendapatkan petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan dari bumi ini beraneka ragam tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Tuhan yang Mahaesa dan Mahakuasa.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٨﴾

Sesungguhnya adanya beraneka ragam tumbuh-tumbuhan di bumi merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Tetapi kebanyakan kaum, ternyata, tidak mau beriman.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٩﴾

Dan sesungguhnya Penguasa dan Pemelihara dirimu, Dialah yang akan membalas para pendusta kebenaran dan mengaruniakan rahmat-Nya kepada orang-orang yang beriman.

وَإِذْ نَادَىٰ رَبُّكَ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱئْتِ ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١٠﴾

Dan ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, kisah tentang Mûsâ saat diseru oleh Tuhanmu, \"Wahai Mûsâ, pergilah kamu sebagai seorang rasul kepada satu kaum yang telah menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran dan menzalimi Banû Isrâ'îl dengan memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki mereka.

قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۚ أَلَا يَتَّقُونَ ﴿١١﴾

Datangilah kaum Fir'aun itu, karena mereka selalu melakukan kezaliman. Sungguh mereka adalah orang-orang yang aneh! Bagaimana mungkin mereka tidak takut dan waspada akan akibat buruk dari kezaliman yang mereka lakukan?\"

قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ ﴿١٢﴾

Mûsâ berkata, \"Wahai Tuhanku, aku sungguh khawatir mereka tidak akan menerima risalahku ini, karena sikap pongah dan membangkang yang ada pada mereka.

وَيَضِيقُ صَدْرِى وَلَا يَنطَلِقُ لِسَانِى فَأَرْسِلْ إِلَىٰ هَٰرُونَ ﴿١٣﴾

Lalu aku merasa geram mendapati mereka mendustakan aku, sehingga lidahku menjadi kelu untuk melontarkan bukti-bukti yang ingin kupaparkan. Dari itu, utuslah Jibril a. s. kepada Hârûn, saudaraku, untuk membantuku mengemban tugas ini.

وَلَهُمْ عَلَىَّ ذَنۢبٌۭ فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِ ﴿١٤﴾

Lagi pula mereka telah menganggap aku bersalah karena telah membunuh salah seorang di antara mereka. Aku khawatir, mereka--sebagai suatu bentuk pembalasan--akan lebih dulu membunuhku sebelum aku sempat melaksanakan tugas ini. Dan ini menambah kekhawatiranku.\"

قَالَ كَلَّا ۖ فَٱذْهَبَا بِـَٔايَٰتِنَآ ۖ إِنَّا مَعَكُم مُّسْتَمِعُونَ ﴿١٥﴾

Allah berfirman kepada Mûsâ, \"Mereka tidak akan membunuhmu, dan Aku telah mengabulkan permohonanmu mengenai Hârûn. Maka berangkatlah kalian berdua dengan berbekal mukjizat-mukjizat-Ku. Aku akan menjaga kalian dan mendengarkan apa yang terjadi antara kalian dan Fir'aun. Dan kalian berdua akan mendapatkan kemenangan dan dukungan.

فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٦﴾

Berangkatlah kalian berdua menemui Fir'aun, lalu katakan kepadanya, 'Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhan semesta alam kepadamu.

أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ﴿١٧﴾

Tuhan semesta alam telah memerintahkan kepadamu untuk membebaskan Banû Isrâ'îl pergi bersama kami'.\"

قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًۭا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ ﴿١٨﴾

Dengan perasaan berjasa--karena telah mengenal Mûsâ yang di masa kecilnya pernah berada dalam asuhannya di istana--Fir'aun berkata kepada Mûsâ, \"Bukankah kami telah memeliharamu di waktu kecil, dan kamu berada dalam asuhan kami selama beberapa tahun?

وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ ٱلَّتِى فَعَلْتَ وَأَنتَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿١٩﴾

Dan kamu telah melakukan tindak kejahatan yang keji, saat kamu membunuh salah seorang dari kaumku. Kamu pun tidak membalas jasa yang dahulu telah kami berikan kepadamu, dan juga tidak mengayomi rakyatku. Bahkan kamu mencerca tuhan-tuhan kami dengan menganggap dirimu sebagai utusan Tuhan semesta alam.\"

قَالَ فَعَلْتُهَآ إِذًۭا وَأَنَا۠ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ ﴿٢٠﴾

Mûsâ berkata, \"Aku memang telah melakukan pembunuhan yang kamu sebutkan itu karena ketidaktahuan dan kekhilafanku. Dari itu, janganlah kamu menyalahkan aku.

فَفَرَرْتُ مِنكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِى رَبِّى حُكْمًۭا وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٢١﴾

Lalu aku melarikan diri dari kalian karena khawatir kalian akan membunuhku akibat tindakan yang tak kusengaja itu. Tuhan pun kemudian menganugerahkan kepadaku kearifan dan pengetahuan, keutamaan dan kenikmatan, serta menjadikan diriku sebagai salah seorang rasul-Nya.\"

وَتِلْكَ نِعْمَةٌۭ تَمُنُّهَا عَلَىَّ أَنْ عَبَّدتَّ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ﴿٢٢﴾

Mûsâ lalu menyinggung salah satu sikap buruk Fir'aun. Dijelaskannyalah perihal perbudakan dan pembunuhan anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl yang Fir'aun lakukan. Karena itu, Mûsâ menolak asuhannya di istana Fir'aun sebagai suatu nikmat. Sebabnya terpulang kepada kejahatan Fir'aun yang telah memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl sehingga ia dihanyutkan ke sungai untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan Fir'aun, yang akhirnya mengantarkan Mûsâ ke istana Fir'aun. Kalaulah keadaannya tidak seperti itu, tentu Mûsâ akan diasuh oleh kedua orangtuanya.

قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٢٣﴾

Fir'aun berkata, \"Lalu, bagaimana sebenarnya sifat Tuhan semesta alam yang selalu kamu sebut-sebut dan kamu katakan telah mengutusmu itu? Cobalah jelaskan, karena kami tidak mengenalnya sama sekali!\"

قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَآ ۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ﴿٢٤﴾

Mûsâ menjawab, \"Dialah Penguasa langit dan bumi beserta isinya. Jika kalian meyakini jawabanku ini, maka kalian akan mendapatkan kebaikan dan petunjuk. Kalian pun akan tahu bahwa kerajaan Fir'aun yang dibangga-banggakan ini, yang hanya terbatas dalam satu wilayah saja di muka bumi, sangat tak pantas disejajarkan dengan kerajaan Tuhan.\"

قَالَ لِمَنْ حَوْلَهُۥٓ أَلَا تَسْتَمِعُونَ ﴿٢٥﴾

Fir'aun merasa heran mendengar adanya Tuhan selain dirinya dan bahwa kerajaannya tidak pantas dibandingkan dengan kerajaan Tuhan. Dengan sikap meremehkan, Fir'aun mengungkapkan keheranannya kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, \"Bagaimana tanggapan kalian mendengar ucapan Mûsâ ini?\"

قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿٢٦﴾

Tanpa mempedulikan kegeraman dan cemoohan Fir'aun, Mûsâ melanjutkan lagi, \"Tuhan semesta alam adalah Penciptamu dan para nenek moyangmu. Di antara nenek moyangmu itu ada yang mengaku Tuhan sebagaimana halnya kamu. Mereka semua telah binasa, dan kamu pun akan binasa pula. Dengan demikian, anggapan dirimu sebagai Tuhan sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sebab, Tuhan yang hakiki tidak akan pernah mati.\"

قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ ٱلَّذِىٓ أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌۭ ﴿٢٧﴾

Untuk membangkitkan kemarahan kaumnya, Fir'aun berkata kepada mereka. Dikatakannyalah sesuatu yang tidak benar mengenai kerasulan Mûsâ dengan menganggapnya sebagai orang gila. Karena, menurutnya, ia menjawab sesuatu yang tidak ditanyakan dan menyematkan Tuhan dengan sifat-sifat yang aneh. Demikianlah, Fir'aun telah menghasut kaumnya untuk mendustakan Mûsâ.

قَالَ رَبُّ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَآ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ ﴿٢٨﴾

Mûsâ berkata, \"Jika memang kalian berpikir, berimanlah kepada risalahku ini. Karena sesungguhnya terbit dan terbenamnya matahari dengan suatu ketetapan yang sangat teliti merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta. Dengan demikian, kalianlah yang berhak dikatakan tidak waras.\"

قَالَ لَئِنِ ٱتَّخَذْتَ إِلَٰهًا غَيْرِى لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ ٱلْمَسْجُونِينَ ﴿٢٩﴾

Fir'aun berkata kepada Mûsâ, \"Sungguh jika kamu menjadikan Tuhan selain diriku, aku akan menjadikan kamu salah seorang yang buruk keadaannya di dalam penjaraku.\" Begitulah, Fir'aun terpaksa menggunakan ancaman setelah ia merasa tidak mampu menolak bukti-bukti ciptaan Tuhan.

قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَىْءٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿٣٠﴾

Dengan bersikap lembut karena benar-benar menginginkan keimanan Fir'aun, Mûsâ berkata, \"Benarkah kamu akan menjadikan aku sebagai salah seorang tawananmu, meskipun aku perlihatkan kepadamu bukti kuat yang membenarkan segala ucapanku?\"

قَالَ فَأْتِ بِهِۦٓ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿٣١﴾

Fir'aun menjawab, \"Cobalah perlihatkan bukti kenabianmu itu, jika kamu memang benar.\" Ia berkata seperti itu dengan harapan agar dapat melihat kelemahan argumentasi Mûsâ.

فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِىَ ثُعْبَانٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٣٢﴾

Ke hadapan Fir'aun dan kaumnya, Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar yang benar-benar hidup, bukan hasil sulapan sihir yang menyerupai ular.

وَنَزَعَ يَدَهُۥ فَإِذَا هِىَ بَيْضَآءُ لِلنَّٰظِرِينَ ﴿٣٣﴾

Mûsâ lalu--sebagai mukjizat kedua--mengeluarkan tangan dari kantongnya. Tangannya itu berubah menjadi sangat putih, indah gemerlapan, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.

قَالَ لِلْمَلَإِ حَوْلَهُۥٓ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌ عَلِيمٌۭ ﴿٣٤﴾

Fir'aun berkata kepada kaumnya, \"Sesungguhnya Mûsâ benar-benar seorang penyihir yang handal.\" Ia berkata seperti itu karena takut kaumnya menjadi tunduk kepada kebenaran yang mereka saksikan pada Mûsâ.

يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِۦ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ ﴿٣٥﴾

Fir'aun menambahkan lagi, \"Penyihir ini bermaksud menundukkan aku sehingga kalian nantinya akan terusir dari negeri ini.\" Ia berkata seperti itu untuk membangkitkan kemarahan kaumnya. Sebab, keterpisahan dengan tanah tumpah darah merupakan salah satu hal yang berat, terutama bila dilakukan dengan kekerasan dan pengusiran. Selanjutnya, Fir'aun meminta saran dari kaum yang menyembahnya ini. Demikianlah, karena terdesak oleh bukti-bukti kuat yang diperlihatkan Mûsâ, Fir'aun--dengan meminta saran seperti itu--lupa bahwa ia telah mengaku Tuhan.

قَالُوٓا۟ أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَٱبْعَثْ فِى ٱلْمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ﴿٣٦﴾

Kaumnya berkata kepada Fir'aun, \"Tangguhkanlah perkara kedua orang ini. Lalu kerahkanlah balatentara ke seluruh kota untuk mengumpulkan para ahli sihir dari wargamu. Karena sihir hanya bisa dilawan dengan sihir.

يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍۢ ﴿٣٧﴾

Mereka akan mendatangkan kepadamu sejumlah besar ahli sihir yang piawai dan lebih unggul serta berpengalaman dibanding Mûsâ.\" Dengan saran ini, kaumnya berharap dapat meredam kecemasan Fir'aun.

فَجُمِعَ ٱلسَّحَرَةُ لِمِيقَٰتِ يَوْمٍۢ مَّعْلُومٍۢ ﴿٣٨﴾

Maka dikumpulkanlah para ahli sihir dari seluruh pelosok negeri. Lalu ditentukan waktu pertemuan mereka dengan Mûsâ pada hari perayaan (yawm al-zînah), pada waktu duha, menjelang tengah hari.

وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلْ أَنتُم مُّجْتَمِعُونَ ﴿٣٩﴾

Semua orang berharap dapat menghadiri acara yang ditunggu-tunggu pada hari yang telah ditentukan itu. Mereka saling bertanya satu sama lain, \"Adakah kalian akan berkumpul?\" Maksudnya, \"Berkumpullah kalian semua!\"

لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ ٱلسَّحَرَةَ إِن كَانُوا۟ هُمُ ٱلْغَٰلِبِينَ ﴿٤٠﴾

Mereka semua memperkirakan bahwa kemenangan nantinya akan berada di pihak para ahli sihir, sehingga mereka akan tetap memeluk agama mereka. Mereka sengaja melakukan hal itu, agar para ahli sihir terdorong untuk lebih menyiapkan diri guna mengalahkan Mûsâ.

فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ قَالُوا۟ لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِن كُنَّا نَحْنُ ٱلْغَٰلِبِينَ ﴿٤١﴾

Tatkala para ahli sihir itu datang, mereka berkata kepada Fir'aun, \"Jika kami dapat mengalahkannya, adakah kamu akan memberikan kami imbalan yang besar?\"

قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًۭا لَّمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ ﴿٤٢﴾

Fir'aun menjawab, \"Tentu, kalian berhak mendapatkan apa yang kalian sebutkan. Bahkan, di samping imbalan yang besar, kalian juga akan menjadi orang terdekatku, orang-orang yang memiliki kedudukan dan kekuasaan.\"

قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلْقُوا۟ مَآ أَنتُم مُّلْقُونَ ﴿٤٣﴾

Ketika waktu yang ditentukan itu tiba, Mûsâ berkata kepada para ahli sihir, \"Lemparkanlah semua sihir yang ingin kalian lakukan.\"

فَأَلْقَوْا۟ حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا۟ بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ ٱلْغَٰلِبُونَ ﴿٤٤﴾

Mereka pun melemparkan berbagai tali dan tongkat yang ada. Orang-orang pun terkesima melihat semua yang dilempar itu berubah menjadi ular-ular yang merayap. Mereka bersumpah, demi kekuasaan dan kekuatan Fir'aun, bahwa merekalah yang keluar sebagai pemenang.

فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِىَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ ﴿٤٥﴾

Maka Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga tongkat itu menjadi ular besar yang menelan semua tali dan tongkat yang mereka palsukan sehingga seolah-olah menjadi ular-ular yang merayap.

فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سَٰجِدِينَ ﴿٤٦﴾

Menyaksikan hal itu, para ahli sihir segera bersujud kepada Allah. Mereka yakin apa yang dilakukan Mûsâ bukan sejenis sihir.

قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٤٧﴾

Mereka memperkuat kesungguhan sujud mereka dengan berkata, \"Kami beriman kepada Tuhan semesta alam.\"

رَبِّ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ﴿٤٨﴾

Lalu mereka menegaskan bahwa Tuhan semesta alam yang mereka imani adalah, \"Tuhan Mûsâ dan Hârûn.\"

قَالَ ءَامَنتُمْ لَهُۥ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُۥ لَكَبِيرُكُمُ ٱلَّذِى عَلَّمَكُمُ ٱلسِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚ لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَٰفٍۢ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٤٩﴾

Fir'aun tidak menerima keimanan para ahli sihir yang dilakukan tanpa seizinnya, lalu ia mengancam mereka. Dikatakannya bahwa Mûsâ sebenarnya adalah guru mereka dalam soal sihir-menyihir, sehingga--karena dianggap bersekongkol--mereka berhak mendapatkan siksaan. Fir'aun berkata, \"Sungguh, akan aku potong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya. Lalu aku salib kalian semua!\"

قَالُوا۟ لَا ضَيْرَ ۖ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا مُنقَلِبُونَ ﴿٥٠﴾

Para ahli sihir berkata, \"Siksaan yang akan kamu lakukan kepada kami, sebagaimana ancamanmu, tidak akan membahayakan kami. Sebab, kami akan kembali kepada Tuhan untuk mendapatkan ganjaran-Nya, suatu ganjaran dan akhir yang baik.

إِنَّا نَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَٰيَٰنَآ أَن كُنَّآ أَوَّلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥١﴾

Sesungguhnya kami mengharapkan ampunan Tuhan kami dari segala kesalahan yang kami lakukan sebelumnya, dan kami adalah orang-orang Mukmin pertama dari kaummu.\"

۞ وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِىٓ إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ ﴿٥٢﴾

Saat didapati Mûsâ tak tahan lagi menahan pedih, Allah mewahyukan kepadanya untuk membawa pergi orang-orang Banû Isrâ'îl yang beriman pada malam hari. Dan Allah telah mengatur kedua kelompok ini--yaitu Mûsâ dan kaumnya berada di muka, sementara Fir'aun beserta kaumnya mengikuti di belakang mereka--sehingga, begitu sampai di laut, Allah akan membinasakan Fir'aun dan balatentaranya.

فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِى ٱلْمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ﴿٥٣﴾

Di saat mengetahui keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ'îl, Fir'aun segera mengerahkan bala tentaranya untuk mengumpulkan di antara kaumnya yang tegap dan kuat dari seluruh wilayah kekuasannya. Ia benar- benar ingin mencegah keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ'îl.

إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَشِرْذِمَةٌۭ قَلِيلُونَ ﴿٥٤﴾

Fir'aun berkata, \"Sesungguhnya Banû Isrâ'îl yang melarikan diri bersama Mûsâ adalah sekelompok orang yang hina dan sedikit jumlahnya.\" Fir'aun, dengan berkata seperti ini, tengah berusaha memanas- manasi kaumnya.

وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَآئِظُونَ ﴿٥٥﴾

\"Tetapi, meskipun dengan kondisi seperti itu,\" lanjut Fir'aun, \"mereka telah melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahan kita. Mereka telah melanggar perintah dan keluar tanpa seizin kita.

وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَٰذِرُونَ ﴿٥٦﴾

Sesungguhnya kita semua, seperti biasanya, senantiasa waspada dan siaga serta selalu dapat menyelesaikan masalah.\"

فَأَخْرَجْنَٰهُم مِّن جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ ﴿٥٧﴾

Maka Kami membuat Fir'aun dan balatentaranya keluar dari negeri mereka yang dipenuhi taman-taman yang asri dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka binasa karena telah menolak kebenaran dan berusaha mengejar Mûsâ, sebagaimana diilustrasikan dalam tiga ayat sebelumnya.

وَكُنُوزٍۢ وَمَقَامٍۢ كَرِيمٍۢ ﴿٥٨﴾

Mereka pun Kami keluarkan dari emas dan perak serta kediaman mereka yang bentuk indah dan fasilitasnya nyaman.

كَذَٰلِكَ وَأَوْرَثْنَٰهَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ﴿٥٩﴾

Dengan cara yang menakjubkan ini--sebagaimana telah Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad--Kami menyeret mereka keluar meninggalkan negeri mereka. Dan setelah mereka binasa, Kami menyerahkan kerajaan ini--dengan berbagai kenikmatannya--kepada Banû Isrâ'îl.

فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَ ﴿٦٠﴾

Fir'aun dan kaumnya berusaha mengejar Banû Isrâ'îl yang berhasil disusul di saat matahari terbit.

فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ ﴿٦١﴾

Maka tatkala kedua kelompok itu saling melihat, para pengikut Mûsâ berkata ketakutan, \"Sesungguhnya Fir'aun dan kaumnya hampir menyusul dan kemudian membunuh kita.\"

قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ ﴿٦٢﴾

Mûsâ berkata, \"Sesungguhnya perlindungan Allah selalu menyertai ke mana aku pergi. Dia senantiasa memberikan kepadaku jalan keselamatan.\" Demikianlah, Mûsâ berusaha menenangkan Banû Isrâ'îl dan membuang jauh-jauh dari pikiran mereka perihal ketersusulan yang menakutkan itu.

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ ۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍۢ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ ﴿٦٣﴾

Maka Kami wahyukan kepada Mûsâ agar memukul lautan dengan tongkatnya. Seketika, lautan itu terbelah membuat dua belas jalur, sesuai dengan jumlah kelompok Banû Isrâ'îl. Setiap jalur dipisahkan oleh dinding air seperti gunung yang besar dan kokoh.

وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ ٱلْءَاخَرِينَ ﴿٦٤﴾

Fir'aun beserta kaumnya Kami buat semakin mendekat, agar mereka dapat memasuki jalur-jalur itu di belakang Mûsâ dan kaumnya.

وَأَنجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجْمَعِينَ ﴿٦٥﴾

Kami menyelamatkan Mûsâ dan orang-orang yang menyertainya dengan membuat lautan itu tetap terbelah, sampai mereka semua selesai menyeberang.

ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْءَاخَرِينَ ﴿٦٦﴾

Lalu Kami menenggelamkan Fir'aun dan orang-orang yang menyertainya--saat mereka membuntuti Mûsâ dan Banû Isrâ'îl--dengan menimpakan air ke arah mereka.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٦٧﴾

Sesungguhnya perbuatan Tuhan yang menakjubkan ini merupakan suatu peringatan bagi siapa saja yang mau menggunakannya. Akan tetapi kebanyakan kaum tidak mempercayainya.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٦٨﴾

Dan sesungguhnya Pencipta dan Pemeliharamu Mahaperkasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi rahmat bagi orang-orang yang beriman.

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَٰهِيمَ ﴿٦٩﴾

Dan tuturkanlah kepada orang-orang kafir, wahai Muhammad, kisah Ibrâhîm a. s.

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٧٠﴾

Tatkala ia berkata kepada bapak dan kaumnya, \"Sembahan apa yang, sebenarnya, tak patut kalian sembah ini?\" Ibrâhîm melontarkan pertanyaan ini untuk mencerca kecenderungan penyembahan mereka terhadap berhala-berhala.

قَالُوا۟ نَعْبُدُ أَصْنَامًۭا فَنَظَلُّ لَهَا عَٰكِفِينَ ﴿٧١﴾

Mereka, dengan bangga, menjawab, \"Kami tengah menyembah berhala-berhala. Kami akan senantiasa melakukannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap berhala-berhala itu.\"

قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ ﴿٧٢﴾

Untuk mengingatkan kerancuan berpikir mereka, Ibrâhîm bertanya, \"Adakah berhala-berhala itu dapat mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kalian?\"

أَوْ يَنفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ ﴿٧٣﴾

\"Adakah berhala-berhala itu,\" lanjut Ibrâhîm, \"dapat memberikan kebaikan jika kalian menaati mereka? Atau sebaliknya, dapatkah mereka mendatangkan keburukan jika kalian menentang mereka?\"

قَالُوا۟ بَلْ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا كَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ ﴿٧٤﴾

Mereka menjawab, \"Mereka memang tidak dapat melakukan semua itu. Tetapi kami mendapatkan para nenek moyang kami melakukan penyembahan yang kami lakukan ini. Kami hanya sekadar mengikuti apa yang telah mereka lakukan.\"

قَالَ أَفَرَءَيْتُم مَّا كُنتُمْ تَعْبُدُونَ ﴿٧٥﴾

Untuk membungkam mulut mereka, Ibrâhîm berkata, \"Tidak berpikirkah kalian, sehingga kalian mengetahui hakikat berhala-berhala yang disembah,

أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُمُ ٱلْأَقْدَمُونَ ﴿٧٦﴾

oleh kalian dan para nenek moyang sebelum kalian? Adakah berhala-berhala itu patut disembah atau tidak? Jika kalian memikirkan hal ini secara saksama, niscaya kalian menyadari bahwa selama ini kalian berada dalam kesesatan yang nyata.

فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّۭ لِّىٓ إِلَّا رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٧٧﴾

Sembahan kalian selain Allah ini adalah musuh-musuhku, juga musuh kalian. Aku tidak akan menyembah mereka. Hanya Sang Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta yang aku sembah. Dan aku akan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

ٱلَّذِى خَلَقَنِى فَهُوَ يَهْدِينِ ﴿٧٨﴾

Dialah yang telah menciptakan aku dari ketiadaan dalam bentuk yang sempurna. Dia juga memberi petunjuk kepadaku agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

وَٱلَّذِى هُوَ يُطْعِمُنِى وَيَسْقِينِ ﴿٧٩﴾

Dan Dialah yang mengaruniakan makanan dan minuman kepadaku sehingga aku dapat memperoleh dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidupku.

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ ﴿٨٠﴾

Bila aku menderita sakit, Dialah yang menyembuhkan aku dengan mempermudah pengobatan sambil berserah diri kepada-Nya.

وَٱلَّذِى يُمِيتُنِى ثُمَّ يُحْيِينِ ﴿٨١﴾

Dialah yang mewafatkan aku jika ajal telah tiba, dan kemudian menghidupkan aku kembali untuk memperoleh perhitungan dan balasan.

وَٱلَّذِىٓ أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِى خَطِيٓـَٔتِى يَوْمَ ٱلدِّينِ ﴿٨٢﴾

Dialah yang ampunan-Nya amat kuinginkan, agar--saat perhitungan nanti--segala kealpaan dan kekhilafanku di dunia terhapus.\"

رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًۭا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ ﴿٨٣﴾

Kemudian Ibrâhîm a. s. memanjatkan doa, \"Ya Tuhanku, anugerahilah kesempurnaan ilmu dan amal kepadaku, sehingga--dari sekian banyak hamba-Mu--aku layak mengemban risalah dan hikmah. Dan terimalah diriku untuk berada dalam golongan orang yang saleh.

وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍۢ فِى ٱلْءَاخِرِينَ ﴿٨٤﴾

Dan jadikanlah diriku sebagai buah bibir yang baik dan kesan yang indah bagi umat-umat yang datang setelah aku, sehingga keharumanku tetap tercatat sampai hari kiamat nanti.

وَٱجْعَلْنِى مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ ﴿٨٥﴾

Masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-Mu yang dianugerahi kenikmatan surga, sebagai balasan dari keimanan dan ibadah mereka kepada-Mu.

وَٱغْفِرْ لِأَبِىٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ ﴿٨٦﴾

Jadikanlah bapakku sebagai orang yang layak mendapatkan ampunan-Mu, dengan memberi petunjuk kepadanya untuk memeluk Islam. (Dahulu, saat perpisahan, Ibrâhîm menjanjikan bapaknya dapat masuk Islam). Sebab, ia adalah salah seorang yang menyimpang dari petunjuk dan kebenaran.

وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ ﴿٨٧﴾

Janganlah Engkau mempermalukan dan membuat aku terhina di hadapan manusia pada hari dibangkitkannya manusia dari kubur untuk mendapatkan perhitungan dan balasan.

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌۭ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾

Pada hari ketika harta yang dikeluarkan dan pertolongan anak keturunan tidak berguna lagi.

إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ ﴿٨٩﴾

Kecuali bagi mereka yang beriman dan mengharap Allah dengan jiwa yang bersih dari kekufuran, kemunafikan dan sikap pamer.

وَأُزْلِفَتِ ٱلْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ ﴿٩٠﴾

Pada hari didekatkannya surga ke tempat orang-orang yang berbahagia, lalu mereka--yang telah menjauhkan diri dari kekufuran dan kemaksiatan serta menerima keimanan dan ketaatan di dunia--berjalan ke arah surga.\"

وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ ﴿٩١﴾

Adapun orang-orang yang menolak kebenaran, neraka jahim akan ditampakkan kepada mereka, sehingga jilatan apinya hampir mengenai mereka. Di saat itu, mereka sangat bersedih dan menyesal.

وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ تَعْبُدُونَ ﴿٩٢﴾

Mereka akan dibentak, \"Mana tuhan-tuhan selain Allah yang kalian sembah itu?

مِن دُونِ ٱللَّهِ هَلْ يَنصُرُونَكُمْ أَوْ يَنتَصِرُونَ ﴿٩٣﴾

Adakah di hari ini sembahan-sembahan selain Allah yang kalian anggap sebagai juru selamat dapat menolong kalian? Atau, bahkan, menolong diri mereka sendiri?\" Sembahan-sembahan mereka, tentu, tidak dapat melakukan semua itu. Sebab, mereka beserta sesembahan adalah bara dari api neraka itu sendiri.

فَكُبْكِبُوا۟ فِيهَا هُمْ وَٱلْغَاوُۥنَ ﴿٩٤﴾

Wajah-wajah mereka akan dijungkirkan berkali-kali ke dalam neraka jahim, hingga akhirnya mereka, juga orang-orang yang membuat mereka sesat, akan menetap di dasar neraka jahim.

وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ ﴿٩٥﴾

Mereka juga akan ditemani para kaki tangan iblis. Yakni, mereka yang selalu mengemas kejahatan dan dosa sehingga terlihat indah oleh manusia, atau jin dan manusia pelaku kemaksiatan yang selalu mengikuti jalan Iblîs.

قَالُوا۟ وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ ﴿٩٦﴾

Di hari itu mereka akan mengetahui dan meratapi kesalahan yang mereka perbuat. Mereka dan sembahan-sembahan yang menyesatkan mereka bertengkar saling menyalahkan.

تَٱللَّهِ إِن كُنَّا لَفِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ ﴿٩٧﴾

\"Demi Allah, sesungguhnya kami di dunia berada dalam kerancuan dan kebodohan yang jelas, serta menyimpang dari kebenaran yang sangat tampak.

إِذْ نُسَوِّيكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٩٨﴾

Yaitu tatkala kami menyederajatkan kalian, wahai sembahan, setara untuk disembah dengan Tuhan semesta alam. Padahal jelas perbedaan antara kalian yang lemah dengan Dia yang Mahakuasa.

وَمَآ أَضَلَّنَآ إِلَّا ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿٩٩﴾

Dan kami tidak akan terperosok dalam kebinasaan seperti ini melainkan disebabkan oleh para pembuat dosa yang menyesatkan kami dari jalan kebenaran.

فَمَا لَنَا مِن شَٰفِعِينَ ﴿١٠٠﴾

Maka kami pun tidak mendapatkan penolong yang dapat menyelamatkan kami dari siksa, seperti yang kami duga sebelumnya.

وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍۢ ﴿١٠١﴾

Bahkan tak seorang karib pun--jika memang tak dapat mengeluarkan mereka dari siksaan--yang dapat dijadikan tempat mengadu dari kepedihan yang kami alami ini.\"

فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةًۭ فَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١٠٢﴾

Di saat itulah mereka berharap dapat kembali lagi ke dunia agar dapat beriman dan memperoleh keselamatan.\"

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٠٣﴾

Sesungguhnya apa yang telah Allah sebutkan dalam kisah Ibrâhîm ini merupakan nasihat dan renungan bagi orang-orang yang mau menerima nasihat dan mengambil pelajaran. Tetapi kebanyakan kaummu yang mendengar kisah ini, wahai Muhammad, tidak juga menuruti seruanmu.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٠٤﴾

Sesungguhnya Tuhanmu Mahakuasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang melakukan kebaikan.

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٠٥﴾

Dalam firman-Nya, Allah telah menyebutkan berita tentang Nûh. Disebutkan bahwa kaum Nûh telah mendustakan risalah dan menolak seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka berarti telah mendustakan seluruh rasul, karena kesamaan prinsip dan tujuan dakwah mereka.

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٠٦﴾

Mereka telah mendustakan risalah di kala Nûh, saudara mereka dalam pertalian keluarga, bukan saudara seagama, memperingatkan mereka, \"Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian meninggalkan menyembah selain-Nya?

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٠٧﴾

Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian untuk mengajak ke jalan yang lurus. Dan aku adalah seorang yang dapat dipercaya untuk menyampaikan risalah-Nya.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٠٨﴾

Maka takutlah kalian kepada Allah, laksanakanlah perintah yang kuserukan untuk mengesakan dan menaati-Nya ini.

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٠٩﴾

Aku tak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian sebagai balasan dari nasihat dan doa yang kulakukan demi kalian ini.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١١٠﴾

Maka waspadalah terhadap siksa Allah dan laksanakanlah perintahku.\"

۞ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلْأَرْذَلُونَ ﴿١١١﴾

Kaum Nûh, yang menolak seruan itu, berkata, \"Kami tak akan beriman kepadamu selama pengikut- pengikutmu adalah mereka yang berasal dari kalangan kelas bawah yang rendah kedudukannya serta sedikit hartanya.\"

قَالَ وَمَا عِلْمِى بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١١٢﴾

Nûh berkata, \"Dari mana aku tahu bahwa mereka itu rendah kedudukannya dan sedikit hartanya? Aku hanya ditugaskan untuk mengajak mereka beriman tanpa harus mengetahui lebih dulu kekayaan dan status mereka.

إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّى ۖ لَوْ تَشْعُرُونَ ﴿١١٣﴾

Tuhanlah yang akan membalas hasil usaha mereka. Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam benak mereka. Kalau kalian termasuk orang yang berpikiran jernih, kalian tentu akan mengetahui hal ini.

وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١١٤﴾

Dan aku tidak akan mengusir mereka yang mempercayai seruanku--bagaimanapun status mereka, kaya atau miskin--untuk sekadar memenuhi syarat yang kalian ajukan untuk beriman kepadaku.

إِنْ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿١١٥﴾

Aku tidak lain hanyalah seorang rasul yang diutus untuk memberi peringatan kepada manusia dengan didukung bukti-bukti yang dapat memilah mana yang hak dan mana yang batil. Karenanya, tak ada perbedaan antara golongan bangsawan dan rakyat jelata. Bagaimana mungkin aku mengusir orang-orang Mukmin hanya lantaran kemiskinan mereka?\"

قَالُوا۟ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَٰنُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمَرْجُومِينَ ﴿١١٦﴾

Mereka berkata, \"Wahai Nûh, jika kamu tidak menghentikan seruanmu, sungguh kami akan merajammu dengan bebatuan.\" Demikianlah, mereka mengancam untuk membunuh Nûh.

قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِى كَذَّبُونِ ﴿١١٧﴾

Nûh mengadukan kekukuhan pendustaan kaumnya, seraya berseru, \"Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku adalah orang-orang yang selalu mendustakan aku.\" Oleh karena itu, Nûh mempunyai alasan untuk memohonkan keburukan bagi mereka.

فَٱفْتَحْ بَيْنِى وَبَيْنَهُمْ فَتْحًۭا وَنَجِّنِى وَمَن مَّعِىَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿١١٨﴾

Nûh melanjutkan, \"Maka putuskanlah perkara antara aku dengan mereka ini dengan suatu keputusan yang dapat membinasakan mereka yang telah mengingkari keesaan-Mu serta mendustakan rasul-Mu. Dan selamatkanlah aku dan orang-orang Mukmin yang menyertaiku dari siksa akibat pembangkangan mereka.\"

فَأَنجَيْنَٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ﴿١١٩﴾

Maka--untuk mengabulkan doa Nûh--Kami menyelamatkannya dan orang-orang Mukmin yang menyertainya dalam sebuah bahtera yang mereka naiki dan muati dengan apa yang mereka butuhkan.

ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ ٱلْبَاقِينَ ﴿١٢٠﴾

Setelah menyelamatkan Nûh dan orang-orang Mukmin, Kami menenggelamkan sisa kaumnya yang tidak beriman.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٢١﴾

Sesungguhnya apa yang dipaparkan al-Qur'ân tentang kisah ini merupakan bukti kebenaran para rasul dan kekuasaan Allah. Tetapi, kebanyakan mereka yang telah diperdengarkan kisah ini, tidak beriman.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٢٢﴾

Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk membalas para tiran yang membangkang; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang bertakwa.

كَذَّبَتْ عَادٌ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٢٣﴾

Kabilah 'Ad telah mendustakan Hûd a. s., rasul mereka. Mereka, karenanya, telah mendustakan semua rasul. Sebab, prinsip dan tujuan dakwah seluruh rasul adalah sama.

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٢٤﴾

Tatkala saudara mereka, Hûd, berkata, \"Tidakkah kalian takut kepada Allah sehingga kalian mengikhlaskan diri untuk beribadah kepada-Nya?

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٢٥﴾

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menunjuki kalian jalan kebenaran. Dan aku selalu bersikap amanah terhadap risalah Allah ini dengan menyampaikan kepada kalian semua yang Allah perintahkan kepadaku.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٢٦﴾

Maka laksanakanlah segala perintah Allah, takutlah kepada-Nya dan ikutilah apa yang kuserukan kepada kalian dari sisi Allah.

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٢٧﴾

Nasihat dan petunjuk yang kuberikan kepada kalian ini tidak aku maksudkan untuk mendapatkan segala bentuk imbalan dari kalian. Hanya Tuhan semesta alamlah yang imbalan-Nya amat kuharapkan.

أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ ءَايَةًۭ تَعْبَثُونَ ﴿١٢٨﴾

Adakah kalian mendirikan bangunan yang kokoh di semua dataran tinggi untuk berbangga-bangga dan menjadikannya tempat berkumpul untuk berfoya-foya dan membuat kerusakan? (Dalam ayat ini, Allah hendak mengingatkan mereka hal-hal yang bermanfaat dan mencela ketidakberimanan dan perbuatan buruk mereka).

وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ ﴿١٢٩﴾

Dan kalian membangun istana-istana yang kuat dan kokoh dengan kolam-kolam airnya, seolah-olah kalian akan kekal di dunia dan tidak pernah mati!

وَإِذَا بَطَشْتُم بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ ﴿١٣٠﴾

Jika kalian melakukan penyiksaan, kalian terlalu berlebihan melakukannya dengan cara-cara yang bengis dan kejam. Kalian membunuh dan memukul tanpa belas kasihan sedikit pun.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٣١﴾

Maka takutlah kepada Allah saat melakukan penyiksaan. Dengarkanlah perintah yang kuserukan ini, karena hal itu lebih berguna dan lebih kekal.

وَٱتَّقُوا۟ ٱلَّذِىٓ أَمَدَّكُم بِمَا تَعْلَمُونَ ﴿١٣٢﴾

Dan waspadalah terhadap murka Allah yang telah bermurah hati mengaruniakan segala yang telah kalian ketahui dari pelbagai pemberian-Nya.

أَمَدَّكُم بِأَنْعَٰمٍۢ وَبَنِينَ ﴿١٣٣﴾

Yaitu sejumlah karunia Allah kepada kalian berupa unta, sapi dan domba, serta anak keturunan yang kuat, yang dapat memelihara ternak dan membantu kalian menanggung beban kehidupan.

وَجَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍ ﴿١٣٤﴾

Juga berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah serta berbagai mata air yang kalian butuhkan.

إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ ﴿١٣٥﴾

Sesungguhnya aku khawatir Allah akan menurunkan azab yang pedih di dunia ini kepada kalian. Sementara di akhirat nanti kalian akan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, disebabkan kesewenang- wenangan kalian atas segala nikmat-Nya.

قَالُوا۟ سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُن مِّنَ ٱلْوَٰعِظِينَ ﴿١٣٦﴾

Dengan sikap mencemooh, mereka berkata, \"Baik kamu sampaikan nasihat dan peringatan itu kepada kami ataupun tidak, sebenarnya sama saja bagi kami.

إِنْ هَٰذَآ إِلَّا خُلُقُ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿١٣٧﴾

Apa yang kamu sampaikan itu tidak lebih dari kebohongan dan kebatilan orang-orang sebelum kamu yang dikemas dalam bentuk lain. Oleh karenanya, kami tidak akan meninggalkan apa yang ada pada kami.

وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ ﴿١٣٨﴾

Dan kami tidak akan diazab karena telah melakukan semua itu.\"

فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَٰهُمْ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٣٩﴾

Demikianlah, mereka tetap bersikeras mempertahankan pendustaan yang ada. Maka Allah mempercepat kebinasaan mereka. Sesungguhnya apa yang Allah turunkan kepada kabilah 'Ad sebagai balasan pendustaan mereka, merupakan bukti yang menunjukkan kemahakuasaan Allah. Tetapi kebanyakan mereka yang dibacakan berita 'Ad ini tidak beriman.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٤٠﴾

Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk menghancurkan para pembangkang; Maha Pengasih terhadap orang-orang beriman.

كَذَّبَتْ ثَمُودُ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٤١﴾

Kabilah Tsamûd telah mendustakan risalah dan dakwah Shâlih untuk mengesakan Allah. Itu sama artinya dengan mendustakan seluruh rasul, karena pokok-pokok dasar risalah mereka sama.

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَٰلِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٤٢﴾

Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Shâlih, saudara sebangsa dan seperanakan kabilah Tsamûd, berkata kepada mereka, \"Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian mengesakan-Nya dalam beribadah?

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٤٣﴾

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk kebahagiaan dan kebaikan kalian. Dan aku benar-benar menyampaikan risalah ini seperti yang aku terima dari Allah.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٤٤﴾

Maka takutlah kalian akan siksa Allah, dan ikutilah ajakanku.

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٤٥﴾

Dalam menyampaikan nasihat dan petunjuk ini, aku tidak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian. Hanya Penguasa alam semesta yang akan membalasnya.\"

أَتُتْرَكُونَ فِى مَا هَٰهُنَآ ءَامِنِينَ ﴿١٤٦﴾

Lalu Shâlih menolak keyakinan bahwa mereka akan kekal dalam kenikmatan yang ada, serta terhindar dari azab, kepunahan dan kematian.

فِى جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ ﴿١٤٧﴾

Kenikmatan-kenikmatan yang ada pada mereka berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah dan berbagai mata air yang mengalirkan sungai yang jernih (Eufrat).

وَزُرُوعٍۢ وَنَخْلٍۢ طَلْعُهَا هَضِيمٌۭ ﴿١٤٨﴾

Serta tanam-tanaman yang siap dituai dan pepohonan kurma yang buahnya matang dan lembut.

وَتَنْحِتُونَ مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًۭا فَٰرِهِينَ ﴿١٤٩﴾

Mereka memahat dengan rajin dan cermat gunung-gunung tinggi untuk dijadikan sebagai tempat kediaman.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٥٠﴾

\"Maka,\" lanjut Shâlih, \"hendaknya kalian takut akan siksa Allah karena kalian tidak mensyukuri berbagai nikmat-Nya itu. Terimalah nasihatku ini, lalu amalkanlah!

وَلَا تُطِيعُوٓا۟ أَمْرَ ٱلْمُسْرِفِينَ ﴿١٥١﴾

Dan janganlah kalian mengikuti orang-orang yang melampaui batas dengan melakukan kemusyrikan dan terbuai oleh syahwat dan hawa nafsu yang rendah.

ٱلَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ ﴿١٥٢﴾

Mereka yang selalu membuat kerusakan di bumi Allah dan tidak melakukan perbaikan untuk memakmurkan negeri.\"

قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مِنَ ٱلْمُسَحَّرِينَ ﴿١٥٣﴾

Mereka berkata, \"Kamu tidak lain hanyalah seorang yang terkena pengaruh sihir yang kuat sehingga akalnya tidak berfungsi.\" Begitulah, mereka memberikan jawaban yang keras dan menyakitkan.

مَآ أَنتَ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا فَأْتِ بِـَٔايَةٍ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿١٥٤﴾

Mereka melanjutkan lagi, \"Kamu pun adalah manusia biasa seperti kami. Jadi, bagaimana mungkin kamu menganggap memiliki keistimewaan sebagai nabi dan rasul? Kalau ajakanmu memang benar, perlihatkanlah kepada kami suatu mukjizat yang dapat membuktikan kebenaran risalahmu.\"

قَالَ هَٰذِهِۦ نَاقَةٌۭ لَّهَا شِرْبٌۭ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍۢ مَّعْلُومٍۢ ﴿١٥٥﴾

Shâlih--yang diberikan Allah mukjizat seekor unta--menanggapi tuntutan mereka, seraya berkata, \"Ini adalah seekor unta dari Allah yang Dia jadikan sebagai mukjizat. Unta ini diberi giliran untuk minum pada hari tertentu, dan kalian dilarang minum pada hari itu. Demikian pula kalian mendapat jatah minum di hari lain ketika unta itu tidak boleh diberi minum.

وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍۢ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ ﴿١٥٦﴾

Janganlah kalian ganggu unta ini, jika kalian tidak ingin dibinasakan oleh azab yang besar.\"

فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا۟ نَٰدِمِينَ ﴿١٥٧﴾

Tetapi mereka kemudian membunuh unta itu dan menyalahi kesepakatan mereka dengan Shâlih. Karenanya, mereka berhak mendapatkan azab. Lalu mereka pun menyesali perbuatan itu.

فَأَخَذَهُمُ ٱلْعَذَابُ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٥٨﴾

Sesuai dengan peringatan Shâlih, mereka pun kemudian dibinasakan oleh azab Allah. Rasa penyesalan mereka tak berguna lagi untuk menepis siksaan akibat dosa-dosa mereka. Sesungguhnya dalam kisah mereka ini terdapat bukti kekuasaan Allah yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang Mukmin. Tetapi banyak dari kaummu, Muhammad, yang tidak mempercayainya.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٥٩﴾

Dan sesungguhnya Penciptamu Mahakuasa untuk membinasakan orang-orang yang membangkang; Maha Pengasih untuk menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٦٠﴾

Kaum Lûth--di saat menolak seruan untuk mengesakan Allah dan meninggalkan kemusyrikan--telah mendustakan para rasul.

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٦١﴾

Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Lûth, saudara dan besan kaumnya, berkata kepada mereka, \"Wahai kaumku, tidakkah kalian takut akan azab Allah?

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٦٢﴾

Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepada kalian untuk menyampaikan agama yang benar dan aku dapat dipercaya untuk menyampaikan agama ini.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٦٣﴾

Maka hindarilah azab Allah, dan ikutilah seruanku kepada kalian.

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٦٤﴾

Aku tidak mengharap imbalan kalian saat menyampaikan dakwahku ini. Imbalanku semata-mata dari Sang Penguasa dan Pemelihara alam semesta.\"

أَتَأْتُونَ ٱلذُّكْرَانَ مِنَ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٦٥﴾

Lûth melanjutkan, \"Apakah kalian lebih menikmati menggauli lelaki ketimbang perempuan?\" Lûth bermaksud mencela perbuatan keji dan menjijikkan yang biasa mereka lakukan. (1) (1) Ayat ini mensinyalir tentang bahaya homoseks, suatu tindakan kotor yang menjijikkan dan menurunkan martabat kemanusiaan. Kebiasaan kotor ini, jika meluas, akan memporak-porandakan ikatan perkawinan konvensional yang merupakan sunnatullah untuk memelihara dan mengembangkan keturunan serta memakmurkan bumi. Di samping itu, homoseks--seperti halnya praktek prostitusi--dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit, seperti sipilis, gonorea (kencing nanah), chonoroid, serta beberapa penyakit kulit, semisal kudis dan sebagainya. Selain itu, pada lobang anus akan terjadi beberapa kelainan, di antaranya mengendurnya otot pencerna sehingga sulit mengontrol proses buang air, sobeknya anus dan punahnya selular-selular yang ada di sekitarnya sehingga menggelembung seperti bentuk corong. Di dalam anus itu sendiri akan dipenuhi berbagai mikroba dan bakteri yang dapat berpindah ke anggota tubuh pelaku praktek homoseks yang dapat mengakibatkan radang saluran air seni. Di sisi lain, orang menjadi objek praktek kotor ini--jika biasa diperlakukan sejak kecil–akan menjadi biseksual. Tetapi terkadang gejalanya bisa berbalik. Ia akan berusaha tampil lebih maskulin untuk menutup kekurangan dan keabnormalan dirinya. Demikianlah, Allah Swt. telah dengan tegas melarang praktek menjijikkan ini dalam beberapa ayat al-Qur'ân yang, sebagiannya, merinci hikmah dari pengharaman homoseksualitas. Mahabenar Allah ketika Dia berfirman, \"Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kalian meninggalkan istri-istri yang diciptakan Tuhan untuk kalian? Kalian adalah kaum yang melampaui batas\" (al-Qur'ân surat Al Syuara: 165-166).

وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ ﴿١٦٦﴾

\"Dan mengapa,\" lanjut Lûth, \"kalian meninggalkan istri-istri yang halal yang diciptakan Allah untuk kesenangan kalian? Bahkan kalian, dengan melakukan semua kemaksiatan, adalah kaum yang kezalimannya telah melampaui batas?\"

قَالُوا۟ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَٰلُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُخْرَجِينَ ﴿١٦٧﴾

Mendengar penolakan dan cacian Lûth terhadap praktek buruk itu, mereka--dengan penuh amarah--berkata, \"Sungguh, jika kamu tidak berhenti memaki-maki kami, kamu akan kami buang dari negeri ini dengan kondisi yang sangat buruk.\"

قَالَ إِنِّى لِعَمَلِكُم مِّنَ ٱلْقَالِينَ ﴿١٦٨﴾

Lûth berkata, \"Aku memang termasuk orang yang membenci perbuatan kalian ini. Maka aku tidak akan berhenti untuk menolak dan mencela hal ini.\"

رَبِّ نَجِّنِى وَأَهْلِى مِمَّا يَعْمَلُونَ ﴿١٦٩﴾

Mendengar jawaban kaumnya, Lûth merasa tidak punya harapan lagi. Ia pun memanjatkan doa kepada Allah agar menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari akibat perbuatan bodoh mereka itu.

فَنَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ ﴿١٧٠﴾

Allah pun memperkenankan permohonan Lûth untuk menyelamatkannya dan para pengikutnya. Mereka semua diperintahkan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka saat akan diturunkan azab kepada orang-orang yang telah mendustakan kebenaran.

إِلَّا عَجُوزًۭا فِى ٱلْغَٰبِرِينَ ﴿١٧١﴾

Kecuali istrinya yang renta. Ia tetap tinggal dan tidak akan keluar bersama Lûth. Maka ia pun binasa karena kekufuran, pengkhianatan dan loyalitasnya terhadap orang-orang yang fasik.

ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْءَاخَرِينَ ﴿١٧٢﴾

Kemudian Allah membinasakan orang-orang kafir yang jahat itu dalam suatu kehancuran yang amat menyeramkan.

وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًۭا ۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلْمُنذَرِينَ ﴿١٧٣﴾

Allah menurunkan hujan batu dari langit kepada kaum yang ganjil ini. Mereka pun akhirnya binasa. Hujan batu itu demikian deras menimpa mereka. Dan hujan ini--yang merupakan bentuk penghancuran terdahsyat--adalah hujan terburuk yang menimpa orang-orang yang diberi peringatan.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٧٤﴾

Sesungguhnya siksa yang Kami timpakan kepada kaum ini merupakan bukti yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah. Tetapi kebanyakan kaummu, Muhammad, tidak mempercayai seruanmu.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٧٥﴾

Sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa dan Maha Penyayang. Dia akan menyiksa orang-orang yang berbuat dosa dan memberi pahala kepada orang-orang yang beriman.

كَذَّبَ أَصْحَٰبُ لْـَٔيْكَةِ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿١٧٦﴾

Inilah kisah Syu'ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk Aykah ini, Allah telah mengutus Syu'ayb yang juga diutus ke Madyan. Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka--karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul--berarti telah mengingkari semua risalah.

إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿١٧٧﴾

Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Syu'ayb berkata kepada penduduk Aykah, \"Apakah kalian tidak takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?\" Dengan segera mereka langsung mendustakannya.

إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ ﴿١٧٨﴾

\"Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan petunjuk dan kebenaran. Dan aku terpercaya untuk menyampaikan risalah-Nya ini kepada kalian.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿١٧٩﴾

Maka waspadalah kalian akan siksa Allah. Patuhilah aku dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menyucikan diri kalian dari dosa.

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٨٠﴾

Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian. Imbalanku akan kudapatkan secara utuh--sesuai dengan amal perbuatanku--dari Tuhan semesta alam.\"

۞ أَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ ﴿١٨١﴾

Penduduk Aykah itu juga diperintahkan oleh Syu'ayb untuk memberikan timbangan secara utuh, karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan yang tidak adil dan merugikan orang lain.

وَزِنُوا۟ بِٱلْقِسْطَاسِ ٱلْمُسْتَقِيمِ ﴿١٨٢﴾

Syu'ayb melanjutkan, \"Dan timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga orang-orang dapat mengambil haknya secara adil dan benar.

وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ﴿١٨٣﴾

Janganlah kalian kurangi apa yang menjadi hak orang lain, dan jangan pula membuat kerusakan di muka bumi dengan membunuh, menyamun, melakukan tindak kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang rendah.

وَٱتَّقُوا۟ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلْجِبِلَّةَ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿١٨٤﴾

Dan berhati-hatilah akan azab Allah, Tuhan yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang kuat dan sombong sebelum kalian.\"

قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مِنَ ٱلْمُسَحَّرِينَ ﴿١٨٥﴾

Mereka berkata, \"Kamu hanyalah salah seorang yang dipengaruhi oleh kekuatan sihir, sehingga akal sehatnya menjadi hilang.

وَمَآ أَنتَ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا وَإِن نَّظُنُّكَ لَمِنَ ٱلْكَٰذِبِينَ ﴿١٨٦﴾

Lagi pula kamu adalah manusia biasa seperti kami. Mengapa kamu merasa lebih istimewa dari kami untuk menyampaikan risalah? Kami yakin kamu tidak lain hanyalah salah seorang pembohong besar.

فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًۭا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿١٨٧﴾

Jika kamu benar-benar membawa risalah, mengapa tidak dijatuhkan kepada kami suatu bentuk azab dari langit?\" Demikianlah, permintaan ini menyiratkan betapa kukuhnya pengingkaran mereka.

قَالَ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨٨﴾

Syu'ayb berkata, \"Tuhanku Maha Mengetahui kemaksiatan yang kalian lakukan, dan kalian berhak mendapatkan azab. Dia akan menimpakan azab itu kepada kalian pada saat yang telah ditentukan.\" Ucapan ini mencerminkan kepasrahan Syu'ayb kepada Allah. Tujuannya tidak lain untuk memperingatkan mereka.

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ ٱلظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ﴿١٨٩﴾

Akan tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu'ayb. Lalu Allah menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat itu.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٩٠﴾

Sesungguhnya azab yang diturunkan kepada penduduk Aykah yang membangkang itu merupakan bukti kemahakuasaan Allah. Tetapi kebanyakan kaummu, Muhammad, tidak meyakininya.

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿١٩١﴾

Sesungguhnya Tuhanmu Mahaesa dalam kekuatan dan kemenangan. Dan Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang beriman.

وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿١٩٢﴾

Dan sesungguhnya al-Qur'ân, yang telah memaparkan kisah-kisah yang benar-benar terjadi ini, diturunkan oleh Sang Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta. Maka berita al-Qur'ân itu adalah benar, dan hukumnya terus berlaku hingga hari kiamat nanti.

نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلْأَمِينُ ﴿١٩٣﴾

Al-Qur'ân itu diturunkan lewat perantaraan al-Rûh al-Amîn, Jibril a. s.

عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُنذِرِينَ ﴿١٩٤﴾

Jibrîl menurunkannya ke dalam hatimu sehingga kamu dapat memelihara dan memahaminya, dan sehingga al-Qur'ân itu tertancap kuat di dalam hatimu yang tak mungkin bisa terlupakan. Dengan demikian, kamu--lewat kandungan al-Qur'ân--dapat memberi peringatan akan akibat yang didapatkan oleh orang-orang yang mengingkari kebenaran.

بِلِسَانٍ عَرَبِىٍّۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٩٥﴾

Al-Qur'ân itu diturunkan kepadamu melalui Jibrîl dalam bahasa Arab yang jelas makna dan petunjuknya, agar manusia mendapatkan kebaikan, baik agama maupun dunia.

وَإِنَّهُۥ لَفِى زُبُرِ ٱلْأَوَّلِينَ ﴿١٩٦﴾

Dan sesungguhnya berita tentang al-Qur'ân yang diturunkan dari sisi Allah kepada Muhammad saw. ini telah termaktub dalam kitab suci-kitab suci para nabi sebelumnya.

أَوَلَمْ يَكُن لَّهُمْ ءَايَةً أَن يَعْلَمَهُۥ عُلَمَٰٓؤُا۟ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ﴿١٩٧﴾

Dari itu, adakah para pembangkang masih bersikeras mengingkari al-Qur'ân? Padahal mereka, sebenarnya, memiliki bukti yang membenarkan Muhammad saw. melalui pengetahuan para cerdik pandai Banû Isrâ'îl, bahwa--seperti termaktub dalam kitab suci mereka--al-Qur'ân benar-benar akan diturunkan kepadanya (Muhammad).

وَلَوْ نَزَّلْنَٰهُ عَلَىٰ بَعْضِ ٱلْأَعْجَمِينَ ﴿١٩٨﴾

Kalaupun, umapamanya, al-Qur'ân diturunkan kepada beberapa orang non Arab yang dapat berbicara bahasa Arab, meskipun tidak fasih, yang mustahil dituduh dapat membuat al-Qur'ân,

فَقَرَأَهُۥ عَلَيْهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ مُؤْمِنِينَ ﴿١٩٩﴾

lalu ia membacakan kepada mereka--dan ini merupakan kejadian luar biasa--dengan bacaan yang benar, niscaya mereka akan tetap mengingkarinya. Mereka akan terus mencari-cari alasan untuk mempertahankan pengingkaran mereka.

كَذَٰلِكَ سَلَكْنَٰهُ فِى قُلُوبِ ٱلْمُجْرِمِينَ ﴿٢٠٠﴾

Pendustaan telah Kami masukkan dan tetapkan ke dalam hati mereka, juga kepada orang-orang yang mempunyai sifat yang sama seperti mereka.

لَا يُؤْمِنُونَ بِهِۦ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ﴿٢٠١﴾

Tidak ada cara lain untuk mengubah pengingkaran yang ada pada mereka kecuali mereka lihat sendiri betapa pedihnya azab yang mengancam mereka.

فَيَأْتِيَهُم بَغْتَةًۭ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٢٠٢﴾

Maka, secara tiba-tiba dan tanpa diduga, azab itu Kami turunkan kepada mereka. Dan mereka benar- benar tidak menyadari kedatangannya.

فَيَقُولُوا۟ هَلْ نَحْنُ مُنظَرُونَ ﴿٢٠٣﴾

Di saat azab itu turun, mereka--dengan perasaan menyesal dan meminta diberi kesempatan lagi--berkata, \"Adakah kesempatan lagi untuk kami?\" Tetapi permintaan mereka ini akan ditolak.

أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ ﴿٢٠٤﴾

Allah menjelaskan kedunguan mereka yang ingin mempercepat turunnya azab setelah berkali-kali mendapat peringatan dan ancaman. Allah Swt. berfirman, \"Orang-orang kafir Mekah telah tertipu dengan penundaan yang Aku berikan, mengapa mereka ingin cepat-cepat diturunkan azab?\"

أَفَرَءَيْتَ إِن مَّتَّعْنَٰهُمْ سِنِينَ ﴿٢٠٥﴾

Pikirkanlah, niscaya kamu akan mengetahui mengapa Kami memberikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun dengan kehidupan yang laik?

ثُمَّ جَآءَهُم مَّا كَانُوا۟ يُوعَدُونَ ﴿٢٠٦﴾

Lalu Kami menurunkan kepada mereka azab yang pedih yang telah diperingatkan.

مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يُمَتَّعُونَ ﴿٢٠٧﴾

Umur panjang dan kesenangan hidup yang mereka dapatkan tidak dapat menepis azab yang Allah turunkan. Cepat atau lambat, azab-Nya pasti datang. Maka kenikmatan yang berakhir dengan azab bukanlah merupakan suatu kebaikan.

وَمَآ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ إِلَّا لَهَا مُنذِرُونَ ﴿٢٠٨﴾

Telah menjadi hukum Kami (sunnatullâh), bahwa Kami tidak akan membinasakan suatu umat tanpa lebih dulu mengutus para rasul untuk memberikan peringatan. Dengan demikian, mereka tak memiliki alasan lagi.

ذِكْرَىٰ وَمَا كُنَّا ظَٰلِمِينَ ﴿٢٠٩﴾

Agar hal ini dapat dijadikan sebagai suatu peringatan dan bahan renungan. Kami tidak akan berbuat zalim dengan mengazab suatu kaum yang belum diutus rasul.

وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ ٱلشَّيَٰطِينُ ﴿٢١٠﴾

Al-Qur'ân menafikan ucapan orang kafir Mekah bahwa Muhammad telah dirasuki jin yang membisikkan al-Qur'ân. Maka difirmankan, \"Setan-setan itu tak dapat menurunkan dan membisikkan al-Qur'ân!

وَمَا يَنۢبَغِى لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ ﴿٢١١﴾

Mereka tidak boleh dan tidak akan mampu membuat dan menurunkan al-Qur'ân.

إِنَّهُمْ عَنِ ٱلسَّمْعِ لَمَعْزُولُونَ ﴿٢١٢﴾

Dan sesungguhnya setan-setan itu dijauhkan dan tidak dapat mendengar al-Qur'ân yang diturunkan kepada Muhammad saw.\"

فَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ ٱلْمُعَذَّبِينَ ﴿٢١٣﴾

Maka hadapkanlah dirimu, Muhammad, kepada Allah. Ikhlaslah selalu dalam beribadah kepada-Nya, dan jangan hirukan anggapan-anggapan orang-orang musyrik yang rancu dan salah itu. (Ajakan kepada rasul untuk mengikhlaskan diri, seperti termaktub dalam ayat ini, juga merupakan ajakan untuk seluruh umatnya).

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ ﴿٢١٤﴾

Peringatkanlah keluarga dekatmu akan azab akibat kemusyrikan dan kemaksiatan. Kemudian peringatkanlah mereka yang hubungan keluarganya lebih jauh, dan begitu seterusnya.

وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٢١٥﴾

Dan berlemah lembutlah kepada mereka yang telah menerima seruanmu untuk beriman.

فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّى بَرِىٓءٌۭ مِّمَّا تَعْمَلُونَ ﴿٢١٦﴾

Jika mereka, ternyata, tetap mendurhakai dan tidak mematuhimu, maka bebaskanlah dirimu dari mereka dan dari perbuatan-perbuatan mereka seperti kemusyrikan dan kemaksiatan-kemaksiatan lainnya.

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ﴿٢١٧﴾

Lalu serahkanlah segala urusanmu kepada Sang Mahaperkasa lagi Mahakuasa untuk menghancurkan--dengan 'izzah-Nya--musuh-musuhmu. Dia akan memberikan pertolongan kepadamu, juga kepada orang-orang yang ikhlas dalam perbuatan dengan rahmat-Nya.

ٱلَّذِى يَرَىٰكَ حِينَ تَقُومُ ﴿٢١٨﴾

Yang menyaksikanmu bangun untuk bertahajud dan saat kamu mengerjakan kebajikan.

وَتَقَلُّبَكَ فِى ٱلسَّٰجِدِينَ ﴿٢١٩﴾

Dan Yang memperhatikan tingkah lakumu di tengah-tengah mereka yang sedang salat, ketika kamu sedang bediri, rukuk, sujud dan ketika engkau sedang memimpin mereka bersembahyang.

إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٢٢٠﴾

Allah Swt. sungguh Maha Mendengar doa dan zikirmu; Maha Mengetahui niat dan perbuatanmu. Seolah-olah Allah berkata kepada Nabi, \"Jangan kamu memaksakan dirimu menahan keberatan-keberatan beribadah, karena kamu berada dalam penglihatan dan pengawasan Kami.\"

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَٰطِينُ ﴿٢٢١﴾

Orang-orang musyrik berkata, \"Sungguh telah datang sekelompok setan yang meggoda Muhammad.\" Al-Qur'ân membantah tuduhan mereka dengan menyatakan, \"Maukah kalian Kami beritahu siapakah orang yang telah didatangi dan digoda oleh setan?\"

تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍۢ ﴿٢٢٢﴾

Setan akan menghampiri setiap orang yang membuat kebohongan paling buruk dan melakukan dosa amat keji. Mereka adalah para pendeta jahat yang memiliki perangai menyerupai setan.

يُلْقُونَ ٱلسَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَٰذِبُونَ ﴿٢٢٣﴾

Mereka menyimak kata-kata setan yang memperdengarkan dugaan-dugaan yang menjadikan mereka sebagai pendusta.

وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلْغَاوُۥنَ ﴿٢٢٤﴾

Orang-orang kafir berkata, \"Al-Qur'ân itu hanyalah puisi karangan seorang penyair bernama Muhammad.\" Allah memperlihatkan kepalsuan tuduhan mereka dengan memberikan penjelasan bahwa al-Qur'ân itu penuh dengan kata-kata bijak (hikam) dan aturan-aturan hukum (ahkâm). Gaya bahasa al-Qur'ân itu sangat berlainan dengan gaya bahasa kebanyakan para penyair di masa itu yang sarat dengan kepalsuan dan kebohongan. Dan watak Muhammad sendiri pun berbeda dengan watak para penyair kebanyakan yang selalu berkata bohong.

أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِى كُلِّ وَادٍۢ يَهِيمُونَ ﴿٢٢٥﴾

Tidakkah kalian mengetahui bagaimana para penyair itu mempermainkan kata-kata yang menutupi jalan kebenaran?

وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ ﴿٢٢٦﴾

Dan sungguh mereka seringkali mengatakan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا وَٱنتَصَرُوا۟ مِنۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا۟ ۗ وَسَيَعْلَمُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَىَّ مُنقَلَبٍۢ يَنقَلِبُونَ ﴿٢٢٧﴾

Akan tetapi, kalangan penyair yang mengikuti petunjuk-petunjuk ketuhanan dan berbuat kebajikan sehingga memiliki kepribadian yang luhur, dan selalu mengingat Allah dengan penuh rasa khusyuk hingga timbul rasa takutnya kepada Allah, adalah penyair-penyair yang menjadikan syairnya sebagai pelipur lara dan sebagai sarana untuk membela agama dan mempertahankan kebenaran pada saat kebenaran diinjak- injak. Orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat syirik dan mengejek Rasulullah saw. itu kelak akan tahu akibat buruk mana yang menjadi tempat kembali mereka.