Setting
Surah Council, Consultation [Ash-Shura] in Indonesian
حمٓ ﴿١﴾
[[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis.
عٓسٓقٓ ﴿٢﴾
[[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis.
كَذَٰلِكَ يُوحِىٓ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴿٣﴾
Seperti pesan-pesan yang terkandung dalam surat ini, Allah Yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana--yang meletakkan sesuatu pada tempatnya--menurunkan wahyu kepadamu, Muhammad, dan kepada para rasul sebelummu sesuai dengan hikmah rencana dan perbuatan-Nya.
لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ ﴿٤﴾
Hanya Allah yang mempunyai wewenang untuk mencipta, memiliki, dan mengatur segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Hanya Dialah yang berkedudukan tinggi dan berkekuasaan besar.
تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِن فَوْقِهِنَّ ۚ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَن فِى ٱلْأَرْضِ ۗ أَلَآ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٥﴾
Langit yang kokoh dan kuat itu hampir saja retak dari bagian atasnya karena sangat takutnya kepada Allah dan akibat pengaruh kemahabesaran dan kemahaperkasaan-Nya. Para malaikat pun menyucikan-Nya dari segala sesuatu yang tidak pantas, sembari memuji-Nya dengan sesuatu yang memang hak-Nya, dan memohonkan ampunan untuk penduduk bumi. Allah kemudian mengingatkan bahwa hanya Dialah yang berhak memberi ampunan secara menyeluruh dan kasih sayang secara meluas.
وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَآ أَنتَ عَلَيْهِم بِوَكِيلٍۢ ﴿٦﴾
Orang-orang yang meminta pertolongan kepada selain Allah, amal perbuatan mereka akan selalu diawasi oleh-Nya. Sedang kamu tidak diberi mandat untuk mengawasi mereka.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّۭا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ ٱلْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌۭ فِى ٱلْجَنَّةِ وَفَرِيقٌۭ فِى ٱلسَّعِيرِ ﴿٧﴾
Dengan penurunan wahyu yang jelas seperti itu, Kami mewahyukan al-Qur'ân kepadamu, dalam bahasa Arab dan tanpa mengandung kerancuan, untuk mengingatkan penduduk Mekkah dan sekitarnya serta seluruh umat manusia akan suatu hari ketika Allah mengumpulkan semua makhluk untuk diperiksa. Hari itu pasti datang, tak ayal lagi. Manusia, pada saat itu, terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok berada di surga dan yang lain berada di neraka yang menyala-nyala.
وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ وَلَٰكِن يُدْخِلُ مَن يَشَآءُ فِى رَحْمَتِهِۦ ۚ وَٱلظَّٰلِمُونَ مَا لَهُم مِّن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍ ﴿٨﴾
Jika, di dunia ini, Allah berkehendak untuk mengumpulkan manusia dalam satu jalan, niscaya Dia melakukannya. Tetapi Dia berkehendak lain: memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam kasih sayang-Nya, karena Dia tahu bahwa mereka akan lebih memilih petunjuk daripada kesesatan. Orang-orang yang menganiaya diri sendiri dengan bersikap kafir, tidak akan mendapatkan penolong, selain Allah, yang akan melindungi dan menyelamatkan mereka dari azab Allah.
أَمِ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ۖ فَٱللَّهُ هُوَ ٱلْوَلِىُّ وَهُوَ يُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ ﴿٩﴾
Orang-orang zalim itu tidak menjadikan Allah sebagai penolong. Yang mereka jadikan sebagai penolong adalah tuhan-tuhan selain Dia yang sama sekali tidak berhak. Hanya Allahlah penolong yang sebenarnya, jika mereka benar-benar menghendakinya. Dia menghidupkan orang mati untuk diperiksa, dan mengendalikan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya.
وَمَا ٱخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَىْءٍۢ فَحُكْمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّى عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ ﴿١٠﴾
Keputusan penyelesaian masalah keimanan dan kekafiran yang kalian perselisihkan itu berada di tangan Allah. Dan Dia sudah menjelaskan hal itu. Hakim yang menyelesaikan perselisihan kalian itu adalah Allah yang menguasai urusanku (Muhammad), satu-satunya tempat aku menyandarkan diri, dan tempat kembali untuk meminta pertimbangan.
فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًۭا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌۭ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ ﴿١١﴾
Dia adalah Pencipta langit dan bumi yang sebelumnya tidak ada itu. Dia, demi kepentingan kalian, menciptakan pasangan--laki-laki dan perempuan--dari jenis manusia, dan pasangan--jantan dan betina--dari berbagai hewan ternak. Dengan pengaturan yang amat cermat itu, Dia memperbanyak kalian. Tidak ada yang menyerupai-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang pantas menjadi pasangan-Nya. Dialah yang mengetahui, dengan sempurna, semua hal yang bisa didengar dan dilihat, tanpa bantuan indera.
لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ ﴿١٢﴾
Dia memiliki kendali penjagaan dan pengaturan langit dan bumi. Dia meluaskan dan menyempitkan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya.
۞ شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًۭا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾
Dia mensyariatkan ajaran akidah yang dulu pernah diamanatkan kepada Nûh, kapadamu, dan yang diamanatkan pula kepada Ibrâhîm dan 'Isâ. Akidah-akidah itu berupa pesan agar kalian mengukuhkan pilar- pilar agama--dengan cara menjalankan semua ajaran-Nya--dan tidak memperselisihkannya. Seruanmu untuk melakukan hal itu memberatkan orang-orang musyrik. Allah memilih siapa saja untuk dijadikan rasul dan membimbing orang yang meninggalkan sikap keras kepala untuk beriman dan menegakkan agama.
وَمَا تَفَرَّقُوٓا۟ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌۭ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّۭى لَّقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُورِثُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِنۢ بَعْدِهِمْ لَفِى شَكٍّۢ مِّنْهُ مُرِيبٍۢ ﴿١٤﴾
Para pengikut rasul-rasul terdahulu tidak memperselisihkan agama, kecuali setelah mengetahui hakikatnya. Perbuatan mereka itu didasari oleh sikap memusuhi dan saling dengki antarsesama mereka. Kalau saja bukan karena janji Allah, yang telah ditetapkan sejak azali, untuk menunda azab hingga datangnya hari kiamat, niscaya mereka akan dihancurkan. Orang-orang yang mewarisi kitab suci dari para pendahulu dan hidup pada zamanmu, betul-betul berada dalam keragu-raguan yang mendalam terhadap kitab suci mereka itu. Karenanya, mereka tidak memenuhi seruanmu.
فَلِذَٰلِكَ فَٱدْعُ ۖ وَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ ۖ وَقُلْ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍۢ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ ٱلْمَصِيرُ ﴿١٥﴾
Demi kesatuan agama dan untuk menghindari perselisihan tentang hal itu, serulah mereka untuk menegakkan agama! Beristikamahlah sebagaimana Allah perintahkan, dan jangan ikuti hawa nafsu orang-orang musyrik. Kemudian katakan, \"Aku mempercayai semua kitab suci yang diturunkan Allah kepada rasul- rasul-Nya, dan aku diperintahkan-Nya untuk menegakkan keadilan di antara kalian. Allah adalah pencipta kami dan kalian. Bagi kami amalan-amalan kami dan bagi kalian amalan-amalan kalian. Masing-masing kita tidak perlu memberikan alasan, karena kebenaran telah jelas. Allah akan mengumpulkan kita semua untuk penentuan keputusan masalah di antara kita secara adil. Hanya Dialah tempat kembali.
وَٱلَّذِينَ يُحَآجُّونَ فِى ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مَا ٱسْتُجِيبَ لَهُۥ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌۭ وَلَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌ ﴿١٦﴾
Orang-orang yang memperdebatkan agama Allah setelah seruannya yang jelas itu diterima oleh manusia, alasan mereka tidak bisa diterima di sisi Allah. Mereka akan mendapatkan murka besar karena sifat kafir mereka dan mereka ditunggu oleh azab yang menyakitkan.
ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ وَٱلْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ قَرِيبٌۭ ﴿١٧﴾
Allahlah yang menurunkan kitab suci Muhammad dan kitab-kitab suci para rasul sebelumnya yang berisikan kebenaran dan keadilan. Dan kamu tidak tahu, jangan-jangan hari kiamat itu sudah dekat.
يَسْتَعْجِلُ بِهَا ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا ٱلْحَقُّ ۗ أَلَآ إِنَّ ٱلَّذِينَ يُمَارُونَ فِى ٱلسَّاعَةِ لَفِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ ﴿١٨﴾
Dengan maksud mengejek, orang-orang yang tidak mempercayai hari kiamat, menginginkannya untuk dipercepat. Sedangkan orang-orang yang mempercayainya, takut dan tidak menginginkannya segera terjadi. Mereka menyadari bahwa hal itu merupakan kepastian yang tidak mengandung keraguan. Allah pun, setelah itu, mengingatkan bahwa orang-orang yang memperdebatkan kejadiannya betul-betul jauh sesat dari kebenaran.
ٱللَّهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ ﴿١٩﴾
Allah mempunyai kebaikan yang sangat besar kepada semua hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki, mengungguli segala sesuatu dan Mahaperkasa yang tak terkalahkan.
مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلْءَاخِرَةِ نَزِدْ لَهُۥ فِى حَرْثِهِۦ ۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ ﴿٢٠﴾
Barangsiapa yang, dengan amal perbuatannya, menginginkan pahala akhirat, Kami akan memberikan pahala itu secara berlipat ganda. Sedangkan orang yang, dalam amal perbuatannya, menginginkan kesenangan dunia saja, akan Kami berikan bagian itu saja. Dan di akhirat kelak, ia tidak akan memperoleh apa-apa.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَٰٓؤُا۟ شَرَعُوا۟ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنۢ بِهِ ٱللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ ٱلْفَصْلِ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿٢١﴾
Apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang mensyariatkan suatu ajaran agama yang tidak diperintahkan oleh Allah? Tidak, hal itu tidak terjadi! Kalau bukan karena ketentuan terdahulu tentang ditundanya penyelesaian antara orang kafir dan orang Mukmin sampai hari kiamat, niscaya hal itu akan terjadi di dunia ini. Orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kekafiran benar-benar akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan.
تَرَى ٱلظَّٰلِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا۟ وَهُوَ وَاقِعٌۢ بِهِمْ ۗ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فِى رَوْضَاتِ ٱلْجَنَّاتِ ۖ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ ﴿٢٢﴾
Di hari kiamat kelak kamu, wahai orang yang mendengarkan pesan ini, akan mendapatkan orang-orang yang menganiaya diri dengan kesyirikan menjadi takut akan hukuman kesyirikan mereka itu. Hukuman itu pun pasti akan menimpa mereka. Sebaliknya, kamu akan mendapatkan orang-orang yang beriman dan berbuat baik, hidup bahagia di belahan surga yang paling indah. Mereka mendapatkan semua kesenangan yang mereka idamkan di sisi Tuhan. Imbalan yang besar itu adalah karunia besar Allah yang selalu diidamkan oleh setiap orang.
ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةًۭ نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ شَكُورٌ ﴿٢٣﴾
Karunia besar itu sendiri adalah sesuatu yang dijanjikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat. Katakan, wahai Rasul, \"Aku tidak mengharapkan imbalan dari penyampaian misi suci ini kecuali agar kalian mencintai Allah dan Rasul-Nya pada saat mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan perbuatan baik.\" Barangsiapa yang benar-benar taat, Allah pasti akan melipatgandakan pahalanya. Allah benar-benar luas ampunan-Nya kepada orang-orang yang berdosa, dan Maha Berterimakasih atas perbuatan baik hamba-hamba-Nya.
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًۭا ۖ فَإِن يَشَإِ ٱللَّهُ يَخْتِمْ عَلَىٰ قَلْبِكَ ۗ وَيَمْحُ ٱللَّهُ ٱلْبَٰطِلَ وَيُحِقُّ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿٢٤﴾
Apakah orang-orang kafir itu mengatakan, \"Muhammad telah membuat kebohongan tentang Allah.\" Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan menguatkan hatimu hingga menjadi tabah menghadapi kejahatan dan tuduhan mereka bahwa kamu telah membuat kebohongan kepada Allah. Lalu Dia juga akan menghapuskan kesyirikan dan mengokohkan Islam dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad saw. Allah benar- benar mengetahui segala yang tersembunyi dalam hati kalian.
وَهُوَ ٱلَّذِى يَقْبَلُ ٱلتَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَعْفُوا۟ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ ﴿٢٥﴾
Hanya Allah yang menerima pertobatan hamba-hamba-Nya yang taat, mengampuni--atas dasar kebaikan dan kasih sayang--semua dosa selain syirik, dan mengetahui semua perbuatan baik dan buruk yang kalian lakukan.
وَيَسْتَجِيبُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِۦ ۚ وَٱلْكَٰفِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ ﴿٢٦﴾
Allah, kemudian, memenuhi permohonan orang-orang Mukmin dan berbuat baik, lalu menambahnya melebihi apa yang mereka mohon. Sedangkan orang-orang kafir akan mendapatkan azab yang sangat kejam dan menyakitkan.
۞ وَلَوْ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزْقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍۢ مَّا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرٌۢ بَصِيرٌۭ ﴿٢٧﴾
Kalau saja Allah meluaskan rezeki semua hamba-Nya, sebagaimana mereka harapkan, niscaya mereka akan menjadi sewenang-wenang dan berbuat zalim di bumi. Tetapi Allah meluaskan dan menyempitkan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Allah benar-benar mengetahui urusan semua hamba-Nya, baik yang tersembunyi maupun yang tampak. Kemudian, dengan kebijaksanaan- Nya pula, Dia menentukan segala sesuatu yang bisa membawa kebaikan kepada urusan-urusan mereka itu.
وَهُوَ ٱلَّذِى يُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ مِنۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوا۟ وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُۥ ۚ وَهُوَ ٱلْوَلِىُّ ٱلْحَمِيدُ ﴿٢٨﴾
Allah sematalah yang menurunkan air hujan yang dapat menyelamatkan mereka dari rasa putus asa akibat kekeringan dan tanah yang tandus, sebagai perwujudan kasih sayang kepada hamba-Nya. Manfaat air hujan itu Dia bagi-bagikan kepada tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, hewan, dataran rendah dan pegunungan. Hanya Dia yang mengatur urusan hamba-hamba-Nya. Dia Maha Terpuji karena pemberian nikmat dan semua perbuatan-Nya.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَآبَّةٍۢ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَآءُ قَدِيرٌۭ ﴿٢٩﴾
Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah dalam mencipta segala seuatu, adalah penciptaan langit dan bumi dalam aturan yang sangat teliti ini dan penciptaan semua binatang yang kelihatan dan disebarluaskan di dalam keduanya. Allah yang Mahakuasa dalam mencipta semua yang tersebut tadi, Mahakuasa juga untuk mengumpulkan orang-orang yang berkewajiban melakukan ajaran agama pada waktu pembangkitan yang Dia tentukan, untuk diberi balasan.
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍۢ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍۢ ﴿٣٠﴾
Musibah apa saja yang menimpa diri kalian, dan yang tidak menyenangkan kalian, merupakan akibat oleh perbuatan maksiat kalian. Apa saja yang di dunia telah dimaafkan atau diberi hukuman, Allah terlalu suci untuk menghukum hal itu lagi di akhirat. Dengan demikian, Dia tersucikan ari berbuat kezaliman dan memiliki sifat kasih sayang yang besar.
وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍۢ ﴿٣١﴾
Kalian semua tidak akan mampu membuat Allah tidak kuasa menurunkan musibah-musibah di dunia sebagai hukuman atas perbuatan maksiat kalian, sampai pun jika kalian lari ke mana saja di penjuru bumi ini. Kalian tidak akan menemukan siapa saja selain Allah yang dapat memberikan kasih sayang dan dapat menolong pada saat diturunkannya bencana.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلْجَوَارِ فِى ٱلْبَحْرِ كَٱلْأَعْلَٰمِ ﴿٣٢﴾
Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah adalah bahtera-bahtera besar yang melaju di lautan bagaikan gunung-gunung yang menjulang tinggi.
إِن يَشَأْ يُسْكِنِ ٱلرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَىٰ ظَهْرِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّكُلِّ صَبَّارٍۢ شَكُورٍ ﴿٣٣﴾
Allah dapat menjadikan angin itu diam tidak bergerak, jika Dia menghendaki, sehingga tidak akan ada bahtera yang dapat berlabuh di atas lautan dan bergerak ke arah tempat tujuan. Sesungguhnya berjalan dan berhentinya bahtera di bawah perintah Allah itu merupakan bukti yang jelas atas kekuasaan Tuhan. Orang-orang yang beriman, yang selalu tabah dalam kesulitan dan bersyukur dalam kesenangan, akan dapat menjadikannya sebagai bahan renungan.
أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا۟ وَيَعْفُ عَن كَثِيرٍۢ ﴿٣٤﴾
Atau, jika Allah berkehendak lain, Dia akan menghancurkan bahtera-bahtera itu dengan cara mendatangkan badai, lantaran dosa yang diperbuat oleh para penumpangnya. Atau, jika Allah menghendaki pula, Dia akan memaafkan mereka dan tidak akan menghukum mereka dengan menjadikan angin itu berubah menjadi badai yang menghanyutkan.
وَيَعْلَمَ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِنَا مَا لَهُم مِّن مَّحِيصٍۢ ﴿٣٥﴾
Hal itu dilakukan oleh Allah agar dijadikan sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi orang-orang beriman. Juga agar orang-orang yang menganggap ayat-ayat Kami sebagai suatu kepalsuan itu mengetahui bahwa diri mereka berada dalam genggaman Allah. Mereka tidak akan menemukan tempat pelarian dari azab Allah.
فَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍۢ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٣٦﴾
Wahai manusia, janganlah kalian terpikat oleh kesenangan hidup duniawi. Ketahuilah bahwa segala yang kalian miliki berupa harta, anak dan sebagainya adalah kesenangan yang hanya bisa kalian nikmati di dunia. Sementara kesenangan surga yang telah dipersiapkan Allah adalah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya bersandar kepada Sang Pencipta dan Pemelihara mereka.
وَٱلَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَٰٓئِرَ ٱلْإِثْمِ وَٱلْفَوَٰحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا۟ هُمْ يَغْفِرُونَ ﴿٣٧﴾
Juga bagi orang-orang yang menjauhkan diri dari dosa-dosa besar dan segala perbuatan buruk yang dilarang oleh Allah. Hanya mereka yang, apabila mendapatkan perlakuan buruk di dunia, cepat-cepat memaafkan sehingga perlakuannya itu menjadi penyelesaian yang baik.
وَٱلَّذِينَ ٱسْتَجَابُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣٨﴾
Juga bagi orang-orang yang memenuhi seruan Sang Pencipta dan Pemelihara mereka, selalu mengerjakan salat, selalu menyelesaikan urusan mereka dengan jalan musyawarah demi tegaknya keadilan di tengah masyarakat dan menghindari otoritas pribadi atau kelompok, dan membelanjakan sebagian harta yang dikaruniakan oleh Allah di jalan kebaikan.
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلْبَغْىُ هُمْ يَنتَصِرُونَ ﴿٣٩﴾
Serta bagi orang-orang yang, apabila mendapat perlakuan tidak baik dari orang zalim, membela diri dengan melakukan perlawanan.
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍۢ سَيِّئَةٌۭ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٤٠﴾
Balasan orang yang berbuat buruk adalah keburukan semisal, demi terwujudnya keadilan. Tetapi barangsiapa, atas dasar cinta, memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya--jika ia mampu--dan memperbaiki kembali hubungannya dengan orang itu, akan memperoleh pahala dari Allah. Dia semata yang mengetahui besarnya pahala itu. Sesungguhnya Allah tidak menyayangi orang-orang yang melanggar hak- hak asasi manusia dengan melanggar syariat Allah.
وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ﴿٤١﴾
Barangsiapa membalas orang-orang yang berbuat aniaya dengan perbuatan yang semisal, tidak akan dikenai sanksi dan tidak dianggap bersalah.
إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿٤٢﴾
Sanksi dan anggapan bersalah itu hanya berlaku pada orang-orang yang berbuat aniaya kepada orang lain, bersikap sombong dan membuat kerusakan di bumi dengan cara yang tidak benar. Mereka benar- benar akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan.
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ﴿٤٣﴾
Aku bersumpah bahwa barangsiapa yang sabar menghadapi kezaliman, memaafkan dan tidak membalas pelakunya, selama hal itu tidak akan menyebabkan bertambahnya kerusakan di atas bumi, perlakuan mereka itu benar-benar suatu hal yang harus dilakukan oleh orang yang mempunyai akal sehat.
وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن وَلِىٍّۢ مِّنۢ بَعْدِهِۦ ۗ وَتَرَى ٱلظَّٰلِمِينَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَىٰ مَرَدٍّۢ مِّن سَبِيلٍۢ ﴿٤٤﴾
Orang-orang tersesat dari jalan petunjuk--karena buruknya pilihan mereka--tidak akan mendapatkan penolong selain Allah yang dapat memberi petunjuk dan menolak azab. Kamu, wahai orang yang mendengarkan pesan ini, akan melihat orang-orang zalim, pada saat menyaksikan azab di akhirat, meminta kepada Tuhan untuk diberikan jalan apa saja yang dapat mengembalikan mereka ke dunia, agar dapat melakukan perbuatan baik yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
وَتَرَىٰهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَٰشِعِينَ مِنَ ٱلذُّلِّ يَنظُرُونَ مِن طَرْفٍ خَفِىٍّۢ ۗ وَقَالَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ ٱلْخَٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَآ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ فِى عَذَابٍۢ مُّقِيمٍۢ ﴿٤٥﴾
Kamu akan melihat juga bahwa orang-orang zalim itu dihadapkan ke api neraka dalam keadaan tunduk karena terhina akibat rasa amat takut yang menimpa mereka. Mereka mencuri pandang ke arah neraka karena takut akan bahayanya. Ketika itu, orang-orang Mukmin mengatakan, \"Yang benar-benar merugi adalah orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri dengan sikap ingkar. Mereka kehilangan istri, anak dan kerabat karena tidak dapat menemui mereka. Allah pun lalu mengingatkan bahwa orang-orang zalim itu akan memdapatkan azab yang kekal.
وَمَا كَانَ لَهُم مِّنْ أَوْلِيَآءَ يَنصُرُونَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن سَبِيلٍ ﴿٤٦﴾
Mereka tidak mendapatkan, di antara tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah dan mereka taati dalam berbuat maksiat, penolong-penolong yang menyelamatkan mereka dari siksa-Nya. Orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran--karena buruknya pilihan mereka--tidak mempunyai jalan yang dapat menyelamatkan mereka.
ٱسْتَجِيبُوا۟ لِرَبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌۭ لَّا مَرَدَّ لَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ ۚ مَا لَكُم مِّن مَّلْجَإٍۢ يَوْمَئِذٍۢ وَمَا لَكُم مِّن نَّكِيرٍۢ ﴿٤٧﴾
Segeralah, wahai umat manusia, dalam memenuhi seruan utusan Sang Pencipta dan Pemelihara kalian untuk beriman dan taat, sebelum habis kesempatan untuk berbuat, dan sebelum datang hari perhitungan yang tidak akan diurungkan oleh Allah setelah ditetapkan-Nya. Pada hari itu, kalian tidak mendapatkan suatu tempat untuk mengungsi yang melindungi kalian dari siksaan, dan tidak mendapatkan alasan untuk mengingkari apa yang kalian perbuat.
فَإِنْ أَعْرَضُوا۟ فَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ۖ إِنْ عَلَيْكَ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ۗ وَإِنَّآ إِذَآ أَذَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِنَّا رَحْمَةًۭ فَرِحَ بِهَا ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ كَفُورٌۭ ﴿٤٨﴾
Maka, jika orang-orang musyrik itu menolak memenuhi seruanmu, wahai Rasulullah, kamu tidak perlu bersedih, karena kamu bukanlah pengawas atas perbuatan mereka. Kamu hanya bertugas menyampaikan pesan-pesan suci Tuhan. Dan kamu telah menjelaskanya. Tabiat manusia, memang, apabila Kami berikan kelapangan hidup, cenderung tidak berterima kasih. Dan apabila tertimpa musibah, akibat perbuatan maksiatnya, mereka cenderung melupakan nikmat. Mereka tidak tabah menghadapi turunnya cobaan dan tetap tidak berterima kasih.
لِّلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثًۭا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ﴿٤٩﴾
Hanya wewenang Allah hak mencipta dan mengatur langit dan bumi. Dia menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya. Dia mengaruniakan anak perempuan atau laki-laki kepada siapa saja yang dikehendaki- Nya.
أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًۭا وَإِنَٰثًۭا ۖ وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۭ قَدِيرٌۭ ﴿٥٠﴾
Allah menganugerahkan anak perempuan dan laki-laki kepada siapa saja yang dikehendaki, dan menjadikan mandul kepada siapa saja yang dikehendaki. Sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Dan Dia Mahakuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًۭا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌۭ ﴿٥١﴾
Seorang manusia tidak akan diajak bicara oleh Allah kecuali melalui wahyu--yaitu pengutaraan tutur ke dalam kalbu--baik berupa ilham maupun mimpi. Atau dengan cara memperdengarkan suara ilahi tanpa si pendengar dapat melihat pembicaranya. Dapat juga dengan cara mengutus malaikat yang dapat dilihat dan dapat didengar suaranya untuk kemudian mewahyukan kepadanya, dengan izin Allah, apa saja yang dikehendaki-Nya. Allah benar-benar Mahaluhur, tidak dapat dicegah, lagi Mahabijaksana atas segala urusan- Nya.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًۭا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِى مَا ٱلْكِتَٰبُ وَلَا ٱلْإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلْنَٰهُ نُورًۭا نَّهْدِى بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٥٢﴾
Seperti Kami menurunkan wahyu kepada rasul-rasul sebelummu, Muhammad, Kami juga mewahyukan kepadamu al-Qur'ân ini untuk menghidupkan kalbu dengan seizin Kami. Sebelum diwahyukan kepadamu, kamu tidak pernah tahu apa itu al-Qur'ân. Begitu juga dengan syariat (ajaran-ajaran agama) dan masalah keimanan. Tetapi Kami kemudian menjadikan al-Qur'ân itu sebagai cahaya amat terang yang dapat dijadikan petunjuk bagi orang yang memilih petunjuk. Dengan al-Qur'ân ini kamu benar-benar mengajak ke jalan yang lurus.
صِرَٰطِ ٱللَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ أَلَآ إِلَى ٱللَّهِ تَصِيرُ ٱلْأُمُورُ ﴿٥٣﴾
Yaitu jalan agama Allah, satu-satunya Tuhan yang memiliki hak mencipta dan mengatur semua makhluk yang ada di langit dan di bumi. Allah Swt. mengingatkan bahwa hanya kepada-Nya segala perkara dikembalikan.